Anda di halaman 1dari 23

Pengaturan hak Atas Lahan

Aditya Purnomo Aji / 25418025


Konsep Hak Atas Tanah
Hak Kepemilikan Lahan Sifat Publik Sifat Privat
adalah instrument paling
sederhana dalam kebijakan  Permanen  Memenuhi kebutuhan psikis
pembangunan yang  Elemen tentang kemanan
berfungsi baik untuk sederhana  Dalam perkotaan
memfasilitasi maupun dalam produksi permasalahannya dapat
objeknya. Hal tersebut  Memiliki nilai menjadi sangat kompleks
berkaitan langsung dengan  Di negara berkembang dapat
ekonomi perkotaan. memicu investasi
Konsep Hak Atas Tanah
Dalam mencari sistem kepemilikian yang tepat, dapat diartikan juga
bagaimana pengaturan yang paling mampu untuk mempertemukan
kontradiksi dari kedua sifat tersebut:

• Perbedaan dalam kerangka budaya Kebingungan dalam Penamaan


Kepemilikan
• Kepemilikan Lahan sebagai Status hukum resmi
• Aspek yang dinamis
• Kemampuan untuk tergantikan
• Hubungan Kepemilikan Lahan dengan Pasar dan Pengendalian Guna Lahan
• Pentingnya Masa Transisi
Tujuan Kebijakan Kepemilikan Lahan
• Tujuan dari kepemilikan lahan Kategori Kepemilikan Sederhana:
adalah efisiensi, keadilan, Nonformal, defacto
kesesuaian, dan keberlanjutan Hak milik individu
• Secara internasional Hak guna individu
kepemilikan lahan muncul Hak milik publik
dalam berbagai macam bentuk. Hak guna publik
Bentuk anglo-amerika yang Kepemilikan bersama
menggunakan sekumpulan hak Kepemilikan Lahan sendiri terbagi atas:
memiliki hingga 50 macam hak Luas Lahan
atas tanah, sedangkan di Afrika Lahan dan Penambahan Nilai
masih banyak termaknai oleh Pembangunan dan Penggunaan
konsep hak adat suku. Lahan
Ownership Interests: Nature, limits, &
types
Land Transfer
Kepemilikan Lahan
Dampak Kolonialisme Hukum Kepemilikan Lahan Secara Umum
• Kepemilikan Lahan berkaitan • Salah satu isu penting yang terjadi adlaah
erat dengan hukum, adat, urbanisasi dan modernisasi
dan praktik yang mengelola • Secara umum, terdapat dua bentuk kepemilikan
hubungan dengan lahan lahan yang terbagi ke seluruh dunia:
tersebut. • Sistem yang memberikan kepemilikan dan
• Dampak dari kolonialisme hak atas tanah  dari hukum Roman
sebagai satu paham yang • Sistem yang memberikan kepemilikan dan
berpaku pada kepemilikan  hak atas tanah dengan terbatas (seperti
Terbentuknya gap keruangan pemberian hak guna kepada individu, tetapi
dimana kaum miskin tergusur kepemilikan masih di negara. Hal ini menjadi
ke pinggiran kota dengan salah satu cara untuk membatasi kepemilikan
nasib yang lebih buruk. absolut pada tanah oleh individu.
Kepemilikan Lahan
Kepemilikan Lahan dalam Islam dan Hukum Tradisional
• Di dalam Islam, satu-satunya alasan yang • Pengelolaan lahan seperti ini dilakukan
dapat diterima dalam kepemilikan pribadi melalui kepercayaan. Berdasarkan
lahan adalah dimanfaatkan untuk suatu hal. pemahaman, kepercayaan ini
Apabila pemanfaatan tersebut sudah berdampak pada pengaturan lahan
berakhir maka kepemilikannya kembali secara umum:
kepada komunal. • Di Nigeria para emir yang secara
• Selain itu, dipahami juga bahwa lahan mati tradisional mengalokasikan lahan,
dikembalikan kepada negara dan dapat memiliki kekuatan yang tidak
dialokasikan atau didonasikan oleh resmi terhadap lahan tersebut;
penguasa kepada individu. Apabila • Di India kepercayaan tersebut
dialokasikan harus ditujukan untuk suatu menguatkan keingingan untuk
kepentingan tertentu. Donasi/hibah ini pun mengatur dan menegakkan
dilakukan dengan moderasi. pengelolaan lahan;
Kepemilikan Lahan
Tantangan-Tantangan dari Masa ke Masa

• Tantangan lainnya dalam penegakkan kebijakan pengelolaan lahan adalah


tiga institusi: pemilik gereja, rel kereta api, dan militer.

Gereja Rel Kereta Api Militer


Dalam negara dunia ketiga, militer
Konflik juga terjadi pada lahan menjadi bentuk lain. Di India pada
Di amerika latin, kepemilikan yang dimiliki di sekitar rel kereta era kolonial, memiliki kebijakan
gereja sering terjadi pada lokasi- api. Di mana pengelola kereta untuk memberikan diskresi pada
lokasi strategis sehingga sulit ingin meningkatkan penghasilan pendirian markas polisi/militer
untuk mengatur penggunaan dengan menjual lahan sempadan dan pemerintah pusat
lahan dalam kota; relnya sedangkan daerah dan memberikan kekuasaan penuh
perencana ingin mengaturnya; untuk pengaturan guna lahannya
dari pemerintah kota.
Kepemilikan Lahan
Tantangan-Tantangan dari Masa ke Masa

• Konsep nasionalisasi maupun sosialisasi kepemilikan lahan dapat


mengimbangi kepemilikan privat terhadap lahan, namun dapat
mengurangi rasa kemaanan individu dalam kepemilikan.
• Kepemilikan lahan merupakan konsep keadilan dan efisiensi yang dilihat
berbeda oleh masyarakat yang berbeda.
• Seluruh kebijakan dan hukum kepemilikan lahan harus dapat
menyeimbangkan seluruh kebutuhan tersebut.
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
• Salah satu bentuk instrumen dalam pengelolaan lahan • Sasaran dari hukum
adalah hukum perencanaan. Pada umumnya, hukum ini perencanaan tersebut juga
digunakan oleh pemerintah untuk mengelola pembangunan beragam, mencakup:
yang terjadi. • Kepada para pemilik
lahan;
• Namun, “hukum perencanaan” sendiri memiliki banyak • Kepada para pengguna,
penafsiran dan tidak semua negara memiliki terminologi pemilik hak guna, dan
tersebut. Pada umumnya yang dimaksud dengan hukum pengguna bagian dari
tersebut mencakup: bangunan;
• Kepada para penduduk
– Pemberlakuan urusan pekerjaan umum  bentuk dari lahan atau
pelaksanaan hukum akuisisi lahan bangunan;
– Pelarangan beberapa bentuk kegiatan
– Pengendalian pewarisan;
– Pengaturan untuk perlindungan dari bencana;
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
Refleksi Perkembangan Peraturan Peradaban Barat dari Masa ke Masa
Periode Substansi Hukum Kepemilikan Lahan Perubahan pemahaman
Abad  Pemilikan lahan yang sebenarnya tidak lebih penting dari pada abad 19 menjadi
Pertengahan kemampuan untuk menempati dan menggunakannya; latar belakang terjadinya
isu nasionalisasi lahan
 termasuk pemahaman mengenai kontruksi investasi yang (pengembalian
bertambah tidak lebih penting dari harganya saat ini. kepemilikan pada
negara) dan menjadi
Pasca Abad Kecenderungan untuk mengamankan kepemilikan dibandingkan dasar untuk memberikan
Pertengahan untuk mendapatkan hak untuk memindahkan kepemilikan lahan pajak lahan karena:
pada keturunannya; pemilik lahan privat
 hasil pembuatan lahan lebih penting dari pada nilai mendapatkan
pengembangannya keuntungan dengan
bebas dan tidak memiliki
Abad ke-19 1. pertama kali diberbolehkan penigkatan nilai lahan dengan kesadaran sosial.
merubah penggunaannya. Disebabkan oleh urbanisasi
2. pemaknaan pembangunan menjadi seluruh proses untuk
memulai aktivitas baru pada lahan;
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
Refleksi Peraturan di Negara-negara Berkembang
• Di Italia dan irlandia terdapat • Di Amerika, meskipun pemerintah • Dalam kebijakan Inggris, secara
kontroversi mengenai kepemilikan negara bagian mengatur dirinya empiris merumuskan metode yang
lahan dan hancurnya pedesaan.  sebagai pemilik lahan di dalam ebrbeda. Setelah tahun 1945
kesadaran terhadap pengendalian negara. Namun, untuk beberapa korporasi adhoc diarahkan untuk
pembangunan dan perencanaan itu tahun, tujuan tersebut bermaksud mendirikan kota-kota baru. Akusisi
sendiri ikut berkembang  Namun, untuk membuat sejumlah industri lahan dalam kebijakan ini
di waktu yang sama banyak pertanian yang besar. Hal tersebut digunakan sebagai metode khusus
pengusaha yang menjadi pemilik juga disebabkan dengan untuk suatu urusan ketimbang
lahan diskursus berkembang keberadaan rel kereta api yang pengendalian pembangunan.
menjadi bagaimana untuk turut dikelola oleh privat. Hingga pada
mengakomodasi elemen tahun 1880 kesadaran
wirrausaha. perencanaan kembali muncul
utamanya pada bagian kemanan
dan kesehatan publik.
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
Peraturan Akuisisi Lahan Publik
Berdasarkan Town and Country • Skema ini tidak berjalan dengan baik karena tidak
Planning Act 1947 di UK relevan dengan tidak mempertimbangkan beberapa
membedakan antara nilai guna yang hal:
ada dan nilai pembangunan yang • Tidak mempertimbangkan kondisi yang penting
mungkin terhadi. Untuk untuk diwujudkan di masa yang akan datang;
menggunakan nilai pembangunan • Skema ini bergantung pada proses valuasi
(development value) maka berdasarkan data yang hanya dapat didapatkan
dibutuhkan perizinan perencanaan dari informasi statistik dan valuasi khusus;
dari pihak berwajib yang mengerti • Skema ini tidak mempertanyakan bagaimana
nilainya. seharusnya lahan digunakan.

Peraturan yang ada kemudian diganti dengan Community Land Act. Namun, masalah yang terjadi
akan lebih jauh lagi: bagaimana memutuskan penggunaan lahan dan bagaimana suatu organisasi
publik dapat melaksanakan hal tersebut.
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
Peraturan Perpajakan Lahan
Lahan berperan erat • Terdapat beberapa miskonsepsi yang menyebabkan hukum pajak
dalam pembiayaan tidak koheren:
publik dengan berbagai • Fakta bahwa dorongan untuk mempromosikan jenis
cara. Pada umumnya penggunaan lahan tertentu ada tidak berarti bahwa ada
variasi perpajakan yang kebijakan penggunaan lahan yang tepat dalam arti yang lebih
menjadi elemen untuk luas.
pendapatan pemerintah • Pemercepatan pembangunan tidak selalu memunculkan situasi
ini digunakan untuk yang diharapkan, dan dapat menyebabkan pembanunan yang
mempengaruhi cara prematur.
pemanfaatan lahan • Mudah terjadi kebingungan dalam penggunaan pajak. Apabila
ia menjadi alat yang bagus untuk kebijakan perencanaan maka,
bisa jadi bukan alat untuk penambah pendapatan. Begitu pula
sebaliknya.
Hukum Perencanaan di Negara
Berkembang
Hal-hal Lain yang mempengaruhi

Hubungan antara penyewa dan Dinamika kelembagaan hal tersebut


pemilik lahan  terapat menjadi pertimbangan apabila
kecenderungan karena pembagunan mengarah pada hal yang
kewenangan pemilik lahan harga belum memuaskan entah positif maupun
sewa dapat melonjak dari yang negatif. Untuk mengembangkannya
diizinkan. Oleh karena itu dibutuhkan cara dengan
dibutuhkan sebuah pengaturan memanfaatkaninstitusi yang sudah ada atau
dan pembatasan. mendesain institusi baru
Kepemilikan Lahan Publik
Konsep, Tujuan, dan Kriteria Evaluasi

Kepemilikan publik adalah bentuk kepemilikan real estat di atas kepentingan


umum. Dalam bentuk kepemilikan publik ini diajukan 4 macam alternatif: land
banking dengan pengaturan hak guna, akuisisi hak pengembangan, kepemilikan
sementara untuk pembangunan ulang, dan akusisi untuk ditata kembali.

Tujuan dari kepemilikan lahan sendiri adalah: Kriteria dalam evaluasinya


• pengendalian harga lahan, adalah:
• pemberian kompensasi pembangunan 1) apakah tujuannya dapat
yang lebih baik, tercapai?
2) apakah prosesnya bisa
• perencanaan lahan yang membaik efisien
Kepemilikan Lahan Publik
Kritik Terhadap Konsep
• Apabila kepemilikan publik dinilai berdasarkan efisiensi harga, hal
tersebut belum terbukti dikarenakan proses tersebut memerlukan
pengendalian pada keseluruhan komoditas. Yang mana mustahil untuk
dilakukan, Kepemilikan publik dapat mengurangi harga lahan, namun
tidak dapat mengurangi nilai lahan.
• Kepemilikan publik juga tidak akan membuat perencanaan semakin baik.
Tetapi akan memperbanyak perencanaan. Dengan dimilikinya oleh publik
dan beberapa program penggunaan maka tidak dapat dijamin bahwa tidak
ada keterlibatan politis dalam pertimbangan perencanana.
Kepemilikan Lahan Publik
Kritik Terhadap Konsep
• Draft penggunaan yang didesain dengan baik untuk pengendalian
pembangunan dapat memberikan masalah. Hal tersebut disebabkan
apabila penggunaan berulang diinginkan di suatu lahan. Akan menambah
biaya perencanaan, biaya penyewaan/pembelian ulang lahan/desain
lahan dst,
• Spekulasi publik juga dinilai bentuk keuntungan yang diakui dikarenakan
penilaian lahan yang terpisah berasal dari keputusan publik  masalah-
masalah yang mau diselesaikan oleh kepemilikan publik akan tetap terjadi.
Hukum Tanah Adat
Kedudukan Tanah Hak Persekutuan/ Hak Ulayat
• Karena sifatnya  • Hubungan erat religio-magis menyebabkan
bersifat tetap dan persekutuan memperoleh hak menguasai dan
mungkin menjadi memanfaatkan tanah. Wilayah persekutuan
keuntungan di masa yang bersifat tetap dan tidak boleh
yang akan datang dipindahkan secara asas.
• karena fakta  • Objek hak ulayat: tanah, air, tumbuhan dan
tempat tinggal, binatang yang hidup secara liar.
pemberi • Hak ulayat dipertahankan dengan:
penghidupan, tempat memberikan batas dan menunjuk pejabat
mengebumikan, tertentu untuk menguasai wilayah
pemahaman tempat persekutuan.
tinggal roh
Hukum Tanah Adat
Hak Perseorangan Atas Tanah
• Hak ini dibatasi oleh hak ulayat. Masing-masing individu dapat:
– Mengumpulkan hasil-hasil hutan
– Memburu binatang liar
– Mengambil hasil dari pohon yang tumbuh liar
– Mengusahakan untuk diurus sleanjutnya suatu kolam ikan
• Hak milik tanah  dari seorang warga persekutuan yang membuka dan
mengerjakan tanah itu dapat memanfaatkan sepenuhnya dnegan menghormati:
hak ulayat desa, kepentingan orang lain yang memiliki, peraturan adat seperti
memberi izin ternak orang lain masuk selama tidak dipagari.
• Hak usaha  dinamakan hak menggarap kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhi oleh pemilik hak usaha terhadap tuan tanah. Kewajiban dalam pemilik
hak usaha: membayar semacam pajak, dab melakukan macam-macam pekerjaan
untuk keperluan tuan tanah;
Hukum Tanah Adat
Transaksi Atas Tanah Bentuk Jual Penjelasan
Beli
• Transaksi yang bersifat
Jual Lepas Jual lepas  perbuatan pemindahan hak atas
perbuatan hukum sepihak: tanah, bersifat terang dan tunia, dimana semua
– Pendirian suatu desa ikatan antara bekas penjual dan tanahnya menjadi
– Pembukaan tanah oleh lepas sama sekali.
Jual Gadai Jual gadai  pemindahan hak atas tanah yang
seorang warga
bersifat sementara dan yang melakukan
persekutuan pemindahan berhak menebus kembali hak tanah
• Transaksi-transaksi tanah tersebut.
yang bersifat perbuatan Jual Tahunan Jual tahunan  pemindahan hak atas tanah,
hukum dua pihak. Transaksi dnegan menerima sejumlah uang tertentu pada
jual yang dapat dibedakan jangka waktu tertentu, maka akan kembali melalui
perilaku hukum tertentu
menjadi: menggadai, jual
lepas, jual tahunan Jual Gengsur Jual gengsur  pemindahan hak atas tanah, yang
mana penjual masih memiliki hak pakai sesuai
kesepakatan dengan pembeli.
Hukum Tanah Adat
Transaksi yang Ada Hubungannya denganTanah
Bentuk Transaksi Penjelasan
Memperduai apabilapemilik tanah memberikan izin kepada orang laun utnuk mengerjakan tanahnya dengan
perjanjian  yang mendapat izin membagi sebagian (separuh atau speertiga) hasil tanahnya pada
pemilik tanah
Yang menjadi objek adalah tenaga dan tanaman. Hal ini juga berlakuk dengan perikanan dan peternakan
Sewa mengizinkan orang lain menggnakan tanah dan untuk tinggal di tanahnya sesuai dengan tiap panen.
Tanggungan apabila sesorang berhutang kepada orang lain berjanji kepada pemberi pinjaman selama belum
melunasi hutang tidak akan melakukan transaksi pada tanahnya.
Numpang/ • Apabila pemilik tanah yang bertempat tinggal memberi izin kepada orang lain untuk membuat
Magersari rumah yang kemudian ditempatinya juga.
• Orang yang diberikan izin biasanya diwajibkan untuk memberi bantuan kepada pemilik tanah
apabila diperlukan.

Memperduai atau Transaksi deikian ini merupakan transaksi gabungan antara transaksi tanah dengan transaksi yang
sewa bersama- berhubungan dengan tanah
sama dengan gadai

Titip Transaksi memberi izin kepada orang yang berhak menggunakan tanahnya sekaligus memelihara
untuknya

Anda mungkin juga menyukai