Anda di halaman 1dari 20

Gejala Psikologis dan

Hubungannya dengan Kelenjar


dan Hormon
Kelompok 1
Tugas Sistem Hormonal :

 Metabolisme Tubuh
Sistem
 Kecepatan reaksi kimia dalam sel
Tubuh
 Pertumbuhan
 Sekresi
 Dsb

Sistem Kelenjar dan Hormon


utama
Organ yang berperan pada sekresi hormon:
Sistem Sistem
Syaraf Hormonal 1. Kelenjar Endokrin (Tidak menggunakan
saluran khusus – Lewat darah) Misal :
(Sistem Endokrin)
Kelenjar hipofisis & tiroid.

2. Kelenjar Eksorin (Menggunakan saluran


khusus) Misal : kelenjar ludah & keringat
Hasil diskusi kelompok 1
• Takut
• Seasonal Affective Disorder (SAD)
• Stress
• BIPOLAR
• PMDD
• (Hanif)
• Schizophrenia
Takut
• Takut
Ketakutan adalah sebuah reaksi berantai dalam
otak, yang dimulai dengan pemicu dan berakhir
dengan pelepasan arus deras hormon adrenalin
oleh kelenjar adrenal. Ini mengakibatkan
berbagai macam perubahan fisik dan emosional
— mulai dari jantung yang berdetak kencang,
napas terburu-buru, hingga bahkan perubahan
aktivitas otak dan yang lainnya. Reaksi berantai
ini juga dikenal sebagai reaksi fight-or-flight.
Seasonal Affective Disorder (SAD)
Musim mempengaruhi mood. Ketika
banyak sinar matahari, otak akan lebih
banyak memproduksi neotransmiter
seperti Serotonin.

Sedangkan ketika sedikit adanya sinar


matahari, otak akan lebih sedikit
memproduksi neotransmiter seperti
Serotonin dan akan meningkatkan
produksi melatonin.

Ketidakseimbangan ini dapat mengubah


mood dan memunginkan terjadinya
depresi
Hormon Penyebab Stress
Tubuh bereaksi terhadap stress dengan menghasilkan dua jenis zat
kimia pembawa pesan, yakni hormon dalam darah dan
neurotransmitter di sistem saraf.
Stres diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan perubahan
sebagai akibat merespon suatu stresor (Lisdiana, 2012).
Dalam keadaan normal, hormon stress dilepaskan dalam jumlah kecil,
tetapi bila menghadapi stress, kadar hormon ini meningkat secara
dramatis (Stocker dalam Lisdiana, 2012).
Setiap jenis respons tubuh yang berupa stress baik fisik maupun
psikis dapat meningkatkan sekresi ACTH (adenocorticotrophin
hormone) yang pada akhirnya dapat meningkatkan kadar kortisol.
Kortisol dilepaskan oleh kelenjar adrenalin.
Awal pelepasan hormon stress dimulai dengan sekresi corticotrophin
releasing factor (CRF).
CRF dilepaskan dari CRF mencapai
CRF merangsang
hipotalamus di otak kelenjar pituitary
ACTH oleh pituitary
ke aliran darah dibawah hipotalamus

Bila stresor yang diterima


hipotalamus kuat, maka
sekresi kortisol meningkat Hormon kortisol
secara stabil dilepaskan yang
berperan sebagai
mekanisme koping
Bila kondisi gelisah, cemas,
dan depresi, sekresi kortisol
meningkat sampai 20 kali.
Daftar Pustaka
Lisdiana. 2012. Regulasi Kortisol Pada Kondisi Stres dan Addiction.
Jurnal Biosantifika. Vol. IV (1). 18-26.
Bipolar

Neurotransmitter Sistem neuroendokrin


• Salah satu faktor utama penyebab bipolar adalah • Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan
terganggunya cairan kimiawi pada otak mempengaruhi hipotalamus yang berfungsi mengontrol
kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan.
(neurotransmitter). Norepinephrin, dopamine, Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi
dan serotonin merupakan beberapa caoran kelenjar pituaritas. Kelenjar ini terkait dengan gangguan
yang penting dalam penghantaran pada depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera.
impuls saraf. Penderita bipolar cairan0cairan Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang
yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon
kimiawi tersebut berada pada tingkat yang adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi
tidak seimbang. yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh
hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang
• Penderita bipolar menandakan adanya yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya
gangguan pada sistem motivasiobal yang kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga
disebut behavioral activation system (BAS). berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan
penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang
BAS ini berkaitan dengan jalur saraf dalam depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal.
otak yang melibatkan dopamine dan perilaku Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan
untuk memeroleh penhargaan. dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
PMDD
Premenstrual Dysphoric Disorder
Apa itu PMDD?
PMDD adalah gangguan mood berbasis hormon yang bersifat siklik
(berulang-ulang) dan memiliki gejala yang hampir sama dengan PMS.

Apa bedanya PMDD dengan PMS?


Perbedaannya, hal-hal yang perempuan rasakan ketika PMS secara klinis tidak akan
menganggu kemampuan seseorang dalam berkegiatan sehari-hari. Dari 85% perempuan
yang merasakan PMS, hanya 5% yang benar-benar menderita PMDD. Berbeda dengan
PMS, perempuan yang mempunyai simptom-simptom PMDD cenderung mengalami
masalah secara psikologis. Ia akan bisa sampai merasakan depresi, kecemasan, lekas
marah, bahkan sampai punya memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Mengapa bisa terkena PMDD?
Belum diketahui pasti penyebab
PMDD. Ada 5 hormon yang
memengaruhi perempuan saat masa
menstruasi:
• Estrogen
• Progesteron Penelitian terakhir menemukan bahwa perempuan
dengan kondisi ini lebih sensitif terhadap level
• Testosteron estrogen and progesteron yang cenderung
fluktuatif. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan,
• Prolaktin genetik, dan pola mentruasi yang bisa berubah
karena alat kontrasepsi.
• FSH/LH
Gejala PMDD
1. Mood depresi yang jelas, merasa tiada harapan atau pikiran-pikiran buruk
2. Cemas, tegang, merasa sulit berpikir
3. Labil, menjadi murah sedih, menangis dan meningkat sensitifitasnya terhadap penolakan
4. Marah yang terus menerus, iritabilitas, peningkatan konflik interpersonal
5. Penurunan minat terhadap aktifitas yang biasa (kerja,sekolah, sosial, hobi)
6. Perasaan subyektif sulit berkonsentrasi
7. Mudah lelah, lesu, tidak bertenaga
8. Perubahan nafsu makan, terlalu banyak makan atau “mengidam” makanan tertentu
9. Terlalu banyak tidur atau Insomnia
10. Merasa banyak beban dan sulit mengkontrol diri
11. Gejala fisik seperti sakit kepala, payudara menjadi keras, nyeri otot dan sendiri, mual atau bertambah
berat badan
Minimal terjadi 5 gejala di atas untuk didiagnosa PMDD, salah satunya
merupakan gejala nomor 1, 2, 3, atau 4. (jika hanya muncul satu atau
dua gejala maka disebut PMS)
Penanganan
Penanganan pada perempuan yang mengalami PMDD adalah terapi
atau pengobatan sesuai gejala (simptomatik) termasuk pemberian
analgesik (pereda sakit) dan obat anticemas ringan jika terdapat
gangguan tidur. Penelitian mengatakan pada beberapa pasien ternyata
responsif terhadap pemberian antidepresan SSRI.

Jika merasa mengalami gejala


PMDD, segera periksakan ke pihak
profesional (dokter, psikolog, atau
psikiater) untuk diagnosa yang
tepat.
hubungan schizophrenia dan hormon
• Schizophrenia: sebuah gangguan jiwa yang ditandaihilangnya
perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari
hubungan antarpribadi normal.
hubungan schizophrenia dan hormon
• estrogen disinyalir memiliki pengaruh terhadap estrogen
• 46% penyandang skizofrenia wanita pertama mengalami gejala di saat
kelahiran dan menopause(kadar estrogen rendah)
• penyandang yang menggunakan estrogen patch lebih jarang
mengalami gejala
hubungan schizophrenia dan hormon

• ketidakseimbangan dopamin, glutamate dan serotonin seringkali


disebut sebagai pemicu skizofrenia
• ketiga hormon tersebut berhubungan dengan komunikasi sel saraf
• ketidakseimbangan menyebabkan kekacauan pemrosesan stimulus
sehingga timbul halusinasi dan sensitivitas terhadap stimulus
• kadar hormon tiroksin pada penyandang diketahui rendah

Anda mungkin juga menyukai