Anda di halaman 1dari 56

PENDAHULUAN

Self Assessment vs Pemeriksaan


PEMERIKSAAN PAJAK
Serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. (Pasal 1 angka 25 Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Nomor 28 tahun 2007)
PENGERTIAN UMUM
 Pemeriksa pajak  PNS di lingkungan Dirjen
Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Dirjen Pajak,
TUJUAN PEMERIKSAAN
 Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dalam rangka memberikan kepastian
hukum, keadilan, dan pembinaan kepada Wajib
Pajak
 Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
MENGUJI KEPATUHAN
1. SPT yang menunjukkan kelebihan pembayaran
pajak, termasuk yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan
rugi;
3. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak
pada waktu yang telah ditetapkan;
4. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak;
5. ada indikasi kewajiban perpajakan tidak dipenuhi.
TUJUAN LAIN
1. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
2. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak;
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
5. pengumpulan bahan guna penyusunan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto;
6. pencocokan data dan atau alat keterangan;
7. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
8. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai;
9. pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan untuk tujuan lain
RUANG LINGKUP
PEMERIKSAAN

 PEMERIKSAAN SEDERHANA:
 Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK)
 Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL)
 PEMERIKSAAN LENGKAP
PEMERIKSAAN SEDERHANA
Pemeriksaan Sederhana (PS) yaitu
pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib
pajak dalam rangka kerja sama operasi, untuk
seluruh jenis pajak/jenis-jenis pajak tertentu,
yang dilaksanakan dengan menerapkan
teknik-teknik pemeriksaan dengan bobot
kedalaman yang sederhana.
 Unit Pelaksana Pemeriksaan Sederhana adalah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
PEMERIKSAAN LENGKAP
Pemeriksaan Lengkap (PL) yaitu pemeriksaan
yang dilakukan terhadap wajib pajak dalam
rangka kerja sama operasi, di lapangan dan di
kantor Unit Pelaksana Pemeriksa Lengkap,untuk
seluruh jenis pajak, yang dilaksanakan dengan
menetapkan teknik-teknik pemeriksaan pada
umumnya.
 Unit Pelaksana Pemeriksaan Lengkap adalah
Direktorat Pemeriksaan Pajak, Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak, dan KARIKPA
(Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak)
PEMERIKSAAN LAPANGAN
 YAITU PEMERIKSAAN YANG MELIPUTI SUATU
JENIS PAJAK ATAU SELURUH JENIS PAJAK
UNTUK TAHUN BERJALAN ATAU TAHUN TAHUN
SEBELUMNYA DAN ATAU TUJUAN LAIN YANG
DILAKUKAN DI TEMPAT WP
 PEMERIKSAAN INI BISA DILAKUKAN DENGAN
PEMERIKSAAN LENGKAP DENGAN JK WAKTU 2 –
8 BLN DAN PEMERIKSAAN SEDERHANA DG JK
WAKTU 1-6 MINGGU
PEMERIKSAAN KANTOR
 PEMERIKSAAN YANG MELIPUTI SUATU
JENIS PAJAK TERTENTU BAIK TAHUN
BERJALAN ATAU TAHUN SEBELUMNYA
DILAKUKAN DI KANTOR PAJAK
 PEMERIKSAAN KANTOR DILAKUKAN
DENGAN PEMERIKSAAN SEDERHANA DGN
JK WAKTU 4-6 MINGGU
JENIS - JENIS PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan Rutin, yaitu pemeriksaan yang bersifat
rutin dilakukan terhadap Wajib Pajak sehubungan
dengan pemenuhan hak dan kewajiban
perpajakannya.
 Pemeriksaan Kriteria Seleksi, yaitu pemeriksaan
yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang terpilih
berdasarkan skor risiko kepatuhan secara
komputerisasi.
 Pemeriksaan Khusus, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan
adanya informasi, data, laporan atau pengaduan
yang berkaitan dengannya serta untuk memperoleh
informasi atau data untuk tujuan tertentu.
Cont’d
 Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi, yaitu
pemeriksaan yang dilakukan atas cabang,
perwakilan, pabrik dan atau tempat usaha dari Wajib
Pajak Domisili.
 Pemeriksaan Tahun Berjalan, yaitu pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak yang dilakukan dalam tahun
berjalan untuk jenis-jenis pajak tertentu atau seluruh
jenis pajak dan atau untuk mengumpulkan data dan
atau keterangan untuk tujuan tertentu.
 Pemeriksaan Bukti Permulaan, yaitu pemeriksaan
yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan
tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di
bidang perpajakan.
Cont’d
 Pemeriksaan Terintegrasi, yaitu pemeriksaan
terkoordinasi dari dua atau lebih unit pemeriksaan
terhadap beberapa Wajib Pajak yang memiliki
hubungan kepemilikan, penguasaan, pengelolaan,
usaha dan atau financial.
 Pemeriksaan untuk Tujuan Penagihan Pajak
(Delinquency Audit), yaitu pemeriksaan yang
dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai
harta Wajib Pajak/penanggung pajak yang
merupakan objek sita sehubungan dengan adanya
tunggakan pajak sesuai dengan UU Penagihan
dengan Surat Paksa.
PRODUK PEMERIKSAAN
Surat Ketetapan Pajak (SKP):
 SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)
 SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan)
 SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)
 SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALM PEMERIKSAAN
 Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa
harus memiliki tanda pengenal yang dilengkapi
dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta
memperlihatkan kepada Wajib Pajak yang
diperiksa.
 Wajib Pajak yang diperiksa :
 Memperlihatkan atau meminjamkan buku. Dokumen
yang menjadi dasarnya
 Memberikan kesepatan untuk memasuki tempat
atau ruang yang dipandang perlu dan memberi
bantuan guna kelancaran pemeriksaan
 Memberikan keterangan lain yang diperlukan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALM PEMERIKSAAN
 Buku, catatan dan dokumen,serta data yang
diperlukan oleh Wajib Pajak paling lama 1 bulan
sejak permintaan disampaikan
 Apabila dalam mengungkapkan pembukuan,
pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang
diminta Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban
untuk merahasiakan , itu ditiadakan oleh
permintaan untuk keperluan pemeriksaan
 Dirjen Pajak berwenang melakukan penyegelan
tempat atau ruangan tertentu serta barang
bergerak dan/atau tidak bergerak apabila wajib
pajak tidak memenuhi kewajiban
NORMA PEMERIKSA PAJAK BERKAITAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN

 PEMERIKSA PAJAK HARUS MEMILIKI TANDA PENGENAL


DAN SURAT TUGAS SERTA MEMPERLIHATKAN KPD WP
 PEMERIKSA PAJAK WAJIB MEMBERITAHUKAN SECARA
TERTULIS BAHWA AKAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN
 PEMERIKSA PAJAK WAJIB MEMBUAT LAPORAN
PEMERIKSAAN PAJAK
 PEMERIKSA PAJAK WAJIB MENGEMBALIKAN
BUKU/DOKUMEN MAX 14 HARI SETELAH PEMERIKSAAN
 PEMERIKSA PAJAK DILARANG MEMBERITAHUAN
INFORMASI YANG DIMILIKI KEPADA PIHAK LAIN
WEWENANG PEMERIKSA PAJAK BERKAITAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN

 MEMERIKSA DAN MEMINJAM DOKUMEN


DOKUMEN YANG DIPERLUKAN
 MEMINTA KETERANGAN BAIK LISAN MAUPUN
TERTULIS
 MEMASUKI TEMPAT ATAU RUANGAN YANG
DIANGGAP TEMPAT MENYIMPAN DOKUMEN ATAU
BARANG BUKTI
 MELAKUKAN PENYEGELAN APABILA PIHAK
TERKAIT TDK MEMPERBOLEHKAN MEMASUKI
RUANGAN TSB
NORMA PEMERIKSA PAJAK BERKAITAN
PEMERIKSAAN KANTOR
 MENGGUNAKAN SURAT PANGGILAN UNTUK
MEMANGGIL WP DIPERIKSA
 MENJELASKAN MAKSUD DAN TUJUAN KPD WP YG
AKAN DIPERIKSA
 MEMBUAT LAPORAN PEMERIKSAAN PAJAK
 MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS KEPADA
WP HASIL DR PEMERIKSAAN
 PEMERIKSA PAJAK WAJIB MEMBUAT LAPORAN
PEMERIKSAAN PAJAK
 PEMERIKSA PAJAK WAJIB MENGEMBALIKAN
BUKU/DOKUMEN MAX 14 HARI SETELAH
PEMERIKSAAN
 PEMERIKSA PAJAK DILARANG MEMBERITAHUAN
INFORMASI YANG DIMILIKI KEPADA PIHAK LAIN
WEWENANG PEMERIKSA PAJAK
BERKAITAN PEMERIKSAAN KANTOR

 MEMERIKSA DAN ATAU MEMINJAM BUKU


BUKU/DOKUMEN
 MEMINTA KETERANGAN LISAN MAUPUN
TULISAN
 MEMINTA KETERANGAN DARI PIHAK
KETIGA
NORMA PELAKSANAAN
PEMERIKSA PAJAK
 PEMERIKSAAN BISA DILAKUKAN 1 ORANG / LEBIH
 PEMERIKSAAN DILAKUKAN BISA DI KANTOR
DIREKTORAT PAJAK, KANTOR WAJIB PAJAK DI
PABRIK ATAU DITEMPAT USAHA WP
 DILAKUKAN PADA JAM KERJA DAN BISA DILANJUT
DI LUAR JAM KERJA
 HASIL PEMERIKSAAN DITUANGKAN DALAM
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
 HASIL PEMERIKSAAN YANG DISETUJUI
DILENGKAPI DENGAN SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN
 HASIL PEMERIKSAAN YANG TIDAK DISETUJUI
ATAS TEMUAN TEMUAN TTT MAKA DIBUAT
BERITA ACARA HASIL PEMERIKSAAN
NORMA PEMERIKSAAN BERKAITAN DENGAN
WAJIB PAJAK DALAM HAL PEMERIKSAAN
LAPANGAN

 WP BERHAK MEMINTA MEMPERLIHATKAN


SURAT TUGAS DAN TANDA PENGENAL
KEPADA PEMERIKSA
 WP BERHAK MEMINTA PENJELASAN
TENTANG MAKSUD DAN TUJUAN
PEMERIKSAAN
NORMA PEMERIKSAAN BERKAITAN DENGAN
WAJIB PAJAK DALAM HAL PEMERIKSAAN
KANTOR
 WP WAJIB MEMENUHI PANGGILAN UNTUK
DATANG KE KANTOR PAJAK
 WP WAJIB MEMMENUHI PERMINTAAN
PEMINJAMAN BUKU DAN DOKUMEN YANG
DIPERLUKAN
 WP BERHAK MINTA RINCIAN MENGENAI
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN DNG SPT
 WP WAJIB MENANDATANGANI PERSETUJUAN
HASIL PEMERIKSAAN APABILA HASIL
PEMERIKSAAN DISETUJUI
NORMA PEMERIKSAAN DALAM HAL
PEMERIKSAAN LENGKAP

 MEMPERLIHATKAN DAN MEMINJAMKAN


BUKU DAN DOKUMEN
 MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK
MEMASUKI RUANGAN ATAU TEMPAT YANG
DIPANDANG PERLU UNTUK PEMERIKSAAN
 MEMBERIKAN KETERANGAN YANG
DIPERLUKAN
WP GO PUBLIC
 Terhadap Wajib Pajak Badan yang pernyataan pendaftaran emisi
sahamnya telah dinyatakan efektif oleh badan pengawas pasar modal
dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan dilampiri laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian jika :
 Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak menyatakan lebih bayar.
 Terpilih untuk diperiksa berdasarkan analisis risiko
Dapat dilakukan pemeriksaan malalui Pemeriksaan Kantor.
 Tata cara pemeriksaan diantaranya mengatur tentang pemeriksaan ulang,
jangka waktu pemeriksaan, kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan
hasil pemeriksaan kepada wajib pajak, dan hak wajib pajak untuk hadir dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan,
diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan.
 Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan Wajib Pajak tidak memenuhi
kewajiban sehingga perhitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara
jabatan, Dirjen Pajak wajib menyampaikan surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan memberikan hak kepada Wajib Pajak
untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu
yang ditentukan.
Cont’d
Perwakilan Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Pajak.
 Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam
hal berikut :
 Badan oleh pengurus
 Badan yang dinyatakan pailit oleh kurator
 Badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk
melakukan pemberesan
 Badan dalam likuidasi atau likuidator
 Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,
pelaksana wasiatnya, atau yang mengurus harta peninggalanya.
 Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh
wali atau pengampunya.
 Wakil dari Wajib Pajak bertanggung jawab secara pribadi dan/ atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila
dapat membuktikan dan meyakinkan Dirjen Pajak bahwa mereka dalam
kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung
jawab atas pajak yang terutang tersebut.
Cont’d
Perwakilan Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Pajak.
 Orang pribadi atau Badan dapat menunjuk
seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk
menjalankan hak dan memnehi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
 Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban
kuasa diatur dengan atau berdasarkan peraturan
menteri keuangan.
 Termasuk dalam pengertian pengurus adalah
seorang yang nyata-nyata mempunyai wewenang
ikut menentukan kebijakan dan/atau mengambil
keputusan dalam menjalankan perusahaan.
MEKANISME PEMERIKSAAN PAJAK
SEBAGAI TINDAKAN PENGAWASAN
Kebijakan
Sitem Pemberdayaan
Self Wajib Pajak
Assessment

Tindakan Pemeriksaan
Pengawasan Pajak

Kepatuhan
Wajib Pajak

Umpan Balik
SISTEM PEMERIKSAAN PAJAK SEBAGAI
TINDAKAN PENGAWASAN ATAS
PELAKSANAAN SISTEM SELF ASSESSMENT

1. Dasar Pelaksanaan Pemeriksaan pajak sebagai Tingkat kepatuhan wajib pajak

Output

Input
Proses

sistem self assessment. tindakan pengawasan atas dilihat atas dasar indikator :
pelaksanaan sistem self 1. Patuh terhadap kewajiban
2. Data yang akurat interin, yakni dalam
mengenai : Wajib pajak, assessment terhadap
pembayaran/laporan masa,
Objek pajak, SPT dan kepatuhan Wajib Pajak, SPT masa, SPT PPN setiap
data pendukung terutama difokuskan kepaa bulan.
lima dimensi pokok sasaran 2. Patuh terhadap kewajiban
3. Aparatur pajak : pemeriksaan, yaitu antara tahunan, yakni dalam
KARIKPA, KPP-KPP, lain sebagai berikut : menghitung pajak atas dasar
Aparatur Pajak sistem (self assessment)
1. Pos peredaran usaha melaporkan pajak dalam SPT
4. Kelengkapan
2. Pos beban pokok pada akhir tahun pajak, serta
administrasi perpajakan melunasi utang pajak.
penjualan
5. Kelengkapan peranti 3. Patuh terhadap ketentuan
keras dan peranti lunak. 3. Pos penghasilan dari luar materil dan yuridis formal
usaha perpajakan melalui
4. Pos kompensasi pembukuan sebagaimna
selanjutnya.
5. Pos penyusutan aset
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
PEMERIKSAAN
Jangka waktu penyelesaian ditetapkan sebagai berikut:
1. PSK harus diselesaikan dalam jangka waktu 2 minggu, terhitung
sejak saat surat panggilan dikirimkan kepada WP.
2. PSL harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan, terhitung
sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan
kepada WP.
3. PL harus diselesaikan dalam jangka waktu 2 bulan, terhitung
sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan
kepada WP.
4. Permintaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
diajukan oleh pengusaha Kena PET harus diselesaikan dalam
jangka waktu 6 hari, terhitung sejak tanggal permohonan diterima
dan jangka waktu tidak dapat diperpanjang.
5. PSL sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan WP Lokasi
harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 30 hari,
terhitung sejak SP3 WP Lokasi diteribitkan dan jangka waktu tidak
dapat diperpanjang.
Cont’d
6. PL sehubungan dengan Pemeriksaan WP Lokasi harus
diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 45 hari, terhitung
sejak tanggal SP3 WP Lokasi diterbitkan dan jangka waktu tidak
dapat diperpanjang.
7. PSL atau PL sehubungan dengan Pemeriksaan Tahun Berjalan
harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan, terhitung sejak
SP3 disampaikan kepada WP dan jangka waktu tidak dapat
diperpanjang.
8. PSL atau PL sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan
Khusus berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan Pajak atau
Kepala Kantor Wilayah DJP harus diselesaikan dengan
memperhatikan jangka waktu yang tertera pada instruksi
Pemeriksaan Khusus.
9. PL sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Bukti
Pembayaran berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan Pajak
atau Kepala Kantor Wilayah DJP harus diselesaikan dengan
memperhatikan jangka waktu yang tertera pada instruksi
Pemeriksaan Bukti Pembayaran.
Cont’d
Jangka waktu penyelesaian paling lama untuk
pemeriksaan yang penyelesaiannya dapat diperpanjang:
1. 3 minggu untuk PSK, dan tidak dapat diperpanjang
lagi.
2. 1 bulan untuk PSL, dan tidak dapat diperpanjang lagi.
3. 2 bulan untuk PL, dan dapat diperpanjang 2 bulan
lagi.
RUANG LINGKUP DAN JANGKA WAKTU
PEMERIKSAAN TERHADAP WP TERTENTU

No Golongan WP Ruang Lingkup Jangka Waktu


Pemeriksaan Pemeriksaan
1. WP Badan Khusus:
a. WP Masuk Bursa PSK 2 minggu
b. Bentuk Usaha Tetap Bank PSK 2 minggu
c. BUMN/BUMD PSK 2 minggu
2. WP Orang Pribadi dan WP PL/PSL/PSK 2 bulan/1 bulan
Badan Besar lainnya
3. WP Orang Pribadi dan WP PL/PSL/PSK 2 bulann/1
Badan Menengah, termasuk bulan/2 minggu
para profesional
4. WP Kecil dan WP Orang PSL/PSK 1 bulan/2
Pribadi tidak menjalankan minggu
usaha atau pekerjaan bebas
PEMERIKSAAN ULANG
Pada prinsipnya Wajib Pajak yang telah diperiksa
tidak akan diperiksa lagi dalam tahun pajak yang
sama karenany apemeriksaan harus dilakukan
meliputi seluuh jenis pajak yang menjadi
kewajiban Wajib Pajak
Jika pemeriksaan yang dilakukan hanya untuk
jenis pajak tertentu saja, terhadap Wajib Pajak
tersebut masih bisa dilakukan pemeriksaan
terutama pada jenis pajak lainnya yang belum
diperiksa
Cont’d
Pelaksanaan Pemeriksaan Ulang diatur sebagai berikut:
1. Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan berdasarkan instruksi atau
persetujuan Dirjen Pajak.
2. Instruksi atau persetujuan Dirjen Pajak dapat diberikan apabila:
a. Adanya indikasi bahwa WP melakukan tindakan pidana di bidang
perpajakan.
b. Terdapat data baru dan data yang semula terungkap yang
mengakibatkan penambahan pajak terutang.
c. Terdapat sebab-sebab lain berdasarkan instruksi Dirjen Pajak.
3. Sesuai dengan ketentuan Ps. 15 ayat 1 UU No. 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU No. 16 Tahun 2000),
yang dimaksud data baru adalah data yang belum dilaporkan WP dalam
Surat Pemberitahuan dan data semula belum terungkap adalah data
yang sudah dilaporkan WP dalam Surat Pemberitahuan namun tidak
diungkapkan secara jelas.
4. Dalam kebijakan pemeriksaan tahun 2000, pemeriksaan ulang
merupakan Pemeriksaan Bukti Pembayaran atau Pemeriksaan Khusus
sesuai dengan kriteria dilakukannya pemeriksaan ulang tersebut.
PERLUASAN PEMERIKSAAN
 Cakupan pemeriksaan umumnya meliputi satu
tahun pajak
 Berdasarkan instruksi atau persetujuan
Direktur Pemeriksaan Pajak atau Kepala
Kanwil Dirjen Pajak, pemeriksaan pajak dapat
diperluas dengan tahun-tahun sebelum atau
sesudahnya
Cont’d
Instruksi atau persetujuan perluasan
pemeriksaan dapat diberikan dalam hal:
a. Terdapat indikasi bahwa WP melakukan
tindakan pidana di bidang perpajakan.
b. Hasil pemeriksaan terhadap WP untuk tahun
pajak yang diperluas diperkirakan dapat
mengakibatkan penambahan pajak terutang
dengann jumlah yang signifikan.
c. Terdapat sebab-sebab lain berdasarkan
instruksi Dirjen Pajak.
PENERAPAN TEKNIK
SAMPLING
 Penerapan teknik sampling dalam pemeriksaan
ditujukan membantu pemeriksa pajak dalam
pelaksanaan pemeriksaan agar lebih efektif dan
efisien.
 Pemahaman konsep sampling akan membantu
pemeriksa dalam mengevaluasi keseluruhan mengenai
sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh WP
dan menyusun kesimpulan yang tepat mengenai
kesimpulan yang tepat tentang kebenaran SPT.
PEER REVIEW
 Melalui pelaksanaan telaah sejawat (peer
review), Kantor Pusa c.q. Direktorat
Pemeriksaan Pajak atau Kanwil Jendral Pajak
melakukan pengawasan atas kualitas
pemeriksaan dan kepatuhan Pemeriksa Pajak
terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku
untuk kemudian hasilnya akan dijadikan bahan
perumusan kebijakan pemeriksaan dimasa
yang akan datang.
TATA CARA PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan dilakukan dengan pedoman norma
pemeriksaan yang berkaitan denganpemeriksaan
pajak.
 Pemeriksaan pajak dilaksanakan oleh pemeriksa pajak
yang bergabung dalam tim pemeriksa pajak terdiri atas
seorang supervisor, seorang ketua tim dan seorang
atau lebih anggota.
 Pemeriksaan dilakukan pada jam hari kerja dan bila
dipandang perlu dapat dilanjutkan diluar jam hari kerja
SUSUNAN TIM PEMBAHAS PADA UNIT
PELAKSANA PEMERIKSAAN SEDERHANA

 Ketua : Kepala kantor pelayanan pajak


 Anggota : para kepala seksi PPh
perseorangan, kepala seksi PPh badan, kepala
seksi pemotongan/pemungutan PPh dan
kepala seksi PPN dan PTLL
SUSUNAN TIM PEMBAHASAN DAN
PELAKSANA PEMERIKSAAN LENGKAP
1. Pada Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan pajak
• Ketua : kepala kantor pelayanan pajak
• Anggota : para supervisor
2. Pada Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
• Ketua : kepala kantor wilayah direktorat jenderal
pajak
• Anggota :kepala bidang pemeriksaan dan
penagihan,kepala bidang PPh,keala bidang PPN dan
PTLL,dan supervisor
3. Pada Direktorat Pemeriksaan Pajak
• Ketua : direktur pemeriksa pajak
• Anggota : para kepala sub direktorat dan para
supervisor
LANGKAH-LANGKAH
PEMERIKSAAN PAJAK
1. Program pemeriksaan pajak
2. Teknik pemeriksaan pajak
 Menelusuri
 Mencari
 mengumpulkan
 mengolah menjadi data
Cont’d
3. Prosedur Pemeriksaan
• Mengevaluasi
• Menganalisis angka angka
• Menguji keterkaitan
• Memanfaatkan informasi dan data dari pihak ketiga
• Menguji kebenaran fisik
• Kembali memnjumlah angka angka dari atas ke bawah
dan dari samping
• Mengadakan inspeksi
• Melkukan verifikasi
• Menguji keabsahan dan keaslian data
• Melakukan konfirmasi ke pihak pihak terkait
• Melakukan wawancara dengan wajib pajak
Cont’d
4. Metode pemeriksaan
• Metode langsung
• Metode tidak langsung
5. Hasil pemeriksaan  Laporan Hasil
Pemeriksaan
 Tingkat kepeatuhan administratif
 Tingkat kepatuhan materil dan yuridis formal
 Selesih koreksi
KEBIJAKAN PEMERIKSAAN
Kebijakan pemeriksaan yang akan datang tetap diutamakan pada
upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak dan diarahkan lebih
mendorong akuntanbilitas serta tingkat pengawasan. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara berikut :
1. Penentuan sasaran pemeriksaan yang tepat
2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan melalui :
a) Penyempurnaan teknik audit sampling
b) Penggalakan pelaksanaan peer review
c) Pengembangan lebih lanjut pemeriksaan
d) Penggunaan audit program per sektor usaha
e) Peningkatan kinerja SDM (pemeriksaan pajak) melalui program
khusus
3. Peningkatan pemeriksaan melalui :
a) Pemantauan dan tindak lanjut pemeriksaan
b) Pengawasan berjenjang
c) Pelaksanaan sistem reward and punishment secara konsisten
SISTEM KRITERIA SELEKSI
Unit kerja yang terkait dengan sistem seleksi meliputi pusat
pengolahan data dan informasi perpajakan, direktorat
pemeriksaan pajak, kantor wilayah direktorat pemeriksaan pajak,
kantor pelayanan pajak dan kantor pemeriksaan, dan penyidikan
paja. Ruang lingkup pemeriksaan yang bedasarkan sistem kriteria
seleksi meliputi PL, PSL, dan PSK.

Pada sistem kriteria seleksi, semua SPT yang disampaikan oleh


wajib pajak akan diberi bobot tertentu yang pada akhirnya
menghasilkan skor. Dengan demikian, setiap SPT tahunan PPh
wajib pajak orang pribadi dan badan akan memiliki skor mulai dari
yang terendah sampai dengan yang tinggi. Makin tinggi skor yang
dimiliki oleh suatu SPT, makin tinggi prioritasnya untuk dilakukan
pemeriksaan.
HAK-HAK WAJIB PAJAK APABILA
DILAKUKAN PEMERIKSAAN
1) Meminta pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda
pengenal pemeriksa
2) Meminta tindasan surat perintah pemeriksaan pajak
3) Menolak diperiksa pemeriksa tidak bisa memperlihatkan
identitas dan surat perintah pemeriksaan
4) Meminta penjelasan maksut dari pemeriksaan
5) Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku serta dokumen
yang dipinjam oleh pemeriksa pajak
6) Meminta perinciaan jika ada perbedaan antara pemeriksaan
dengan SPT
7) Mengajukan pengaduan apabila rahasia usaha dibocorkan
pada pihak yang tidak berhak
8) Mendapatkan lembar asli berita acara apabila pemeriksa
pajak melakukan penyegelan atas tempat atau ruangan.
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK APABILA
DILAKUKAN PEMERIKSAAN

1) Memperlihatkan dan meminjamkan buku-


buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen
yang diperlukan pemeriksa.
2) Memberi kesempatan pada pemeriksa untuk
memasuki tempat yg dipandang diperlukan
oleh pemeriksa.
3) Memberi keterangan lisan atau tertulis yang
diminta pemeriksa.
PENYIDIKAN PAJAK
SERANGKAIAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH PENYIDIK
UNTUK MENCARI SERTA MENGUMPULKAN BUKTI YANG
DENGAN BUKTI ITU MEMBUAT TERANG TINDAK PIDANA DI
BIDANG PERPAJAKAN DAN MENEMUKAN TERSANGKANYA

PENYIDIKAN DILAKUKAN SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN


DITEMUKAN HAL-HAL YANG TIDAK SESUAI DENGAN
FAKTANYA YANG MENIMBULKAN INDIKASI TINDAK PIDANA DI
BIDANG PERPAJAKAN

PENYIDIKAN TINDAKAN PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN


HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH PEJABAT PEGAWAI NEGERI
SIPIL TERTENTU DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK YANG DIBERI WEWENANG KHUSUS SEBAGAI PENYIDIK
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN.
Cont’d
Penyidik memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikan keoada penuntut umum
melalui penyidik pejabat Polisi Negara RI sesuai ketentuan
KUHAP
Penyidik dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lain
Tindakan hukum yang dapat dilakukan penyidik:
1. Pemanggilan tersangka atau saksi
2. Pembatasan kebebasan orang yang dipanggil
3. Penggeledahan
4. Pemeriksaan tempat tertentu yang diduga terdapat barang
bukti
5. Penyitaan
6. mengambil alih dan/atau meniyiman barang tertentu
Cont’d

WEWENANG PENYIDIK
1. Menerima, mencari, mengumpulkan, meneliti keterangan dan
laporan
2. Menerima, mencari, mengumpulkan keterangan pribadi atau
badan.
3. Meminta keterangan bahan bukti dari orang pribadi atau badan.
4. Menerima buku, catatan, dokumen di bidang perpajakan
5. Melakukan penggeledahan dan penyitaan terhadap barang bukti
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam tugas
7. Memberhentikan atau melarang pergi seseorang di dalam
ruangan yang diperiksa
8. Memotret seseorang yang berkaitan tindak pidana
9. Memanggil orang untuk jadi saksi / tersangka
10. Menghentikan penyidikan
PENGHENTIAN PENYIDIK
Penyidikan diberhentikan dalam hal berikut ini:
a) Tidak terdapat cukup bukti
b) Peristiwa bukan tindak pidana di bidang
perpajakan
c) Peristiwa telah kadaluarsa
d) Tersangka meninggal dunia
e) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas
permintaan Menteri keuangan, Jaksa Agung
dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan paling lama 6 bulan sejak
tanggal surat permintaan.

Anda mungkin juga menyukai