KEJAHATAN KOMPUTER DAN SIBER

SERTA ANTISIPASI PENGATURAN

PENCEGAHANNYA DI INDONESIA
Oleh : Prof. DR. H. Heru Soepraptomo, S.H., S.E.

Dari Buku KOMPILASI HUKUM PERIKATAN, Taryana Soenandar,

S.H., M.H. Dkk, Cetakan Ke-2, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti

Diringkas oleh :
RISALATIN NUR FITRI
NPM 21902022012
 Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi,
dan informasi telah berkembang dengan cepat
 Hal ini mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat,
karena dapat mengefisienkan biaya dan waktu untuk
para pihak saling bertemu
 Kemajuan teknologi menimbulkan gerakan
masyarakat untuk mengembangkan hukum,
peraturan, norma tidak tertulis dan upaya-upaya
untuk memelihara harmoni sosial.
 Seperti halnya kejahatan, komputer dan siber di
Indonesia perlu ada pengaturannya agar dapat
mencegah dampak negatif, dan mendorong dampak
positif, sehingga terjadi kondisi sosial yg harmonis.
A. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KOMPUTER & SIBER

 Sejak tahun 1614 s/d 1821 adalah awal sejarah

pembuatan komputer yg berawal dari sistem
logaritma, kalkulator, hingga komputer mekanik.
 Akhir tahun 1943 ditemukan komputer elektronik
dengan menggunakan “code breaking”
 Th 1959 Komputer mini mulai diperkenalkan dgn
temuan integrated circuit kemudian diperkenalkan
word processor pd th 1968.
 Th 1975 Paul Allen & Bill Gates membangun Microsoft
yg kemudian berkembang menjadi perusahaan
raksasa. Dan November 1985 Microsoft Windows 1.0
mulai dipasarkan.
B. PERKEMBANGAN MASALAH
KEJAHATAN KOMPUTER & SIBER

kejahatan komputer dan siber dapat berbentuk sebagai

berikut :
 Penipuan komputer (computer fraud)
 Perbuatan Pidana penggelapan, pemalsuan pemberian
informasi melalui komputer,merugikan pihak lain
menguntungkan diri sendiri
 Hacking

 Perbuatan pidana komunikasi

 Pidana kerusakan sistem komputer

 Perbuatan pidana berkaitan dengan hak milik

intelektual,hak cipta, dan hak paten, berupa
pembajakan
C. PERKEMBANGAN BISNIS DAN
KEJAHATAN SIBER

 Menurut M. Ethan Katsh informasi yang beragam

dan jarak jauh, timbul harapan mengenai perubahan
ruang dan jarak, hubungan hukum baru, entitas dan
lembaga baru timbul, pola tingkah-laku timbul dan
hukum harus mengakui perubahan tersebut.
 Dalam menghadapi perkembangan kejahatan siber
yang melibatkan berbagai pihak dgn juridiksi
teritorial, waktu, hukum, negara, pemerintahan, dan
sistem yg berbeda,memang masing2
Pemerintah/Negara harus tanggap,diselesaikan dgn
hk.nasional atau pembaharuan dgn adanya konvensi
internasional
D. KASUS KEJAHATAN KOMPUTER DAN
SIBER
 Putusan Mahkamah Agung Nomor 363K/Pid/1984, tanggal 25 Juni 1984
mengenai penggelapan uang di bank melalui komputer
 Kasus pembobolan BNI New York, ialah kasus seorang pegawai yang
pernah bekerja di BNI Cabang New York sejak tahun 1980 sampai dengan
September 1986.
 Kasus mutasi kredit fiktif melalui komputer BDN cabang Jakarta Bintaro
jaya, dilakukan dengan mempersiapkan beberapa rekening untuk
menampung mutasi tanpa nota (fiktif), baik dengan cara menggunakan
rekening milik orang lain (dengan persetujuan nasabah) maupun
menghidupkan rekening yang tidak aktif.
 Sebuah artikel di Harian Suara Pembaharuan sebagai hasil wawancara
dengan RM Roy Suryo, menyebutkan bahwa: “Kejahatan cyber
(cybercrime) kini marak di 5 (lima) kota besar Indonesia dan dalam taraf
yang cukup mengkhawatirkan. Tidak perlu terkejut jika masalah itu
sebentar lagi bakal “meledak” menjadi hal yang sangat memalukan
bangsa”. Para hacker ini rata-rata anak muda yang kelihatanya kreatif,
tetapi sesungguhnya mereka mencuri nomor kartu kredit melalui siber
 Kasus pemalsuan/pencuarian di Bank
Danamon Pusat tahun 1998, di mana
melibatkan terdakwa BH secara bersama-sama
dengan KH, yang mengakibatkan kerugian
Bank Danamon sebesar Rp 371.100.000,00
(tiga ratus tujuh puluh dua juta seratu ribu
rupiah)
 Terdapat kasus-kasus lain, di antaranya kasus
di Bank Danamon Glodok Plaza tahun 1990
 Kasus yang terjadi di luar negeri ialah seperti
berita yang dimuat dalam Harian The Asian
Wall Street Journal pada tanggal 8 Juli 1988
tentang percobaan pembobolan Union Bank of
Switzerland (UBS) di London