Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN KEWERNAGAAN NEGARA

Menggali sumber historis, sosiologis, politis, tentang pancasila dalam


kajian sejarah bangsa Indonesia

Nama kelompok 2;
1. MUHAMMAD NOVAL
2. SOYARA POLANUNU
3. AMELYA NOVIYANTY
4. EVA FENICCA WAKANNO
5. YACOBUS ONESIMUS SUNLIOI
6. JONDRY RIONALDO TANAMAL
7. RENLIN HEUMASSE
1. SECARA HISTORIS

• Pancasila telah melalui proses panjang, di matangkan oleh sejarah


perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman-
pengalaman bangsa lain, dengan tetap berakar pada kepribadian dan
gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri.
• Secara obyektif nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila
kenyataannya telah di miliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan Negara.
• Secara harfiah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang diambil dari
kitab Negarakertagama yaitu “Pantjasyila”, Pantja yang berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas.
 Sila pertama
 Sejak zaman dulu masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya kepercayaan
animisme dinamisme.
 Sila kedua
 Adanya hubungan kerja sama dalam sektor ekonomi sehingga masyarakat
pada masa kerajaan hidup makmur,damai dan sejahtera.
 Sila ke tiga
 kerajaan majapahit
• Dalam buku karangan sutasoma: : Bhineka tunggal ika” yang mana bunyi
lengkapnya yaitu “bhinekantunggal ika tan hana dharma mangrua”
• Ditambah lagi Sumpah Palapa yang ketika itu diucapkan oleh Mahapatih Gajah
Mada merupakan kejadian yang mencerminkan nilai-nilai sila ketiga, persatuan
Indonesia yaitu mempersatukan seluruh nusantara raya.
 Kerajaan sriwijaya
• Kerajaan Sriwijaya mengatur sistem perdagangannya dengan mempersatukan
pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan vatakvurah sebagai
pengawas dagangannya.
 Sila ke empat
 -Kerajaan Sriwijaya sudah mengembangkan tatanegara dan tata pemerintahan
yang mampu menciptakan peraturan-peraturan yang ditaati oleh rakyat.
 -Sriwijaya telah memiliki pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan,
rokhaniawan yang mengawasi pembangunan patung suci yang merupakan
perlambang tuhan mereka.
 Dalam prasasti Brumbung disebutkan bahwa Raja Majapahit memiliki beberapa
penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu. Hal itu menunjukan bahwa
bermusyawarah dan bermufakat itu telah ada jauh sebelum kemerdekaan
Indonesia.
 Sila ke lima
• Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam
Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua
Criwijaya Sidhayatra Subhika” ( suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur).
• Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang
dengan Benggala,Chola, dan champa. Hal ini berkaitan dengan nilai
kemanusiaan. Masih berdasarkan prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga
memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan
pertanian, yang merupakan penerapan nilai-nilai sila kelima.
Pada masa kebangkitan nasional .

 Masa kebangkitan nasional di Indonesia ditandai dengan didirikannya Budi


Utomo yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20
mei 1908.
 Lalu, dengan lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
juga memberikan kita pemahaman serta bukti bahwa pada waktu itu
kesadaran akan persatuan telah dijunjung tinggi demi tercapainya suatu
bangsa yang kuat.

Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang sudah ada sejak
kemudian di angkat kembali untuk di rumuskan dalam sidang BPUPKI dan di
sahkan oleh PPKI sebagai dasar negara.
2. Secara sosiologi

 Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu


masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan
masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para
pendiri negara.
 Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digwali dari bumi pertiwi
Indonesia
Unsur-unsur sosiologis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara
meliputi hal-hal sebagai berikut:

 a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan


beragama masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan
dan keyakinan terhadap adanya kekuatan gaib.
 b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam
hal saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap
sewenang-wenang.
 c. Sila Persatuan Indonesia yang dapat ditemukan dalam bentuk
solidaritas, rasa setia kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud pada
mencintai produk dalam negeri.
 d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk
menghargai pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam
mengambil keputusan.
 e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam
sikap suka menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok
atau berlebihan.
2. Secara politik

 Menurut Baterns, sebenarnya terdapat 3 makna dari etika yaitu


• Pertama, etika merupan pegangan bagi seorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
• Kedua, etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral, yang
dimaksud disini adalah kode etik.
• Ketiga, etika dipakai dalam arti ilmu yang baik atau yang buruk.
 Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia tentunya mempunyai
beberapa kendala-kendala, yaitu :
 a. Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika
seseorang mengkritik sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan-
kelemahan dan kekurangannya, baik secara konseptual maupun praksis.
Hingga muncul sebuah keyakinan bahwa etika politik menjadi satu-
satunya cara yang efektif dan efisien dalam mengkritik ideologi, sehingga
etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.
 b. Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap
disbanding etika politik Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan
kepada Pancasila oleh etika politik Pancasila tidak mungkin berangkat dari
Pancasila sendiri karena kritik itu tidak akan membuahkan apa-apa.
 Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu
menjadi alat atau cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama
dapat diatasi dengan cara membuka lebar-lebar pintu etika politik
Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari manapun, sehingga ia tidak
terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi dengan
menunjukkan kritik kepada tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu,
kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang lebih
umum hingga ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma
moral.
 Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam setiap aktivitas sosial politik,
sehingga sektor masyarakat akan berfungsi memberikan masukan yang
baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik. Pada gilirannya, sektor
pemerintah akan menghasilkan output politik berupa kebijakan yang
memihak kepentingan rakyat dan diimplementasikan secara bertanggung
jawab di bawah kontrol infrastruktur politik
Sekian terimah kasih

Anda mungkin juga menyukai