Causa :
o Gangguan pada kelenjar hipofisa
(FSH normal sedangkan LH rendah)
Kista Ovarium :
Kista Folikel
Kista Luteal
Kista Korpus Luteum
Causa :
Bila keadaan penyebab hipofungsi ovarium berjalan
dalam jangka waktu yang lama
Gejala :
Kondisi fisik penderita buruk
Anestrus berkepanjangan
Penanganan :
Perbaikan manajemen
Gejala klinis :
Anestrus, kadang nimfomania
Penanganan :
Manual & Hormonal (PGF2α diikuti LH atau HCG)
Causa :
Brucella abortus
Brucella melitensis
Brucella suis
Cara penularan :
Oral
Kawin alam atau IB
Gejala klinis :
Pada betina : abortus pada semua periode kebuntingan, retensi
secundinae, endometritis
Pada pejantan : orchitis, epididymitis
Pada manusia : undulan fever, nyeri sendi, komplikasi pada
cardiovaskuler dan CNS
Diagnosa :
Gejala klinis
Isolasi kuman : pewarnaan, culture pada media basal atau
selektif
Serologis : RBT, ELISA
Penandaan asam nukleat (nucleic acid recognition) : PCR
Spesimen :
Fetus abortusan
Cairan vagina
Susu
Darah (serum dan whole blood)
Penanganan :
Pengobatan tidak efektif karena bakteri intra seluler
Dapat terbentuk imunitas (vaksinasi)
Causa :
Leptospira hardjo, L. pomona, L. ichterohaemorrhagica.
Cara Penularan :
Mukosa mata, mulut, hidung, kulit yang luka
Kawin alam
Gejala klinis :
Abortus, stillbirth, lahir lemah, produksi susu turun
Anemia, ikterus, hemoglobinuria
Diagnosa :
Gejala klinis
Serologis : ELISA, MAT (Microscopic Agglutination Test)
FAT, PCR
Spesimen :
Fetus abortusan
Urin
Darah
Penanganan :
Pelaksanaan vaksinasi
Therapi : antibiotika (penstrep)
Causa :
Tritrichomonas foetus
Cara penularan :
Kawin alam, IB
Gejala klinis :
Repeat breeder
Kematian fetal : mukometra, pyometra
Abortus kebuntingan 4 bulan
Diagnosa :
Gejala klinis
Isolasi (culture)
PCR
Spesimen :
Smegma paeputii
Cairan amnion atau allantois fetus abortusan, cairan pyometra
Penanganan :
Pengobatan tidak efektif terhadap Trichomoniasis
Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
Pada pejantan olesi salep Akriflavin pada penis dan prepusium
Pencegahan :
Pemeriksaan rutin terhadap pejantan
Pengujian terhadap hewan yang akan masuk
Causa :
Virus famili Flaviviridae, genus Pestivirus
Terdiri dari 2 genotipe : BVDV-1 dan BVDV-2
Terdiri dari 2 biotipe : Cytopathic (CP) dan Non cytopathic (NCP)
Cara penularan :
Oral, pakan yang terkontaminasi oleh air liur, ingus, urin dan tinja
penderita
Dari induk bunting ke fetus
Gejala klinis :
Leukopenia, diare, demam
Erosi dan nekrosa mukosa mulut dan saluran pencernaan
Produksi susu turun
Abortus, stillbirth, mumifikasi fetus, congenital defect
Diagnosa :
Gejala klinis
Isolasi virus : culture dari swab nasal, okuler, darah kemudian
identifikasi virus dengan pewarnaan immunofluorescence
Serologis : ELISA
PCR
Spesimen :
Swab nasal, organ yang mengalami perubahan
Darah
Penanganan :
Pemberian antibiotik mencegah infeksi sekunder
Vaksinasi
Eliminasi hewan PI (persisten infected)
(Infectious Pustular Vulvovaginitis)
Causa :
Bovine herpes virus-1
Cara penularan :
Inhalasi
Kawin alam
Gejala klinis :
Bentuk respirasi : demam, nafas cepat, leleran hidung
Bentuk reproduksi : vulvovaginitis, abortus
Bentuk okuler : conjungtivitis
Diagnosa :
Gejala klinis
Isolasi virus
Serologi
PCR
Spesimen :
Swab nasal dan okuler
Darah
Hewan mati : limfonodus bronchialis, jaringan tracheal
Fetus abortusan : hati dan ginjal (preparat histopatologi)
Penanganan :
Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
Vaksinasi