Anda di halaman 1dari 21

Mencegah dan mengatasi

Masalah Interprofessional
4 Aspek
• Professional Awareness
• Professional Recognition
• Exploration & Trial
• Professional Relationship Expantion
• Komitmen
Professional Awareness
Professional Recognition
Professional recognition : merupakan pengakuan formal dari status
profesional individu dan hak untuk mempraktikkan profesi sesuai
dengan standar profesional berdasarkan kompetensi dan patuh pada
hukum profesional atau peraturan profesional. Ada banyak peraturan
yang berbeda untuk Professional recognition atau gelar, Professional
Recognition biasanya berlaku di negara tertentu dalam profesi yang
diatur secara hukum (misalnya, sebagai dokter medis).

Sumber :
Stevens, Graham. 2018. “JoLaSE Education.” 1(December).
Identity, Scholarship and Professional Recognition in a College of Higher Education.
Exploration & Trial
Pada stage ini partisipan akan menguji kekompakan, harapan,
kepercayaan serta komitmen mereka terhadap suatu hubungan kerja
sama atau kolaborasi yang akan memperlihatkan hasil yaitu hubungan
kerja sama akan berlanjut atau menjadikan hubungan kerja sama ini
berakhir.
contohnya :
- Ketika dokter menyerahkan pengobatan pasien kepada apoteker agar
mengerti potensi apoteker dan yakin bahwa kolaborasi dapat terus
bisa dilanjutkan atau malah dapat berakhir dikarenakan
ketidaksesuaian harapan yang diinginkan.Dengan dokter
menyerahkan pengobatan pasien meliputi penyesuaian dosis serta
konseling mengenai obat mulai dari bagaimana cara pemakaian, cara
penyimpanan, waktu penggunaan obat, serta efek samping obat apa
yang kemungkinan dapat terjadi pada pasien agar pasien tidak
khawatir mengenai keamanan pengonsumsi obat. Begitu pula dengan
apoteker juga dapat meniai apakah dokter tersebut dapat diajak
untuk kolaborasi atau tidak.
Pada fase ini jika harapan dokter terhadap apoteker terpenuhi maka
dokter akan memberikan kepercayaa peniuh pada apeteker untuk
meneruskan kerjasama atau kolaborasi dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien. Tapi sebaliknya
jika tenyata harapan masing-masing tidak terpenuhi dari adanya
hubungan kolaborasi yang terjadi, maka hubungan kerja sama atau
kolaborasi dapat berakhir.
Professional Relationship Expantion
Hubungan perilaku profesional sangat penting dimiliki oleh seluruh
tenaga kesehatan dalam melaksanakan profesinya. Hal itu dikarenakan
profesi tenaga kesehatan berhubungan dengan pelayanan kesehatan
yang menyangkut kehidupan manusia.

(Pangestu Sandjaya, D., Afandi, D. and Chandra, F. (2014) ‘Perilaku Profesional Tenaga Kesehatan Daerah Pesisir
pada Pelayanan Kesehatan Primer Puskesmas Sungai Sembilan Kota Dumai Tahun 2014’, Jom FK, 1, pp. 1–11.)
Peran dan Tanggung Jawab
Seorang Dokter
Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga

1. Memberikan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik


2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu mulai dari konsepsi sampai mati
3. Pelayanan kesehatan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan kesehatan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Pelayanan kesehatan individual sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan tempat pasien berada
7. Sadar etika, moral dan hukum
8. Pelayanan kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Pelayanan kesehatan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

Sumber :
1. Suswati I, Setiawan F E B, Prasetyo Y B, Tilaqsa A, 2018, Interprofessional Education (IPE) Panduan Tutorial dan Homevisit Kesehatan Keluarga, 1, Malang : UMM Press
2. Lestari P, Wahyati E, Sarwo Y B, 2017, Peran dan Kedudukan Hukum Dokter Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Asuransi Kesehatan (PT Askes Persero) di
Kabupaten Temanggung, 3, pp. 229-244, SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan
Peran dan Tanggung Jawab
Perawat
Budiono, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
Medika.
PPNI, AIPNI, AIPDiKI. 2013. Standar Kompetensi Perawat Indonesia.
Jakarta
Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem
Peran perawat secara umum adalah memberi pelayanan/asuhan (care
provider), pemimpin kelompok (community leader), pendidik
(educator), pengelola (manager) dan peneliti (researcher)
Peran Perawat
1. Pemberi asuhan (Care provider): pemberi asuhan keperawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan,dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pemimpin Kelompok (Community leader): Menjalankan kepemimpinan di berbagai komunitas, baik
komunitas profesi maupun komunitas sosial.
3. Pendidik (Educator): Mendidik Klien dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, dengan cara membantu
klien dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Pengelola (Manager): Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien.
5. Peneliti (Researcher): Melakukan penelitian keperawatan dengan cara menumbuhkan keingintahuan dalam
mencari jawaban terhadap fenomena keperawatan dan kesehatan yang terjadi dan menerapkan hasil kajian
dalam upaya dalam mewujudkan praktik berbasis bukt (Evidence Based Nursing Practice).
6. Kolaborator : peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari Dokter,
Farmasist, gizi dan lain-lain, yang berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
Peran dan tanggung jawab
Apoteker

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016


TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
Pekerjaan dan Pelayanan Kefarmasiaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN 15
Pelayanan farmasi klinik
Peran dan tanggung jawab
Fisioterapis

(Kepmenkes RI Nomor: 517/MENKES/SK/VI/2008)


Pelayanan Fisioterapi
• Pelayanan fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan terhadap
pasien/klien sebagai individu maupun kelompok, dalam
memaksimalkan potensi gerak dan meminimalkan kesenjangan antara
gerak aktual dan gerak fungsional, pada dimensi pelayanan
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
sepanjang daur kehidupan.).
• Jenis-jenis pelayanan Fisioterapi, antara lain: Asesment fisioterapi,
diagnosa fisioterapi, intervensi fisioterapi, dan evaluasi/re-
evaluasi/reassesment.
Commitment
Kolaborasi akan lebih mungkin terjadi ketika dokter melihat bahwa
dengan kerjasama dengan apoteker risiko praktik pelayanannya
menjadi lebih kecil, dan banyak menambah nilai yang didapat dari
kepuasan pasien.
Mencapai sebuah komitmen akan lebih mungkin terjadi jika upaya dan
keinginan bekerja sama di antara anggota tim apoteker - dokter yang
relatif sama.
Sebagai contoh :
- Dokter akan mengandalkan pengetahuan dan keterampilan apoteker
mengenai obat – obatan.
- Apoteker akan bergantung pada informasi klinis yang diberikan dokter
ketika mengelola terapi obat pasien.
Pada tahap ini, penting untuk dilakukan pertemuan tatap muka untuk
mendiskusikan masalah pasien, masalah pelayanan dan hal – hal lain
harus dijadwalkan dan bisa dikembangkan bersama tenaga kesehatan
yang lain.
Selain itu, adanya komitmen kerjasama ini perlu diinformasikan kepada
tenaga kesehatan yang lain sehingga mereka dapat turut terlibat di
dalamnya.

Sumber :
Bardet, J.-D., Vo, T.-H., Bedouch, P., & Allenet, B. (2015). Physicians and community pharmacists collaboration in primary care: A review of specific models. Research in Social
and Administrative Pharmacy, 11(5), pp. 602–622. doi:10.1016/j.sapharm.2014.12.003(https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2014.12.003)
Widy S. Abdulkadir. (2017). Model Kolaborasi Dokter, Apoteker dan Direktur terhadap Peningkatan Efektivitas Teamwork di Rumah Sakit. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Vol. 6
No. 3, pp. 210–219 . DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.3.210

Anda mungkin juga menyukai