Anda di halaman 1dari 9

BAB IV TRANSISTOR

Pendahuluan

 Transistor dibuat dalam bentuk lapisan yaitu lapisan tipis material tipe P
yang berada diantara dua lapisan tebal material tipe N disebut transistor
NPN.
 Atau lapisan tipis material tipe N diantara material tebal tipe P disebut
transistor PNP.
How does a transistor works

 Let's connect the transistor up to some power. Suppose we attach a small positive voltage to
the base, make the emitter negatively charged, and make the collector positively charged.
Electrons are pulled from the emitter into the base—and then from the base into the collector.
And the transistor switches to its "on" state:
 The small current that we turn on at the base makes a big current flow between the emitter
and the collector. By turning a small input current into a large output current, the transistor acts
like an amplifier. But it also acts like a switch at the same time. When there is no current to the
base, little or no current flows between the collector and the emitter. Turn on the base current
and a big current flows. So the base current switches the whole transistor on and off.
Technically, this type of transistor is called bipolar because two different kinds (or "polarities")
of electrical charge (negative electrons and positive holes) are involved in making the current
flow.
Transistor sebagai saklar elektronik

 Gambar disamping menunjukkan


aplikasi transistor sebagai saklar
elektronik.
 Apabila kaki base pada transistor
diberi tegangan maka transistor
berada pada kondisi on arus listrik
akan mengalir dari sumber
tegangan positif -LED-collector-
emitter dan ke sumber tegangan
negatif sehingga lampu LED akan
menyala.
 Jika kaki base tidak terhubung ke
sumber tegangan maka transistor
dalam kondisi off sehingga arus
listrik tidak dapat mengalir dari
collector ke emitter sehingga
lampu LED pada kondisi tidak
menyala.
Transistor sebagai penguat

 Pada transistor NPN jumlah arus basis (Ib)


menentukan jumlah arus kolektor (Ic).
 Sedikit kenaikan pada Ib menyebabkan
kenaikan yang besar pada Ic, jadi arus
basis bertindak mengontrol jumlah arus
kolektor.
 Sedangkan tegangan pada emiter sama
dengan tegangan pada base.
Photo transistor

 Fototransistor adalah transistor bipolar


NPN dengan sambungan kolektor-basis
PN yang peka cahaya.
 Apabila sambungan tersebut dikenai
cahaya dengan melalui lensa, maka
timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON.
 Arus basis yang dihasilkan berbanding
langsung dengan intensitas cahaya.
Field effect transistor

 Transistor efek-medan (field-effect


transistor = FET) praktis tidak
menggunakan arus sebagai input basis,
sebagai pengganti, aliran arus output
dikendalikan oleh perubahan medan
listrik yang dibangkitkan melalui aplikasi
tegangan.
 Transistor ini mempunyai tiga hubungan:
sumber, gerbang dan drain.
 Transistor field-effect dirancang untuk
menghilangkan kelemahan utama
transistor bipolar yaitu kecepatan
switching yang rendah dan daya
penggerak yang besar.
 Transistor efek-medan dapat dibagi menjadi
dua kelompok: transistor efek-medan
sambungan (junction field-effect transistor =
JFET) dan transistor efek-medan semi-konduktor
metal-oksida (metal-oxide semiconductor field-
effect transistor = MOSFET).
 MOSFET adalah satu transistor yang paling
populer yang sekarang banyak digunakan.
 MOSFET sama dengan JFET yaitu arus mengalir
pada daerah saluran dimana perubahan
diameter efektif menjadi tahanan yang
berubah, akibatnya aliran arus pada transistor
berubah. Gerbang pada mosfet diisolasi
sehingga arus pada gerbang sangat kecil

Anda mungkin juga menyukai