COMBUTIO
Pembimbing & Narasumber :
dr. Dennison, Sp.B
Pendamping:
dr. Agus Suprapto, SH
dr. Neneng Tresna Imawati
Oleh :
dr. Venty Novitasari
Luka bakar pada bagian perut, tangan, pubis hingga kedua tungkai.
Luka terasa perih dan panas,sesak nafas (-), tanda trauma inhalasi (-).
Pada saat ke IGD luka bakar pada tubuh pasien dibalut kassa.
SUBYEKTIF
Sebelum ke Rs Bratanata, pasien terlebih dahulu dibawa ke RSUD Bayung
Lincir. Pasien didiagnosis sebagai combutio grade II 45%. Pasien telah
diberikan pengobatan antara lain:
IVFD RL 5 Kolf/ 2500 cc
Inj. Ceftriaxon 1 gr
Inj. Ranitidin 50 mg
Inj. Ketorolac 30 mg
WT Nacl + gentamycin
Riwayat Pekerjaan
Jantung
Palp : Ictus cordis teraba di SICV medial linea medioclavicularis, tidak melebar.
Perk : Batas atas ICS II linea parasternalis sinistra, Batas kanan LPS dekstra ICS III, Batas kiri
ICSV LMC sinistra, pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra.
Terapi di UGD
Sesuai terapi dr. Dennison, Sp.B
IVFD RL 2900 ml dalam 4 jam
Inj ceftriaxon 1 x 2 gr
Inj ketorolac 3 x 30 mg
Inj ranitidin 2 x 50 mg
Inj ATS
Follow Up
Tanggal Subjektif Objektif Analisis Perencanaan
14/11/17 Luka bakar Kesadaran :CM Combutio grade - Rencana debridement + necrotomy pukul 22.00 wib
nyeri dan TD : 120/80mmHg
II ± 45-50% - Terapi teruskan
perih. HR: 80 x/menit
RR: 20 x/menit - Puasa 6 jam
T : 36.5oC Laporan Debridement & necrotomy:
Abdomen :
Pasien dalam posisi terlentang dan dilakukan anestesi umum,
Soepel (+), bising usus
(+), NT (-) Dilakukan aseptik dan dilakukan debridement dan necrotomy.
Status lokalis: Operasi selesai pukul 22.55 wib.
Multiple bula, edema, A : post op debridement dan necrotomy.
berisi cairan.
P:
- RL + Ketorolac + Tramadol 20 tpm
- RL : D5% = 2 : 1 20 tpm
- Ceftriaxon inj 1 x 2 gr
- Ranitidin in 3 x 50 mg
- Puasa hingga BU (+)
15/11/17 Keluhan (-) Kesadaran :CM Post op Debridement - Terapi teruskan
demam (-) TD :120/80mmHg & necrotomy - Pasien boleh minum
HR: 80x/menit - Pasien boleh duduk
RR: 20 x/menit
T : 36.5oC
Abdomen :
Soepel, BU (+), Nyeri tekan (-).
25/11/17 Demam (+) Kesadaran : CM Post op - Luka bakar tidak usah di verban lagi (olesi burnagel saja)
TD :120/80 mmHg Debridement & - Terapi lain teruskan
HR: 80x/menit necrotomy
RR: 20 x/menit
T : 37.5oC
PRIMARY SURVEY :
PEMERIKSAAN SEPERTI PADA TRAUMA YANG LAIN.
A. AIRWAY DAN CERVICAL SPINE PROTEKSI
B. BREATHING DAN VENTILASI
C. CIRCULASI DAN KONTROL PERDARAHAN
D. DISABILITY – PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
E. EXPOSAURE
SECONDARY SURVEY :
A. History / anamnesa
B. Pemeriksaan fisik / lengkap
C. Pemeriksaan luka bakar
PRINSIP PENANGANAN :
1. Hentikan proses yang menyebabkan luka bakar
2. Universal precaution, HIV, Hepatitis
3. Fluid resuscitation : 2-4 cc rl x bb x luas lb.
4. Vital sign
5. Pemasangan nasogastric tube
6. Pemasangan urine kateter
Lanjutan
7. Assessment perfusi ekstrimitas
8. Continued ventilatory assessment
9. Paint management
10. Pemberian antitetanus serum /tetanus toksoid
Albumin
Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4 cc/kg/luas luka bakar
D. Cardiac monitoring
Bahan-bahan pembersih.
2.Acids / asam
Hydrochloric acid, oxalic acid, sulfuric acid
3.Organic compounds
Phenol, creosote, petroleum.
Pada luka bakar 60% atau lebih menimbulkan terminasi spontan dari
kehamilan.
Penatalaksanaan
Segera dilakukan stabilisasi airway. Hipoksia dapat terjadi pada ibu
dan janin.
Monitoring janin.
Persalinan prematur.
kemerahan berisi cairan. Pasien mengeluh luka terasa perih dan panas.
Pasien tidak mengeluh sesak nafas (-), tanda trauma inhalasi (-).
Hal ini sesuai dengan kriteria luka bakar derajat II berdasarkan gambaran
klinis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar di perut bawah, tangan, kaki
Terapi awal pada pasien telah disesuaikan berdasarkan formula resusitasi Baxter dan
Terapi bedah dilakukan berupa necrotomy dan debridement agar luka bakar menjadi
bersih dan steril. Setelah itu, pasien tetap di follow up per hari untuk memantau adakah
komplikasi yang muncul termasuk berbagai infeksi yang mungkin saja muncul.
Pada kasus ini pasien telah mendapatkan pengobatan sesuai dengan standar penanganan
Pasien juga di rawat selama ± 40 hari sebelum akhirnya bisa dinyatakan pulang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Advanced Trauma Life Support. Ninth edition. American College of Surgeons. Chicago:
2012.
2. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Update Management of Infectious Disease
and Gastrointestinal Disorders. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan LXIII. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2012.
3. Gerard M. Doherty. Current diagnosis & treatment Surgery. Thirthteen edition. Lange. July
2009.
4. Hendon, David N.Total Burn Care. 4thedition. Saunders El. London: 2012.
5. M. Sjaifuddin Noer. Penanganan Luka Bakar, Edisi Pertama. Airlangga University Press, 2006.
6. Moenadjat,Yefta. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta: FK UI. 2001.
7. Schwartz's Principles of Surgery 10th Edition. Department of Surgery David Geffen School
of Medicine at UCLA Los Angeles, California
8. Settle, john AD. Principles and practice of burns management. Churcill livingstone 1996.
9. Shehan Hettiaratchy, Peter Dziewulski. ABC of burns. BMJ 2004;328:1555–7
10. Wardhana, Aditya. Petunjuk Praktis Tata Laksana Awal Luka Bakar, Edisi Pertama. 2013.
TERIMA KASIH