Fisioterapi Pada
pneumonia
PNEUMONIA
Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru,
ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi
gangguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru
menyerap oksigen berkurang.
Pneumonia proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru atau alveoli.
Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak,
seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus (bronchopneumonia).
Penyebab Pneumonia
Bakteri merupakan penyebab
umum, diantaranya:
Streptococcus pneumoniae :
Pneumonia Pneumokokus
Streptococcus pyogenes
Legionella pneumophila :
Pneumonia Legionela
Penyebab Pneumonia…
Streptococcus pyogenes
•Jamur : Candidiasis, histoplasmosis,
aspergifosis, coccidioido mycosis,
cryptococosis, pneumocytis carini
12
Normal Chest X-Ray
Courtesy of Up To Date
Review of Lung Anatomy
RU LUL
L
RM
L LLL
RL Lingula
L
http://www.meddean.luc.edulumenMedEdGrossAnatomytho
rax0thor_lecthorax1.jpg
X-Ray Pneumonia?
www.netmedicine.com/xray/xr.htm
16
Penularan
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari
udara yang tercemar seperti kontak langsung
dengan penderita melalui percikan ludah
sewaktu bicara, bersin dan batuk dapat
memindahkan bakteri ke orang lain
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang
lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung
dari infeksi di dekat paru-paru
MANIFESTASI KLINIS
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului
infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari.
Batuk nonproduktif dan produktif
Sesak nafas
Retraksi intercosta
Demam
Cyanosis
Nyeri sendi, lelah
Mual, muntah, nafsu makan turun
Ronchii
• Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi
dinding dada, dan sianosis.
• Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan
takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan
iritasi.
• Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non
produktif/produktif), takipneu, dan dispneu yang
ditandai dengan retraksi dinding dada.
• Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas,
batuk (non produktif/produkti), nyeri dada akibat
iritasi pleura, nyeri kepala, dehidrasi, suara nafas
menurun
KOMPLIKASI
Abses paru
Efusi pleural
Empisema
Gagal nafas
Perikarditis
Meningitis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sistem Integumen
– Subyektif : -
– Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
Sistem Pulmonal
– Subyektif : sesak nafas, dada tertekan
– Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu
pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru,
Sistem Cardiovaskuler
– Subyektif : sakit kepala
– Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi
Sistem Neurosensori
– Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran
– Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal,
letargi
Sistem Musculoskeletal
– Subyektif : lemah, cepat lelah
– Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal,
retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan
INTERVENSI
Kaji frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
R : Manifestasi distres pernapasan tergantung
pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status
kesehatan umum.
Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi,
napas dalam, dan batuk efektif.
R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal,
meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki
ventilasi.
Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik
relaksasi dan aktivitas senggang.
R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan
kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan
perbaikan infeksi.
Intervensi
Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya
jumlah sputum merah muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan
tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.