Anda di halaman 1dari 55

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk - Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
Hari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus :
RUMAH SAKIT : RS Bhethesda Lempuyangwangi
Nama : Satrio Fadlullah
NIM : 11.2015.091
Periode : 04 September – 12 November 2016
Pembimbing / Penguji : dr. Jaka Marjono, Sp.B
Identitas Pasien
Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Peremuan

TTL : Jakarta, 17 Agustus 1993 Suku Bangsa : Indonesia

Status Perkainan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SLTP

Alamat : Klatar 002/010 Ngilipar, Tangal masuk : 10 Oktober 2016


Gunung kidul, Yogyakarta pukul 03.36 WIB
Anamnesis

Keluhan utama:
Nyeri di perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 1 hari SMRS, OS mengeluh adanya nyeri di ulu


hati. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk – tusuk dan terus
menerus. OS mengaku tidak mengalami mual maupun
muntah, namun sempat mengalami demam. Riwayat
menstruasi teratur, BAB dan BAK tidak terdapat perubahan.
OS mengaku tidak mengalami susah BAB, BAB
terakhir hanya mengeluarkan kotoran berwarna cokelat
tanpa darah maupun lendir. OS juga tidak mengalami nyeri
saat BAK, BAK berwarna kuning dan tidak mengeluarkan
darah.
OS tidak memiliki riwayat kencing manis, hipertensi,
penyakit jantung ataupun alergi obat tertentu. Pasien juga
belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
• Penyakit Dahulu (Tahun, diisi bila ya ( + ), bila tidak ( - ))
• (-) Wasir/hemorroid (-) Appendisitis (-) Penyakit jantung bawaan
• (-) Batu ginjal / Saluran kemih (-) Tumor (-) Perdarahan Otak
• (-) Burut (Hernia) (-) Penyakit prostat (-) Gastritis
• (-) Typhoid (-) Diare Kronis (-) Hipertensi
• (-) Batu empedu (-) Diabetes mellitus (-) Penyakit pembuluh darah
• (-) Tifus abdominalis (-) ISK (-) Kelainan kongenital
• (-) Ulkus Ventrikulis (-) Colitis (-) Volvulus
• (-) Tuberkulosis (-) Tetanus (-) Abses Hati
• (-) Invaginasi (-) Hepatitis (-) Patah tulang
• (-) Penyakit degeneratif (-) Fistel (-) Luka bakar
• (-) Struma, tiroid

• Lain Lain: (-) Operasi


• (-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga

Umur Penyebab
Hubungan Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan
(Tahun ) Meninggal

Kakek - Laki - laki Sudah meninggal -

Nenek - Perempuan Sudah meninggal -

Ayah - Laki – laki Sehat -

Ibu - Perempuan Sehat -

Adakah kerabat yang menderita :

Penyakit Ya Tidak Hubungan


Alergi -  -
Asma -  -
Tuberkulosis -  -
Artritis -  -
Rematisme -  -
Hipertensi - 
Jantung -  -
Ginjal -  -
Lambung -  -
Riwayat Hidup
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : (-) Di rumah (-) Rumah Bersalin (+) R.S. Bersalin
Ditolong oleh : (-) Dokter (+) Bidan (-) Dukun (-) Lain-lain

Kehidupan Berkeluarga dan Perkawinan


Adakah kesulitan :
Pekerjaan :-
Keuangan :-
Keluarga :-
Lain-lain :-

Riwayat Imunisasi
(+) Hepatitis (+) BCG (+) Campak (+) DPT (+) Polio (+) Tetanus

Riwayat makanan
Frekuensi/hari : 3x/hari
Jumlah/hari : cukup
Variasi/hari : bervariasi
Nafsu makan : baik
II. ANAMNESIS SISTEM
Catat keluhan tambahan positif disamping judul - judul yang bersangkutan
Harap diisi: Bila ya (+), bila tidak (-)

Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning / Ikterus (-) Sianosis

Kepala
(-) Trauma (-) Sakit Kepala (-) Nyeri pada sinus

Mata
(-) Merah (-) Trauma (-) Kuning/ikterus
(-) Sekret (-) Nyeri (-) Ketajaman penglihatan

Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan pendengaran
(-) Sekret (-) Tinitus
Hidung
(-) Rhinnorhea (-) Trauma (-) Epistaksis
(-) Nyeri (-) Tersumbat (-) Benda asing/foreign body
(-) Sekret (-) Gangguan penciuman

Mulut
(-) Bibir (-) Lidah
(-) Gusi (-) Mukosa

Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara

Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri leher

Thorax (Cor dan Pulmo)


(-) Sesak napas (-) Nyeri dada (-) Batuk darah
(-) Batuk (-) Mengi (-) Berdebar-debar

Abdomen (Lambung/Usus)
(-) Mual (-) Tinja berdarah (-) Konstipasi
(-) Diare (-) Benjolan (+) Nyeri kolik
(+) Nyeri epigastrium(-) Muntah (-) Tinja berwarna dempul
(+) Defans
Saluran kemih/Alat kelamin
(-) Disuria (-) Hematuria (-) Kolik
(-) Hesistancy (-) Nokturia (-) Retensio urin
(-) Kencing batu (-) Urgency

Katamenia
(-) Leukore (-) Perdarahan (-) Lain – lain

Haid
Kapan haid terakhir?
(-) Jumlah dan lamanya haid (-) Teratur/tidak
(-) Nyeri (-) Gejala klimakterium
(-) Gangguan haid (-) Pasca menopause

Saraf dan otot


(-) Riwayat Trauma (-) Nyeri (-) Bengkak

Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis
Status Generalis
• Keadaaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital :
TD: 110/80 mmHg HR: 82 x/menit RR: 20x/menit S: 36,50C

• Kepala : tidak ada deformitas


• Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Telinga : lapang, sekret -/-
• Hidung : sekret -
• Tenggorokan : T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis
• Leher : KGB dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Thoraks
Paru-paru
• Inspeksi : kedua paru simetris pada keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi-/-, wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan
• Perkusi : jantung dalam batas normal
• Auskultasi : BJ I dan II reguler, gallop -, murmur -
Abdomen
• Inspeksi : tampak datar, lesi (-), benjolan (-), pembuluh darah (-)
• Palpasi :
Dinding Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+), Nyeri tekan McBurney (+),
Rovsing’s Sign (-), Nyeri lepas (-), Psoas Sign (-), Obturator Sign (-), defence
muscular (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : ballotement -, nyeri ketok CVA –
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+)

• Alat Kelamin (atas indikasi) : tidak ada indikasi


Pria
• Penis : tak diperiksa
• Skrotum : tak diperiksa
• Testis : tak diperiksa

Wanita
• Fluor albus/darah : tak diperiksa

• Colok Dubur : tak diperiksa


Achiles Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Kremaster Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Kulit Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Refleks Patologis Tidak diperiksa Tidak diperiksa

IV. STATUS LOKALIS


Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ditemukan massa, tidak ada
distensi abdomen, tidak ada bekas luka operasi & kemerahan
Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio epigastrium dan McBurney
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 10 0ktober 2016 di IGD pukul 04.07 WIB
• Laboratorium
Darah Lengkap
Hb : 12,5 g/dL (11,7 – 15,5)
Ht : 36,5% (35 – 49)
Leukosit : 12,47 ribu/mmk (4,5 – 11,5)
Trombosit : 382 ribu /mmk (150 – 450)
Eritrosit : 4,46 juta/mmk (4,2 – 5,4)

Hitung Jenis
Eosinofil : 3,5 % ( 2- 4)
Basofil : 0,2 % ( 0 - 1)
Segmen Neutrofil: 72,6 % ( 50 - 70)
Limfosit : 18,3 % ( 18 - 42)
Monosit : 5,4 % ( 2- 8)
• Urinalisis
Tanggal : 10 0ktober 2016 di IGD pukul 04.52 WIB

Urin Rutin
Warna : Kuning
Berat jenis : 1,005 (1,003 – 1,030)
pH : 6.00 (4,5 – 8)
Glukosa : negatif mg/dL negatif
Protein : negatif mg/dL negatif
Sedimen
Lekosit pucat : negatif
Sel gliter : negatif
Lekosit gelap : 1+ (<4 sel/LPB)
Eritrosit : 1+ (<4 sel/LPB)
Epitel : 2+ (5-9 sel/LPB)
Ca oxalat : negatif
Asam urat : negatif
Triple fosfat : negatif
Bakteri : negatif
Jamur : negatif
• USG
Tanggal : 10 0ktober 2016 pukul 11.45 WIB
• Hepar & Lien : besar & bentuk normal disertai parenkim yang homogen &
echogenitas yang normal, terutama tak terlihat SOL atau lesi patologis lainnya.
• Vesica fellea : menunjukan dinding yang tipis & tak tampak massa.
• Pancreas : besar & bentuk normal disertai echogenitas yang baik & homogen
• Gaster : tak tampak penebalan antrum gaster
• Ren bilateral : ukuran & echpgenitas normal, struktur aanatomis, cortex,
medulla& sinus baik dengan posisi yang normal & tidak melebar.
• Vesica urinaria : terisi cairan, echogenitas normal, tak tampakpenebalan
dinding, tak tampak massa/lithiasis.
• Uterus : bentuk & echogenitas normal.
• Mc Burney : tampak penebalan appendix tetapi masih menunjukan peristaltik.

• KESAN :
- Sonoanatomis : tanda awal appendisitis.
- Tak tampak kelainan di hepar, lien, pancreas, VF, antrum gaster, ren bilaterl, VU
dan uterus.
RINGKASAN (RESUME)
• Wanita 24 tahun datang dengan keluhan nyeri pada ulu
hati sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti ditusuk –
tusuk dan terus menerus. OS merasa nyeri tidak
menghilang dan semakin menjalar ke perut kanan bawah.
Nyeri dirasakan makin memburuk dan membuat OS sulit
berjalan. OS tidak memiliki riwayat kencing manis,
hipertensi, penyakit jantung ataupun alergi obat tertentu.
Pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit
sebelumnya.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum OS
tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan McBurney (+).
Pemeriksaan penunjang didapati leukositosis dengan
leukosit 12.470/mm3dan peningkatan segmen neutrofil
72,6 %.
Alvarado Score
M • Migratory of pain 1 - (1)
A • Anorexia 1- (1)
N • Nausea/ vomitus 1 - (1)
T • Tenderness 2- (2)
R • Rebound tenderness 0- (1)
E • Elevation of temperature (1)
L • Leukositosis 2- (2)
S • Shift of neutrophils to the left (1)

• 7-10 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
7
DIAGNOSIS KERJA
Pra bedah: Apendisitis Akut
Dasar Diagnosis :
Pada anamnesis didapatkan keluhan nyeri pada uluhati sejak 2 hari SMRS. OS juga mengatakan
nyeri dirasakan menjalar ke perut kanan bawah dan semakin memburuk sehingga membuat OS
sulit berjalan. Tidak ada keluhan dalam BAB dan BAK juga sistem ginekologi. Pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 36,50C, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan McBurney (+). Pada
pemeriksaan penunjang didapati leukositosis dengan leukosit berjumlah 12.470/mm3 dan
peningkatan segmen neutrofil 72,6 %. Menurut pemeriksaan Skor Alvarado, jumlah total dari
klinis OS adalah 7, yang berarti sangat mungkin apendisitis akut.

Pasca bedah : Post Operasi Laparotomi Appendectomy et causa Apendisitis akut


Dasar Diagnosis :
Pada saat pembedahan tampak apendiks panjang 4 cm, diameter 0,8 cm.
Diagnosis diferential

Gastroenteritis Kehamilan Ektopik Urolitiasis Infeksi Panggul


Pielum/Ureter
Kanan

 mual, muntah, dan  Riwayat • Khas: Adanya  Suhu tinggi (38-


diare mendahului terlamabat riwayat kolik dari 390c)
nyeri menstruasi pinggang ke perut  Nyeri perut
 Nyeri perut sifatnya
lebih ringan dan
 Nyeri yang yang menjalar ke bagian bawah
tidak berbatas tegas mendadak inguinal kanan lebih difus
 Hiperperistalsis didaerah pelvis • Pielonefritis  Disertai keputihan
 Panas dan sering disertai dan infeksi urin
leukositosis kurang dengan demam (wanita)
menonjol tinggi, menggigil,  VT: nyeri hebat di
dibandingkan nyeri panggul jika
dengan apendisitis
akut.
kostovertebral di uterus diayunkan
sebelah kanan,
dan piuria.
IX. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa
IVFD RL
Inj. Ketorolac 2x1 amp Laporan Pembedahan
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr Pasien tidur terlentang dalam posisi supine dengan
Tindakan spinal anestesi
asepsis/antisepsis daerah operasi
Pro Laparotomi dilakukan insisi pada daerah mcburney
Apendektomi insisi diperdalam lapis demi lapis
dilakukan eksisi
control pendarahan
jahit luka operasi
operasi selesai

Instruksi Post-op
Infus dan obat lanjut
Diet bebas bertahap
Mobilisasi bertahap
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
XI. FOLLOW UP
10 Oktober 2016
S: nyeri perut skala 3, mual (-), muntah (-), flatus (+), BAB (-),
BAK (+) 2200cc.
O: KU: TSS, Kes: CM
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit
Nadi : 80x.menit Suhu : 36,70C
Abdomen : suppel, nyeri tekan (+), Bising usus (+),
A : abdominal pain susp appendisitis
P : IVFD RL, Inj. Ketorolac 2x1 amp, inj. Ceftriaxone 2x1 gr
cek PDL, Urine rutin dan USG abdomen
11 Oktober 2016
S: Os masih merasa nyeri di sekitar bekas luka operasi skala 5,
sudah flatus (+), mual (+), muntah (+), BAK lancar, belum bisa BAB.
O: KU: TSS, Kes: CM
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit
Nadi : 90x/menit Suhu : 36,40C
Abdomen : datar, nyeri tekan (+) tapi dirasakan berkurang,
Bising usus (+), luka operasi terbalut, rembes (-)
A: Post operasi appendectomy
P: IVFD RL, Inj. Ketorolac 2x1 amp, Inj. Ceftriaxone 2x1 gr,
Diet bertahap, mobilisasi bertahap mi/ka,mi/ki,
12 Oktober 2016
S : Os masih merasa nyeri di sekitar bekas luka operasi skala 3,
O : KU baik, flatus (+), mobilisasi aktif
TD : 120/80 mmHg RR : 20X/menit
Nadi : 82x/menit Suhu : 36,50C
Abdomen : suppel, nyeri tekan (-), Bising usus(+), luka operasi terbalut,
rembes (-)
A : Post operasi appendectomy h+2
P : Rawat jalan
Appendisitis merupakan peradangan pada
appendiks vermiformis dan merupakan nyeri
abdomen akut yang paling sering.
Anatomi Apendiks

Terletak di puncak sekum


Bentuk tabung p: 7-10cm, d: 0,7cm
Dipangkal terdapat valvula
apendikularis
Lumen menyempit dibagian
proksimal dan melebar di distal.
Pada bayi: kerucut

Vaskularisasi :
a. apendikularis; cabang
dari a.iliocaecalis; cabang dari a.
mesenterica superior
Etiologi
• Adanya isi lumen

• Sumbatan yang terus menerus o/ krn


adanya fekalit, hipertrofi jaringan
limfoid, sisa barium dr pemeriksaan
rontgen, diet rendah serat, cacing usus
(ascaris)

• Erosi mukosa apendiks: e.histolitica


PATOFISIOLOGI

Tekanan intra
Bendungan
Obstruksi lumen
mukus
meningkat

Apendisitis akut
Aliran limfe
lokal  nyeri
terhambat
epigastrium
Sekresi mukus
Tekanan terus
berlanjut
meningkat

obstruksi vena, Peradangan


edema bertambah, mengenai
dan bakteri akan peritoneum setempat
menembus dinding  nyeri kanan bawah

Apendisitis
supuratif akut
infark dinding
aliran arteri apendisitis
apendiks +
terganggu gangrenosa
gangren

Dinding Apendisitis
pecah perforasi
Manifestasi Klinis
Nyeri di
epigastrium/perium
bilikal
Nyeri di kuadran
kanan bawah Anoreksia,
mual, muntah

Demam
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan dan nyeri lepas

Nyeri tekan kontralateral/ Rovsing sign

RT: Nyeri arah jam 9-12

Psoas sign: bila apendiks menempel di m. Psoas


mayor, pada letak retrosekal retropreitoneal

Obturator sign
Alvarado Score
M • Migratory of pain (1)
A • Anorexia (1)
N • Nausea/ vomitus (1)
T • Tenderness (2)
R • Rebound tenderness (1)
E • Elevation of temperature (1)
L • Leukositosis (2)
S • Hitung jenis neutrofil shift to the left (1)

• 7-10 : apendisitis akut


• 5-6 : observasi 24 jam
• <5 : bukan apendisitis
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
-leukositosis
• Urinalisa
• Foto polos abdomen
- tidak spesifik dan tidak
direkomendasikan kecuali ada kelainan
yang membutuhkan pemeriksaan foto
polos abdomen (seperti perforasi,
obstruksi usus atau batu utereter).
- gambaran udara usus abnormal, fecolith,
atau benda asing

Gambaran foto polos abdomen tampak


apendikolith (panah)
• < 50%  Gambaran fekolith:
soliter, oval, densitas kalsifikasi pada kuadran
bawah kanan, ukurannya dapat mencapai 2
cm.
Tanda lain:
- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)
- Sentinel loop- pelebaran ileum atonik berisi
air fluid level
- Dilatasi sekum
- Preperitoneal fat line yang melebar dan /
kabur
- Kaburnya region kanan bawah, mengacu pada
cairan dan edema
- Skoliosis konkaf ke kanan
- Massa kuadran bawah kanan yang mendesak
sekum
- Kaburnya batas muskulus psoas kanan (tidak
khas)
- Udara pada apendiks (tidak khas)
• Apendikografi
- Pemeriksaan apendikografi tidak mempunyai
peran diagnosis dalam kasus appendisitis
- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga perforasi
- dapat untuk menegakkan diagnosis penyakit
lain yang menyerupai apendisistis
Temuan appendikografi pada appendisitis:
- Non filling appendiks
- Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran edema
mukosa yang disebabkan oleh karena inflamasi akut.
- Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan.

Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal


Barium Enema

• dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari


appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk
menyingkirkan diagnosis banding,
• sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi sebagai
metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis
appendisitis kronis  tampak pelebaran/penebalan
dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan
lumen hingga sumbatan usus oleh fekalit
kriteria diagnosis appendisitis :
• non filling apendiks dengan desakan lokal
sekum
• pengisian dari apendiks dengan penekanan
local pada sekum
• nonfilling apendiks dengan adanya massa
pelvis (kabur pada kuadran bawah kanan dengan
perubahan letak usus halus akibat desakan)
• pola mukosa apendiks irregular dengan
terhentinya pengisian.
Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema
single kontras. Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi
dan kontur yang ireguler (tanda panah).
• USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dicurigai adanya
abses, menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
Sensitivitas sekitar 90%

Gambaran appendisitis
: tampak penebalan dari dinding
apendiks
Diagnosis Banding
• mual, muntah, diare mendahului rasa sakit. Sakit perut tidak
berbatas tegas. Hiperperistaltik.
GE

• Pernah timbul nyeri yg sama sebelumnya, radang (-)


Kelainan
ovulasi

• demam (-)
• nyeri mendadak, teraba massa
Kista ovarium
terpuntir • Vt/rt: teraba massa
• lebih sering menyerang anak-anak dengan biasanya diawali
infeksi saluran napas. Lokasi nyeri perut di bawah kanan tidak
konstan dan menetap, dan jarang terjadi true muscle guarding
Limfadenitis
mesenterika • didahului ge, nyeri perut, mual, NT samar terutama kanan

• Riw.telat haid, ruptur tuba/abortus : nyeri mendadak, difus di


pelvis, syok,
Kehamilan • Vt: nyeri, peninjolan rongga Douglas,
ektopik

• Riw.kolik menjalar dari pinggang ke perut ke inguinal kanan


• Eritrosituria
Urolitiasis • Foto polos abdomen/ urografi iv
pielum/ ureter • Pielonefritis : demam tinggi, mengigil, nyeri cva, piuria
Penatalaksanaan

Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan


merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah apendektomi.
Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan
antibiotik, kecuali pada appendisitis gangrenosa atau appendisitis
perforata. Penundaan tindak bedah sambil memberikan antibiotik
dapat mengakibatkan abses atau perforasi.
Macam – macam Insisi Untuk Apendektomi
Insisi Grid Iron (McBurney Incision)
Insisi Gridiron pada titik McBurney. Garis insisi parallel
dengan otot oblikus eksternal, melewati titik McBurney
yaitu 1/3 lateral garis yang menghubungkan spina liaka
anterior superior kanan dan umbilikus.

Lanz transverse incision


Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat, insisi
transversal pada garis miklavikula-midinguinal.
Mempunyai keuntungan kosmetik yang lebih baik dari
pada insisi grid iron.

Rutherford Morisson’s incision (insisi suprainguinal)


Merupakan insisi perluasan dari insisi McBurney.
Dilakukan jika apendiks terletak di parasekal atau
retrosekal dan terfiksir.

Low Midline Incision


Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi perforasi
dan terjadi peritonitis umum.
Insisi paramedian kanan bawah
Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm di bawah
umbilikus sampai di atas pubis.
Laparoscopy Appendictomy
KOMPLIKASI

Perforasi

Peritonitis

Masa
periependikuler
Prognosis
- Dengan diagnosis yang akurat dan pembedahan,
tingkat mortalitas dan morbiditas sangat kecil.
- Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas jika terjadi komplikasi.
- Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak
diangkat

Anda mungkin juga menyukai