Anda di halaman 1dari 33

Perspektif

Keperawatan Dan
Konsep Perawatan
Ns.Iva Milia Hani R, M.Kep
Paliatif
Apa yang anda ketahui tentang
Palliatif Care?
Ibu Ani Kanker Darah
Jupe Kanker Serviks
Sejarah Perkembangan Palliative Care
– Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan
rumah sakit pada awal abad ke-19,
– kaum beragama menciptakan hospice yang memberikan perawatan
untuk orang sakit dan sekarat di London dan Irlandia.
– Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi
suatu pergerakan yang besar, yang mempengaruhi banyak penduduk.
– Pergerakan ini dimulai sebagai sebuah gerakan yang dipimpin
relawan di Negara-negara Amerika dan telah berkembang menjadi
bagian penting dari system perawatan di kesehatan.
Palliative care dan hospice telah berkembang pesat
sejak tahun 1960-an.
Cicely Saunders seorang pekerja yang merintis
perawatan ini dimana sangat memiliki peran penting
dalam menerik perhatian pasien pada akhir
kehidupannya saat mengidap penyakit ganas stadium
lanjut.
Palliative care mulai didefinisikan sebagai subyek
kegiatan ditahun 1970 dengan kegiatan dukungan fisik,
sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan penyakit
yang membatasi hidup, disampaikan oleh tim
multidisipliner.
– Standar perawatan pertama kali diperkenalkan pada 1997 di Jepang.
– Pendidikan palliative care masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah kedokteran dan semua
sekolah keperawatan.
– Dua puluh layanan yang terkait dengan palliative care tersedia di seluruh negeri. Tiga
belas organisasi yang dibangun di Singapura untuk menyediakan palliative care.
– Modul palliative care ditambahkan ke kurikulum sekolah kedokteran.
– Pemerintah mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah sakit umum untuk
memperkenalkan suatu palliative care pada tahun 1998 di Malaysia.
– Palliative care dimasukkan ke dalam rencana kesehatan nasional Mongolia. Modul
palliative care termasuk dalam kurikulum sekolah kedokteran di Mongolia.
– Sebuah program pendidikan palliative care telah diterapkan untuk asisten keperawatan di
Selandia Baru.
– Empat puluh satu pelayanan palliative care ini sudah tersebar di seluruh negeri dan mulai
tahun 2005 palliative care diakui sebagai spesialisasi medis di Australia.
Perkembangan Palliatif Care Di Indonesia
– Sejarah dan perkembangan palliative care di Indonesia bermula dari
adanya perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk
membahas system penanggulangan penyakit kanker pada tahun 1989.
– Penanggulangan penyakit kanker ini harus dilaksanakan secara paripurna
dengan mengerjakan berbagai intervensi mulai dari pencegahan, deteksi
dini, terapi, dan perawatan paliatif.
• Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang sangat
banyak.
• Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah
penduduk terbanyak urutan ke 5 di kancah Dunia dengan jumlah penduduk sebesar 249
juta.
• Namun, dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia bukan tidak mungkin kalau
jumlah orang yang sakit di Indonesia pun termasuk banyak. Ditambah dengan pola makan
dan pola kehidupan di Indonesia yang tidak sehat menyebabkan semakin bertambahnya
orang yang sakit setiap harinya.
• Tidak hanya penyakit yang ringan saja, akan tetapi penyakit yang sudah kronis atau
mungkin tidak ada kemungkinan untuk sembuh pun ada di Indonesia, misalnya kanker dan
HIV/AIDS.
Penyakit-penyakit kronis tersebut sangat dikhawatirkan dalam
penanganannya oleh perawat-perawat di Indonesia.

Kebanyakan dari perawat Indonesia kebingungan dalam memberi


asuhan keperawatan untuk pasien dengan penyakit terminal dan
cara menangani keluarga yang ditinggalkan.

Perawat terlatih untuk masalah – masalah tersebut, hanya saja


terkadang kebijakan dari rumah sakitlah yang menghalangi
keinginan mereka untuk lebih membantu pasien.

Alasan-alasan yang demikianlah yang menyebabkan pemerintah


Indonesia harus menetapkan kebijakan terkait peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan pada pasien di Indonesia
Paliatif berasal dari bahasa latin yaitu “Palium”, yang berarti
menyelimuti atau menyingkapi dengan kain atau selimuti untuk
memberikan kehangatan atau perasaan nyaman.

Perawatan paliatif di dimaknai sebagai pelayanan yang memberikan


Perspektif perasaan nyaman terhadap keluhan yang di rasakan oleh pasien.

Palliative
Care Tujuan utama dari pelayanan perawatan paliatif adalah memberikan
perasaan nyaman pada pasien dan keluarga. Fokus : masalah fisik,
aspek psikologis, social dan spiritual.

Selain itu, tenaga professional kesehatan, para pembuat kebijakan


dan masyarakat luas, memahami perawatan paliatif sama dengan
perawatan di akhir kehidupan (end-of-life care).
Pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan
pelayanan berfokus pada penyakit
Perawatan
paliatif Menerima kematian namun juga tetap berupaya
merupakan untuk meningkatkan kualitas hidup.

pelayanan Pelayanan yang membangun kerjasama antara


yang pasien dan petugas kesehatan serta keluarga
pasien.
mencakup
Berfokus pada proses penyembuhan bukan pada
pengobatan
 Penyembuhan merupakan suatu
hubungan antara diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan Tuhan.
 Sehingga seseorang tidak akan dapat
meninggal dengan di obati, namun
seseorang dapat meninggal dengan
kondisi di sembuhkan.
• I love you  Jadi meninggal dengan kesembuhan
dapat dimaknai suatu kematian dimana
• Forgive me seseorang mampu mengatakan atau
• Thank you menyatakan, berupa
• Good-bye
Konsep Palliative Care
• Perawatan paliatif (dari bahasa Latin ''palliare,‘’ untuk jubah) adalah
setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada
pengurangan keparahan gejala penyakit, dari pada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu
sendiri atau memberikan menyembuhkan.
• Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit
yang kompleks.
1. WHO (1990) Perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya
tidak lagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat
disembuhkan dengan upaya kuratif apapun.
2. WHO (2005) bahwa perawatan paliatif adalah system perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan
penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnose
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.
3. Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat.
Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan
atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan kepada penderita itu. Perawatan
Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan
memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka.
• Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada
penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang
dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang
disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta
melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi, 2008).
• Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO)
2016).
• Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien dengan
penyakit yang dapat membatasi hidup mereka atau penyakit terminal dimana
penyakit ini sudah tidak lagi merespon terhadap pengobatan yang dapat
memperpanjang hidup (Robert, 2003).
Tujuan dari Perawatan Palliative

Untuk memberikan dukungan dan perhatian yang


membuat hidup pasien menyenangkan selama masa
sakit, sehingga mereka bisa menikmati betul sisa
hidup mereka.
Elemen dalam perawatan paliatif menurut National
Consensus Project dalam Campbell (2013),
 Populasi pasien
 Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga.
 Waktu perawatan paliatif
 Perawatan komprehensif
 Tim interdisiplin
 Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan : Tujuan perawatan
 Kemampuan berkomunikasi
 Perawatan yang berkesinambungan.
 Akses yang tepat.
 Hambatan pengaturan
 Peningkatan kualitas.
Peran Perawat dalam Perawatan Paliatif
1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara
efektif dan saran-saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai nara sumber/konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas
dalam menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam
memberikan dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka
sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup
Asuhan Keperawatan 20
Langkah-langkah Perawatan Palliative
– Membentuk team untuk menghadapi beragam pasien dan masalah-masalah
keluarga.
– Tujuan dari team ini adalah mengobati, merawat, memberikan penyuluhan
sosial dan pelayanan lainnya dan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan,
Swasta (LSM), relawan, dll.
– Perubahan dari pengobatan aktif ke pengobatan Palliative tidak terjadi dalam
waktu yang singkat.
– Perawatan Palliative sangat berhasil ketika masih pada fase dini, mendapat
dukungan dari lingkungannya yaitu keluarga dan adanya team yang
membangkitkan kesadarannya.
PENANGANAN GEJALA

– Rasa sakit / Pain


– Lemas/Fatique/weakness
Gejala-gejala – Sesak nafas/dyspnea
yang ditimbulkan – Buang air terus menerus/presisten diarrhea
– Susah tidur/insomnia
– Rasa mual/Nausea dan vomiting
Bagi Petugas

– Memahami batasan penyebab, jenis, sifat dan derajat nyeri


– Mendengarkan keluhan pasien
– Mempercayai setiap keluhan pasien
– Bersedia memberi keterangan secara jelas dan bijaksana
– Mampu dan bersedia melakukan pendekatan dengan
multidisipliner
– Memahami alternatif pengelolaan nyeri / gejala-gejala lain
– Mampu menanggulangi bila timbul efek samping obat
– Memberikan pendidikan terhadap pasien dan keluarganya
– Mengubah perasaan tidak dapat sembuh dengan perasaan
nyaman terhadap gejala yang timbul
- Melakukan penilaian psikososial
- Memperkirakan emosi pasien yang akan mempengaruhi persepsi
dari rasa nyerinya
- Mengetahui riwayat sosialnya secara detail ( masalah keluarga,
kurang perhatian ) dapat mempengaruhi efek nyerinya )
Tujuan : Membantu pasien
– Mengubah perasaan tidak dapat sembuh dengan perasaan nyaman
terhadap gejala yang timbul.
– Menahan semaksimal mungkin kontrol hidupnya terhadap
penyakitnya melalui dukungan emosional dan nasehat-nasehat
praktis.
– Menangani gejala dengan obat-obatan dan atau intervensi non
farmakologis
– Semua gejala harus diidentifikasi melalui rangkaian gejala dengan
mempertanyakan tentang : keluhan, lokasi, apa yang
memperburuk keadaan, apa yang memperbaiki keadaan, gejala-
gejala yang berhubungan, apa yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari pasien
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

1. Identifikasi Jejaring Perawatan Paliatif


 informasi askep terkini, akurat dan terpercaya
 merupakan forum tukar pendapat dan pengembangan gagasan,
 memberikan dukungan dan memperluas basis dukungan,
 menyatukan sumber daya untuk tujuan bersama yaitu
kesejahteraan pasien,
 mengobati, merawat dan memberikan penyuluhan sosial dan
pelayanan lainnya.
 Bekerja sama dengan DepKes, Swasta (LSM), Relawan, Pemuka
Agama dll
26
2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MELAKUKAN ASKEP PALIATIF
Perawatan paliatif dimulai apabila pengobatan secara medis tidak lagi efektif
a. Akuntabilitas
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan keperawatan serta mengenal batas peran dan fungsi perawat
b. Berdasarkan Kode Etik Keperawatan dan Budaya
Menghormati hak ” privacy ” pasien terhadap askep dan yankes bagi dirinya.
c. Legal
Pelaksanaan askep sesuai dengan peraturan perundang – undangan
keperawatan, kebijakan lokal dan nasional serta mengenal tindakan yang tidak
sesuai dengan hukum yang berlaku dan terkait dengan kode etik profesi /
keperawatan.
27
3. PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

 Penanganan gejala dengan obat-obatan dan


atau intervensi non farmakologis.
 Adanya gangguan psikososial yang bersumber
pada kondisi penyakit pasien, kepribadian,
perkembangan dan latar belakang kehidupan
pribadi pasien, keluarga, budaya, agama dan
sebagainya.

Asuhan Keperawatan 28
Pengkajian
29

Anamnesis yang teliti baik dari pasien maupun


keluarganya.( keluhan, lokasi)

Pemeriksaan fisik, penunjang, status mental dan


laporan harian selama perawatan

Gejala-gejala yang berhubungan

Asuhan Keperawatan
Masalah Fisik
Masalah fisik yang seringkali muncul yang
merupakan keluhan dari
Pasien paliatif yaitu nyeri

Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien
paliatif adalah kecemasan. Hal yang menyebabkan
terjadinya kecemasan ialah diagnosa penyakit yang
membuat pasien takut sehingga menyebabkan
kecemasan bagi pasien maupun keluarga
Masalah Sosial
 Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya
ketidak normalan kondisi hubungan social pasien dengan
orang yang ada disekitar pasien baik itu keluarga maupun
rekan kerja Atau suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya

Masalah Spiritual
 masalah yang sering muncul pada pasien paliatif adalah
distress spiritual. Distres spiritual dapat terjadi karena
diagnose penyakit kronis, nyeri, gejala fisik, isolasi dalam
menjalani pengobatan serta ketidakmampuan pasien dalam
melakukan ritual keagamaan yang mana biasanya dapat
dilakukan secara mandiri
32
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri,  Perubahan Fungsi Defekasi,


 Resti Infeksi,  Resti terhadap Perubahan
 Perubahan Nutrisi, Integritas Kulit,

 Resti terhadap koping tidak efektif,  Perubahan Mukosa Mulut,

 Imobilitas,  Kerusakan Pertukaran Gas,

 Ketidakseimbangan cairan,  Gangguan Konsep Diri,

 Ansietas,  Kurang perawatan diri.

 Resti terhadap Perubahan Perfusi


Jaringan,
33

Anda mungkin juga menyukai