Anda di halaman 1dari 22

Nama : Muhammad Faruq 03.2016.1.

07242
Victorius David S. 03.2016.1.07262
Tingkat keandalan yang baik akan menentukan
keberlangsungan penyaluran tenaga listrik pada sistem tersebut.
Salah satu metode untuk menghitung keandalan adalah dengan
metode Loss of Load Probability (probabilitas kehilangan beban).
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik didapatkan nilai LOLP sebesar 31.5 hari/tahun
pada tahun 2017. Nilai indeks LOLP tersebut belum memenuhi
standar yang sudah ditetapkan oleh PT. PLN pada RUPTL PLN 2015-
2024 yaitu sebesar 1 hari/tahun, berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan keandalan sistem tenaga di PLTU PT. UP PJB Gresik pada
tahun 2017 dalam kategori kurang andal atau keandalan pembangkit
yang rendah.
Terdapat beberapa pembangkit di pulau Jawa yang berkontribusi penting
dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, salah satunya PT. PJB Unit
Pembangkitan Gresik Jawa Timur yang memasok kebutuhan energi listrik pada
lingkup wilayah Jawa Timur dan Bali sebesar 68% dan pada sistim Jawa-Bali sebesar
10%.
Laju pertumbuhan di wilayah Jawa Timur meningkat sebesar 0,61%. Di sisi
lain, laju pertumbuhan di wilayah Bali juga mengalami peningkatan sebesar 1.15%.
Dengan laju peningkatan pertumbuhan tersebut, diperlukan penelitian nilai
keandalan pembangkit
Pada penulisan tugas akhir ini akan dibahas perhitungan dan analisa
keandalan pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan judul “Studi
Analisa Indeks Keandalan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PJB UP
Gresik Menggunakan Perhitungan LOLP (Loss of Load Probability)”.
Mengacu pada latar belakang di atas,
maka penelitian ini memiliki tujuan
mengetahui nilai LOLP dan menganalisa
hubungan antara kurva lama beban dalam
perhitungan ini, serta mengetahui nilai LOLP
pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PT. PJB UP Gresik sudah sesuai dengan standar
PLN.
Probabilitas adalah pernyataan numerik atas kebolehjadian atau
kemungkinan yang diberikan pada suatu kejadian. Secara lebih rinci probabilitas
ditetapkan sebagai fungsi real tertentu pada interval 0 dan 1 dimana nilai
probabilitas mempunyai nilai dari suatu kejadian sama dengan 0, maka kejadian
tersebut mustahil dapat terjadi. Sedangkann bila nilai probabilitasnya sama dengan
1 maka kejadian tersebut pasti terjadi.
Dengan begitu probabilitas kejadian A (P[A]) harus memenuhi persamaan
berikut:

0 ≤ P[A] ≤ 1 ….……….…
Ada beberapa indeks yang menunjukkan keandalan suatu
sistem tenaga listrik. Indeks keandalan diantaranya adalah
Kemungkinan Kehilangan Beban (Loss of Load Probability, LOLP).
Kemungkinan kehilangan beban merupakan probabilitas yang
menyatakan seberapa besarnya suatu sistem kehilangan beban
dikarenakan kapasitas pembangkitan yang tersedia (Availability
Capacity) sama atau lebih kecil dari pada beban sistem yang diminta.
Dengan kata lain, kehilangan beban akan terjadi bila kapasitas
gangguan lebih besar daripada kapasitas cadangan (reserve
capacity).
Ukuran keandalan dinyatakan dalam hari pertahun, beban
sistem akan sama, lebih besar, atau lebih rendah dari kapasitas sistem
yang tersedia. Perhitungan dilihat dari data unit pembangkit yang
terdiri dari kapasitas pembangkit dan force outage rate (FOR), dan
dapat dihitung probabilitas kapasitas outage kumulatif dengan
menghitung probabilitas kapasitas outage individunya terlebih dahulu,
kemudian baru didapatkan tabel probabilitas kehilangan beban.
Sering tidaknya pembangkit mengalami gangguan atau biasanya
diketahui sebagai nilai FOR.
Dan secara umum persamaan LOLP sebagai berikut:
LOLP = P x t …....................……
Sedangkan untuk kemungkinan adanya daya setelah ada unit ke-n
didapatkan dengan perhitungan berikut.
𝑃𝑛{( 𝑦𝑛−1+ 0)= 𝑃𝑛−1(𝑦𝑛−1)𝑞𝑛
dimana:
𝑞𝑛= FOR unit ke-n
𝑃𝑛= probability setelah ada unit ke-n
𝑃𝑛−1 = probability sebelum ada unit ke-n
Perhitungan probabilitas kumulatif pembangkit menggunakan persamaan
sebagai berikut.
P(X)=σ𝑛𝑖=1 𝑃𝑖 𝑃′(𝑋 − 𝐶𝑖)
Tabel.3.1 Data kapasitas daya Banyaknya kombinasi = 2𝑛
terpasang tiap unit = 24
=16 kombinasi.

Setiap kombinasi yang tebentuk, dapat


dihitung kemungkinan terjadinya atau
probabilitas individu dengan
menggunakan FOR (Forced Outage
Rate).
Tabel 3.2 Data Gangguan

Dari data gangguan yang ada, maka


nilai forced outage rate:
Probabilitas individu merupakan penggabungan probabilitas masing-masing kapasitas pembangkit

a. Unit 1 b. Unit 2
Tabel 3.3 Probabilitas Individu Unit 1 Tabel 3.4 Probabilitas Individu Unit 2
c. Unit 3 d. Unit 4
Tabel 3.5 Probabilitas Individu Unit 3 Tabel 3.6 Probabilitas Individu Unit 4
e. Probabilitas Individu terdiri dari 2 Tabel 3.8 Probabilitas Individu terdiri
unit dari 3 unit
Berikut adalah kemungkinan terjadi
atau probabilitas yang terbentuk dari
gabungan 2 unit.
Tabel 3.7 Probabilitas Individu Unit 1
dan Unit 2

f. Probabilitas Individu terdiri dari 3


unit
Selanjutnya peninjauan ketika sistem
ditambahkan unit ke-3 dengan
kapasitas daya 200 MW dan FOR3 =
0.2782.
g. Probabilitas Individu terdiri dari 4
unit
Berikut adalah tabel
kemungkinan terjadi yang terdiri dari
4 unit:
Tabel 3.9 Probabilitas Individu terdiri
dari 4 unit

Pada tabel 3.10 adalah hasil


perhitungan yang sudah
disederhanakan dari tabel 3.9.
Tabel 3.10 Probabilitas Individu 4 unit
Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
P(X)=σ𝑛𝑖=1 𝑃𝑖 𝑃′(𝑋 − 𝐶𝑖)
maka didapatkan tabel probabilitas kumulatif.
Rerata beban adalah jumlah beban pada suatu waktu tertentu dengan
menghitung seberapa besar beban terpakai dengan lama waktu pembebanan itu
terjadi. berikut adalah hasil dari perhitungan besar rerata beban secara
keseluruhan dari 12 bulan selama tahun 2017.
Berdasarkan diatas, bulan November memiliki rerata beban terendah yaitu
dengan nilai 191 MW hal ini disebabkan terdapat 2 unit tidak beroperasi cukup lama
yaitu unit 1 yang mengalami Shutdown Cadangan (Reserve Shutdown) yaitu suatu
kondisi apabila unit siap operasi namun tidak disinkronkan ke sistim karena beban
yang rendah selama 13 hari di bulan November dan unit 4 mengalami overhaul
dimana dilakukan perbaikan mesin/alat secara total. Pada bulan Oktober memiliki
rerata beban tertinggi dengan nilai 345 MW, terdapat data beban maksimum
(Maximum Demand) 8 dengan nilai 451 MW pada hari ke-5 di bulan Oktober, hal ini
dikarenakan pengaturan beban kebutuhan jaringan listrik dari pihak PLN Pusat
Pengaturan Beban (P2B) pada bulan Oktober di PLTU PJB Gresik diatur menjadi
beban maksimum. Dapat dilihat dari data beban tahun 2015 dimana pada bulan
Oktober memiliki beban sebesar 342 MW yang juga merupakan beban maksimum
pada tahun 2015. Begitupun pada bulan Oktober tahun 2016 memiliki rerata
tertinggi sebesar 352 MW.
Setelah didapatkan data beban Untuk dapat memformulasikan
dalam satu tahun langkah selanjutnya kemungkinan kehilangan beban (Loss
adalah membuat kurva beban dengan of Load Probability), maka perlu di
memasukkan data beban satu tahun transformer menjadi kurva lama beban
menjadi sebuah grafik. (Load Duration Curve).
Nilai LOLP didapatkan dari perkalian antara probabilitas kumulatif Capacity
in of Service (MW) sistem 4 unit pembangkit dengan interval titik potong kurva lama
beban yang dinyatakan dalam hari per tahun. Dengan merujuk persamaan 2.4
dengan syarat beban lebih besar atau sama dengan daya yang beroperasi maka
didapatkan nilai t dalam sajian grafik dan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan LOLP
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang dilakukan pada PLTU PT. PJB
Unit Pembangkitan Gresik Jawa Timur mengenai keandalam sistem tenaga listrik dengan
menggunakan indeks risk level LOLP (Loss Of LoadProbability), didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bulan November memiliki rerata beban terendah disebabkan terdapat 2 unit tidak
beroperasi cukup lama, terdapat data beban maksimum (Maximum Demand) di
bulan Oktober, hal ini dikarenakan pengaturan beban kebutuhan jaringan listrik dari
pihak PLN Pusat Pengaturan Beban (P2B) pada bulan Oktober di PLTU PJB Gresik
diatur menjadi beban maksimum.
2. Perhitungan indeks keandalan LOLP (Loss Of Load Probability) menghasilkan nilai
total sebesar 31.5 hari/tahun pada tahun 2017. Nilai indeks LOLP tersebut belum
memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh PT. PLN yaitu sebesar 1 hari/tahun,
berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan keandalan sistem tenaga di PLTU PT. UP
PJB Gresik pada tahun 2017 dalam kategori kurang andal atau keandalan
pembangkit yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai