KELOMPOK 4
APENDIKS/USUS BUNTU
adalah kantong berbentuk seperti
slang yang terikat pada sekum tepat
dibawah katub ileosekal, terletak di
regio iliaka kanan, pada area yang
disebut sebagai titk Mcburney.
Penyebab apendisitis akutan adalah adanya
obstruksi lain yang mencangkup kalkus atau
batu, benda asing, inflamasi, tumor, parasit
(cacing jarum/cacing karawit), atau edema
jaringan limfoid setelah obstruksi, apendiks
distensi akibat cairan yang disekresikan oleh
mukosanya.
Apendiks berbentuk tabung, panjangnya kira-
kira 10cm (kisaran 3- 15cm), dan berpangkal di
caecum. Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per
hari yang normalnya dicurahkan ke dalam lumen
dan selanjutnya mengalir ke caecum.
Terdapat immunoglobulin sekretoar yang di
hasilkan GALT bernama IgA di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun, pengangkatan
apendiks tidak mempengaruhi sistem imun karena
jumlah jaringan limfosit disini kecil sekali jika
dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna
dan di seluruh tubuh.
PATOFISIOLOGI
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks. Obstuksi tersebut menyebabkan mukus yang
diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, yang menyebabkan penekanan
tekanan intra lumen. Teknan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri,
dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apdendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat hal tersebut menyebabkan obstruksi vena, edema
bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Perdangan yang meluas dan mengenai peritoneum setempat
menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis superatif akut.
Bila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut
dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga
timbul suatu massa lokal yang timbul infiltrasi apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau
menghilang.
Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih pajang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan
tersebut di tambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada
orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.
• Rasa sakit pada abdominal mulai periumbical
dan berjalan ke kanan bawah
TANDA DAN GEJALA • Rasa sakit yang menganjal terjadi dengan
radang peritoneal.
• Jaga
• Kekakuan abdomen
• Mual,muntah, hilang nafsu makan
• Rasa sakit pada kuadran kanan bawah
PENATALAKSANAAN
MEDIS 1) Penangulangan konservatif yaitu pemberian antibiotik
untuk mencegah infeksi sebelum operasi dilakukan
serta pemebrian antibiotiksistemik
2) Operasi pengangkatan usus buntu
3) Pencegahan tersier yaitu : mencega terjadinya
komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi
intraabdomen. Komplikasi utama adalah infeksi luka
dan akses
PENATALAKSANAAN
• Mengkaji nyeri, adanya infeksi dan TTV
KEPERAWATAN
• Memberikan posisi yang nyaman
Intervensi :
1) Kaji adaya tanda-tanda infeksi pada area insisi
Rasional : Mengkaji tanda-tanda infeksi sebagai data acuan terkait intervensi selanjutnya untuk membantu mengurangi dan
mencegah tanda-tanda adanya infeksi.
2) Anjurkan pasien dan keluarga berperan aktif dalam perawatan dan rehabilitasi yang sesuai, pada area insisi.
Rasional : Karena keluarga adalah lingkungan terdekat dengan pasien sehingga dapat menjalankan peranan rehabilitas.
3) Kolaborasi tim medis dalam pemberian antibiotik.
Rasional : Antibiotik bertujuan untuk membunuh bakteri anaerob yang dapat mengakibatkan komplikasi.
EVALUASI
1. Melaporkan berkurangnya nyeri
a. Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
b. Klien tampak rikeks,mampu tidur atau istirahat
2. Cairan tubuh seimbang
a. Mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
b. TTV normal
c. Tidak ada tanda dehidrasi,elastisitas,tugor kulit,membran mukosa lembab
d. Tidak ada rasa haus yang berlebihan
3. Menunjukkan tidak ada infeksi
a. Luka sembuh tanpa ada tanda infeksi
b. Cairan yang keluar dari luka tidak purlen
Batu Benda Asing Edema Parasit
Resiko infeksi
Resiko Hipovolemia