(FMEA)
Pendahuluan
Good Clinical Governance
Quality – Patient Safety
PELAYANAN
KESEHATAN/RS
Semua kegiatan
di rumah sakit ERROR
x
(healthcare
setting)melibatkan
banyak risiko yang
harus dikelola • Terdapat 1 dari1 000 000 kesempatan untuk seorang
traveler yang dirugikan selama menumpang pesawat.
• Sebagai perbandingan, ada kesempatan 1 di 300
pasien dirugikan selama perawatan kesehatan.
Pendahuluan
Tools yang digunakan dalam analisis risiko:
Proaktif
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Hazard Vulnerability Analysis (HVA)
Reaktif
Root Cause Analysis (RCA) atau analisis akar
masalah.
Failure Mode and Effects Analysis
adalah...........
Suatu teknik untuk memperbaiki suatu sistem yang dapat
meningkatkan keselamatan.
Suatu teknik yang berbasis tim, sistematik, proaktif dan
berbasis alasan/pemikiran yang digunakan untuk mencegah
terjadinya masalah pada suatu proses atau produk sebelum
terjadi.
Tidak hanya melihat masalah yang mungkin muncul, tapi
juga seberapa parah dampak yang muncul pada masalah
tersebut
Asumsi
Bahwa seluas apapun pengetahuannya atau sehati – hati
apapun orang tersebut, kegagalan akan terjadi dalam
beberapa situasi dan bahkan bisa mungkin terjadi pada
prosedur yang telah direncanakan dengan baik.
FMEA
Fokusnya adalah kegagalan seperti apa yang
diperbolehkan terjadi.
Idealnya FMEA dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
kegagalan.
Jika kegagalan tidak dapat dicegah, FMEA berfokus pada
perlindungan yang dapat dilakukan terhadap individu yang
mendapat perawatan, perlakuan, atau pelayanan, atau pada
kasus yang lebih buruk, memitigasi dampaknya jika
kegagalan dapat membahayakan.
Mendefinisikan kata kunci FMEA
Failure ; Kegagalan
Ketika sistem atau bagian dari sistem yang dijalankan dengan cara
yang tidak diharapkan atau tidak diinginkan
Mode; Modus
Jalan atau cara terjadinya kegagalan, Modus kegagalan
adalah cara di mana sesuatu bisa mengalami kegagalan
Effects; Dampak
Hasil atau konsekuensi dari modus kegagalan
Analysis; Analisis
Pengujian yang rinci dari elemen – elemen atau struktur suatu
proses
Langkah - langkah FMEA
1. Pilih proses yang berisiko tinggi dan bentuk tim
2. Buat diagram proses
3. Curah pendapat potensial modus kegagalan dan
dampaknya
4. Buat prioritas mode kagagalan
5. Identifikasi akar masalah dari mode kegagalan
6. Rancang ulang proses
7. Analisis dan uji rancangan baru
8. Implementasi dan pemantauan proses rancang ulang
Mengapa menggunakan FMEA?
Meningkatkan kinerja, terutama terkait dengan keselamatan
Ex: FMEA digunakan untuk meningkatkan proses utilisasi obat
yang dapat mendukung keberhasilan dan kesesuaian regimen.
Meningkatkan mutu
FMEA merupakan salah satu alat yang efektif untuk peningkatan
mutu
Mempersempit atau menghilangkan gap antara mutu dan kinerja
dengan cara mengidentifikasi modus kegagalan
Meningkatkan kinerja keuangan
Memperkuat pendekatan tim
Keterbatasan FMEA
Membutuhkan waktu dan sumber daya staf untuk
mengadakan FMEA dan komitmen pimpinan terhadap
penyediaan sumber daya atau jika hasil analisis didapatkan
terjadi kegagalan. Dengan menyediakan sumber daya,
pimpinan mengatur tingkat kolaborasi, peningkatan mutu
berbasis tim, dalam jangka panjang, dapat berdampak pada
keselamatan dan mutu organisasi.
Tidak dapat mengungkapkan hal penting dan penyebab pada
kesalahan tunggal atau akibat buruk secara lengkap.
Langkah 1 :
Pemilihan proses yang berisiko tinggi
dan membentuk tim
Memilih proses untuk diinvestigasi
FMEA dapat digunakan untuk memperbaiki proses atau
subproses
Proses dapat mengalami kegagalan jika proses – proses
tersebut tidak diawali dengan desain yang baik untuk
memenuhi tujuan yang ingin dicapai atau, apalagi jika
langkah – langkah tersebut
Ciri - ciri proses yang berisiko
tinggi
Input yang bervariasi
Ex: pasien dengan sakit berat, comorbid, membutuhkan
pelayananmultidisiplin (IPD, Bedah, ICU)
Kompleksitas
Ex: alur pelayanan yang panjang
Kurangnya standarisasi (belum ada standar, regulasi)
Proses yang ketat/longgar
Proses yang tergantung pada faktor manusia
Kendala waktu yang ketat dan longgar
Kendala waktu yang ketat dan longgar
Sumber data untuk
mengidentifikasi proses untuk
dianalisis
Sumber data internal
Laporan kinerja
Umpan balik dari pasien dan staf tentang pelayanan kesehatan
yang diberikan (survei kepuasan, complain))
Sistem pelaporan (pelaporan KPRS, K3RS, Indikator mutu)
Sumber data ekternal
Sentinel event statistic (JCI 1995 – 2009)
Sumber Data untuk
mengidentifikasi proses – proses
yang berisiko
Data peningkatan kinerja internal
Umpan balik staf
Umpan balik pelanggan
Data dari organisasi yang sama,tingkat lokal, nasional atau
international
Organisasi dan asosiasi profesional
Organisasi keselamatan
Pemerintah/kementrian kesehatan
Literatur asosiasi/perkumpulan/profesional
Insiden sentinel
Liabilitas perusahaan asuransi
Membuat FMEA dapat
dilaksanakan
Salah satu kriteria pemilihan proses yang akan dianalisis
adalah proses yang memiliki dampak yang sangat besar
terhadap keselamatan individu yang diberi pelayanan
Pertanyaan pimpinan:
Proses mana yang paling besar dampaknya terhadap
keselamatan individu yang diberikan pelayanan
Proses yang memiliki potensi yang paling tinggi volumenya, dan
yang berisiko terbesar dalam keselamatan
Membentuk Tim FMEA
Identifikasi staf yang sesuai dengan tugasnya
Pengaruh kepemimpinan dalam pengembangan tim
Pelatihan untuk tim yang akan menanalisis proses dengan
menggunakan FMEA
Tetapkan misi tim, ruang lingkup FMEA dan aturannya
Komposisi Tim
Seseorang yang sangat dekat dengan kejadian atau terlibat
dengan issu yang akan dianalisis
Seseorang yang penting dalam implementasi dari potensi
perubahan
Pimpinan dengan dasar pengetahuan yang luas, yang
disegani dan dapat dipercaya
Seseorang yang mempunyai kewenangan membuat
keputusan
Seseorang yang mempunyai basis pengetahuan yang
beragam
Peran anggota tim
Pimpinan
Fasilitator
Notulen
Expert process
Perwakilan dari disiplin ilmu kesehatan tertentu
Langkah 2
Diagram Proses
Pada saat menyusun diagram proses, anggota tim harus
bertanya hal – hal berikut ini:
Langkah – langkah apa di dalam proses? Jika proses itu
sudah ada, bagaimana proses itu terjadi saat ini, dan
bagaimana seharusnya terjadi? Jika proses baru, bagaimana
seharusnya terjadi?
Bagaimana langkah – tersebut berinterelasi? (sekuen atau
simultan)
Bagaimana proses tersebut berhubungan dengan proses
lain?
Tool apa yang sebaiknya digunakan dalam diagram proses?
Langkah 2
Diagram Proses
Membuat flow chart (diagram alur) yang rinci yaitu
menentukan titik awal dan akhir dari proses,dan
menganalisa flow chart .
Langkah ini dapat dilakukan melalui workshop dengan tim
FMEA atau melihat dokumentasi flow chart bila sudah ada
Mulai A/1
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
Contoh simbol flowchart
Langkah 3
Brainstorming tentang potensial modus
kegagalan dan menguraikan
dampaknya
Brainstorming adalah proses kreatif da terstruktur dimana
orang – orang dalam kelompok dapat menghasilkan
gagasan sebanyak mungkin
Brainstorming berguna untuk mengidentifikasi potensial
modus kegagalan
FMEA mencari titik potensi kegagalan dalam proses yang
kita terapkan
Pada dasarnya, FMEA adalah proyek brainstorming yang
sangat besar
Sebelum melakukan brainstorming tetapkan aturan dasarnya
Langkah – langkah dalam proses
brainstorming
1. Tetapkan subjek dalam sesi brianstorming
2. Berpikir secara ringkas tentang permasalahan tersebut
3. Atur batas waktu
4. Hasilkan gagasan
5. Klarifikasi gagasan – gagasan
Saat melakukan brainstorming
modus kegagalan, pertimbangkan
elemen – elemen berikut:
People (ex: tingkat staf, pelatihan, jadwal, komunikasi, atau
amasalah penilaian kompetensi)
Material (ex: masalah terkait ketersediaan suplai atau salah
menempatkan suplai)
Equipment (ex: ketersediaan alat yang tepat)
Methode (ex: permasalahan terkait dengan proses dan
prosedur yang digunakan oleh staf)
Evironment (ex: Permasalahan yang terkait dengan
keselamatan pasien, seperti pengendalian dan pencegahan
infeksi atau pembuangan bahan berbahaya)
Mulai A/1
Apoteker/Asisten Apoteker
Asisten Apoteker
Validasi resep
Memberi etiket
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
Apoteker/Asisten Apoteker
Menyerahkan resep Apoteker/Asisten Apoteker
Ke bagian peracikan Menyerahkan obat
A/2 selesai
Contoh Kegagalan & Efeknya
Proses Failure mode Cause failure Effect failure S O D
(langkah)
T
Apoteker/Asisten
sesua Apoteker Apoteker/Asisten Apoteker
i Konfirmasi ke dokter Menyerahkan obat
Y kebagian
Penyerahan obat
Apoteker/Asisten Apoteker RPN 4
Validasi resep
Apoteker/Asisten Apoteker
Y Validasi resep
Proses
Sesuai Penerimaa
n rerelasi
T Y
Sesuai
Prose T
Bon bon/piutang
Obat karyawan Apoteker/Asisten Apoteker
Koreksi
A/2 selesai
Langkah 5
Mengidentifikasi akar masalah dari
modus kegagalan
1. Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi
masalah dengan alat bantu fish bone.
2. Identifiasi tersebut dilakukan dari failure mode dengan
RPN tertinggi.
3. Tujuannya adalah menemukan akar penyebab dan
hubungannya.
Tool yang dapat membantu RCA
1. Brainstorming
2. Affinity Diagram
3. Cause-and-effect Diagrams
4. Analisis perubahan
5. Control chart
6. Fault-Tree or Event-Tree analysis
7. Histogram
8. Multivoting
9. Pareto chart
10. Run chart
11. Scater diagram
Contoh Fishbone
Langkah 6
Rancang Ulang Proses
Persiapan untuk rancang ulang
Fokus pada elemen yang paling penting/kritis
Mengadakan pencarian literatur untuk mengumpulkan data yang
relevan
Jejaring dengan kolega
Strategi rancang ulang
Mencegah terjadinya kegagalan ( menurunkan Likelihood dan
occurence)
Mencegah kegagalan dari mencapai orang (meningkatkan
kemungkinan terdeteksi)
Lindungi orang jika terjadi kegagalan ( menurunkan keparahan
dari dampak, mitigasi dampak)
Pendekatan
Metode Rancang Ulang
Decreasing Variability
Standadizing processes
Simplifying processes
Optimizing redundancy
Using technology to automate
Creating fail-safe designs
Documentation
Reducing coupling
Providing comprehensive education
Establishing a culture of teamwork
Kriteria Evaluasi Rancang Ulang
Kemungkinan tingkat keberhasilan
Daya tahan, dampak jangka panjang
Reliability
Risk
Kemungkinan untuk dilaksanakan
Barrier pada saat implementasi
Kesesuaian
Ketersediaan sumberdaya
Kerangka waktu implementasi
Terukur dan objectivitas
DESAIN LAMA DESAIN BARU
Asisten apoteker pada saat Membuat SPO komunikasi dengan dokter
mengalami kesulitan penulis resep dan SPO bagaimana melakukan
membaca resep, langsung konfirmas resep yang tidak terbaca kemudian
menelepon dokter, tanpa tindakan yang dilakunab apabila terjadi
konsultasi Apoteker Jaga kegagalan, dokter tidak dapat dihubungi.
Adapun produk SPO yang dibuat adalah
prosedur komunikasi Farmasis dan Dokter
untuk resep non cito dan pelaksanaan supervisi
pelayanan Farmasi rawat jalan.