ABDOMINALIS
EKA MULIANINGSIH
1810029025
Pembimbing:
dr. Arif Prasetyo Sp. BTKV
Nyeri ulu hati dirasakan sejak 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan
muntah darah berwarna merah dan BAB hitam 2 hari SMRS. Pasien juga
mengeluhkan batuk lama sejak 6 bulan yll dan beberapa kali timbul batuk
darah. Pasien mengatakan beberapa bulan terakhir mudah lelah dan ketika
beraktivitas cukup berat akan timbul sesak. Terdapat benjolan pada
perutnya yang apabila sesak, maka pasien dapat merasakan benjolan
tersebut berdenyut. Benjolan pasien dikatakan timbul sekitar 6 bulan yang
lalu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Ke b i a s a a n : Pa s i e n m e m i l i k i r i w a y a t m e r o ko k s e j a k m u d a
dan baru saja berhenti sejak 1,5 bulan yll
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
➢Keadaan Umum : Sakit sedang
➢Kesadaran : CM
➢Tanda- Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 130 x/ menit, regular, kuat angkat
RR : 24 x/ menit, regular
Temp : 36 C
STATUS GENERALIS
➢Kepala/ Leher
• Konjungtiva: anemis +/+, ikterik -/-, hiperemis -/-
• Sianosis -, dispneu -, pembesaran KGB (-).
➢Thorax
• Inspeksi : Besar dan bentuk dada simetris
• Palpasi : Gerakan napas simetris D=S, fremitus suara simetris D=S
• Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
• Auskultasi : Jantung : S1S2 tunggal reguler
Paru : vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)
➢Abdomen
• Inspeksi : Flat (+), Distended (-)
• Auskultasi : BU (+)
• Palpasi : nyeri tekan (-)
• Perkusi : timpani
STATUS GENERALIS
Ekstremitas
• Atas : Akral hangat, udem (-/-)
• Bawah : Akral hangat, udem (-/-)
STATUS LOKALIS
➢Abdomen
• Inspeksi : Distended (-), Tampak massa pada abdomen regio sinistra superior +/- d =
5x4x2 cm
• Auskultasi : BU (+), terdengar bunyi denyut nadi
• Palpasi : Nyeri tekan (-) pada 4 kuadran, teraba massa berdenyut pada abdomen regio
sinistra superior
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran abdomen
STATUS LOKALIS
DIAGNOSIS KERJA
A N E U R I S M A AO RTA A B D O M I N A L I S
USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
P E M E R I K S A A N DA R A H R U T I N , S E , U S G , M S C T A N G I O G R A F I
D E N G A N KO N T R A S
DARAH RUTIN
L e u ko s i t : 5 . 2 5
E r i t ro s i t : 3 . 3 9 j u t a
Hb : 10.3
Hematokrit : 29.9
Tr o m b o s i t : 1 0 7 . 0 0 0
BT : 3
CT : 12
GDS : 92
Ureum : 66
Creatinin : 1.2
Natrium : 139
Ka l i u m : 3 . 8
Chloride 107
USG
CT SCAN
CT SCAN
TERAPI
Terapi Konservatif:
- Hindari NSAID
- Omeprazol
- Paracetamol
- Domperidon
T I N J A U A N P U S TA K A
ANATOMI
HISTOLOGI
Tunika media (panah Putih)
terdiri atas otot polos dan
serabut elastis (panah kuning).
Tunika adventisia terdiri atas
serabut kolagen (panah biru).
Inset: Vasa vasorum di tunika
adnentisia (panah kuning).
DEFINISI
Aneurisma aorta abdominalis adalah dilatasi lokal pada aorta
abdominalis yang melibatkan semua lapisan dari pembuluh darah
aorta. Aneurisma aorta abdominalis (AAA) merupakan pelebaran aorta
abdominalis dengan diameter 3 cm atau lebih.
FAKTOR RESIKO
1. Merokok
2. Umur, jenis kelamin
3. Riwayat Keluarga
4. Penyakit jaringan ikat turunan (sindroma Marfan dan sindroma
Ehlers-Danlos)
5. Arteriolosklerosis
PATOGENESIS
Mekanisme yang berperan dalam AAA:
• Inflamasi kronik dengan neovaskularisasi dan peningkatan produksi sitokin
proinflamasi
• Peningkatan dan disregulasi dari produksi matrix degrading proteinase
• Destruksi dari struktural matrix protein
• Penurunan medial SMC sehingga repair jaringan konektif terganggu
KLASIFIKASI
POLOS
menunjukkan kalsifikasi
FOTO
pada lateral abdomen
sinistra
SCAN
CT
(Kiri) Terlihat AAA . (Kanan) AAA yang mengalami
ruptur
A R T E R I O G R A F I
Lateral arteriogram menunjukkan
infrarenal abdominal aortic
aneurysm.
MRI
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
AAA Asimptomatik
Observasi Observasi
Operasi JIKA Operasi
USG tiap 6 USG tiap 3-6 Observasi USG perempuan dengan OR/EVAR
bulan bulan tiap 3-6 bulan faktor resiko
keturunan AAA
PENATALAKSANAAN
• Konsultasi dengan ahli bedah. Mulai siapkan mekanisme perujukan, dengan
lebih dulu menstabilkan tanda vital.
• Melakukan penilaian tekanan darah dan evaluasi syok. Jika tidak ditemukan
hipotensi dan tanda shock mulai kontrol tekanan darah hingga <110 mmHg
dan Nadi <60x/menit. Pilihan obat adalah beta bloker kerja cepat esmolol,
atau beta dan alfa bloker labetalol intravena. Propanolol atau metoprolol
oral atau intravena juga dapat digunakan. Jika terdapat kontraindikasi
terhadap beta bloker, penyekat kanal kalsium non-dihidropiridin, seperti
diltiazem dan verapamil, dapat sebagai alternatif.
PENATALAKSANAAN
Indikasi EVAR
• Bila simptomatis, terdapat ruptur, menekan organ disekitarnya
• Pertambahan diameter dalam waktu 1 tahun lebih dari 1 cm
• Bila diameter >5-6cm
Edukasi:
• Pengendalian faktor resiko
• Minum obat teratur
• Tidak melakukan aktivitas berat
THANK
YOU!