Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 4

PERCEMARAN SUNGAI KARANG MUMUS

ADAM RISKY M ( 1961201198 )


KRISTINA
MUHAMMAD RIJANI (1961201174)
Isi Presentasi

A. LATAR BELAKANG SUNGAI KARANG MUMUS


B. SEBAB
C. AKIBAT
D. SOLUSI
A.LATAR BELAKANG
Sungai Karang Mumus

Kota Samarinda, Kalimantan Timur. memiliki satu sungai yang


besar dan mengairi seluruh perairan wilayah Kota Samarinda
yaitu Sungai Mahakam yang patut dijaga dan dilestarikan, dan
yang seringkali menjadi sorotan publik adalah Sungai Karang
Mumus yang berada pada Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan
Samarinda Ilir, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Sungai
karang mumus terkenal bukan karena keindahan sungainya
namun terkenal karena pencemaran sungainya.
KAJIAN PERSEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR SUNGAI KARANG MUMUS, SAMARINDA,
KALIMANTAN TIMUR Analysis Spatial Distribution of Water Quality in Karang Mumus River, Samarinda,
Kalimantan Timur
Pencemaran merupakan salah satu sasaran pemerintah kota dimanapun dan salah satu hal
yang dianggap penting karena menyangkut sumber daya manusia atau masyarakat di suatu
kota. Berkenaan dengan pencemaran di suatu kota, kota yang menjadi objek penelitian
adalah Kota Samarinda. Dimana Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan
Timur yang juga memiliki masalah yang cukup disoroti dalam hal pencemaran. Namun
masalah pencemaran tetap belum teratasi seutuhnya, dimana akibat pencemaran tersebut
Kota Samarinda sejak beberapa tahun terakhir selalu menghadapi permasalahan banjir
yang melanda sebagian besar wilayah kotanya. Wilayah yang mengalami sebagian besar
berada di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus. Diketahui secara
administratif, DAS Karang Mumus melintasi Kecamatan Samarinda Ilir. Berdasarkan
observasi, Sungai Karang Mumus yang berada di sekitar Kecamatan Samarinda Kota airnya
keruh kecoklat-coklatan, bahkan sekali waktu hitam dan berbau sangat menyengat.
Tumpukan sampah mendangkalkan sungai, terutama di kawasan jalan perniagaan pasar
segiri, mengendap membentuk sedimen. Warga terus membuang limbah pribadi ke sungai,
dan juga limbah berbagai jenis usaha, sortiran sayur yang tidak terjual dan limbah ternak
ayam. Semua dibuang ke sungai, seakan-akan tidak ada peraturan yang melarang. Sehingga
ketika hujan turun, air yang dibawa ke sungai mengandung lumpur. Dimana kawasan
Kecamatan Samarinda Kota merupakan daerah sangat rawan banjir. Hal tersebut terjadi
karena masih rendahnya kesadaran para pelaku dunia usaha atau kesadaran masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat dengan kualitas lingkungan hidup, akibat kurangnya sosialisasi
dari pihak pemerintah.
http://melangegeologi.blogspot.com/2018/04/upaya-pemerintah-kota-samarinda-dalam.html
LUAS WILAYAH sekitar 32.196 Ha
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Karang_Mumus
KAWASAN KUMUH 28 ,77 Ha
KAWASAN KUMUH TERATASI 10,94
KAWASAN KUMUH TERVERIVIKASI 2019 17,83 Ha
https://www.youtube.com/watch?v=pjR37S5JDM4

Data penduduk Samarinda Ulu merupakan kecamatan yang memiliki salah


satu titik permukiman kumuh di Samarinda yaitu pada bantaran Sungai
Karang Mumus kelurahan Sidodadi. Terhitung permukiman di bantaran
Sungai Karang Mumus sebanyak 3.915 dan terdapat 1.356 bangunan yang
sudah direlokasi, namun terdapat 2.559 bangunan yang masih menetap di
bantaran sungai tersebut dalam perhitungan penduduk di tahun 2017
dengan jumlah penduduk 54.804 yang memadati permukiman tersebut.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8246/05.1%20bab%201.pdf?sequence=6&isAllowed=y
BERIKUT PROFIL VISUAL KAWASAN
KUMUH KARANG MUMUS

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=T-GTWxo88zU
B. SEBAB
Salah satu besarnya pengaruh
limbah cair batu bara di Sungai Karang Mumus
tercemar sedang sampai tercemar berat. Sungai Karang
Mumus masuk status mutu air kelas II. Menurut
Yuliana (2013) masyarakat bantaran Sungai Karang
Mumus khusus Kelurahan Bandara, Samarinda
mengetahui kondisi kualitas air sungai buruk tetapi
tetap memanfaatkannya untuk MCK (Mandi Cuci Kakus)
karena belum memiliki PDAM(Perusahaan Daerah Air
Minum).Faktor yang mempengaruhi kualitas
air sungai, antara lain aktivitas :
1. limbah cair batubara
2. Limbah masyarakat
KAJIAN PERSEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR SUNGAI KARANG
MUMUS, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Analysis Spatial
Distribution of Water Quality in Karang Mumus River, Samarinda,
Kalimantan Timur
1. Limbah cair batubara
Pada tahun 2016 Forum Satu Bumi merupakan gabungan LSM dan
Organisasi Mahasiswa yang melakukan aksi peringatan Hari Air Sedunia
2016 dengan aksi pemasangan spanduk himbauan untuk menyelamatkan
air, melukis kebangkrutan lingkungan, dan orasi yang dipusatkan di Gang
Nibung, Jalan Sutomo Samarinda. indrustri batu bara Data yang dilansir
Forum Satu Bumi menyebutkan, DAS Karang Mumus telah dikepung usaha
pertambangan batubara yang luasnya mencapai 12.236,4 hektar atau
sekitar 55,2% dari wilayah DAS Karang Mumus.
Di bagian hulu, ada 12 areal pertambangan batubara. Aktivitas ini
berkontribusi besar terhadap pencemaran dan pendangkalan Sungai
Karang Mumus,”ungkap Merah Johansyah, Dinamisator Jatam Kaltim
dalam orasinya.
https://www.mongabay.co.id/2016/03/28/karang-
mumus-sungai-vital-di-samarinda-yang-harus-
diselamatkan/amp/
2. Limbah Masyarakat
Meminjam data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda,
setiap hari Kota Tepian memproduksi sampah sebanyak 800
ton. Namun, yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA)
Bukit Pinang, tidak lebih dari 500 ton. Lalu sisanya sampah
salah satunya lari kesungai
Kepala DLH Samarinda Nurrahmani, menjawab selisih jumlah
tersebut tercipta karena tidak semua masyarakat membuang
sampah ke TPS yang tersebar. “Ada sampah yang dibakar dan
dibuang ke sungai. Bahkan, ada yang dibiarkan berserakan
begitu saja,” kata Yama, sapaan karibnya.
https://kaltim.idntimes.com/news/kaltim/yuda-almerio-pratama-lebang/tak-efektif-perda-pengelolaan-sampah-di-
samarinda-direvisi/full 26 Juli 2019
C. AKIBAT
Kerusakan tersebut ditandai antara lain: Terjadinya banjir karna
luapan sungai karang mumus dan luas lahan kritis yang mencapai
9.106 ha dari luasan DAS 32.196,3 ha, meningkatnya intensitas
kejadian banjir serta status mutu air di kelas II dan cenderung
menurun ke kelas III. Kerusakaan tersebut menyebabkan ketahanan
air menurun dan merugikan masyarakat. pemukiman dan lahan
terbuka 0,46% dan pertambangan meningkat 2% dari luasan DAS.
Luasan hutan menurun 56,10% dan badan air (rawa) dari luasan DAS.
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, penggunaan lahan yang tidak
sesuai dengan kemampuan lahan seluas 22.538,77 Ha atau 70,32%,
sedangkan wilayah yang sesuai 7.331,59 Ha (22,87%) dan penggunaan
lahan yang sesuai bersyarat dengan kemampuan lahan seluas 2.181,09
Ha (6,8%) dari luas Sub DAS Karang Mumus. Kondisi tersebut
menyebabkan berkurangnya daerah tangkapan air, daerah retensi air
JRNAL PENYUSUNAN AKSI RESTORASI SUB DAS KARANG MUMUS
dan menurunnya kualitas air. DALAM PERSPEKTIF KETAHANAN AIR
https://www.antaranews.com/berita/697733/ekologi-sungai-karang-mumus-di-
Dan kerusakan ekologi SKM samarinda-alami-kerusakan

BERIKUT SALAH SATU ARTIKEL YANG DAPAT KAMI SAJIKAN


Luapan sungai
Merdeka.com -
Luapan Sungai Karang Mumus (SKM) mulai merendam
rumah warga di kawasan Bengkuring, Jumat (7/6),
menyusul kawasan Gunung Lingai sehari kemudian dan
permukiman lain hingga hampir 2 meter.
Luapan sungai ini disebabkan naiknya debit Bendungan
Benanga usai guyuran hujan deras Minggu (9/6) dini
hari. Kawasan terparah akibat banjir berada di
kelurahan Bengkuring, Gunung Lingai, Sungai Pinang
Dalam, Temindung Permai, dan Sidodadi dengan
ketinggian air lebih 1 meter.
Diketahui, banjir merendam ribuan rumah di
Samarinda, Kalimantan Timur. Pemkot menetapkan
masa tanggap darurat bencana banjir selama sepekan
8-14 Juni 2019 dan diperpanjang hingga 21 Juni 2019,
lantaran banjir masih merendam sebagian besar
permukiman. Tidak kurang 56 ribu jiwa di 13 kelurahan,
jadi korban terdampak banjir.

https://www.merdeka.com/peristiwa/luapan-sungai-karang-mumus-
diduga-jadi-penyebab-banjir-samarinda.html
Kerusakan Ekologi
Samarinda (ANTARA News) - Sungai Karang
Mumus (SKM) di Kota Samarinda, Kaltim, terdapat
tiga titik kritis kerusakan, sehingga perlu
mendapat perhatian karena masih berfungsi
sebagai sumber air bersih, pengendali banjir,
penyelamat ekologi, dan berpotensi jadi hutan
lindung. "Tiga titik kritis kerusakan pada SKM
adalah berada di bagian hulu, tengah, dan bagian
hilir," ujar Yustinus Sapto Hardjanto, Co Founder
Sekolah SKM saat menjadi pembicara dalam
Seminar Lingkungan bertajuk "Potret Hidup
Bantaran Sungai Karang Mumus" yang digelar
IMAPA (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam) Unmul
Samarinda,
Pewarta: M.Ghofar
Editor: AA Ariwibowo
https://www.antaranews.com/berita/697733/ekologi-
sungai-karang-mumus-di-samarinda-alami-kerusakan
D. SOLUSI
1. Perhatian terhadap sampah harus menjadi prioritas

2. Penegakan hukum terhadap perda sampah harus optimal

3. melakukan pemeliharaan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas


air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.

4. mengembangkan kapasitas kelembagaan yang bertanggungjawab dalam pelestarian


fungsi lingkungan hidup

5. Melaksakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup yang bersifat


kooperatif dan berkesinambungan.

6. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berlandaskan prinsip-prinsip


konservasi, rehabilitasi dan pemulihan yang benar.

7. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

8. Mengembangkan sistem informasi dan teknologi sebagai dasar pengelolaan lingkungan.


http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id
http://melangegeologi.blogspot.com/2018/04/upaya-pemerintah-kota-
samarinda-dalam.html
1. PROGRAM
KOTAKU

2. PROGRAM
NORMALISASI
1. TRIBUNKALTIM.CO SAMARINDA - Pemerintah Kota
(Pemkot) Samarinda terus berupaya mewujudkan
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang berada di
bantaran Sungai Karang Mumus .
Salah satu titik yang akan dibenahi berlokasi dikawasan
sekitar jembatan 1 hingga jembatan 2 Samarinda Kota.
"Kita berharap, sudah ada warga kita yang disegmen
sekitar SKM 1 maupun 2 telah memahami Program Kota
Tanpa Kumuh (Kotaku) ini.
Pemkot Samarinda juga berniat membantu menyewakan
tempat tinggal selama 3 bulan bagi warga yang memiliki
dokumen kepemilikan rumah.
"Dibantu nanti 3 bulan.
Supaya itu juga bisa dipersiapkan (dananya) kawan-
kawan di BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah)," paparnya.
Kepala Bappeda Kota Samarinda juga mengungkapkan,
Penulis: Cahyo Wicaksono Putro
Editor: Rafan Arif Dwinanto
bahwa biaya sewa tempat relokasi tersebut cukup
murah.
https://kaltim.tribunnews.com/2019/05/07/warga-bantaran-
sungai-karang-mumus-senang-program-kotaku-tapi- Dan setidaknya dapat menjadi tempat tinggal sementara.
keluhkan-kondisi-air-sungai.
2. Isran Noor menyarakan program yang
akan dilakukan oleh pemerintah, baik Provinsi
Kaltim maupun Kota Samarinda hendaknya
difokuskan pada normalisasi aliran sungai
tersebut.“Jika normalisasinya berjalan baik
maka banjir akan berkurang. Isran Noor
mendengarkan laporan terkait program
maupun perkembangan proyek pembangunan
infrastruktur di Kaltim dari Kepala Dinas
PUPR Kaltim HM Taufik Fauzi yang didampingi
Kabid Sumber Daya Air Irhamsyah beserta
jajarannya. Proyek yang dilaporkan di
antaranya pembangunan Jembatan Mahakam
Pewarta: Arumanto Kembar, jalan tol, bendungan, jalan ring road
Editor: Andi Jauhary
menuju bandara APT Pranoto serta
https://www.antaranews.com/berita/81599 penanganan dan pengendalian banjir di
6/normalisasi-sungai-karang-mumus-
solusi-anggulangi-banjir-di-samarinda Samarinda.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai