Anda di halaman 1dari 18

BIOETIKA KEPERAWATAN

DALAM ISLAM
Oleh :
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
PENGERTIAN BIOETIKA

 Bioetik merupakan studi filosofi yang memepelajari


tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi
dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum dan
teknologi (Sartono, 2014)
 Bioetika merupakan suatu pendekatan ilmiah, bioetika
adalah suatu keharusan yang tak terelakkan tetapi batas-
batasnya begitu tidak jelas (Bertens, 2009).
BIOETIKA MENURUT ISLAM

Secara umum dapat dikatakan bahwa etika (antara lain bioetika) tidak
akan dapat menggantikan agama, tidak bertentangan dengan agama, bahkan
diperlukan oleh agama (Suseno, 1987: 56). Ada masalah dalam bidang moral
agama yang tidak dapat dipecahkan tanpa penggunaan metode-metode
etika. Masalah tersebut adalah masalah interpretasi terhadap perintah atau
hukum yang termuat dalam wahyu, dan yang kedua ialah bagaimana masalah-
masalah moral yang baru seperti bayi tabung, aborsi, kloning, bank sperma,
eutanasia, dan sebagainya yang tidak langsung dibahas dalam wahyu, dapat
dipecahkan sesuai dengan semangat agama tersebut (Suseno, 1987: 124).
TUJUAN BIOETIKA

1. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi


2. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang muncul
dari teknologi
3. Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuan
yang memiliki tanggung jawab
4. Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan
berpikir kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi
modern dan teknologi yang terkait dengan kehidupan
5. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuan biologi yang
dapat mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
KARAKTERISTIK KEPERAWATAN ISLAMI

Menurut Widarti (2010), implementasi nilai Islami dalam pelayanan kesehatan


mencangkup beberapa karakteristik, yaitu:
 Profesional
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan
keperawatan professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Keperawatan Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas dan dilandasi ilmu sesuai
dengan Al Quran surat Al Mujadalah: 11
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
 Ramah
Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah, senyum, komunikasi yang baik, sikap
yang menyejukan. Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan
kaya atau miskin, golongan muslim atau non-muslim.
“ Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan hartamu, maka (dapat
juga) kamu menolong mereka dengan muka berseri dan perekerti yang baik (HR. AbuYa’la).
 Amanah
Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu: jujur, bertangung jawab, terpercaya.
Menyimpan rahasia Sabda Nabi Muhammad SAW : Bila seorang menutup rahasia/keaiban orang
lain di dunia, pasti Allah menutup pula rahasia keaibannya di hari kiamat.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.
An Nisa :58).
 Istiqomah
Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh- sunguh, konsisten, komitmen tinggi,
bekerja keras, ulet, tidak mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (Qs Al Ahqaf 13-14).
 Ikhlas.
Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang bersifat merendahkan, mengejek,
menghina dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya, keadaan
penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita
lakukan kalau kita sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul perasaan sakit hati
atau sampai bisa mendendam. Tolonglah pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia
adalah sama.
 Sabar
Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang, tidak tergesa-gesa tetapi
cepat dan tepat, tetap sabar,terus berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti
lamban, Innallaaha ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai orang yang sabar ).
Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang, tetapi tidak
semua pasien menunjukan perasaan kasih sayang, bahkan tidak kurang adanya
pasien yang justru yang menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali.
Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah .
HR.Tirmidzi dari Abu Huraira.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu
sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar”. (Al-Baqarah :153)
EMPAT PRINSIP DASAR BIOETIKA

1. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy)


Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri) dan kedua,
setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan
perlindungan.
2. Berbuat baik (benefience)
Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan
agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient
welfare). Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau
menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.
3. Tidak berbuat merugikan (non-malefience)
Prinsip ini beerarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien. Prinsip ini mengajarkan kepada kita memilih tindakan yang
paling sedikit bahayanya untuk korban atau yang paling kecil efek
sampingnya.
4. Keadilan (justice)
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama
dan paham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status
perkawinan, serta perbedaan gender tidak boleh dan tidak dapat mengubah
sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain
kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter
Bioetika secara umum mengenal tiga prinsip utama yakni :
 Respek terhadap hidup dan kehidupan.
 Perlunya keseimbangan antara resiko dan manfaat,
 Adanya suatu kesepakatan bahwa etik tidak sesederhana alamiah. Ketiga
prinsip ini penting untuk diajarkan, sebab memotivasi peserta didik tidak
hanya terbatas pada belajar tentang konsep dalam biologi saja, namun juga
dapat belajar tentang konsekuensi sosial suatu hasil penelitian ilmiah
(Minarno, 2014).
TEORI ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK TERHADAP
DILEMA BIOETIKA
Dalam proses pengambilan keputusan etik terhadap dilema bioetika, harus
memahami enam prinsip bioetika :
 Keadaan Darurat
Keputusan etik yang mengandung unsur haram menggunakan pedoman bahwa dalam
kondisi normal diharamkan, namun menjadi diperbolehkan ketika darurat, yakni tidak ada
pilihan lain dan sematamata hanya untuk menjaga dan melestarikan kehidupan.
 Menjaga dan Melestarikan Kehidupan
Keputusan etik yang diambil harus berdasakan tujuan utama untuk semata-mata menjaga
dan melestarikan kehidupan, bukan untuk maksud yang lain.
 Untuk Kepentingan yang Lebih Besar
Keputusan etik yang diambil, harus terkandung maksud untuk kepentingan yang lebih
besar.
 Peluang Keberhasilan
Keputusan etik yang diambil, harus sudah memperhitungkan kemungkinan atau peluang
keberhasilannya.
 Manfaat dan Kerugian
Keputusan etik yang diambil harus sudah memperhitungkan keuntungan dan kerugian,
kemaslahatan dan kemudharatannya.
 Tidak Ada Pilihan Lain
Keputusan etik yang diambil harus sudah memperhitungkan tidak adanya pilihan lain,
sehingga keputusan tersebut harus diambil. (Mustofa, 2009)
PENDEKATAN BIOETIKA

Etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri dari 3 pendekatan, yaitu :
 Pendekatan Teleologik
Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya,
dimana seseorang yang melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada konsekuensi
dan keputusan – keputusan etis. Secara singkat, pendekatan tersebut mengemukakan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan the end justifies the ineans (pada akhirnya, yang
membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan
medis).
 Pendekatan Deontologik
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan
ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
 Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip
Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi
sumber-sumber, dan euthanasia. Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam
konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang
terpenting.
 Pendekatan Intiutionisme
Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam
mengetahui hal yang benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari pemikiran
rasional atau irasionalnya suatu keadaan (Masruroh dkk, 2014).
ISU BIOETIK DALAM KEPERAWATAN

 Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal,sesuai dengan kewenangan perawat, sesuai
dengan bidang kerjanya.diantaranya keperawatan anak, gerontik, bedah, maternitas,
komunitas, keluarga dan lain-lain.
 Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem pelayanan
kesehatan baru, seperti nursing care (perawat rumah), telenursing (perawatan jarak jauh) dan
lain-lain.
Keperawatan Keperawatan
maternitas : gerontologi :
 Aborsi  Penganiayaan lanjut
Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan : usia
 Kehamilan remaja
 Euthanasia
 Penanganan Bayi
berisiko tinggi  Penanganan pasien
HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA

 Bertens, K. 2009. Perspektif Etika Baru 55 Esai Tentang Masalah Aktual. Yogyakarta : Kanisius.
 Brink, Pamela.J dan Marilynn J. Wood. 1998. Langkah dasar dalam Perencanaan Riset
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
 Chang, William. 2009. Bioetika Sebuah Pengantar. Yogyakarta : Kanisius.
 Masruroh H, Joko P, Abdul G. 2014. Buku Pedoman Keperawatan. Yogyakarta: Indoliterasi
 Sartono, H, Masudik, Ade Enah Suhaeni. 2014. Buku Panduan Untuk Peseta Basic Trauma
Cardiac Life Support. Bekasi : Gadar Medik Indonesia.
 Minarno, Eko Budi. 2014. Bioetika Dalam Persefektif Islam Sebagai Pengawal Perkembangan
Biologi Modern. Ejournal : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malik Maulana Ibrahim Malang.
 Shannon, T.A. 1995. Pengantar Bioetika Terjemahan oleh K. Bertens. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai