Kelompok 3 Pi
Kelompok 3 Pi
KELOMPOK 3
Perkiraan Postur
Pembiayaan 2015-2019
Rencana Penarikan
LN Baru 2015-2019
Pembiayaan melalui
BMP LN Perhitungan indikasi
2015-2019 Pinjaman LN Komitmen Pinjaman
LN baru 2015-2019
BATAS MAKSIMAL PINJAMAN LUAR NEGERI 2015-2019
(Rp. Miliar)
Dengan berpedoman pada postur pembiayaan 2015-2019 dan BMP luar negeri
2015-2019, maka dapat diperhitungkan rencana penarikan pinjaman luar negeri
2015-2019. Rencana penarikan pinjaman luar negeri tersebut terdiri dari rencana
penarikan pinjaman sedang berjalan (on going) dan rencana penarikan pinjaman
luar negeri baru (ruang gerak pinjaman baru).
Indikasi kebutuhan pinjaman luar negeri baru yang dibutuhkan untuk
memenuhi rencana pembiayaan pinjaman luar negeri tahun 2015-
2019 diperhitungkan dari nilai komitmen pinjaman yang dibutuhkan
untuk mengisi ruang gerak pinjaman luar negeri baru. Nilai
komitmen yang dibutuhkan ini terdiri dari pinjaman program dan
pinjaman proyek yang ditentukan nilainya berdasarkan pola
penyerapan kedua jenis pinjaman tersebut. Untuk pola penyerapan
pinjaman proyek, berdasarkan pengalaman pelaksanaan proyek, rata-
rata umur proyek diperkirakan berjalan selama enam tahun dengan
pola penyerapan dari tahun pertama sampai ke-6 (5 persen, 10
persen, 15 persen, 40 persen, 25 persen, dan 5 persen). Untuk
pinjaman program, memiliki pola penyerapan yang langsung habis
dalam satu tahun karena bersifat pinjaman tunai. Berdasarkan pola
penyerapan tersebut, maka untuk mengisi ruang gerak pinjaman luar
negeri baru dibutuhkan komitmen pinjaman selama 2015-2019 yang
diperhitungkan dalam persentase terhadap PDB dalam range ± 10
persen
INDIKASI KOMITMEN PINJAMAN LN 205-2019 DALAM % PDB
Pinjaman
0,15– 0,11–
0,12 – 0,14 0,12 – 0,15 0,19 0,13 – 0,16 0,13 0,13 – 0,15
Program
Total
0,39– 0,28–
0,20 – 0,24 0,29 – 0,36 0,48 0,26 – 0,32 0,35 0,29 – 0,35
NERACA PEMBAYARAN
supplier )
2. Pengembangan Model Proyek/Kegiatan (Replikasi/Scaling Up)
Proyek pinjaman luar negeri tidak hanya melibatkan kerjasama G-to-G saja,
namun juga melibatkan peran BUMN dan swasta nasional dalam
pelaksanaannya. BUMN dan swasta dapat terlibat secara langsung dalam
proyek pinjaman luar negeri sebagai pelaksana proyek, kontraktor, pemasok
(supplier), atau bagian dari KPS (Kerjasama Pemerintah-Swasta) (Gambar
3.14).
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2015, BUMN dapat
memanfaatkan pinjaman luar negeri melalui pinjaman langsung (direct
lending) yang memungkinkan adanya jaminan pemerintah didalamnya.
Pemanfaatan pinjaman luar negeri juga dapat diarahkan untuk
mengembangkan industri BUMN dan swasta nasional dengan semaksimal
mungkin memanfaatkan pasokan (supply)produk-produk mereka dalam
mendukung proyek pinjaman luar negeri. Terkait dengan keterlibatan BUMN
dan swasta nasional dalam KPS, hal ini dilakukan dengan mengarahkan
pinjaman luar negeri untuk membiayai proyek dengan skema KPS. Dalam
pola ini, pemerintah memanfaatkan pinjaman luar negeri untuk mendanai
porsi pemerintah, sedangkan BUMN dan Swasta membiayai porsi privat-nya
5. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Meningkatkan Akses Pelayanan,
Atau Pemerataan Pembangunan