Anda di halaman 1dari 17

Efektivitas anti bakteria pada tanaman kunyit

(Curcuma domestica val) terhadap bakteri


Staphylococcus aureus

Rizky Nur Havilda A


P07134217250
Latar belakang

 Kunyit (Curcuma domestica val) merupakan salah satu tanaman yang


digunakan untuk pengobatan tradisional sejak lama. Banyak penelitian secara
in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktif dalam rimpang kunyit
mampumenghambat pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri baik Gram positif
maupunGram negatif.
 Kunyit merupakan tanaman suku temu-temuan dengan nama latin Curcuma
domestica Val. Senyawa utama yang terkandung dalam kunyit adalah
senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri yang dikenal sebagai anti bakteria,
antioksidan, antiinflamasi,, antiparasit, antiarthritis. Kurkuminoid mempunyai
sifat tidak larut dalam larutan polar sehingga dapat menurunkan tingkat
absorpsi, sehingga untuk meningkatkan efektivitas senyawa maka
dikembangkan metode Nanopartikel silika dalam penelitian. Akan tetapi
metode tersebut merupakan hal yang tidak dapat diterapkan pada
masyarakat.
Agar masyarakat dapat menggunakan efek anti bakteria yang terdapat pada tanaman
kunyit yang ada di sekitar mereka, maka digunakanlah pelarut dari Nacl 0,9 pada penelitian
ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan

RUMUSAN MASALAH

 Dengan menggunakan pelarut NaCl 0,9 senyawa kurkumioid dan minyak atsiri
akan meningkatkan tingkat absorbsi sehingga dapat denaturasi protein, dan
melisiskan membran sel bakteri Staphylococcus aureus
 Menentukan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan nilai Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

BATASAN MASALAH

Penelitian ini hanya dibatasi dengan meneliti


konsentrasi efektivitasanti bakteria pada tanaman
kunyit dilihat dariKHM dan KBM
Manfaat penelitian

 Manfaat teori  Manfaat praktikan


Penelitian ini dapat digunakan Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam oleh masyarakat dalam
mengoptimalkan efek antibakteri menggunakan efek antibakteri pada
pada tanaman kunyit (Curcuma tanaman kunyit (Curcuma
domestica val) yang merupakan domestica val) secara optimal
tanaman yang ada di sekitar
lingkungan
Tujuan penelitian

 Tujuan umum  Tujuan khusus


 Untuk mengetahui kadar  apakah senyawa kurkumin dan
minyak atsiri dapat membunuh
konsentrasi yang efektif terhadap atau menghambat bakteri
bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus
 pada konsentrasi berapakah
antibakteri senyawa kurkumin dan
minyak atsiri secara optimal
membunuh atau menghambat
bakteri Staphylococcus aureus
 untuk mengetahui besar (mm) zona
hambat dan zona bunuh
antibakteri senyawa kurkumin dan
minyak atsiri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus
Tinjau pustaka

 Kunyit (Curcuma domestica Val)

 Staphylococcus aureus

 Minyak Atsiri

 Kurkumin
Senyawa aktif

thiamin,Riboflavin
, Asam nikotinat,
Niacin,

minyak atsiri dan


kurkumin
Larutan
NaCl bakteri Staphylococcus
Variabel yang diteliti
0,9 aureus

Larutan ekstrak kunyit


Variabel yang tidak
(Curcuma domestica
diteliti
val) dengan
konsentrasi 20% 40%
60% 80% 100%.
Landasan teori
Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal yang ada pada kulit. Bakteri
Staphylococcus aureus dapat menginfeksi kulit berupa bisul, jerawat, kemerahan, bengkak
dan nyeri. Pada luka yang tidak segera diobati dan dalam keadaan lembab merupakan
kondisi dimana Bakteri Staphylococcus aureus dapat menginfeksi.
Pencegahan dalam menangani infeksi yang disebabkan bakteri Bakteri Staphylococcus
aureus perlu dilakukan. Hal tersebut dapat mencegah bakteri menjadi resisten. Pengobatan
menggunakan tanama kunyit merupakan langkah awal yang dapat dilakukan. Kunyit
merupakan tanaman toga yang dapat tumbuh dipengakarang dan mudah ditemukan.
Kunyit memiliki senyawa kimia thiamin, Riboflavin, Asam nikotinat, Niacin, minyak atsiri dan
kurkumin. Minyak atsiri dan kurkumin merupakan antibakteri turunan fenol yang dapat
menghambat pertuumbuhan bakteri (Putri 2018). Selain itu kegunaan minyak atsiri dan
kurkumin sebagai stimulan sakit perut dan beberapa jenis dari minyak atsiri dapat digunakan
sebagai obat cacing.
Minyak atsiri dan kurkumin memiliki sifat yang tidak larut pada air. Sifat tidak larut air tidak
dapat mengoptimakan antibakteri pada kunyit. Kunyi terdapat curcumin, yaitu suatu
senyawa polifenol yang termasuk dalam Curcuminoid yang bersifat hidrofobik. Kandungan
curcumin di dalam kunyit memiliki beberapa manfaat, selain bermanfaat sebagai antibakteri,
juga dapat digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi Curcumin memiliki masalah dalam
tingkat kelarutan dalam air yang rendah yang kemudian menyebabkan penurunan absorpsi,
peningkatan metabolisme, dan mempercepat eksresi sehingga menyebabkan rendahnya
bioavaibilitas dari curcumin.
HIPOTESIS

 Hipotesis pada penelitian ini ialah adanya pengaruh Efektivitas anti


bakteria pada tanaman kunyit (Curcuma domestica val) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus yang menggunakan pelarut NaCL 0,9
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian

 Jenis penelitian ini Eksperimen analitik yang menggukan sampel dan


spesimen yang bertujuan untuk mengoptimalkan kandungannya

Rancangan penelitian

 Penelitian inimenggunkan rancangan Posttest Only with Control Group


Design dengan membandingkan kadar ektrak antibakteri pada kunyit
(20% 40% 60% 80% 100%) tehadap positif kontrol dan negatif kontrol
Lokasi dan Waktu
penelitian
 Penelitian dilakukan di Labolatorium bakteriologi politeknik kesehatan
Banjarmasin Kalimantan selatan, waktu penelitian dimulai pada tanggal
19 februari

Populasi, dan Sampel

 Populasi pada penelitian ini ialah tanaman kunyit yang dipesan dari
daerah balai penelitian pertanian tanaman (balitta). dengan kriteria
Sampel kunyit di pilih tidak mengkerut kunyit yang besar dan tua atau
keras. Kunyit yang tua berwarna kuning jingga yang pekat. tanaman
kunyit umur 8 hingga 12 bulan. Ukuran panjang minimal 4 cm atau
setengah ruas jari Tidak ada bangian yang busuk pada umbinya. Sampel
yang digunakan merupakan bakteri Straphylococcus aureus yang
merupakan kultur murni yang harus dipesan
INSTRUMEN PENELITIAN
 Mikroskop  Aquades
 Cawan petri
 Kunyit
 Ose
 Spiritus  Amoksilin
 Rak tabung  Alkohol
 Objek glass
 NaCl 0,9
 Bio safety cabinet
 Blender  Media TSB
 Pisau  Media NA
 Kapas alkohol
 Tabung reaksi
 Pipet
 Rak tabung
 Inkubator
No variabel Devinisi Metode Unit Skala

pengukuran

1 Konsentrasi antibakteri Konsentrasi Konsentrasi ML Rasio

Kunyit (Curcuma dibedakan

domestica val) menjadi 20% 40%

60% 80% 100%.

2 Bakteri Staphylococcus Bakteri yang telah Zona hambat di Mm Rasio

aureus dipesan, sekitaran paper

diinkoogulasikan disk

pada media dan

diletakkan paper

disk dan ditetesi

ekstrak kunyit

sesuai konsentrasi
Metode Pengumpulan Data

Data primer Tahap penelitian


 Data primer yang diperoleh
 a. Meminta izin untuk melakukan
adalah hasil pemeriksaan
penelitian di laboratorium
laboratorium yang digunakan
bakteriologi Jurusan Analis
untuk melakukan penelitian
Kesehatan Poltekkes Kemenkes
menggunakan metode paper
Banjarmasin
disk dengan penambahan
tanaman kunyit (Curcuma  Pemesanan tumbuhan
domestica val
 Pembuatan meda NA
 Persiapan sampel kunyit
 Prosedur pemeriksaan anti bakteri
ANALISIS DATA
 Data primer akan disajikan dalam bentuk tabel dan di ujikan pada
software computer IBM SPSS dengan metode uji normalitas dan uji pairend

konsentrasi pengulangan

1 2 3

20%

40%

60%

80%

100%.

Kontrol +

Kontrol -
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai