Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian dinegara-negara


Barat, dan insidens penyakit tersebut di Indonesia juga cenderung meningkat.
Perubahan metabolisme lipid dan intake kolesterol ataupun lemak jenuh yang
berlebihan akan disertai perubahan endotel pembuluh darah dan proliferasi otot
polos serta menyebabkan penimbunan lemak di tunika subintima dan jaringan ikat.

Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipyotein (HDL) merupakan
komponen lemak yang berperanan penting dalam terjadinya ateroklerosis.
Peningkatan kadar LDL berbanding lurus dengan peningkatan resiko terjadinya
penyakit jantung koroner, sedangkan peningkatan kadar HDL menurunkan faktor
resiko tersebut.
EPIDEMIOLOGI ANGINA PECTORIS
FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA RESIKO JANTUNG
KORONER
Faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner antara lain adalah
1. Hiperlipidemia
2. Hipertensi
3. Diabetes
4. Merokok
5. Obesitas
6. Kegiatan jasmani kurang
7. Faktor genetik
8. Umur & Jenis kelamin
Manifestasi penyakit jantung koroner dapat bervariasi, antara lain dapat berupa
angina pektoris, infark miokard akut, angina tidak stabil, iskemik miokard
asimptomatik, kegagalan jantung, aritmia, gangguan hantaran jaantung daan
kematian mendadak.

Video Angina Pectoris ; https://www.youtube.com/watch?v=fBn9munofVs&t=7s


ANGINA PECTORIS
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bila aktifitas berhenti.
PATOFISIOLOGI ANGINA PECTORIS
Pada angina pektoris, penderita sering merasakan sakit
didaerah dada. Rasa sakit dada ini disebabkan karena adanya
iskemia miokard akibat suplai darah dan oksigen yang berkurang.

Berkurangnya aliran darah pembuluh koroner ini dapat


diseebabkan beberapa faktor, antara lain, penyempitan akibat
proses arterosklerosis, spasme pembuluh darah koroner, stenosis
aorta, ataupun kebutuhan metabolik yang bertambah seperti yang
dapat dijumpai pada hipertiroid, anemia berat, takikardia
paroksismal dengan irama ventrikular yang cepat.
Iskemia dapat didefinisikan sebagai kekurangan atau penurunan oksigen atau
tidak adanya darah yang mengalir pada miokardium. Sebaliknya, anoksia,
didefinisikan sebagai tidak adanya oksigen ke miokardium, yang mengakibatkan
perfusi lanjutan dengan pembuangan asam oleh-produk dari glikolisis, sehingga
menjaga status mekanik dan metabolisme jantung untuk tingkat yang lebih besar
daripada iskemia untuk jangka waktu yang singkat.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang
diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa
penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor
tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen
keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium.
PATOFISIOLOGI ANGINA PECTORIS
MEKANISME TERJADINYA ANGINA PECTORIS
TIPE SERANGAN ANGINA PECTORIS
1. Angina Pektoris Stabil :
a. Berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
b. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
c. Durasi nyeri 3 – 15 menit

2. Angina Pektoris Tidak Stabil


a. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
b. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
c. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
d. Kurang responsif terhadap nitrat.
e. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
f. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
b. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
c. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
d. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
e. Dapat terjadi aritmia.
ETIOLOGI ANGINA PECTORIS
1. Ateriosklerosis di mana arteri bisa tersumbat, menyempit, atau malah rusak
(misalnya arteriosclerosis); sehingga jantung kurang mendapatkan suplai darah.
2.Spasme arteri koroner dapat menyebabkan unstable angina. Merupakan kejadian
kakunya otot pembuluh darah arteri koronaria. Bisa terjadi dengan atau tanpa
adanya penyakit lain pada arteri koronaria.
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi
FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1. Emosi amarah atau stress akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan
frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan
darah, dengan demikian beban kerja jantung meningkat.
3. Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
4. Hawa terlalu panas dan lembab mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan
tekanan darah disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
5. Terlalu kenyang/makan makanan yang berat akan meningkatkan aliran darah ke
daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk
suplai jantung. (pada jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk
pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
6. Banyak merokok
Risiko penyakit jantung iskemik meningkat 3-5x lipat pada laki-laki yang merokok
diatas 15 batang/hari. Terdapat beberapa bukti yang menyatakan bahwa risiko lebih
berhubungan dengan jumlah batang rokok daripada lamanya merokok. Dan tidak
ada bukti yang menyatakan rokok filter atau jenis yang lain mengurangi faktor risiko.
Metaanalisis dari 18 studi epidemologis pada perokok pasif dapat meningkatkan
risiko terjadinya ateosklerosis sebanyak 20-30 %, juga pada kanker faktor pernafasan
dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan merokok.
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang tidak menetap akibat
ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai O2 miokardium. Beberapa keadaan yang dapat
merupakan penyebab baik tersendiri ataupun bersama-sama yaitu :
1.Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang terbatas maka
hipertensi sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-obatan simpatomimetik
dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard sehingga mengganggu keseimbangan antara
kebutuhan dan suplai O2. Penyakit paru menahun dan penyakit sistemik seperti anemi dapat
menyebabkan tahikardi dan menurunnya suplai O2 ke miokardium.
2. Sklerotik arteri koroner
Sebagian besar penderita ATS mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap yang
disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa disertai trombosis baru yang
dapat memperberat penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai
dengan gangguan cadangan aliran darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh
gangguan aliran koroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai