Anda di halaman 1dari 27

 Service per conception <2

 Conseption rate > 50 %


 Calving rate 100 %
 Calving interval < 400 hari
 Service period < 120 hari
Bentuk Gangguan Reproduksi
 Kawin berulang (Repeat Breeding)
 Anestrus
 Kiste ovarium (Cystic ovary), CLP
 Abortus
 Retensi plasenta
 Infeksi saluran reproduksi
 Pyometra
 Kesulitan melahirkan (dystocia)
 Gangguan reproduksi pada sapi dara
Struktur pada ovarium yang berisi cairan

Causa :
o Gangguan pada kelenjar hipofisa
(FSH normal sedangkan LH rendah)

Kista Ovarium :
 Kista Folikel
 Kista Luteal
 Kista Korpus Luteum
Causa :
 Bila keadaan penyebab hipofungsi ovarium berjalan
dalam jangka waktu yang lama

Gejala :
 Kondisi fisik penderita buruk

 Anestrus berkepanjangan

Penanganan :
 Perbaikan manajemen

 Terapi hormonal (FSH, LH, PMSG, HCG)


Kista folikel :
 Terajadi pada salah satu atau kedua ovarium
 Terdiri dari satu beberapa folikel
 Dinding tipis dan permukaan licin
 Diameter 2.5 – 5 cm
 Pada palpasi rektal : tonus uterus kendor ; cervix, vagina
dan vulva mengalami oedema
Causa :
o FSH normal, LH rendah
Gejala klinis :
• Nimfomania
Penanganan :
 Manual & Terapi hormon (LH, HCG)
Kista Luteal
Kista Luteal :
 Terjadi pada salah satu ovarium
 Dinding lebih tebal
 Sering dijumpai bersama korpus luteum normal
 Dapat menghasilkan progesteron
Causa :
FSH tinggi, LH rendah, LTH tinggi

 Pada sapi dengan produksi susu tinggi

Gejala klinis :
 Anestrus, kadang nimfomania

Penanganan :
 Manual & Hormonal (PGF2α diikuti LH atau HCG)
Causa :
 Brucella abortus
 Brucella melitensis
 Brucella suis
Cara penularan :
 Oral
 Kawin alam atau IB
Gejala klinis :
 Pada betina : abortus pada semua periode kebuntingan, retensi
secundinae, endometritis
 Pada pejantan : orchitis, epididymitis
 Pada manusia : undulan fever, nyeri sendi, komplikasi pada
cardiovaskuler dan CNS
Diagnosa :
 Gejala klinis
 Isolasi kuman : pewarnaan, culture pada media basal atau
selektif
 Serologis : RBT, ELISA
 Penandaan asam nukleat (nucleic acid recognition) : PCR
Spesimen :
 Fetus abortusan
 Cairan vagina
 Susu
 Darah (serum dan whole blood)
Penanganan :
 Pengobatan tidak efektif karena bakteri intra seluler
 Dapat terbentuk imunitas (vaksinasi)
Causa :
 Leptospira hardjo, L. pomona, L. ichterohaemorrhagica.
Cara Penularan :
 Mukosa mata, mulut, hidung, kulit yang luka
 Kawin alam
Gejala klinis :
 Abortus, stillbirth, lahir lemah, produksi susu turun
 Anemia, ikterus, hemoglobinuria
Diagnosa :
 Gejala klinis
 Serologis : ELISA, MAT (Microscopic Agglutination Test)
 FAT, PCR
Spesimen :
 Fetus abortusan
 Urin
 Darah
Penanganan :
 Pelaksanaan vaksinasi
 Therapi : antibiotika (penstrep)
Causa :
 Tritrichomonas foetus
Cara penularan :
 Kawin alam, IB
Gejala klinis :
 Repeat breeder
 Kematian fetal : mukometra, pyometra
 Abortus kebuntingan 4 bulan
Diagnosa :
 Gejala klinis
 Isolasi (culture)
 PCR
Spesimen :
 Smegma paeputii
 Cairan amnion atau allantois fetus abortusan, cairan pyometra
Penanganan :
 Pengobatan tidak efektif terhadap Trichomoniasis
 Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
 Pada pejantan olesi salep Akriflavin pada penis dan prepusium
Pencegahan :
 Pemeriksaan rutin terhadap pejantan
 Pengujian terhadap hewan yang akan masuk
Causa :
 Virus famili Flaviviridae, genus Pestivirus
 Terdiri dari 2 genotipe : BVDV-1 dan BVDV-2
 Terdiri dari 2 biotipe : Cytopathic (CP) dan Non cytopathic (NCP)
Cara penularan :
 Oral, pakan yang terkontaminasi oleh air liur, ingus, urin dan tinja
penderita
 Dari induk bunting ke fetus
Gejala klinis :
 Leukopenia, diare, demam
 Erosi dan nekrosa mukosa mulut dan saluran pencernaan
 Produksi susu turun
 Abortus, stillbirth, mumifikasi fetus, congenital defect
Diagnosa :
 Gejala klinis
 Isolasi virus : culture dari swab nasal, okuler, darah kemudian
identifikasi virus dengan pewarnaan immunofluorescence
 Serologis : ELISA
 PCR
Spesimen :
 Swab nasal, organ yang mengalami perubahan
 Darah
Penanganan :
 Pemberian antibiotik mencegah infeksi sekunder
 Vaksinasi
 Eliminasi hewan PI (persisten infected)
(Infectious Pustular Vulvovaginitis)
Causa :
 Bovine herpes virus-1
Cara penularan :
 Inhalasi
 Kawin alam
Gejala klinis :
 Bentuk respirasi : demam, nafas cepat, leleran hidung
 Bentuk reproduksi : vulvovaginitis, abortus
 Bentuk okuler : conjungtivitis
Diagnosa :
 Gejala klinis
 Isolasi virus
 Serologi
 PCR
Spesimen :
 Swab nasal dan okuler
 Darah
 Hewan mati : limfonodus bronchialis, jaringan tracheal
 Fetus abortusan : hati dan ginjal (preparat histopatologi)
Penanganan :
 Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
 Vaksinasi

Anda mungkin juga menyukai