Anda di halaman 1dari 39

Conveyor

PENGERTIAN
Mesin Pemindah Bahan (material handling equiptment) adalah
peralatann yg digunakan untuk memindahkan muatan yang berat
dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang ditentukan.

Mesin pemindah bahan hanya memindahkan muatan dalam jumlah


dan besar tertentu serta jarak tertentu dengan perpindahan bahan
ke arah vertikal, horizontal dan atau kombinasi keduanya.

Jenis –jenis Mesin Pemindah Bahan


Ada Tiga Kelompok mesin pemindah bahan :
1. Peralatan pengangkat, yaitu peralatan yang digunakan dengan
tujuan memindahkan muatan satuan dalam satu batch, misal :
• Mesin pengangkat (kerek, dongkrak)
• Crane
• Elevator
LANJUTAN

2. Peralatan Pemindahan (conveyor), yaitu peralatan yg ditujukan


untuk memindahkan muatan curah (banyak partikel, homogen)
maupun muatan satuan secara kontinyu, misal: scew conveyor, belt
conveyor, pneumatik conveyor, vibrator conveyor dan lainnya.

3. Peralatan permukaan dan overhead yaitu peralatan yg ditujukan


untuk memindahkan muatan curah dan satuan, baik batch maupun
kontinyu, misal : scrapper, exavator, buldozer dll

Faktor-faktor teknis dalam pemilihan mesin


pemindah bahan :
1. Jenis dan sifat bahan yg akan ditangani
2. Kapasitas per jam yg dibutuhkan
3. Arah dan jarak perpindahan
4. Cara penyusunan muatan awal dan akhir
5. Jangka waktu penggunaan alat.
K3 CONVEYOR
Prosedure K3 bertujuan untuk melindungi operator dari
kecelakaan dan melindungi mesin dari kerusakan baik pada saat
operasi maupun saat maintenance.

Program K3 conveyor meliputi :


1.Pelaksanaan Prosedure Lockout dan Tagout
Log out adalah usaha untuk mengisolasi peralatan listrik, mesin
dan alat dengan energi yg tersimpan didalamnya agar tidak menimbulkan
kecelakaan saat pemasangan, perawatan dan perbaikan.
Tagout adalah pemberian tanda pada peralatan listrik, mesin dan
alat yg menjelaskan peralatan dalam perawatan dan perbaikan.
2.APD (Alat Pelindung Diri)
3.Housekeeping,
kegiatannya menjaga tempat kerja, merawat alat kerja dan
merapihkan tempat kerja
Belt Conveyor
Belt Conveyor dapat digunakan untuk memindahkan
muatan satuan (unit load) maupun muatan curah
(bulk load) sepanjang garis lurus (horisontal) atau
sudut inklinasi terbatas.

Kapasitas belt conveyor 500 – 5000 m3/jam atau lebih,


kemapuan memindahkan bahan dalam jarak yg jauh
500 – 1000m atau lebih.

Belt conveyor banyak digunakan untuk mesin pemindah


bahan (mat’l handling equipment) oleh karena
perencanaan yg sederhana, berat mesin relatif ringan,
pemeliharaan dan operasi yang mudah.
Belt Conveyor
 Berdasarkan perencanaan belt konveyor dibedakan 2 jenis :
stationary conveyor dan portable (mobile conveyor)
 Berdasarkan lintasan gerak :
1. Horisontal
2. Inklinasi
3. Kombinasi keduanya
Bagian dari belt Conveyor :
1. Belt : jenis textile belt terdiri dari cotton, duck cotton, rubber
textile belt.
Persyaratan belt : tidak menyerap air, kekuatan tinggi, ringan,
pertambahan panjang rendah, flexibilitas tinggi, lapisan tidak
mudah lepas, tahan lama.
2. Idler, yang berfungsi sebagai penyangga belt ( upper idler dan
lower idler)
3. Unit Penggerak, pada belt konveyor, daya motor ditransmisikan
ke belt dengan friksi belt melalui pulley penggerak yg
digerakkan oleh motor listrik.
Belt Conveyor
 Belt conveyor adalah salah satu komponen dari belt
conveyor sistem yang berfungsi untuk membawa
material dan meneruskan gaya putar. Di pilihnya bel
conveyor system sebagai sarana transportasi material
adalah karena tuntutan untuk meningkatkan
produktivitas, menurunkan biaya produksi dan juga
kebutuhan optimasi dalam rangka mempertinggi
efisiensi kerja. Keuntungan dari penggunaan belt
conveyor adalah:
1. Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan
material
2. Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam
jumlah yang tetap sesuai dengan keinginan
3. Membutuhkan sedikit ruang
4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja
memindahkan material
Belt Conveyor

 Kekuatan belt conveyor bukan dilihat berdasarkan


ketebalannya, melainkan pada jumlah lapisan penguat
(ply ) dan tegangan tarik per ply (Tensile Strenght).
Ditinjau dari struktur lapisan penguatnya, belt conveyor
dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1 Fabric Belt
Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan
lapisan penguat (ply) yang terbuat dariserat tekstil
(serat buatan). Lapisan penguat tersebut biasanya
disebut Carcass. Carcass terbagi dalam beberapa jenis,
antara lain:(Landy,2005)
• Nylon atau Polymide (NN)
• Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen
• Cotton
• Vinylon fabric (VN)
• Polyvinil (KN)
• Aramide fiber
 Fabric merupakan rajutan yang terdiri dari serat
memanjang (WRAP) dan serat pengisi dengan
arah melintang (WEFT). Jenis rtajutan yang
searing dipakai pada fabric belt adalah plain
weave.

 Gambar 1. Arah WEFT dan Wrap (sumber:


Belttop Belt)
Gambar 2. Struktur fabric belt (sumber: Belt top belt)
Belt Conveyor
2. Steel cord
Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat
dari serat baja yang galvanizing. Tujuan galvanizing
adalah untuk mencegah terjadinya karat pada kawat
akibat adanya rembesan air atau udara. Steel cord belt
biasanya digunakan pada conveyor yang membawa
beban berat. Pada belt jenis steel cord ini tidak
terdapat lapisan penguat (ply). Yang ada hanya
batangan kawat sling yang dirajut sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu anyaman kawat baja.
Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt
pada gambar berikut di bawah ini :(Landy, 2005)
Gambar 3. Sruktur steel cord belt (sumber: Belt top belt)
Belt Conveyor
B. Bagian-bagian Belt Conveyor

Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian –bagian


penting, antara lain :

1. Cover Rubber

Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang


mempunyai elastisitan tinggi dan tahan gesek. Cover
rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat
dari curahan, gesekan dan benturan material pada
saat loading (pemuatan) agar ply sobek atau rusak.
Belt Conveyor
Alasan penggunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet
memiliki elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidak
memiliki tegangan tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply tidak
tahan terhadap gesekan dan benturan namun memiliki tegangan
tarik yang baik. Penentuan pemakaian jenis Grade Cover Rubber
adalah berdasarkan kondisi operasi dan jenis material yang dibawa.
Selain itu ada cover rubber sintetis, antara lain :
• SBR : Styrene Butadiene Rubber untuk membawa material panas
mulai dari temperature 100 (heat resistant)
• ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber untuk membawa material
yang mengandung minyak dan bahan kimia (oil resistant)
• NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah (flame/Fire
Resistant conveyor Belting) (Nieman,1994)
 Cover rubber terdiri atas dua bagian, yaitu:
a.Top cover
Adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan material. Top
cover biasanya disebut Carry cover (lapisan pembawa). Top cover
selalu menghadap keatas dan lebih tebal daripada bottom cover.
Pada operasi normal, top cover akan lebih cepat rusak daripada
bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan dan
gesekan pada saat material dimuat. Tebal dari top cover adalah 1
mm s/d 8 mm untuk Fabric belt dan 5 mm s/d 18 mm untuk Steel
cord belt.

b. Bottom Cover
Adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung dengan
pully dan roller pembalik (Return Roller). Bottom cover sering juga
disebut dengan pully cover. Pada umumnya bottom cover lebih tipis
dari pada top cover, karena bottom cover tidak bersentuhan
langsung dengan material. Tebal Bottom cover adalah 1 mm s/d 4
mm untuk fabric belt dan 2 mm s/d 8 mm untuk steel cord belt.
 2. Tie Rubber
Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply.
Tie rubber juga sering disebut Tie gum atu Skim
rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan
ply satu dengan yang lainnya pada fabric belt,
dan melekatkan sling baja dengan cover rubber
pada steel cord belt. Tebal tie rubber adalah 0.5
mm s/d 1 mm untuk fabric belt dan 2 mm untuk
steel cord belt. Tie rubber tidak tahan benturan
dan gesekan. Spesifikasi tie rubber yang umum
digunakan untuk belt conveyor adalah sebagai
berikut:
• Tensile strange : 250 Kg/m2
• Elongation : 500%
Belt Conveyor
 3. Reinforcement – Lapisan penguat (Ply)
Reinforcement adalah lapisan penguat untuk
belt conveyor itu sendiri. Kekuatan atau
tegangan pada belt tergantung lapisan penguat
yang dipakai. Pada umumnya lapisan penguat
terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel
cord).
 Lapisan penguat untuk fabric belt terdiri dari
beberapa macam jenis, yaitu :
• Nylon atau polyamide (NN)
• Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan
diolen
• Cotton
• Vinylon fabric (VN)
• Polyvinil (KN)
Belt Conveyor
 Sedangkan untuk steel cord belt lapisan
penguatnya hanya terdiri dari satu jenis saja,
yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan
penguat yang telah disebut di atas, terdapat juga
konstruksi khusus yang dirancang untuk
melindungi lapisan penguat dari sobek yang
memanjang. Lapisan ini disebut dengan Rip
Guard. Ada beberapa konstruksi dari Rip Guard,
yaitu(Landy, 2005)
• Belt fabric dengan carccas di dalam top cover
yang disusun melintang.
• Nylon cord yang disusun melintang pada top
cover.
• Nylon cord yang disusun melintang pada top
Belt Conveyor
 C. Tensile strength
Tensile strength adalah kekuatan tegangan tarik suatu belt
conveyor yang dinyatakan dalam Kg/cm2/ply. Kekuatan tarik suatu
belt tergantung dari jumlah ply yang di gunakan. Contoh
pembacaan tegangan tarik pada sebuah belt :
• NN-50 x 4 P (fabric)
NN-50 = kekuatan per ply jenis Nylon tersebut adalah
50Kg/cm2/ply. Total kekuatan tarik pada belt tersebut adalah
50Kg/cm/ply x 4 ply = 200Kg/cm2
• EP-500 / 4 (fabric)
Adalah kekuatan tarik total per ply jenis polyester / polyamide.
Sehinga kekuatan tarik per ply adalah : 500Kg/cm : 4 ply = 125
Kg/cm/ply
• 4-EP 125
Angka 4 menunjukan jumlah ply, sedangkan angka 125
menyatakan tegangan tarik dalam Kg/cm2/ply. Jadi total dari
tegangan tarik adalah : 4 x 125 = 500 Kg/cm2.
Belt Conveyor
 Selain itu untuk steel cord pembacaan tegangan tarik adalah ST-
2500. Yang artinya Tensile strength = 2500 Kg/cm2. pada steel cord
tidak terdapat ply, yang
dipakai adalah unit sling baja (Pcs).(Landy, 2005)

 E. Penentuan Jumlah Ply


Pemikiran awam untuk menghadapi masalah belt yang sering putus
adalah dengan menambah jumlah ply, tanpa mempertimbangkan
stress yang akan terjadi pada saat belt berjalan melewati pully (pada
titik momen) yang akan berakibat fatal. Disamping factor stress, belt
akan berjalan mengambang tidak duduk dengan baik diatas roller.
Karena dengan penambahan jumlah ply, maka akan menambah
kekakuan belt secara keseluruhan. Jumlah minimum ply ditentukan
oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Kapasitas
2. Lebar belt conveyor
3. Jenis serat / carccas
4. Diameter pully
Belt Conveyor

 Jumlah ply yang banyak mengharuskan


pemakaian diameter pully yang besar untuk
menjaga fleksibilitas belt conveyor. Hubungan
antara jenis carccas dan jumlah ply dengan
diameter pully yang di sarankan dapat dilihat di
bawah ini:(Faujan, 2005)

Gambar 4. Hubungan diameter pully dengan jumlah ply


Belt Conveyor
 F. Nilai Mulur
Belt conveyor akan mengalami mulur sewaktu beroperasi
sebagai akibat dari sifat serat dan stress yang dialaminya.
Mulur adalah pertambahan panjang belt dari panjang semula.
Dalam pemilihan jenis reinforcement, yang harus di perhatikan
adalah jumlah kemuluran yang akan terjadi pada waktu belt
beroperasi beberapa saat. Nilai mulur dapat di pakai sebagai
pedoman dalam menentukan posisi take-up (counter
weight),agar posisi counter weight tidak menyentuh tanah
dalam waktu singkat.

Pemilihan nilai mulur yang tidak tepat dapat menyebabkan


penyambungan berulang ulang karena counter weight
menyentuh tanah, sehingga menyebabkan jadwal produksi
menjadi terganggu. (Landy, 2005)
Belt Conveyor
 G. Penyambungan Belt Conveyor
Penyambungan belt conveyor adalah proses
menyatukan dua sisi belt,sehingga belt dapat
digunakan sebagai alat tranportasi produk.
Pada penyambungan conveyor terdapat dua jenis
(Metode) penyambungan, yaitu :
1. Penyambungan mekanis (Mechanical Joint)
Yaitu penyambungan yang terdiri dari bahan baja
berbentuk engsel untuk menghubungkan kedua bagian
belt. Penyambungan ini digunakan hanya dalam
keadaan darurat saja. Pada saat belt tiba-tiba putus
saat beroperasi dan perusahaan dalam keadaan kejar
produksi(Shipping). Karena penyambungan mekanis
ini sifatnya hanya sementara.
Belt Conveyor
 2. Penyambungan tak Berujung (Endeless Splicing)
Penyambungan tak berujung adalah penyambungan
yang dilakukan dengan menyatukan/melekatkan
lapisan penguat dengan proses vulkanisasi. Hasil dari
penyambungan ini tidak menonjol melebihi permukaan
belt conveyor. Apabila proses penyambungan dilakukan
dengan sempurna maka hasil penyambungan tidak
akan terlihat.
Banyak keuntungan yang didapat dari dari
penyambungan tak berujung ini, antara lain :
• Menghemat belt
• Tidak terdapat material yang tertumpah, sehingga
kapasitas produksi tidak berkurang.
Belt Conveyor
 Penyambungan yang sering digunakan adalah
penyambungan tak berujung, hal ini dikarenakan
penyambungan ini memiliki keunggulan sebagai
berikut:
• Tidak merusak pully dan roller
• Tidak merusak system screaper
Penyambungan tak berujung ini mempunyai dua jenis
penyambungan, yaitu :
a. Penyambungan Panas (Hot Splicing)
Penyambungan panas adalah proses penyambungan
belt conveyor dengan proses vulkanisasi pada prosesnya
menggunakan alat pemanas yang disebut heating
solution.
b. Penyambungan dingin (cold Splicing)
Penyambungan dengan system dingin adalah proses
penyambungan belt conveyor yang proses
vulkanisasinya dengan cara kimiawi. Yaitu dengan
menggunakan lem REMA TIP-TOP SC-2000 yang
Belt Conveyor
 3.Vulkanisasi
Penyambungan sistem dingin dan sistem panas
adalah penyambungan yang mengalami proses
vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses konversi
bentuk karet dari bentuk plastis menjadi elastis
karena reaksi kimia.
Vulkanisasi akan terjadi apabila ada :
• Kimia, yaitu Sulfur dan Accelelator
• Temperatur
• Tekanan
Vulkanisasi terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Vulkanisasi panas
1. Kimia : Terdapat didalam karet dan lem
2. Temperature : 140 s/d 170
3. Tekanan : 5 kg/cm2 s/d 12 kg/cm2
Belt Conveyor
 b. Vulkanisasi dingin
1. Kimia, sulfur, accelelator terpisah. Sulfir
terdapat di dalam lem dan bonding layer.
2. Temperature : Temperatur ruang
3. Tekanan : Tenaga manusia
Penyambungan sistem dingin adalah
penyambungan paling ekonomis, efisien dan
praktis serta memiliki kekuatan/ketahanan yang
sama dengan sistem panas.
Apabila penyambungan dilakukan dengan
sempurna, maka belt tersebut tidak akan pernah
putus pada sambungan.
Belt Conveyor
 Sambungan akan terputus dan terlepas apabila
:(Khurmi,1982)
1. Apabila ada lapisan penguat yang terpotong pada
saat penyambungan karena pemakaian pisau yang
tidak tepat atau tersodok alat pemisah ply.
2. Sambungan lem tertutup pada saat lem masih
basah atau pada saat sebagian lem sudah kering.
3. Kurang rapatnya cover strip, sehingga ada material
yang masuk kedalam sambungan.
4. Waktu vulkanisasi terlalu lama.
5. Kurang control pada saat melakukan roll, ada
udara yang terjebak.
6. Penempatan cover strip yang menonjol.
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
Belt Conveyor
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR
BELT CONVEYOR

Anda mungkin juga menyukai