Anda di halaman 1dari 84

IKM, ETIKA Dan METODOLOGI

PENELITIAN

Dr. Muhamad Ibnu Sina


TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI
IKM
Epidemiologi
• Epidemi adalah suatu keadaan • Endemi adalah adalah suatu
dimana suatu masalah kesehatan keadaan dimana suatu masalah
( umumnya penyakit) yang kesehatan ( umumnya penyakit)
ditemukan pada suatu daerah
frekuensinya pada suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang singkat
berada dalam frekuensi yang tertentu menetap dalam waktu
meningkat. yang lama.
• Pandemi adalah adalah suatu • Sporadik adalah adalah suatu
keadaan dimana suatu masalah keadaan dimana suatu masalah
kesehatan (umumnya penyakit) kesehatan (umumnya penyakit)
frekuensinya dalam waktu yang yang ada di suatu wilayah
singkat memperlihatkan peningkatan
tertentu frekuensinya berubah-
yang amat tinggi serta
penyebarannya telah mencakup ubah menurut perubahan
suatu wilayah yang amat luas. waktu.
KLB
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No.
451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa.
• Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
• Timbulnya lagi suatu penyakit yang sudah lama tiada. (misal, Difteri)
• Satu puskesmas yang membawahi 4 desa mendapat laporan
bahwa terdapat kasus diare cair sewarna cucian beras tanpa
lendir dan darah. Desa A sebanyak 31 kasus, Desa B sebanyak
34 kasus, Desa C sebanyak 28 kasus, Desa D sebanyak 40 kasus
selama 5 tahun. Terakhir tidak pernah ada kasus seperti ini.
Termasuk kasus apakah kejadian ini ?
a. Endemi
b. Epidemi
c. Sporadik
d. OuTBreak
e. Wabah
Insidensi
• Adalah gambaran tentang frekuensi
penderita baru suatu penyakit yang
• Incidence rate (IR)
ditemukan pada suatu waktu tertentu IR = x 100%
di satu kelompok masyarakat.
• Untuk dapat menghitung angka
insidensi suatu penyakit, sebelumnya
harus diketahui terlebih dahulu tentang • Attack rate (AR)
:
– Data tentang jumlah penderita baru.
AR = x 100%
– Jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit baru( Population at Risk).
• Secara umum angka insiden ini dapat • Secondary attack rate
dibedakan menjadi 3 macam
– Incidence rate (SAR)
– Attack rate
– Secondary attack rate
SAR = x 100%
Prevalensi
• Adalah gambaran tentang frekuensi •• Period Prevalen Rate (PerPR)
penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu di PerPR = x 100%
sekelompok masyarakat tertentu.
• Pada perhitungan angka prevalensi, • Point Prevalen Rate (PoPR)
digunakan jumlah seluruh penduduk
tanpa memperhitungkan orang/penduduk PoPR = x 100%
yang kebal atau penduduk dengan resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat
dikatakan bahwa angka prevalensi
sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang
murni, karena penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga
dimasukkan dalam perhitungan.
• Secara umum nilai prevalen dibedakan
menjadi 2, yaitu :
– Period prevalen rate
– Point prevalen rate

Strategi promosi kesehatan (WHO, 1994)
1. Advokasi (Advocacy)
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan at au
penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau
mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan
tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Sasaran advokasi adalah para pejabat baik
eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan
(sasaran tertier)
2. Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar
para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program
kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan
sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar
masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab
itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif
terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama
dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya:
koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan
mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di
masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat (sasaran primer).
Jenis Surveilans Epidemiologi
1. Surveilans pasif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan di
daerah.

2. Surveilans aktif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari
penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secara
teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru
penyakit tertentu.

3. Surveilans menyeluruh, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dalam batas waktu tertentu
diberbagai bidang agar dapat mewakili populasi yang diteliti dalam sebuah negara.

4. Surveilans sentinel, yaitu pengumpulan data yang dilakukan terbatas pada bidang-bidang tertentu.
Survei ini tidak dapat digunakan dalam sebuah populasi karena dianggap tidak mewakili sebuah
kelompok populasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam
mengumpulkan informasi yang lebih terperinci.

5. Surveilans berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta laboratorium kesehatan
termasuk pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat, fasilitas kesehatan dan laboratorium secara
berturut-turut.
Stages of Grief/Terminal Illness
• Denial — "I feel fine."; "This can't be happening, not to me."
Denial is usually only a temporary defense for the individual. This feeling is generally replaced with heightened
awareness of possessions and individuals that will be left behind after death. Denial can be conscious or unconscious
refusal to accept facts, information, or the reality of the situation. Denial is a defense mechanism and some people
can become locked in this stage
• Anger — "Why me? It's not fair!"; "How can this happen to me?"; '"Who is to blame?"
Once in the second stage, the individual recognizes that denial cannot continue. Because of anger, the person is very
difficult to care for due to misplaced feelings of rage and envy. Anger can manifest itself in different ways. People can
be angry with themselves, or with others, and especially those who are close to them. It is important to remain
detached and nonjudgmental when dealing with a person experiencing anger from grief.
• Bargaining — "I'll do anything for a few more years."; "I will give my life savings if..."
The third stage involves the hope that the individual can somehow postpone or delay death. Usually, the negotiation
for an extended life is made with a higher power in exchange for a reformed lifestyle. Psychologically, the individual is
saying, "I understand I will die, but if I could just do something to buy more time..." People facing less serious trauma
can bargain or seek to negotiate a compromise. For example "Can we still be friends?.." when facing a break-up.
Bargaining rarely provides a sustainable solution, especially if it's a matter of life or death.
• Depression — "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die soon so what's the point?"; "I miss my loved
one, why go on?"
During the fourth stage, the grieving person begins to understand the certainty of death. Because of this, the
individual may become silent, refuse visitors and spend much of the time crying and grieving. This process allows the
dying person to disconnect from things of love and affection. It is not recommended to attempt to cheer up an
individual who is in this stage. It is an important time for grieving that must be processed. Depression could be
referred to as the dress rehearsal for the 'aftermath'. It is a kind of acceptance with emotional attachment. It's natural
to feel sadness, regret, fear, and uncertainty when going through this stage. Feeling those emotions shows that the
person has begun to accept the situation.
• Acceptance — "It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare for it."
In this last stage, individuals begin to come to terms with their mortality, or that of a loved one, or other tragic event.
This stage varies according to the person's situation. People dying can enter this stage a long time before the people
they leave behind, who must pass through their own individual stages of dealing with the grief.
Sasarn pada Promosi Kesehatan
• Sasaran primer: biasanya disesuaikan dengan permasalahan kesehatan yang
terjadi, seperti kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, remaja
putri dan wanita usia subur untuk masalah kesehatan reproduksi, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak dan anak sekolah
untuk kesehatan remaja.
• Sasaran sekunder: seperti para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh
adat. Tujuan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini yaitu
diharapkan mereka menggetoktularkan, memberikan contoh perilaku sehat,
kepada masyarakat di sekitarnya
• Sasaran tersier: meliputi para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para
tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat umum (sasaran
primer)
Metode diagnosis komunitas

1. Mengidentifikasi masalah
2. Menetapkan prioritas masalah
3. Menganalisis penyebab masalah
4. Menentukan alternatif pemecahan masalah
5. Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah
6. Memilih alternatif pemecahan masalah
7. Implementasi
8. Follow up
Level pencegahan Intervensi Penjelasan

Pada populasi tanpa faktor risiko


(co: penyuluhan tidak merokok)
Health promotion
Pencegahan primer
(sebelum penyakit terjadi) Pada populasi dengan faktor risiko
(co: imunisasi)
Specific protection

Penyakit sudah terjadi, tapi baru


Pencegahan sekunder Early diagnosis & prompt tahap awal.(co: skrining hipertensi)
(di awal penyakit) treatment

Mencegah komplikasi. (co:


mencegah pasien ulkus DM
diamputasi)
Disability limitation

Pencegahan tersier
(di pertengahan sampai akhir Sudah terjadi komplikasi, tapi
penyakit) berupaya mengembalikan
kemampuan fungsionalnya. (co:
kaki buatan)
Rehabilitation
• Seorang anak berusia 6 bulan datang ke Puskesmas
untuk melakukan penimbangan berat badan. Anak
tersebut belum pernah diare. Untuk pencegahan,
dokter memberikan imunisasi rotavirus. Upaya
kesehatan apakah yang dilakukan oleh dokter?
A. Health promotion
B. Specific protection
C. Early diagnosis dan prompt treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
1. Care Provider. 3. Communicator.
• Memperlakukan pasien secara holistik • Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.
• memandang Individu sebagai bagian integral dari • Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang
keluarga dan komunitas. efektif.
• Memberikan pelayanan yang bermutu, • Mampu memberdayakan individu dan kelompok
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi. untuk dapat tetap sehat.
• Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling
percaya. 4. Community Leader.
• Dapat menempatkan dirinya sehingga
2. Decision Maker. mendapatkan kepercayaan masyarakat.
• Kemampuan memilih teknologi • Mampu menemukan kebutuhan kesehatan
• Penerapan teknologi penunjang secara etik. bersama individu serta masyarakat.
• Cost Effectiveness • Mampu melaksanakan program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
5. Manajer.
• Mampu bekerja sama secara harmonis dengan
individu dan organisasi di luar dan di dalam
lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.
• Mampu memanfaatkan data-data kesehatan
secara tepat dan berhasil guna.
Seorang dokter yang ingin menerangkan tentang endemi
demam berdarah dibalai desa dg film, perannya ?
• a. community leader
• b. communicator
• c. care provider
• d. manager
• e. decision maker
Keluarga
• Nuclear family  ayah + ibu + anak
• Blended family orang tua kandung + orang
tua tiri + anak kandung + anak tiri
• Extended family  nuclear/blended family +
relative
• Single parent family  ibu + anak atau ayah +
anak
Perbandingan Berbagai Model Asuransi Kesehatan

 Asuransi Kesehatan
A suransi Kesehatan Asuransi Kesehatan
Komersial dengan
Sosial Komersial
 Aspek regulasi
(Social Health (Commercial/ Private
(Regulated Health
Insurance)  Health Insurance) 
Insurance)

Sukarela/ Perorangan/
 1. Kepesertaan  wajib /pokok Sukarela/ kelompok 
kelompok 

 group rating/  Rating by class, sex,


 2. Perhitungan premi  Community rating
community rating age dll

 Menyeluruh/
 3.Santunan / Benefit Sesuai kontrak  Sesuai kontrak 
komprehensif

 4. Premi/ iuran  Persentasi gaji  Angka absolut


 Angka absolute

 5. Kegotong- - Kaya - miskin


 - Sehat - sakit
royongan (solidaritas - Sehat - sakit 
 Sehat - sakit - High risk - low risk
sosial) - Tua - muda
- Tua - muda 
- High risk - low risk 
+                   +++                   ++
 6. Kenaikan biaya

 7. Peran pemerintah                 +++                     +                    ++ 

  Not for profit /            For profit


          For profit / laba
 8. Pengelolaan nirlaba /laba 
Posyandu
Klasifikasi posyandu:
• Posyandu pratama (warna merah)
– Masih belum mantap
– Kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan
– Kader aktifnya terbatas
• Posyandu madya (warna kuning)
– Kegiatan lebih dari 8 kali per tahun
– Jumlah kader tugas 5 orang atau lebih
– Cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih kurang dari 50%
• Posyandu purnama (warna hijau)
– frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun
– rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih
– cakupan 5 program utamanya lebih dari 50%
– sudah ada program tambahan seperti dana sehat
tetapi masih sederhana
• Posyandu mandiri (warna biru)
– Ada program tambahan dan dana sehat telah
menjangkau lebih dari 50% KK
Cakupan Program Penimbangan
• K: balita memiliki KARTU
• S: jumlah SELURUH balita di daerah penimbangan
• D: jumlah balita yang DITIMBANG
• N: balita yang BB NAIK saat ditimbang

• K/S = cakupan program


• D/K= kelangsungan program penimbangan, motivasi
ortu
• N/D = status gizi
• N/S = keefektivitasan (pencapaian program)
• D/S = peran serta masyarakat
PUSKESMAS
• Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan
• Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
dalam pembangunan kesehatan
• Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
– Kesehatan perorangan
– Kesehatan masyarakat
Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
• Upaya Kesehatan Wajib
– Promkes
– Kesling
– KIA dan KB
– Gizi
– Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Pengobatan
• Upaya Kesehatan Pengembangan
– Sekolah
– Olah raga
– Kerja
– Gimul
– Jiwa
– Mata
– Usia lanjut
– Perawatan kesehatan masyarakat
– Pembinaan pengobatan tradisional
Azas Puskesmas
• Azas Pertanggungjawaban wilayah
– Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya
• Azas Pemberdayaan Masyarakat
– Memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat agar berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
• Azas Keterpaduan
– Upaya puskesmas haruslah dilaksanakan secara
terpadu lintas program atau sector
• Azas Rujukan
– Melimpahkan wewenang baik scara vertikal ataupun
horizontal
Jenis Rujukan Medis
• Rujukan Pasien  penatalaksanaan pasien
dari yg strata pelayanan kesehatan kurang
mampu ke strata pelayanan yang lebih
sempurna
• Rujukan Ilmu Pengetahuan  pengiriman
dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli ke
strata pelayanan kesehatan yang kurang
untuk bimbingan/diskusi
• Rujukan Specimen  pengiriman bahan
pemeriksaan ke strata pelayanan yang
mampu atau sebaliknya
Jenis Rujukan Kesehatan
• Rujukan tenaga  mengirim tenaga kesehatan
ke strata kurang mampu untuk menanggulangi
masalah kesehatan di masyarakat
• Rujukan sarana  pengiriman berbagai
peralatan medis/nonmedis ke strata kurang
mampu untuk menanggulangi masalah
kesehatan
• Rujukan operasional pelimpahan wewenang
tan tanggung jawab penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat
Pembagian Wewenang dan Tanggungjawab
• Cross Reference  menyerahkan sepenuhnya
pada dokter lain untuk selamanya
• Split Reference menyerahkan penanganan pada
beberapa dokter selama jangka waktu tersebut
dokter yang merujuk tidak bertanggung jawb
• Collateral Reference  menyerahkan penanganan
hanya untuk satu masalah khusus saja
• Interval Reference  menyerahkan sepenuhnya
pada dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu, selama waktu tersebut dokter yang
merujuk tidak bertanggung jawab
Jenis Laporan Terpadu Puskesmas
• Laporan harian : kejadian KLB penyakit tertentu
• Laporan mingguan : kegiatan penyakit yang
ditanggulangi
• Laporan bulanan : kegiatan rutin program
– LB1: data kesakitan
– LB2: data kematian
– LB3: data program gizi, KIA, KB
– Lb4: data obat-obatan
Pencegahan dlm Masalah Kesehatan
• Primer
– Health promotion
– Spesific protection
• Sekunder
– Early diagnosis
– Prompt treatment
• Tersier
– Disability limitation
– Rehabilitation
• Suatu program kesehatan diselenggarakan di suatu
kecamatan dengan jumlah kejadian malaria yang cukup
tinggi. Petugas pelaksana korban membagi-bagikan kelambu
gratis yang mengandung insektisida yang aman bagi manusia
kepada masyarakat untuk melindungi mereka dari gigitan
nyamuk. Termasuk kegiatan apakah program ini?
a. Primary prevention
b. Tertiary prevention
c. Secondary prevention
d. Primary health care service
e. Secondary health care service
5 Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga
• Sebagai seorang dokter keluarga, harus selalu
menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi
dan perkembangan kesehatan pasien, hal ini
sesuai dengan prinsip kedokteran keluarga…
a. Komprehensif care
b. Holistic care
c. Patient centered care
d. Patient advocacy
e. Continuing care
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN KOMUNIKASI EFEKTIF:

MENGAJUKAN • PERTANYAAN TERBUKA  Pertanyaan dengan BANYAK kemungkinan jawaban


PERTANYAAN • PERTANYAAN TERTUTUP  Pertanyaan dengan jawaban “YA” atau “TIDAK”

• REFLEKSI ISI  Mengungkapkan kembali inti yang telah dikemukakan pasien. “Anda
mengatakan…”
• REFLEKSI PERASAAN  amati & dengarkan PERASAAN pasien. “Anda sepertinya
MENDENGAR
bingung?”
AKTIF
• MERANGKUM  Mirip refleksi isi, BEDANYA??
• Merangkum: durasi sudah lama, atau transisi topik atau bahan rumit

• BAHASA SEDERHANA
MEMBERIKAN • JUJUR
INFORMASI • BENAR
• LENGKAP

DON’T
• VERBAL
• Memotong pembicaraan
MENANGGAPI • Mencela
KLIEN?!! • Asumsi  kesimpulan TANPA didukung bukti dan terlalu dini
• Evaluasi  TIDAK PERCAYA ucapan pasien
• NON-VERBAL  mengernyitkan dahi, reaksi terkejut, senyum melecehkan
PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA

1. Memberikan standar pelayanan paripurna atau komprehensif.


-Pelayanan medis strata pertama (promotif, preventif dan spesific
protection, kuratif dan rehabilitatif).

2. Memberikan standar pelayanan menyeluruh (holistic care).


Pasien adalah manusia seutuhnya, bagian dari keluarga dan
lingkungannya, serta menggunakan pelayanan yang bersumber dari
sekitarnya.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang kontinyu mulai dari


konsepsi sampai mati.
-Rekam medis diisi dengan cermat.
4. Mengutamakan pencegahan (4 tingkat pencegahan)
1) Melayani KIA, KB, vaksinasi
2) Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin
3) Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya
4) Mencegah kecacatan

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang koordinatif dan kolaboratif


a) Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mencapai kesembuhan optimal
b) Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk
penyembuhan.

6. Memberikan pelayanan kesehatan individual sebagai bagian integral dari


keluarganya.
- Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang
pasien
- Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian
integral dari keluarganya
7. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungan
tempat pasien berada.
a) Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas,
masyarakat dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi
penyembuhan penyakitnya
b) Memanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya
untuk membantu penyembuhan penyakitnya

8. Sadar etika, moral dan hukum

9. Memberikan pelayanan kesehatan yang sadar biaya dan sadar mutu

10. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diaudit dan


dipertanggungjawabkan
GENOGRAM
(Anatomi Keluarga)
Bertujuan :
Mengetahui pola kehidupan antar-generasi, pola disfungsi emosional
ataupun adanya penyakit yang diturunkan dalam keluarga
Suatu alat yang dapat digunakan oleh dokter keluarga untuk
mengingat kembali informasi mengenai nama anggota keluarga
pasien, hubungan keluarga ataupun struktur lainnya

Informasi mencakup nama, umur, status perkawinan,


perkawinan terdahulu, jumlah anak, penyakit yang signifikan
dalam keluarga,tanggal-tanggal terjadinya kejadian traumatic spt
kematian, dan pekerjaan.

Kedekatan emosional masing-masing anggota keluarga, jarak,


konflik antar anggota keluarga, dan informasi lainnya yang
berkaitan
• Suatu alat untuk mengeksplorasi
dinamika keluarga pada seorang
FAMILY CIRCLE individu yang bermasalah

• Family circle : lebih terfokus pada


PERBEDAAN masalah saat ini
FAMILY CIRCLE VS • Genogram : lebih terfokus pada
GENOGRAM masalah struktur dasar dan riwayat
keluarga
FAMILY APGAR
(Untuk menilai fungsi suatu keluarga)

Adaptation Partnership Growth

Affection Resolve
FAMILY LIFE CYCLE

TAHAP 6
Menurut TAHAP 5
DUVALL Keluarga dg anak Keluarga mulai
melepas anak sbg
(1971) remaja
dewasa

TAHAP 1 TAHAP 4 TAHAP 7


Keluarga Baru Keluarga dg anak Keluarga usia
Menikah sekolah pertengahan

TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 8


Keluarga “Child- Keluarga dg anak Keluarga usia
bearing” pra-sekolah lanjut
Family genogram dan APGAR
Jenis Rujukan
Antar Dokter
• Interval referral: pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada 1
dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu,
dan selama jangka waktu tersebut, dokter
tersebut tidak ikut menanganinya
• Split referral: pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada
Antar Instansi beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu, dan selama jangka waktu tersebut,
• Horizontal: setingkat, misalnya dokter tersebut tidak ikut menanganinya
dari dokter A ke dokter B • Collateral referral: menyerahkan wewenang dan
tanggung jawab penanganangan penderita hanya
tetapi masih dalama 1 strata untuk satu masalah penanganan spesialistik saja
• Vertikal: naik atau turun • Cross referral: menyerahkan wewenang dan
tanggung jawab pasien kepada dokter lain untuk
tingkat, misalnya dari selamanya
puskesmas ke rumah sakit.
• Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke praktik dokter
keluarga dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Setelah
pemeriksaan lengkap, anak didiagnosis appendisitis akut. Dokter
lalu merujuk anak ke dokter bedah untuk penanganan selanjutnya.
Setelah operasi, anak mengalami infeksi saluran napas. Lalu dokter
bedah kembali merujuk pasien kepada dokter keluarga nya untuk
penanganan lebih lanjut. Apakah jenis rujukan yang paling sesuai?
a. Split referral
b. Cross referral
c. Collateral referral
d. Periodic referral
e. Interval referral
Edgar Dale’s cone of learning
KAIDAH DASAR MEDIK
• Beneficence melakukan tindakan untuk
kepentingan pasiennya (memberi obat
generik, memberi edukasi)
• Non-Maleficence  tidak melakukan
suatu perbuatan atau tindakan yang dapat
memperburuk pasien (tidak melakukan
euthanasia)
“TURUNAN” KAIDAH DASAR BIOETIKA

• BERANI BERKATA JUJUR (TRUTH TELLING)


VERACITY • Saat “menyerang” pasien dengan kejujuran, perlu komunikasi yang baik

• TEPATI JANJI
FIDELITY • Do as you say you will do + HORMATI RAHASIA PASIEN
• Hati-hati  jaga rahasia pasien dapat membatasi kualitas dan efisiensi pelayanan

• Autonomy  wajib menghormati martabat
dan hak manusia, terutama hak untuk
menetukan nasibnya sendiri (inform consent)
• Justice  tindakan yang memegang prinsip
sama rata (tidak membedakan pelayanan,
menyebarkan tenaga kesehatan secara
merata)
HEALTH ETHIC
• Moral unpreparedness  petugas tidak memiliki
persiapan pendidikan, psikologis dan emosional
yang adekuat dalam menangani masalah moral
• Moral blindness  buta terhadap dimensi etik
dari suatu masalah
• Moral indifference tidak peduli terhadap
etika/tidak memandang pasian sebagai makhluk
hidup
• Amorality  tiak memiliki moral sama sekali
• Immorality  paham dengan standar etik
namun tidak dijalani
• Moral complacency  petugas tetap memegang
teguh pendiriannya, walaupun dari sudut pandang
dan kepercayaan moralnya salah
• Moral fanaticism  petugas kesehatan memegang
teguh sudut pandang moral yang ekstrim
• Moral disagreement  ketidaksetujuan beberapa
petugas kesehatan mengenai aksi moral mana yang
lebih tepat untuk dijalankan
• Moral dilemma  situasi yang melibatkan
pengambilan keputusan atas pilihan yang kedua
sama buruk
• Moral stress  rasa stres yang dialami oleh petugas
medis karena menghadapi situasi moral dan tidak
tau harus memilih tindakan terbaik yang mna
MALPRAKTEK
• Civil malpractice  tidak melaksanakan
kewajiban atau tidak memberikan prestasinya
sebagaimana yang telah disepakati
• Administrative malpractice  bila telah
melanggar hukum administrasi
• Criminal malpractice  perbuatan yang
memenuhi rumusan delik pidana

a. Perbuatan tersebut merupakan
perbuatan tercela
b. Sengaja (intensional)euthanasia,
membuka rahasia jabatan, aborsi tanpa
indikasi
c. Ceroboh (recklessness)tanpa informed
consent
d. Lalai (negligence) ommission
(seharusnya dilakukan), commission
(seharusnya tidak dilakukan)
PATIENT SAFETY
(169/MENKES/PER/VIII/2011)
• KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya
dilaksanakan. Bukan akibat penyakit
• KNC (Kejadian Nyaris Cedera) akibat melaksanakan
sesuatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan, tetapi cedera serius tidak
terjadi
• KS (Kejadian Sentinel) kejadian yang menyebabkan
cedera serius atau kematian
Five Rights of Medication Adminisrtion

• Right patient (identifikasi pasien yang harus


menerima obat)
• Right medication (pilih obat yang benar)
• Right dose (dosis yang benar)
• Right time (tepat waktu)
• Right route (cara yang benar)
KONSEP

• Uji diagnostik
Metodolog • Teknik Sampling
i
penelitian • Uji statistik
• Metode penelitian
PENGGUNAAN ALAT SKRINING

Sensitivitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :


1. Prevalence kecil
2. Penyakit kronik / kanker
3. Penyakit dengan Case Fatality Rate tinggi

Spesifisitas tinggi diperlukan utk deteksi bila :


4. Prevalence tinggi
5. Penyakit akut
STUDI PROSPEKTIF
• ANGKA INSIDENS TERPAPAR
• ANGKA INSIDENS TAK TERPAPAR
• UKURAN RESIKO RELATIF (RR)

Ins.Rate klp. terpapar (1+1,96/Chi)

RR= RR
Ins.Rate klp. tak terpapar
STUDI RETROSPEKTIF
• TAK DAPAT MENGUKUR INSIDENS
• TAK DAPAT MENGUKUR NILAI RR
• GANTI UKURAN ODDS RATIO (OR)

OR =a x d (1+1,96/Chi)

b x OR
c
• Sebuah studi observasional tentang risiko kejadian tumor otak
dengan penggunaaan telepon seluler. Tiga puluh orang dengan
glioblastoma multiformis dan 30 orang sehat dengan usia dan jenis
kelamin yang sama rata akan mengikuti studi ini. Mereka akan
diwawancarai tentang penggunaan telepon selulernya, kemudian
dibandingkan dengan risiko kejadian tumor otak.Metode apa yang
digubakan untuk menilai rationya?
a. Ratio Odds
b. Relative Risk
c. Ratio Prevalensi
d. Koefisien Kontangensi
e. Population Attributed Risk
FAKTOR PENYEBAB

(O)RR > 3 Penyebab nyata

3 > (O)RR > 2 Penyebab lemah

2 > (O)RR > 1 Bukan penyebab


FAKTOR PENCEGAH

(O)RR < 0,3 Pencegah nyata

0,3 < (O)RR < 0,5 Pencegah lemah

0,5 < (O)RR < 1,0 Bukan pencegah


UJI DIAGNOSTIK

GOLD STANDARD

POSITIF NEGATIF
A
UJI BARU

POSITIF TRUE POSITIVE A FALSE POSITIVE PPV =


ALAT

B
A+B

NEGATIF FALSE NEGATIVE C TRUE NEGATIVE D D


NPV =
C+D

SENSITIVITY SPECIFICITY
A D

A+C B+D
Penelitian resiko kanker serviks pada
wanita usia di atas 40 tahun

Positif Negatif Total


Hasil
skrening

(+) 132 985 1117

(-) 47 62295 62342

Total 179 63280


63459

:
Nilai prediktif positif kanker serviks :
a.132/179
b.47/ 62342
c.132/1117
d.62295/62342
e.62295/63459
Contoh soal
katarak
Total
(+) (-)
(+) 160 80 240
rubella
(-) 40 120 160
Total 200 200 400

• Berdasarkan tabel di atas, sensitivitas metode skrining terbaru tersebut adalah …


• A. 132/211
• B. 132/63491
• C. 132/1146
• D. 62266/63280
• E. 62266/62345
HUBUNGAN ASOSIASI

RELATIF RISK (RR) & ODDS RATIO (OR)

A C
HASIL (OUTCOME)
:
A+B C+D
SAKIT - KASUS SEHAT - KONTROL
YA
A B
Σ KASUS DI KELOMPOK BERISIKO
FAKTOR
RESIKO

RR = =
TIDAK Σ KASUS DI KELOMPOK TANPA RISIKO
C D

Σ KASUS DENGAN RISIKO : Σ KASUS TANPA RISIKO


OR = =
Σ KONTROL DENGAN RISIKO : Σ KONTROL TANPA RISIKO

A C
:
A+C A+C A x D

B D B x C
:
B+D B+D
• Suatu penelitian yang didokumentasikan oleh British Medical Journal 2002,
dengan menggunakan design prospektif, menyatakan adanya pengaruh makan es
krim terhadap terjadinya sakit kepala. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil
yang ditampilkan dalam tabel 2x2 sebagai berikut:
Sakit Kepala
Total
(+) (-)
(+) 20 53 73
Es Krim
(-) 9 63 72
Total 29 116 145

• Berapa besarnya risiko relatif es krim terhadap terjadinya sakit kepala?


• A. 2,2
• B. 2,9
• C. 4,4
• D. 4,8
• E. 6,8
• Suatu penelitian kasus kontrol dilakukan terhadap 200
anak yang menderita katarak kongenital. Terdapat 160
anak dengan riwayat ibunya terkena rubella saat
mengandung anak tersebut. Kontrolnya adalah 200 anak
dan ternyata 80 di antara anak tersebut mempunyai
riwayat ibunya terkena rubella saat hamil. Berapa odds
ratio pada penelitian tersebut?
A. (40 x 200) / (120 x 200)
B. (160 x 80) / (40 x 120)
C. (160 x 120) / (80 x 40)
D. (160 x 200) / (80 x 200)
E. (160 x 40) / (80 x 120)
TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)

PROBABILITY NON-PROBABILITY
SAMPLING SAMPLING

• Semua memiliki kesempatan yang sama


SIMPLE RANDOM • Radomisasi  tabel, pengundian ataupun komputer
SAMPLING • Syarat: populasi homogen

SYSTEMATIC RANDOM • Setelah di randomisasi


SAMPLING • Diambil berdasarkan urutan atau pola tertentu
PROBABILITY
SAMPLING
• Dibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/tingkatan baru
STRATIFIED RANDOM di randomisasi
SAMPLING • Cocok pada populasi heterogen
• Setiap strata dirandomisasi

• Dibagi menjadi sub-populasi (cluster) yang terbagi alami


CLUSTER RANDOM seperti wilayah
SAMPLING • Dari cluster terpilih yang dirandomisasi
TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL (SAMPLING)

PROBABILITY NON-PROBABILITY
SAMPLING SAMPLING

CONVENIENT/ACCIDENTAL
SAMPLING
Memilih siapa sajah yang kebetulan ada (accesible)

CONSECUTIVE SAMPLING First come first chosen subject

NON-PROBABILITY PURPOSIVE/ JUDGMENTAL


Subjek dipilih karena memenuhi karakteristik yang diinginkan
SAMPLING SAMPLING

• Subjek dipilih secara berantai


SNOWBALL SAMPLING
• Subjek terpilih selanjutnya memilih subjek berikut

Jumlah subjek ditentukan sejak awal (quota-based) mis:


QUOTA SAMPLING 50 orang dewasa
Contoh soal
• Seorang peneliti akan meneliti hubungan antara karakteristik sosial
ekonomi dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut referensi
yang ada didapatkan informasi bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat.
Oleh karena itu, peneliti akan mengelompokkan populasi penelitian
berdasarkan tingkat pendidikan formal, yaitu rendah, menengah,
dan tinggi. Metode sampling yang paling tepat digunakan adalah …
• A. Simple random sampling
• B. Systematic random sampling
• C. Cluster random sampling
• D. Stratified random sampling
• E. Purposive sampling
DESIGN PENELITIAN
• LAPORAN KASUS
DESKRIPTIF • CASE-SERIES

TIDAK ADA PERBANDINGAN


EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL ANTAR TIAP KELOMPOK
• KOHORT
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI • CASE-CONTROL
ANALITIK / ETIOLOGI • CROSS-
SECTIONAL/POTONG
ADA PERBANDINGAN ANTAR LINTANG
TIAP KELOMPOK

NG
KOHO
RT
CASE-CON
TROL POTONG LINTA
• 2 jenis kohort: • 2 KELOMPOK: Kelompok kasus • Deskriptif, sewaktu
• Prospective cohort (sakit) dan kelompok kontrol (sehat) • HUBUNGAN ASOSIASI  TIDAK
• Retrospective/historical • Retrospektif, sewaktu KAUSALITAS
cohort • DAPAT melihat KAUSALITAS • CEPAT DAN MURAH
• Subjek diikuti untuk periode tertentu • Umum digunakan pada KASUS • Menghitung RELATIF RISK (RR)
• SANGAT BAIK menilai LANGKA
KAUSALITAS • Menghitung ODDS RATIO (OR)
• Relatif LAMA dan MAHAL
• Menghitung RELATIF RISK (RR)
• Puskesmas Kecamatan Y tersedia metode kontrasepsi berupa pil, kondom, IUD, dan
sebagainya. Pasien bebas memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. Subjek penelitian
adalah perempuan yang mulai menggunakan metode kontrasepsi sepanjang tahun 2011
dan dilihat hasilnya pada akhir tahun 2012. Jenis penelitian yang sesuai dengan ilustrasi di
atas adalah …
A.Survei
B.Cohort
C.Uji klinis
D.Case control
E.Cross sectional

• Di suatu puskesmas akhir-akhir ni mendapatkan peningkatan jumlah pasien dengan keluhan
sakit kepala. Setelah diperhatikan ternyata mereka suka jajan di luar dan mengandung
MSG. Dokter puskesmas akan melakukan penelitian dengan rentan waktu yang singkat.
maka yang digunakan adalah :
a. Cohort
b. Cross sectional
c. Eksperimental
d. Deskriptif
e. Case control
SKALA UKUR

• Angka, TIDAK bisa nilai minus


RASIO • Contoh: berat badan
NUMERIK
• Angka, BISA nilai minus
INTERVAL • Contoh: suhu

• DATA, level SEDERAJAT


NOMINAL • Contoh: gender

KATEGORIK
• DATA, BERTINGKAT
ORDINAL • Contoh: kadar kolesterol  rendah, normal, tinggi

VARIABEL

DEPENDEN / TERGANTUNG HASIL / OUTCOME

INDEPENDEN / BEBAS
• Dilaksanakan suatu penelitian mengenai hubungan
antara pekerjaan (bekerja dan tidak bekerja) dengan
pemberian ASI (diberikan dan tidak diberikan).
Kategori kedua variabel tersebut adalah:
A. Nominal dan ordinal
B. Ordinal dan nominal
C. Keduanya nominal
D. Keduanya ordinal
E. Ordinal dan numerik
UJI HIPOTESIS
VARIABEL TERGANTUNG
KOMPARATIF: MEMBANDINGKAN ANTAR KELOMPOK TIDAK BERPASANGAN
BERPASANGAN

NOMINAL X2 Mc Nemar

Mann
2 KELOMPOK ORDINAL Wilcoxon
Whitney

NUMERIK T unpair T pair


VARIABEL
BEBAS
NOMINAL X2 Cochran
KATEGORIK/
NUMERIK
Kruskall-
> 2 KELOMPOK ORDINAL Wallis Friedman

Related
NUMERIK Anova
Anova
UJI HIPOTESIS

KORELASI: BERAPA BESAR HUBUNGAN/KORELASI ANTARA . . . ???

VARIABEL TERGANTUNG

ORDINAL Korelasi Spearman


KORELASI

NUMERIK Korelasi Pearson


VARIABEL
BEBAS

NOMINAL Regresi logistik


NUMERIK/
KATEGORIK REGRESI

Regresi linier (1 variabel)


NUMERIK
Regresi multipel
(Jika variabel bebas >1)

REGRESI  PREDIKSI HASIL DARI VARIABEL BEBAS


• Pada suatu penelitian hubungan antara asupan tinggi
garam dengan hipertensi didapat p =0.08 dgn a 0.05
maksudnya p di sini adalah :
A. penelitian valid tidak reliable
B. penelitian tidak valid tidak reliable
C. dari 100 x percobaan, 8x sesuai dengan hasil penelitian
bila diuji
D. dari 100 x percobaan, 92x sesuai dengan hasil penelitian
bila diuji
E. penelitian tidak bermakna karena p<0.05 baru bermakna
• Seorang dokter ingin mencri hub antara anemia bumil dgn BBLR dimana anemia dbagi mnjadi
anemiajika hb <10 dan non anemiajika hb >10 sdangkan BBLR dihitung dalam gram. Apa uji yg
dpakai ?
a. Kolmogorov smirnov
b. Chi square
c. korelasi
d. t test
e. anova

• Seorang dokter datang ke SLTA melakukan pengetahuan HIV AIDS, peneliti membandingkan
daya pengetahuan populasi sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Metode statistic
apa yang dilakukan ?
A. uji T independent
B. Uji T berpasangan
C. Uji ANOVA
D. Uji chi square
E. Uji regresi linear
• Seorang dokter akan melakukan sebuah penelitian eksperimental di suatu Puskesmas terhadap Ibu hamil dengan
suplementasi yang berbeda-beda yaitu Fe, Zn, kombinasi Fe+Zn. Efektivitas dapat diperoleh dari pengukuran kadar
hemoglobin (gr/dl). Kadar hemoglobin diperoleh dalam 3 kelompok ibu hamil ( ibu hamil dengan suplemen Fe, ibu
hamil dengan suplemen Zn, dan ibu hamil dengan kombinasi Fe+Zn). Studi penelitian yang tepat terhadap penelitian
diatas adalah?
a. ANOVA
b. T - Independent
c. T - paired
d. khai kuadrat
e. Spearman

• Sebuah studi intervensional tentang hubungan senam kehamilan dengan perbaikan respirasi ibu hamil. Tujuh puluh
ibu hamil akan mengikuti studi ini. VEP ibu hamil akan dinilai sebelum dan setelah mengikuti senam kehamilan untuk
menilai fungsi respirasinya. Distribusi data diasumsikan normal.Uji statistik apa yang akan dipergunakan dalam studi
ini?
a. Uji Kai Kuadrat
b. Uji T Independen
c. Uji T Berpasangan
d. Uji Korelasi Pearson
e. Uji ANOVA satu arah

Anda mungkin juga menyukai