Nama kelompok : 1. Novita Mukharomah 2. Nur Hidayatul N 3. Nurul Hidayah 1. PENGERTIAN
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam
runag pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan pariental , adalah proses penyakit priemer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain ( Brumer dan Suddarth , 2001). Efusi Pleura adalah akumulasi cairan di dalam rongga pleura , timbulnya efusi pleura didahului oleh pleura atau pleuritis ( Alsagaff , H ,2010) 2. KLASIFIKASI a. Efusi pleura transudat Mekanisme terbentuknya transudat karena peningkatan tekanan hidrostatik (CHF), penurunan onkotik (hipoalbumin) dan tekanan negative intra pleura yang meningkat (atelektaksis akut).
Penimbunan cairan transudat dalam rongga pleura
dikenal dengan hydrothorax, penyebabnya: Payah jantung. Penyakiy ginjal (SN). Penyakit hati (SH). Hipoalbuminemia (malnutrisi, malabsorbsi) b. Efusi pleura eksudat Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit dari pleura itu sendiri yang berkaitan dengan peningkatan permeabilitas kapiler (missal pneumonia) atau drainase limfatik yang berkurang (missal obstruksi aliran limfa karena karsinoma).
Penyebab dari Efusi Pleura Eksudat :
Kanker : karsinoma bronkogenik, mesotelioma atau penyakit metastatic ke paru atau permukaan pleura. Infark paru Pneumonia 3. ETIOLOGI a. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig(tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior. b. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia,virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. DiIndonesia 80% karena tuberculosis. c. Penyebab lain dari efusi pleura adalah: Gagal jantung Kadar protein yang rendah Sirosis Pneumonia Tuberculosis Emboli paru Tumor Cidera di dada Obat-obatan Pemasangan selang makanan atau selang intravena yang kurang baik 4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala timbul jika cairan bersifat inflamatoris
atau jika mekanika paru terganggu. Klien dengan efusi pleura biasanya akan mengalami keluhan: Batuk Sesak napas Nyeri pleuritis Rasa berat pada dada Berat badan menurun Batuk Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika penumpukan cairan pleura yang signifikan 5. KOMPLIKASI
a. Pneumotoraks (karena udara masuk melalui
jarum) b. Hemotoraks ( karena trauma pada pembuluh darah interkostalis) c. Emboli udara (karena adanya laserasi yang cukup dalam, menyebabkan udara dari alveoli masuk ke vena pulmonalis) d. Laserasi pleura viseralis PENATALAKSANAAN a. CT Scan dada b. Rongen dada c. USG dada d. Torakosentesis e. Biopsi f. Bronkoskopi g. Analisa cairan pleura h. Sitologi untuk mendeteksi adanya keganasan KASUS Sistem pernapasan (tuberculosis paru)
Seorang ibu E umur 52 tahun ruang rawat dari IGD dengan
diagnosa medis TB Paru dada pneumothorax partial di kedua lapang paru. Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak . pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi di ½lapang paru bawah. Frekuensi nafas 26 kali/menit. Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk. Klien mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, mual, muntah. Klien kehilangan tonus otot, BB turun 11 kg, konjungtiva anemis. P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C. PENGKAJIAN FISIK Anamnesa a. Data demografi (nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, suku bangsa, tempat lahir dll). b.Keluhanutama sesak nafas dan batuk berdahak c. Riwayat penyakit sekarang Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak. Pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah. Frekueansi nafas 26 kali/menit. Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk. Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, mual, muntah. Klien kehilangan tonus otot, BB turun 11 kg, konjungtiva anemis. P 30 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37°C. d. Riwayat penyakit masa lalu Klien mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan orang yang mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun. e. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti pasien. PENGKAJIANPSIKOLOGIS 1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele. 2. Saya merasa bibir saya sering kering. 3. Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif. 4. Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya). 5. Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan. PENGKAJIAN SPIRITUAL 1. Sistem kepercayaan spiritual Pasien mengatakan agama nya islam 2. Praktik ritual yang dijalankna dan pantangan yang diyakini Pasien mengatakan menjalankan perintah dan menjauhkan dari pantangan yang memang dilarang 3. Dampak terhadap perawatan dan pengobatan Pasien mengatakan lebih tawakal dan berusaha dalam menjalani kehidupan PENGKAJIAN KULTURAL 1. Mengidentifikasi tempat kelahiran pasien Pasien mengatakan lahir di jawa timur 2. Menanyakan mengenai pengalaman migrasi pasien Pasien tidak mempunyai pengalaman migrasi 3. Determinasi mengenai tingkat identitas budaya atau etnis pasien Pasien mengatakan masih mempercayai dalam adat dan budaya di daerah tempat tinggalnya PERAN PERAWAT 1.Pada bagian pengkajian fisik Pasien mengalami keluhan nyeri dengan skala 6 dan mengalami kelemahan(Fatigue) a.Peran Perawat untuk pasien dengan keluhan nyeri .2. Peran perawat dalam pengkajian Psikologis a. Gunakan pendekatan secara menenangkan b. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dilakukan selama prosedur c. Mendorong keluarga untuk selalu menemani pasien 3. Peran perawat dalam pengkajian Sosial a. Menjelaskan dan mengajarkan pada pasien dan keluarga untuk menerapkan pola hidup sehat b. Menjelaskan pada pasien dan keluarga efek bila tidak menerapkan pola hidup sehat dan berpengaruh menimbulkan keparahan pada penyakit yang dialami oleh pasien c. Menunjukan secara langsung melalui media sosial tentang penyakit yang diderita pasien