Ridwan Rachmadi
Darmaini Hardiyanti
Lestyana Dwi R.
Oleh :
Ratna Komala D.
Ricky Wahyudi
Rashiniva Handoko P.
Almira Nurdevina P.
Andryan Lincoln
Rohmatul Kartini E.
Bab 1-Pendahuluan
Latar Belakang
Manfaat
Bagi Pemerintah Bagi Masyarakat Tujuan
- Dimanfaatkannya Bagi Perusahaan :
- Adanya lapangan Produksi Industri
Sumberdaya hutan pekerjaan baru - Diperolehnya
untuk tujuan kekeuntungan
kayu perkakas
- Pemanfaaatan
produktif ekonomi dengan
pengembangan
- Pemasukan adanya usaha di
areal tanaman
pemerintah melalui bidang HTI
- Upaya Upaya rehabilitasi
iuran-iuran dan hutan tidak
pengelaolaan
pajak produktif menjadi
sosial / CSR
- Pemanfaaatan hutan produktif
beberapa fasilitas
perusahaan
Bab 1-Pendahuluan
Pelaksanaan Studi
Pemrakarsa
Pelaksana Studi AMDAL
Rencana pemanfaatan hasil hutan kayu oleh PT. LBP diharapkan dapat menjawab 3 prinsip
kelestarian dalam pengelolaan di areal yg dikelolanya :
Penataan Batas
Areal Kerja
No Pemanfaatan Lahan Jenis Tanaman Luas (ha) Persen Luas Daur Keterangan
A. Areal Untuk Produksi
1 Tanaman Pokok 19.922 70%
Karet 9.429 33,13% 25
2 Tanaman Unggulan Sengon 10.493 36.87% 6
Ramin,Pulai 2.846 10% 25
3 Tanaman Kehidupan Karet 1.423 5% 25 Ditanam ± 6 Tahun
Jumlah A 24.191 85%
B. Kawasan Lindung
1 Sempadan Sungai 85 0,30%
2 KPPN 1.390 4,88%
3 DPSL 1.371 4,82%
Jumlah B 2.846 10%
C. Areal Tidak Efektif Untuk Produksi
1 Sarana dan Prasarana 1.423 5%
Jumlah C 1.424 105%
Total 28.460 100%
Penetapan Sistem Silvikultur dan Daur Tanaman
NG -Pupuk Lanjutan
b. Penyulaman
Ep + pm
Ep+1 s/d Ep+2
BAKTI c. Penyiangan/Pengendalian Gulma
d. Singling/Pewiwilan
Ep+1 s/d Ep+2
Ep +1/4 s/d Ep+1/2
PERSAD e. Pemangkasan Cabang
5 Perlindungan Hutan
Ep + pm
TO T3 T6 TO T25
1 2015 1.660 1.592 3.252
2 2016 1.660 1.592 3.252
3 2017 1.660 41,50 1.592 3.294
4 2018 1.660 41,50 1.594 3.296
5 2019 1.660 41,50 1.596 3.298
6 2020 1.661 41,50 41,50 1.995 3.739
7 2021 1.660 41,50 41,50 1.743
8 2022 1.660 41,53 41,50 1.743
Rencana 9
10
2023
2024
1.660
1.660
41,50
41,50
41,50
41,50
1.743
1.743
Inventaris 11
12
2025
2026
1.660
1.661
41,50
41,50
41,53
41,50
1.743
1.744
asi 13
14
2027
2028
1.660
1.660
41,50
41,53
41,50
41,50
1.743
1.743
Tegakan 15
16
2029
2030
1.660
1.660
41,50
41,50
41,50
41,50
1.743
1.743
17 2031 1.660 41,50 41,53 1.743
18 2032 1.661 41,50 41,50 1.744
19 2033 1.660 41,50 41,50 1.743
20 2034 1.660 41,53 41,50 1.743
21 2035 1.660 41,50 41,50 1.743
22 2036 1.660 41,50 41,50 1.743
23 2037 1.660 41,50 41,53 1.743
24 2038 1.661 41,50 41,50 1.744
25 2039 1.660 41,50 41,50 39.80 1.783
26 2040 1.660 41,53 41,50 398 39.80 2.181
27 2041 1.660 41,53 41,50 398 39.80 2.181
28 2042 dst
Rencana Pada Areal Tanaman Kegiatan
No Tahun Kegiatan
TO T25 Jumlah
1 2015 228 228
2 2016 228 228
3 2017 228 228
4 2018 228 228
5 2019 228 228
6 2020 283 283
7 2021 - -
8 2022 - -
9 2023 - -
Rencana 10
11
2024
2025
-
-
-
-
Inventaris 12
13
2026
2027
-
-
-
-
asi 14
15
2028
2029
-
-
-
-
Tanaman 16
17
2030
2031
-
-
-
-
Kehidupan 18
19
20
2032
2033
2034
-
-
-
-
-
-
21 2035 - -
22 2036 - -
23 2037 - -
24 2038 - -
25 2039 - 5,70
26 2040 57 5,70 62,70
27 2041 57 5,70 62,70
28 2042 57 5,70 62,70
29 2043 57 5,70 62,70
30 2044 dst
2. Inventarisasi Tanaman UnggulanNo Tahun Kegiatan
Inventarisasi Tanaman Unggulan
Blok Luas
1 2015
Inventarisasi yang dilakukan 2 2016
Keterangan:
- Excavator loader : 1250 m3/unit/hari (250.000 m3/unit/tahun)
- Buldozer traktor : 2km/unit/hari ( 400km/unit/tahun)
- Truck angkutan kayu: 200 m3/unit/hari ( 40.000 m3/unit/tahun)
- Chain saw :75 m3/unit/hari ( 15.000 m3/unit/tahun)
e. Penerimaan Karyawan
1) Struktur Organisasi
merupaka alat untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan secara lestari.
Kriteria struktur
organisasi yang baik
1. Lengkap
2. Efisien
3. Dinamis
4. Fungsional
5. Mampu bekerja Agar pembangunan hutan tanaman
dalam tim berlangsung sesuai rencana dari segi
6. Mampu bekerja kuantitatif dan kualitatif, efisien, dan
sama berkelanjutan.
7. Bekerja dengan
tugas dan
wewenang yg jelas
2) Kebutuhan Karyawan(Tenaga Kerja) Bertambah seiringan dengan meningkatnya luasan
pembangunan
Tenaga kerja terbagi
menjadi 2:
Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja
didasarkan atas indeks prestasi kegiatan
dan berdasarkan jenjang dan lingkup tugas
a) Tenaga kerja tetap:
tenaga yang terkait
dengan struktur Berdasarkan rencana kegiatan maka
organisasi; status dibutuhkan tenaga profesional di bidang
karyawan tetap. teknis kehutanan, administrasi, sosial dan
pertanian
b) Tenaga kerja tidak tetap:
tenaga lapang yang Pengadaan tenaga kerja akan dipenuhi dan
tidak perlu memiliki diprioritaskan berasal dari masyarakat
keahlian khusus (cukup setempat (bermukim di sekitar areal PT.),
diberi arahan teknis). sedangkan posisi dan bidang yang tidak
terpenuhi akan didatangkan dari kabupaten /
luar daerah
Teknis:
1. Membuka
lahan
2. Meratakan Jalan ranting
3. Memadatkan Jalan utama: dan
Jalan
4. Pengerasan sub ranting:
cabang:
(tanah leterit Dengan
dengan pengerasan Jalan tanpa
Kerapatan ±
campuran pasir (kerapatan 2- pengerasan
18m/ha
dan batu 7m/ha (kerapatan
±25m/ha
Dilengkapi:
1. Saluran
drainase (kiri-
kanan)
2. Gorong-gorong
3. Jembatan
4. Marka jalan
2) Pembangunan TPK / TPn
Penjarangan Pemupukan
Rencana penanaman 10 tahun pertama
E. Pemanenan
Tindakan silvikultur yang bertujuan untuk membentuk tegakan tanaman dengan luas dan kelas umur yang
teratur agar dapat kesehatan pemanenan pertahun.
Kegiatan terkait pengaturan hasil tanam :
1. Inventarisasi tegakan
Gambaran tentang keadaan hutan pada waktu itu, akumulasi dan inventarisasi tegakan secara berturut-turut
2. Penentuan etat
Besarnya volume tebangan tahunan sesuai dengan kemampuan pertumbuhan pohon dari hutan yang
bersangkutan sehingga terjamin kelestarian produksinya
3. Rencana penebangan dan pemanfaatan hasil hutan
Tanaman pokok akasia, Jabon, sengon tujuan kayu pertukangan dengan daur 6 tahun, tanaman unggulan ramin dan pulai dengan daur 25
tahun
a. Pemanenan
Penebangan tanaman diikuti penanaman kembali dengan kualitas bibit baik dengan harapan rotasi ke-2 lebih tinggi produksinya
b. Pemanfaatan hasil
Sistem tebang habis pada tanaman pokok tanpa memperhatikan bentuk dan kualitas pohon
F. Pengangkutan Kayu G. Perlindungan Hutan
Masyarakat desa disekitar hutan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari suaatu
ekosistem hutan. Sebagai ciri khasnya adalah adanya ketergantungan masyarakat terhadap
keberadaan hutan, dimana segala aktivitasnya berkaitan dengan sumber daya hutan seperti
berburu, mencari kayu dan lain lain.
Berdasarkan potensi dan permasalahan di area tersebut, upaya pembinaan desa hutan
dikembangkan melalui dua program, yakni program pembinaan jangka pendek dan jangka
Panjang.
Program peminaan jangka Panjang meliputi pola kemitraan yang bertujuan untuk :
• Peningkatan kesempatan kerja dan pendapat masyarakat
• Pengembangan dan pemberdayaan Lembaga koprasi untuk mendorong tumbuhnya ekonomi
pedesaan yang berwawasan lingkungan.
• Menciptakan kesadaran dan perilaku positif
Rencana kelola
Rencana kemitraan
Tahap pasca operasi dalam pengertian ini adalah tahap Penutupan perusahaan akan berakibat terjadinya
dimana perusahaan sudah tidak beroprasi kembali, tidak pemutusan kerja (PHK). Dalam UURI No. 13 Tahun 2003
beroprasinya perusahaan ini dapat disebabkan oleh Tentang ketenaga kerjaan, pengertian pemutusan
beberapa hal misalnya karena ada bencana alam, hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja
perusahaannya pailit atau karena izin operasi yang sudah karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
habis. Sebagaimana termasuk dalam PPRI No. 3 tahun berakhirnya hak antara pekerja dan perusahaan.
2004 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Pada kasus UPHHK-HTI ini pemutusan hubungan kerja
Nomor 6 tahun 2007 tentang tata hutan dan penyusunan antara perusahaan dengan tenaga kerja dilakukan
rencana pengeolaan pasal 53 ayat (1) bahwa jangka karena pencabutan izin pemanfaatan hutan. Hapusnya
waktu pengusahaan UPHHK-HTI adalah sebagai berikut : UPHHK-HTI terjadi karena :
• UPHHK pada HTI dalam hutan tanam pada hutan 1. Jangka waktu izin telah berakhir
produksi dapat diberikan untuk jangka waktu 60 2. Izin dicabut oleh pemberi izin sebagai sanksi yang
tahun dan dapat diperpanjang satu kali untuk waktu dikenakan kepada pemegang izin
selama 35 tahun. 3. Izin diserahkan kembali oleh pemegang izin dengan
• UPHKK pada HTI dalam waktu tanam tanaman pernyataan tertulis kepada pemberi izin dengan
dievaluasi setiap lima tahun oleh mentri sebagai dasar pernyataan tertulis kepada pemberi izin sebelum
kelangsungan izin. jangka waktu izin habis
• UPHHK pada HTI dalam hutan tanaman hanya
diberikan sekali dan tidak dapat diperpanjang
Demobilisasi Peralatan Berat Pengembalian Asset
Tidak Bergerak
Apabila IUPHHK-HTI PT. LBP sudah habis
Berdasarkan PPRI No. 6 Tahun 2007 jo PPRI
dan tidak diperpanjang kembali maka
No. 3 Tahun 2008 tentang tata Hutan dan
alat alat berat dan kendaraan
penyusunan rencana pengolahan hutan
pengusahaan yang dimiliki perusahaan
serta pemanfaatan hutan pasal 82
harus dikeluarkan dari areal kerjanya.
menjelaskan bahwa :
Hal ini bertujuan untuk menghindari
• Hapusnya izin tidak membebaskan
pemanfaatan alat alat tersebut untuk
kewajiban pemegang izin untuk
kegiatan illegal.
melunasi seluruh kewajiban finansial
serta memenuhi seluruh kewajiban
lainnya.
• Pada saat hapusnya izin, untuk UPHHK
dalam hutan tanaman, terhadap barang
tidak bergerak menjadi milik negara,
sedangkan tanaman yang telah ditanam
dalam areal kerja menjadi asset
pemegang izin.
• Dengan hapusnya izin, pemerintah,
pemerintah provinsi , atau pemerintah
kabupaten/kota tidak bertanggung
jawab atas kewajiban pemegang izin
terhadap pihak ketiga.
Komponen lingkungan terkena dampak
•• Komponen Geo-Fisik-kimia
b. Topografi dan kelas lereng
a. Iklim Sebaran kelas lereng areal yang diusulkan
Hujan rata-rata terjadi selama untuk pembangunan Hutan Tanaman Industri
PT. LBP
17 hari/bulan, sedangkan pada
No. Kelas lereng Jumlah
bulan juni terjadi selama 25
Ha %
hari/bulan. Sehingga suhu pada
wilayah tersebut berkisar antara 1. Datar A (0-8%) 28.460 100.00
d. Tanah
Jenis Tanah yang pada areal rencana
HTI kawasan PT. LBP adalah
Tropohemmists, placaquods,
tropohemmists seluas 22.262 Ha (78.22
%) dan jenis Placaquods,
tropopsamments. Dystropepts seluas
6.198 Ha (21.78%).
• Komponen biologi
Vegetasi yang umum terdapat di areal pencandangan HTI LBP antara lain,
amin, pulai, meranti, gerunggang, keruling, bangkirai, jabon, dan benuang.
Sedangkan satwa liar yang ada seperti babi hutan, musang, rusa, elang
bondol, biawak, buaya, dll. Beberapa biota air seperti kelompok ikan (tapah,
kerandang, papuyu, nila, dll).
• Komponen sosio-ekonomi-budaya
a. Kependudukan
Penduduk kecamatan rakumpit raya dan kecamatan bukit batu, dapat dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu, penduduk asli (suku dayak) dan penduduk pendatang seperti suku banjar, jawa, dan lain-lain
yang berjumlah 4.390 jiwa (2013).
b. Sosial ekonomi
1. Perekonomian rumah tangga
Mata pencaharian pokok penduduk di 2 desa ini adalah sebagai petani tanaman dan perkebunan, melakukan usaha
pemungutan hasil hutan, menjadi buruh tani/pabrik serta melakukan usaha di bidang perdagangan dan jasa transportasi.
2. Perekonomian sumber daya alam
Kegiatan masyarakat yang terkait sumber daya alam seperti mencari/mengumpulkan buah-buahan, berburu binatang, dan
menangkap ikan. Namun setelah adanya investor yang bergerak di bidang kehutanan, aktivitas tersebut berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan potensi konflik sosial antara masyarakat dan perusahaan.
3. Perekonomian lokal
Akses untuk mencapai peluk bukit dan pager yang berada di Kec. Rakumpit dan sel gohong di Kec. Bukit batu cukup lancar.
Biaya transportasi darat dari kel ke ibukota Kec. Bukit batu maupun ibukota Palangkaraya yg relatif dapat dijangkau oleh sebagian
besar penduduk sebesar 5.000 s.d 20.000. Sedangkan biaya transportasi angkutan perahu sebesar 550.000 dari dermaga.
Sosial Budaya
1. Komposisi Penduduk Menurut Agama 2. Pranata Sosial
Agama merupakan unsur budaya yang apat Di Kecamatan Rakumpit dan Bukit Batu terlihat ada kelompok suku
melatarbelakangi perilaku berpola yang yang telah berasimilasi cukup lama. Contohnya : suku Banjar, Jawa, dan
mantap dari sebuah komunitas. Agama masyarakat lokal (Dayak). Kelompok suku tersebut umumnya
mengandung sistem nilai,norma, dan berkelompok dalam suatu dusun
peraturan-peraturan
Agama
Kecamatan/Kelura
No han Islam Protestan Katholik Hindu Aliran Kepercayaan
A. Kec. Rakumpit
1. Petuk Bukit 670 240 1 168 1
2. Pager 400 158 13
3. Panjehang 119 155 37
4. Gaung Baru 16 211 56
5. Petuk Berunai 401 371 28 11
6. Mungku Baru 41 696 10 4
7. Bukit Sua 11 257 3
B. Kec Bukit Batu
1 Sel Gohong 1096 206 69
3. Proses Sosial
Ada proses asosiatif yang lebih merujuk pada kerjasama suatu kelompok.
Sumberdaya alam yang terbatas karena interverensi infrastruktur lain
(pendatang) yang membuat mereka semakin erat dalam kerja sama, dan ada
beberapa kasus juga menjadikan mereka konflik karena berebut sumber daya
alam yang tersedia . Hal tersebut terjadi jika sumber daya alam yang dimiliki
oleh kelompok tertentu di ganggu. Pada Prinsip nya hal ini terjadi karena
keterbatasan sumber daya alam yang tersedia.
4. Adaptasi Ekologi
Dari hasil pengamatan PT.LBP bahwa kehidupan masyarakat di desa
tersebut merupakan kehidupan yang telah beradaptasi dengan kondisi
lingkungan (ekologi). Hal tersebut tercermin dari :
a)Bentuk pemukiman : umumnya ada di pinggir jalan merupakan adaptasi
masyarakat dari aksesbilitas, dan pemukiman di sekitar bantaran
sungai memudahkan mobilitas mereka untuk bepergian antar kelurahan
.
b)Mata Pencaharian: dengan menggunakan jalur darat dan sungai mereka
pergi berladang, mencari hasil hutan non kayu.
c)Pola perladangan : mereka membuka ladang biasanya di kanan/ kiri
tepian sungai
d)Sumber daya alam : tercermin dari rumah mereka terbuat dari papan,
yang dengan mudah mereka dapatkan yaitu kayu.
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan 6. Sarana Ibadah
Jumlah Sarana Pendidikan, Guru, dan Murid di Wilayah Studi (2013) Jumlah Sarana Peribadatan (2013)
7. Presepsi Masyarakat Terhadap HTI
Presepsi masyarakat terhadap rencana kehadiran perusahaan bervariasi. Garis besar
persepsi masyarakat yang sarikan dari konsultasi publik di desa terkait PT.LBP :
a) Secara umum masyarakat desa-desa terkait menerima rencama kehadiran PT.LBP
b) Perusahaan harus melindungi mata air, areal keramat, ladang, dan areal untuk
pengembangan pemukiman
c) Perusahaan harus membantu pendidikan dan kesehatan masyarakat desa
d) Perusahaan haris melakukan sosialisasi dan pertemuan yang intensif kepada tokoh-
tokoh adat dan pemilik-pemilik lahan untuk menjelaskan letak, batas, dan kegiatan
HTI secara langsung.
Komponen Kesehatan Masyarakat
A.Kecenderungan Penyakit
Kecenderungan penyakit yang diderita masyarakat di kelurahan terkait PT.LBP di Kec. Rakumpit
dan Kec.Bukit Batu adalah ISPA.
Jumlah Kasus Jumlah Kasus
No. Jenis Penyakit No. Jenis Penyakit
2011 2012 2013 2011 2012 2013
1. Inspeksi Akut pd. Sal. Nafas Inspeksi Akut pd. Sal. Nafas Bag. Atas 3.206 2.677 3.069
593 518 321 1
Bag. Atas (ISPA) (ISPA)
2. Darah Tinggi 191 219 85 2 Gastritis 900 866 750
4. Penyakit pd sistem otot & jar. 4 Penyakit pd Sistem Otot & Jar.Ikat 631 478 524
175 208 28
Ikat
5 Hidung dan Tenggorokan 735
5. Hidung dan Tenggorokan 196
6 Kulit alergi 492 408 422
6. Kulit Alergi 84 90 46
7 Diare 422 425 339
7. Diare 83 79 35
8 Phrangitis
8. Pharingitis 69 19
9 Tonsilitis
9. Tonsilitis 47
10 Anemia
10. Anemia 74 30
Penyakit Terbanyak di Puskesmas Rakumpit Tahun 2011-2013 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Bukit Batu Tahun 2011-2013
B. Sumberdaya Kesehatan
Fa1silitas Kesehatan Tenaga Kesehatan
Kecamatan/Desa Dukun
Puskesmas Pustu Polindes Posyandu Dokter Paramedis Non Medis
Bayi
Kec. Rakumpit
Petuk Bukit 1 1 1 1
Pager 1 2 1 1
Panjehang 1 1 1
Gaung Baru 1 1 1
Petu Berunai 1 1 1 1
Mungku Baru 1 1 2
Bukit Sua 1 1 1
Kec. Bukit Batu
Sel Gohong 1 1 1 1 1
Penanaman Pemeliharaan
Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
BLOK I pemeliharaan perlindungan Panen
perlindungan hutan perlindungan hutan perlindungan hutan
pelindungan hutan hutan
Penanaman Penanaman
Penanaman Penanaman Penanaman pemeliharaan pemeliharaan
BLOK II pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan panen
perlindungan perlindungan
perlindungan hutan perlindungan hutan perlindungan hutan hutan hutan