DRY EYE
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RSUD PROF DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sindrom mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai
dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata.
Angka kejadian Sindroma Mata Kering ini lebih banyak pada wanita dan
cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan usia.
Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir. Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak
mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan
sulit menggerakkan palpebra.
BAB II
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. ST
• Tanggal lahir : 10-10-1962
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Pekerjaan : Pegawai
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Kuanino
• Tanggal masuk : 28-11-2019
• Nomor MR :-
Keluhan Utama •Kedua mata gatal dan berair
Riwayat Pengobatan • Pasien belum berobat untuk keluhan pasien saat ini.
Riwayat Penyakit •Tidak ada keluarga yang mengeluhkan sakit yang
Keluarga sama.
• compos mentis
Kesadaran • GCS E4V5M6
• Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata,
persentase insidenisanya sekitar 10-30% dari populasi, terutama pada
orang yang usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada wanita.
FAKTOR RESIKO
GEJALA
• Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir (benda asing).
• Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu menghasilkan air mata,
sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan sulit menggerakkan palpebra.
• Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata adaah tampilan yang nyata-
nyata normal.
• Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di
tepian palpebra inferior. Benang-benang mukuskental kekuning-kuningan kadang- kadang terlihat
dalam fornix conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan
mungkin menebal, beredema dan hiperemik.
DIAGNOSIS
• Saat ini tidak ada kriteria diagnosis yang uniform untuk menegakan diagnosis dry eye.
Kombinasi dari anamnesis dan beberapa tes pemeriksaan biasa dipakai untuk
menentukan gejala dan tanda dari dry eye.
• Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti memakai
cara diagnostik seperti Tes Schirmer, Tear film break-up time, Tes Ferning Mata, Sitologi
Impresi, Pemulasan Flourescein, Pemulasan Bengal Rose, Penguji Kadar Lisozim Air
Mata, Osmolalitas Air Mata, dan Lactoferrin.
TERAPI
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien seorang sindrom mata kering terjadi terutama pada orang yang
perempuan, usia 57 tahun usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada
wanita
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tajam Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata
penglihatan pada mata kanan 5/60, dengan adalah tampilan yang nyata-nyata normal.
pinhole 5/5 dan tajam penglihatan pada mata kiri
5/5, serta untuk baca dapat dikoreksi dengan
lensa speris +2.50 reading card 30. Pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal.
• Pada pasien dilakukan anamnesis dan • Kombinasi dari anamnesis dan beberapa tes pemeriksaan biasa
pemeriksaan fisik. dipakai untuk menentukan gejala dan tanda dari dry eye.
• Saran pemeriksaan : Tes Schirmer • Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp adalah terputus
• Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan atau tiadaknya meniskus air mata di tepian palpebra inferior.
penunjang lain dikarenakan tidak Benang-benang mukuskental kekuning-kuningan kadang- kadang
ketersediaan alat penunjang diagnostik terlihat dalam fornix conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi
tersebut. tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, beredema
dan hiperemik. Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering
dapat diperoleh dengan teliti memakai cara diagnostik seperti Tes
Schirmer, Tear film break-up time, Tes Ferning Mata, Sitologi
Impresi, Pemulasan Flourescein, Pemulasan Bengal Rose, Penguji
Kadar Lisozim Air Mata, Osmolalitas Air Mata, dan Lactoferrin.
KASUS TEORI
• Pasien diberikan terapi berupa eye fresh • Pemberian tetes air mata buatan (artificial tears) berfungsi
e.d. 6 x 1 dan protagenta e.o. 1 x 1 pada untuk membantu mengurangi iritasi dan gejala-gejala yang
mata kanan dan kiri. timbul.
• Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien
dengan sindrom mata kering baik. Terapi dini dapat
mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Vaugan, Daniel, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva; alih bahasa : Jan Tamboyang, Braham U.
Pendit; editor Y. Joko Suyono. Palpebra dan Apparatus lakrimalis dalam Oftalmologi Umum,
edisi 14. Jakarta: 2000. Hal 94. Widya Medika
• Skuta, Gregory L et al. American Academy of Ophtalmology : Orbit Eyelids and Lacrimal
System . San Fransisco: 2011 . American Academi of Ophtalmology
• Vaugan, Daniel, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva; alih bahasa : Jan Tamboyang, Braham U.
Pendit; editor Y. Joko Suyono. Oftalmologi Umum, edisi 14. Jakarta: 2000. Hal 95. Widya
Medika
• Mc Fadden, murray. Dry eye Syndrome. Diakses dari http://lasik1.com
• Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga. Jakarta: 2008. Balai Penerbit FKUI.
• http://www.pharmaceutical-journal.com/learning/learning-article/dry-eye disease-risk-
factors-and-selecting-treatment/20069420.article
• Plugfelder, Stephen C et al. Dry Eye and Ocular Surface Disorders. New york : 2004.
Marcell Decker.
• http://www.nhs.uk/Conditions/Dry-eye-syndrome/Pages/Treatment.aspx
• Anonim. The Definitive Source for Dry Eye Information on Internet. 2008. Diakses dari
http://dryeye.org
• http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview
TERIMA KASIH