Anda di halaman 1dari 18

TEORI TENTANG PERILAKU

KEKERASAN DAN BUNUH DIRI

ANISA NURSYIFA
IIM NURKHOTIMAH
MILA KARMILA
M. GALIH
YULIANI SUHESTI
Pengertian Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap
stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang
ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan, secara verbal maupun
nonverbal, bertujuan untuk melukai oranglain
secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 2000)
Faktor Predisposisi
1. Teori Biologik
• Neurologik faktor
• Genetic faktor
• Cyrcardian rhytm(irama sirkardian tubuh),
• Biochemiystri factor, (faktor biokimia tubuh)
• Brain Area disorder
2. Teori Psikologik
• Teori psikoanalisis
• Imitation,modeling,and information
processing theory
• Learning theory
3. Teori Sosiokultural
Dalam budaya tertentu seperti rebutan berkah,
rebutam uang receh, sesaji atau kotoran kerbai
dikeraton, serta ritual-ritual yang cenderung
mengarah pada kemusyrikan secara tridak
langsung turut memupuk sikap agresif dan ingin
mennag sendiri.
4. Aspek religiusitas
Dalam tinjauan religiusitas, kemarahan dan
agresivitas merupakan dorongan dan bisikan setan
yang sangat menyukai keruskan agar mansusia
menyesal (devil support). Semua bentuk kekerasan
adalah bisikan setan melalui pembuluh darah ke
jantung, otak dan organ vital manusia lain dituruti
manusia sebagai bentuk kompensasi bahwa
kebutuhan dirinya terancam dan haruys segera
dipenuhi tetapi tanpa melibatkan akal (ego) dan
norma agama (super ego).
Faktor Presipitasi
Ekspresi diri
Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar dan kondisi social ekonomi.
Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
dalam keluarga serta tidak membiasakan
dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan
konflik.
Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat
anaknya dan ketidakmampuan menempatkan
dirinya sebagai seorang yang dewasa.
Adanya riwayat perilaku anti social meliputi
penyalahgunaan obat dan alkoholisme dan
tidak mampu mngontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
Pohon Masalah
Stuar dan Sundeen (1997)
• Perilaku • Isolasi sosial
kekerasan
Risiko
tinggi Gangguan
mencider harga diri
ai orang kronis
lain

Koping
Inefektif
keluarga
proses
tidak
terapi
efektif
• Berduka disfungsional • Perubahan
persepsi
sensori
halusinasi
Mekanisme Koping Klien
Perawat perlu mengidentifikasikan mekanisme koping
klien, sehingga dapat membantu klien untuk
mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
dala mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping
yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan
ego seperti displacement (dapat mengungkapkan
kemarahan pada objek yang salah, misalnya pada saat
marah pada dosen, mahasiswa mengungkapkan
kemarahan dengan memukul tembok
Pengertian Bunuh Diri
• Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya.
Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenal 3 macam perilaku bunuh diri,
yaitu isyarat bunuh diri, ancaman bunuh diri, dan
percobaan bunuh diri.
• Menurut Keliat (1991) bunuh diri adalah tindakan agresif
yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri ini dapat berupa keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Faktor Predisposisi
 Diagnosis Psikiatrik, Lebih dari 90% orang
dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan
cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan
jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu berisiko untuk melakukan tindakan
bunuh diri adalah gangguan afektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia
 Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya
dengan besarnya resiko bunuh diri adalah
antipati, impulsif, dan depresi.
 Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh
diri, diantaranya adalah pengalaman kehilangan
 Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri
merupakan factor penting yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
 Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko
bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang
terdapat di dalam otak sepeti serotonin, adrenalin,
dan dopamine.
Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress
berlebihan yang dialami oleh individu. Pencetusnya
sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan.Faktor lain yang dapat menjadi pencetus
adalah melihat atau membaca melalui media mengenai
orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan
bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.
Mekanisme Koping Klien
Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan
mekanisme koping. Ancaman bunuh diri
mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk
mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi
masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan
kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada
diri seseorang.
Pohon Masalah
Gangguan
Interaksi
Sosial
(Menarik
Gangguan
Resiko Bunuh Konsep Diri
Diri (Harga Diri
Rendah
Perilaku
Kekerasan
(Resiko
Mencederai
Diri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai