Anda di halaman 1dari 10

Ambon, 7 Februari 2019

UU 36 Tahun 2009/Kesehatan Pasal 164 :

1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan
2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pekerja
disektor formal dan informal
3) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja
4) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
berlaku juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik
darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia
5) Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2)
Pasal 5 :
(1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan
tes HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu
proses rekrutment atau kelanjutan status
pekerja/buruh atau kewajiban pemeriksaan
kesehatan rutin.
(2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar
sukarela dengan persetujuan tertulis dari
pekerja/buruh
(3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau
pengurus wajib menyediakan konseling
 Melakukan pembinaan thd program pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
 Bersama-sama dengan Pengusaha atau sendiri2
melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
 Dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga dan
atau ahli dibidang HIV/AIDS.
PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
• membuat kebijakan • melakukan • melakukan
dan pedoman koordinasi; penyelenggaraaan
• kerjasama dalam • menetapkan situasi berbagai upaya
mengimplementasika epidemik HIV tingkat pengendalian dan
n dan monev; provinsi; penanggulangan HIV
• menjamin • menyelenggarakan dan AIDS;
ketersediaan obat sistem pencatatan, • menyelenggarakan
dan alat kesehatan pelaporan dan penetapan situasi
• mengembangkan evaluasi; epidemik HIV tingkat
sistem informasi; dan • menjamin kabupaten/kota;
• melakukan kerjasama ketersediaan • menjamin
regional dan global. fasyankes primer dan ketersediaan
rujukan sesuai fasyankes primer dan
dengan kemampuan. rujukan sesuai
dengan kemampuan;
• menyelenggarakan
sistem pencatatan,
pelaporan dan
evaluasi.
 Belum semua tempat kerja melaksanakan
peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
 Program Pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di tempat
kerja belum optimal dilaksanakan
 Masih banyak perusahaan yang belum
memiliki komitmen dan kebijakan dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV dan AIDS di tempat kerja;
 Masih terdapat beberapa kasus sikap dan
tindakan diskriminatif terhadap tenaga
kerja terkait HIV dan AIDS.
 Penyediaan tempat kerja kondusif untuk
pendidikan dan promosi kesehatan dalam
upaya pencegahan HIV / AIDS kepada semua
pekerja
 Kampanye VCT luas
 Adanya fasilitas perawatan dan pengobatan
 Menghilangkan stigma dan diskriminasi
 Kolaborasi dengan pemerintah, LSM, dan
pemangku kepentingan lainnya
 Tidak ada kewajiban bagi karyawan untuk
mengungkapkan status
 Tidak ada stigmatisasi atau diskriminasi bagi
pekerja
 Adanya kesamaan kesejahteraan bagi pekerja
yang terkena dampak
 Tidak ada pengecualian dari asuransi
kesehatan
 Tidak ada PHK pekerjaan atas dasar status
Kesuksesan Program dan kebijakan HIV AIDS
di tempat kerja diperlukan kerjasama antara
serikat pekerja/buruh, pengusaha dan
pemerintah secara bersama.

KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/ MEN/IV/2004

Anda mungkin juga menyukai