Anda di halaman 1dari 20

“PELUANG”

Matematika SD 3

Dosen Pengampu :
Drs. Sutiyarso, M. Pd
Akhmad Riandy Agusta, M. Pd
Kelompok 7

Fitriani 1810125220060

Mia Resty Aulia 1810125220051

Salsabila A. R.R 1810125220044

Muhammad Noorrahman 1810125110034


SEJARAH TEORI PELUANG
Teori peluang merupakan cabang matematika yang banyak
penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Teori ini lahir dan
berkembang dari dunia hitam(meja perjudian). Pada awal abad abad
ke 17, seorang penjudi bangsawan perancis bernama Cbevalier de
Mere meminta pertolongan kepada Blaise Pascal, yang diharapkan
oleh Cbevalier adalah bagaimana caranya agar memperoleh
kemenangan dalam meja perjudian. Cara cara untuk memperoleh
kemenenagan dalam meja perjudian itu merupakan dasar dasar
teori peluang yang diarahkan oleh Blaise Pascal. Dasar teori
peluang ini selanjutnya dikembangkn oleh Pierre de Fermat.

Penuntun untuk menghitung peluang :


 Kata “atau” berarti menjumlahkan peluang setiap kejadian.
 Kata “dan” berarti mengalikan peluang setiap kejadian.
 Ungkapan “paling sedikit n” berarti n atau lebih.
 Ungkapan “paling banyak n” berarti n atau kurang
Ruang Sampel dan Titik Sampel
Perhatikan sekeping mata uang logam dengan sisi ANGKA dan Gambar !

Sisi Angka (A) Sisi Gambar (G)

Maka :
Ruang Sampel (S) = {A , G}
Titik Sampel = A dan G, maka n(S) = 2
Kejadian = 1. Kejadian muncul sisi Angka
2. Kejadian muncul sisi Gambar
Perhatikan pelemparan sebuah dadu !

Kemungkinan muncul : angka 1, angka 2, angka 3,


angka 4, angka 5, angka 6

Maka :
Ruang Sampel (S) = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Titik Sampel = 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, maka n(S) = 6
Kejadian =
1. Kejadian muncul sisi Angka 1
2. 2. Kejadian muncul sisi Angka 2
3. 3. Kejadian muncul sisi Angka 3
dst. sampai kejadian 6

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Ruang sampel adalah himpunan yang


berisi semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan yang dinotasikan
dengan S. Sedangkan Titik sampel adalah anggota-anggota dari
ruang sampel atau kemungkinan-kemungkinan yang muncul.
Peluang Suatu Kejadian
Apabila suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari suatu
ruang sampel S, dengan demikian peluang terjadinya kejadian A
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
Besarnya peluang suatu kejadian A biasanya dinyatakan
sebagai P(A) dan besarnya peluang hanya berkisar pada interval 0 ≤
P(A) ≤ 1.

𝐧(𝐀)
P(A) = Contoh Soal :
𝐧(𝐒)
Diketahui kejadian A, B, C, dan D dari
pelemparan sebuah dadu. Tentukan
Keterangan :
besarnya peluang kejadian A, B, C, dan D.
P(A) = peluang kejadian A
n(A) = banyak kejadian A
n(S) = banyak titik sampel
Diketahui :
A adalah munculnya mata dadu ganjil.
B adalah munculnya mata dadu prima.
C adalah munculnya mata dadu tak kurang dari 3.
D adalah munculnya mata dadu kurang dari 7.
Ruang sampel untuk pelemparan sebuah dadu adalah S = {1, 2, 3, 4,
5, 6} dengan n(S) = 6.
Penyelesaian :
3 1
A = {1, 3, 5} dengan n(A) = 3. Dengan demikian, P(A) = = .
6 2
3 1
B = {2, 3, 5} dengan n(B) = 3. Dengan demikian, P(A) = = .
6 2
4 2
C = {3, 4, 5, 6} dengan n(C) = 4. Dengan demikian, P(C) = = .
6 3
6
D = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dengan n(D) = 6. Dengan demikian, P(D) = = 1.
6
1. Permutasi

Permutasi adalah pengaturan atau penyusunan beberapa unsur dengan


mempertimbangkan urutan. Rumus untuk permutasi :

𝒏!
nPr = 𝒏−𝒓 !

Contoh soal :
Berapa banyak permutasi dari cara duduk yang terjadi apabila 8 orang
disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari 8 orang tersebut
selalu duduk dikursi tertentu.
Penyelesaian :
7!
7P3 = 7−3 !
7!
= 4!
= 7.6.5
= 210
Jadi, banyaknya cara duduk adalah 210 cara.
2. Kombinasi
Kombinasi sekumpulan unsur adalah suatu pengaturan dari semua
atau sebagin unsur dengan tidak memperhatikan urutan. Banyaknya
kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
dinyatakan dengan nCr dan ditentukan dengan rumus :

𝒏!
nCr =
𝒓! 𝒏−𝒓 !

Contoh Soal :
Tentukan banyaknya kombinasi dari 5 unsur yang diambil dari 9
unsur yang tersedia.
Penyelesaian :
Banyaknya kombinasi dari 5 unsur yang diambil dari 9 unsur yang
tersedia berarti kita akan menghitung 9C5
9!
9C 5 = 9−5 !.5!
5!.6.7.8.9 6,7.8.9 3024
= = = = 126
1.2.3.4 1.2.3.4 24
3. Peluang komplemen suatu kejadian
Peluang komplemen dari suatu kejadian merupakan peluang dari satu
kejadian yang berlawanan dengan suatu kejadian yang ada. Komplemen dari
suatu kejadian A merupakan himpunana dari seluruh kejadian yang bukan A.
Komplemen dari suatu kejadian dapat ditulis dengan A’. Maka peluang
komplemen dituliskan sebagai berikut:

𝑃 (𝐴 ′ ) = 1 − 𝑃 (𝐴)

Contoh soal :
Apabila sebuah dadu bermata 6 dilempar, maka peluang untuk tidak mendapat
sisi dadu 4 adalah ?

Penyelesaian :
Ada enam mata dadu, dengan sisi dadu 4 berjumlah satu maka,
n(S) = 6 dan n(K) = 1
𝑛(𝐾) 1
P(dadu) = =
𝑛 𝑆 6
sehingga peluang komplemen dari kejadian tersebut adalah :
P(dadu’) = 1 – P(dadu)
1
P(dadu’) = 1 - 6
5
P(dadu’) =
6
5
Jadi, peluang untuk tidak mendapatkan sisi dadu 4 adalah 6 .
4. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan merupakan banyaknya kemuculan suatu kejadian yang
sama dari suatu kejadian yang sama dari suatu percobaan. Frekuensi
harapan suatu kejadian dapat kita rumuskan sebagai berikut.

Fh(A) = n x P(A)

Contoh soal :
Dua buah dadu dilempar bersama sebanyak 72 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya jumlah kedua mata dadu adalah 5 secara tepat.
Penyelesaian :
Diketahui :
n(S) = 36
Kejadian A adalah munculnya jumlah kedua mata dadu 5, sehingga n(A) =
4
Sehingga, frekuensi harapan munculnya jumlah kedua mata dadu 5
adalah sebagai berikut.

Fh (A) = n x P(A)
4
= 72 x = 8 kali.
36
Jadi, frekuensi harapan munculmya mata jumlah kedua mata dadu
adalah sebanyak 8 kali.
Peluang Gabungan Dua Kejadian
Misal, dilakukan suatu percobaan,dan didalam percobaan tersebut
terdapat 2 kejadian yaitu Kejadian A dan Kejadian B dengan ruang
sampel S. Dari dua kejadian itu,ada kemungkinan kedua kejadian
tersebut melakukan bersama-sama,
Sehingga A ∩B. Peluang gabungan dua kejadian A dan B dalam
sampel S dapat ditentukan dengan memanfaatkan sifat gabungan dua
himpunan.maka didapatlah rumus peluang gabungan dua kejadian “A
atau B”. Dirumuskan sebagai berikut :

P (A∪B) = P(A) + P(B) - P(A ∩B)

Keterangan:
P(A∪B) : Peluang A digabung dengan peluang B
P(A) : Peluang Kejadian Pertama
P(B) : Peluang Kejadian Kedua
P(A∩B) : Peluang Kejadian A dan B
Contoh Soal :
Sebuah dadu di tos sekali,Jika A adalah kejadian munculnya bilangan genap
dan B adalah kejadian bilangan prima.peluang kejadian munculnya bilangan
genap atau prima adalah…..

Penyelesaian :
S = {1,2,3,4,5,6}
A :bilangan genap ={2,4,6}
P(A) = n(A) / n(S)
= 3/6
B:bilangan prima ={2,3,5}
P(B) = n(B) / n(S)
= 3/6
A∩B = 2
P(A∩B) = n(A∩B) / n(S)
= 1/6
P (A∪B) = P(A) + P(B) - P(A ∩B)
= 3/6 + 3/6 – 1/6
= 5/6
Peluang Saling Lepas
Kejadian A dan B dikatakan “Saling Lepas” jika irisan keduanya
merupakan himpunn kosong (A∩B) = ∅. Jika A dan B adalah kejadian
saling lepas dalam ruang sampel S, maka rumus peluang kejadian
A∪B adalah sebagai berikut.

P (A∪B) = P(A) + P(B)

Keterangan:
P(A∪B) : Peluang A digabung dengan peluang B
P(A) : Peluang Kejadian Pertama
P(B) : Peluang Kejadian Kedua
Contoh soal :
Pada percobaan pengambilan sebuah kelereng dari dalam kantong
yang berisi 10 kelereng merah, 18 kelereng hijau, dan 22 kelereng
kuning. Tentukan peluang terambil kelereng merah atau kuning !

Penyelesaian :
Ruang sampel = {10 Kelereng merah + 18 kelereng Hijau + 22
Kelereng Kuning} = 50
Peluang kejadian terambil kelereng merah P (A) = 10 / 50
Peluang kejadian terambil kelereng kuning P (B) = 22 / 50
Maka, P (A∪B) = P(A) + P(B)
= 10/50 + 22/50
= 32/ 50
= 16/25
Jadi, peluang terambil kelereng merah atau kuning adalah 16/25.
Peluang Dua Kejadian Saling Bebas
Jika terjadi kejadian A tidak mempengaruhi dengan kejadian B atau
sebaliknya,kejadian A dan B tidak saling bebas,maka kejadian tersebut
dinamakan kejadian saling bebas. Untuk A dan B saling bebas, peluang
bahwa A dan B terjadi bersamaan adalah :

P(A∩B) = P(A) x P(B)

Keterangan :
P(A∩B) : Peluang kejadian A dan B
P(A) : Peluang kejadian Pertama
P(B) :Peluang Kejadian ke-dua
Contoh soal :
Dalam sebuah kantong terdapat 15 alat tulis yang terdiri dari 7
pensil dan 8 pena. Jika kita disuruh mengambil 2 alat tulis dengan
mata tertutup. Peluang terambil kedua duanya pensil adalah …..

Penyelesaian :
A = pensil pengambilan pertama
𝑛(𝐴) 7
→𝑃 𝐴 = =
𝑛 𝑆 15
B = pensil pengambilan kedua
𝑛(𝐵) 6
→𝑃 𝐵 = =
𝑛 𝑆 15
P(A∩ 𝑩) = 𝑷(𝑨) 𝒙 𝑷(𝑩)
7 6 42 14
= × = =
15 15 15 75
14
Jadi peluang terambilnya kedua pensil adalah .
75
Peluang Kejadian Bersyarat (Bergantungan)
Misal, ketika dilakukan percobaan,jika kejadian A dan B dapat
terjadi bersama-sama tetapi terjadi atau tidak terjadinya A akan
mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B,maka
kejadian itu disebut kejadian bersyarat dan berlaku.

Adapun peluang kejadian bersyarat dapat dirumuskan sebagai


berikut:
Peluang munculnya kejadian A dengan syarat kejadian B telah muncul
adalah
P(A|B) = , dengan P(B) > 0

Peluang munculnya kejadian B dengan syarat kejadian A telah muncul


adalah
P(B|A) = , dengan P(A) > 0
Contoh soal :
Terdapat sebuah kotak berisi 4 bola merah, dan 2 bola hijau.jika akan
diambil sebuah bola secara acak berturut-turut sebanyak 2 kali tanpa
pengembalian. Peluang terambilnya keduanya bola merah adalah…

Penyelesaian :
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama
adalah A sehingga :
P(A) = n(A) / n (S)
= 4/ 6
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua
adalah B,
P ( B/A) = n (B /A) / n(S)
= 3/6
P A∩B) = P(A) X P(B/A)
= 4 /6 x 3 /6
= 2/6
Terimakasih ….

Anda mungkin juga menyukai