Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

DRY EYE

Christine Dupe, S.Ked | 1408010065


Pembimbing :
dr. Eunike Cahyaningsih, Sp.M
dr. Komang Dian Lestari, Sp.M

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RSUD PROF DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
 Sindrom mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai
dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata.
 Angka kejadian Sindroma Mata Kering ini lebih banyak pada wanita dan
cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan usia.
 Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir. Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak
mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan
sulit menggerakkan palpebra.
BAB II
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. ST
• Tanggal lahir : 10-10-1962
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Pekerjaan : Pegawai
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Kuanino
• Tanggal masuk : 28-11-2019
• Nomor MR :-
Keluhan Utama •Kedua mata gatal dan berair

• Pasien datang ke Poliklinik Mata RS Johannes dengan


keluhan gatal dan berair pada kedua mata terutama
sebelah kanan. Keluhan dirasakan memberat sejak ± 3 hari
lalu, pasien mengeluhkan sampai tidak nyaman dengan
adanya keluar air mata. Gatal dirasakan hilang timbul ±
sejak 2 bulan, disertai dengan mata terus berair. Rasa gatal
dirasakan bertambah jika pasien banyak membaca dan
sedikit berkurang setelah mencuci muka. Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang mengatakan dalam 1 minggu terakhir ini lebih sering
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan membaca
dan di depan komputer. Tidak ada riwayat mata merah,
tidak ada riwayat kotoran mata banyak, dan tidak ada
riwayat trauma. Pasien mengatakan penglihatan kabur pada
kedua mata saat membaca sehingga dibantu kacamata.
Keluhan lain tidak ada. Makan minum baik, BAB dan BAK
normal.
•Pasien pernah mengeluhkan hal yang sama ±
10 tahun yang lalu sebelum pasien
Riwayat Penyakit menggunakan kacamata. Saat itu diperiksakan
Dahulu dan mendapat obat tetes mata, lalu setelah
keluhan membaik pasien tidak kontrol lagi.
Hipertensi (-), diabetes mellitus (-).

Riwayat Pengobatan • Pasien belum berobat untuk keluhan pasien saat ini.
Riwayat Penyakit •Tidak ada keluarga yang mengeluhkan sakit yang
Keluarga sama.

• Pasien sehari-hari bekerja sebagai


pegawai di Instansi Pemerintahan.
• Dalam sehari, pasien dapat melakukan
Riwayat Kebiasaan aktivitas di depan komputer dan
membaca ± 4-5 jam.
• Pasien sehari-hari menggunakan kaca
mata untuk membaca.
PEMERIKSAAN FISIK

KU • tampak sakit ringan

• compos mentis
Kesadaran • GCS E4V5M6

• Tekanan darah : 120/80 mmHg


• Nadi : 72 x/menit, reguler
• Suhu : 36.7oC
Tanda Vital • Pernapasan : 18x/menit
STATUS OFTALMOLOGI

Oculi Dextra Status oftalmologis Oculi Sinistra


5/60 PH 5/5 S - 0,75 5/5 5/5
Visus
Add S+2.50 RC 30 Add S+2.50 RC 30
Positif ke segala arah Pergerakan Bola Mata Positif ke segala arah
Edema (-) Palpebra Edema (-)
Hiperemis (-), Injeksi(-), Jaringan Hiperemis (-), Injeksi (-) , Jaringan
Conjungtiva
fibrovaskular (-) fibrovaskular (-)
Keruh (-), Sikatrik (-) Ulkus (- Keruh (-), Sikatrik (-), Corpal (-),
Cornea
),Corpal (-) Ulkus (-)
Dalam, Hipopion (-), Hifema (-) COA Dalam, Hipopion (-), Hifema (-)
Intak Iris Intak
Bulat, Sentral,Refleks cahaya Bulat, Sentral,Refleks cahaya
Pupil
langsung (+), diameter ɸ 3 mm langsung (+), Diameter ɸ 3 mm
Jernih, iris shadow (-) Lensa Jernih, iris shadow (-)
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
SARAN
PEMERIKSAAN •Tes Schirmer
DIAGNOSIS • Dry Eye Oculi Dextra et Sinistra
• Presbiopia Oculi Dextra et Sinistra
Terapi • Eye fresh e.d. 6 x 1 tetes pada mata kanan dan kiri
• Protagenta e.o. 1 x 1 oles pada mata kanan dan kiri
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
DEFINISI

• Sindrom mata kering, atau keratoconjunctivitis sicca (KCS) adalah


penyakit mata dimana jumlah atau kualitas produksi air mata berkurang
atau penguapan air mata film meningkat.Terjemahan dari
"keratoconjunctivitis sicca" dari bahasa Latin adalah "kekeringan kornea
dan konjungtiva".
EPIDEMIOLOGI

• Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata,
persentase insidenisanya sekitar 10-30% dari populasi, terutama pada
orang yang usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada wanita.
FAKTOR RESIKO
GEJALA

• Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau berpasir (benda asing).
• Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan, tidak mampu menghasilkan air mata,
sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan sulit menggerakkan palpebra.
• Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata adaah tampilan yang nyata-
nyata normal.
• Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di
tepian palpebra inferior. Benang-benang mukuskental kekuning-kuningan kadang- kadang terlihat
dalam fornix conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan
mungkin menebal, beredema dan hiperemik.
DIAGNOSIS

• Saat ini tidak ada kriteria diagnosis yang uniform untuk menegakan diagnosis dry eye.
Kombinasi dari anamnesis dan beberapa tes pemeriksaan biasa dipakai untuk
menentukan gejala dan tanda dari dry eye.
• Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti memakai
cara diagnostik seperti Tes Schirmer, Tear film break-up time, Tes Ferning Mata, Sitologi
Impresi, Pemulasan Flourescein, Pemulasan Bengal Rose, Penguji Kadar Lisozim Air
Mata, Osmolalitas Air Mata, dan Lactoferrin.
TERAPI
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS TEORI

Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien seorang sindrom mata kering terjadi terutama pada orang yang
perempuan, usia 57 tahun usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada
wanita

• Gatal • Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh


• Berair tentang sensasi gatal atau berpasir.
• Pada kedua mata, • Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus
• Dirasakan memberat sejak ± 3 hari lalu, berlebihan, tidak mampu menghasilkan air mata,
• Gatal dirasakan hilang timbul ± sejak 2 bulan, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit, dan
disertai dengan mata terus berair. sulit menggerakkan palpebra.
• Bertambah jika pasien banyak membaca
• Berkurang setelah mencuci muka.
• Pasien mengatakan dalam 1 minggu terakhir ini
lebih sering melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan membaca dan di depan
komputer.
KASUS TEORI

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tajam Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata
penglihatan pada mata kanan 5/60, dengan adalah tampilan yang nyata-nyata normal.
pinhole 5/5 dan tajam penglihatan pada mata kiri
5/5, serta untuk baca dapat dikoreksi dengan
lensa speris +2.50 reading card 30. Pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal.
• Pada pasien dilakukan anamnesis dan • Kombinasi dari anamnesis dan beberapa tes pemeriksaan biasa
pemeriksaan fisik. dipakai untuk menentukan gejala dan tanda dari dry eye.
• Saran pemeriksaan : Tes Schirmer • Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp adalah terputus
• Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan atau tiadaknya meniskus air mata di tepian palpebra inferior.
penunjang lain dikarenakan tidak Benang-benang mukuskental kekuning-kuningan kadang- kadang
ketersediaan alat penunjang diagnostik terlihat dalam fornix conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi
tersebut. tidak tampak kilauan yang normal dan mungkin menebal, beredema
dan hiperemik. Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering
dapat diperoleh dengan teliti memakai cara diagnostik seperti Tes
Schirmer, Tear film break-up time, Tes Ferning Mata, Sitologi
Impresi, Pemulasan Flourescein, Pemulasan Bengal Rose, Penguji
Kadar Lisozim Air Mata, Osmolalitas Air Mata, dan Lactoferrin.
KASUS TEORI

• Pasien diberikan terapi berupa eye fresh • Pemberian tetes air mata buatan (artificial tears) berfungsi
e.d. 6 x 1 dan protagenta e.o. 1 x 1 pada untuk membantu mengurangi iritasi dan gejala-gejala yang
mata kanan dan kiri. timbul.
• Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien
dengan sindrom mata kering baik. Terapi dini dapat
mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Vaugan, Daniel, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva; alih bahasa : Jan Tamboyang, Braham U.
Pendit; editor Y. Joko Suyono. Palpebra dan Apparatus lakrimalis dalam Oftalmologi Umum,
edisi 14. Jakarta: 2000. Hal 94. Widya Medika
• Skuta, Gregory L et al. American Academy of Ophtalmology : Orbit Eyelids and Lacrimal
System . San Fransisco: 2011 . American Academi of Ophtalmology
• Vaugan, Daniel, Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva; alih bahasa : Jan Tamboyang, Braham U.
Pendit; editor Y. Joko Suyono. Oftalmologi Umum, edisi 14. Jakarta: 2000. Hal 95. Widya
Medika
• Mc Fadden, murray. Dry eye Syndrome. Diakses dari http://lasik1.com
• Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga. Jakarta: 2008. Balai Penerbit FKUI.
• http://www.pharmaceutical-journal.com/learning/learning-article/dry-eye disease-risk-
factors-and-selecting-treatment/20069420.article
• Plugfelder, Stephen C et al. Dry Eye and Ocular Surface Disorders. New york : 2004.
Marcell Decker.
• http://www.nhs.uk/Conditions/Dry-eye-syndrome/Pages/Treatment.aspx
• Anonim. The Definitive Source for Dry Eye Information on Internet. 2008. Diakses dari
http://dryeye.org
• http://emedicine.medscape.com/article/1210417-overview
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai