Anda di halaman 1dari 89

Pengantar

Anatomi Veteriner

OSTEOLOGI
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Pendahuluan

 Osteologi adalah ilmu yang mempelajari


kerangka tubuh.
 Kerangka memberikan struktur dasar dan
tampilan eksternal bagi kebanyakan hewan
bertulang belakang.
 Semua mamalia mempunyai kesamaan bentuk
rancang dasar yang umum yang jelas pada
struktur kerangkanya.
 Perbedaan-perbedaan mencerminkan adaptasi
untuk menghadapi berbagai macam cara hidup.
Kerangka kuda
Kerangka sapi
Kerangka kucing
Kerangka kelelawar
Kerangka paus
Tulang adalah struktur hidup

 Kerangka pada hewan hidup tersusun dari


tulang-tulang yang merupakan struktur-
struktur yang hidup.
 Padanya ada pembuluh darah, pembuluh
getah bening (limfa) dan syaraf.
 Sebagai benda hidup maka tulang bisa
terserang penyakit, dapat memperbaiki diri,
bila mengalami stres bisa mengalami
perubahan
Fungsi-fungsi tulang

 Tulang mempunyai fungsi-fungsi penting


antara lain sebagai :
1. Pelindung alat-alat tubuh
2. Memberi bentuk tubuh
3. Mengangkat isi tubuh
4. Menyimpan mineral, terutama Ca dan P
5. Membentuk elemen-elemen sel-sel darah.
Tulang sebagai pelindung

 Tulang melindungi bagian-bagian lunak dan


peka pada berbagai lokasi di tubuh,
 tulang tengkorak melindungi otak
 tulang belakang melindungi medula spinalis
(sumsum tulang belakang)
 tulang-tulang rusuk (costae) melindungi paru-paru
dan jantung dari tekanan luar, di mana kedua
organ tersebut akan sangat terganggu fungsinya
bila tertekan
 tulang pelvis melindungi organ-organ urogenitalia
Rongga cranium pada anjing
Rongga cranium pada babi
Tulang belakang pada kucing, perhatikan rongga pada foto x-ray
Sangkar rusuk pada kucing
Tulang sebagai pengangkat

 Segala macam kegiatan sehari-hari hewan


seperti berjalan, berlari, menangkap mangsa,
mengunyah makanan, memanjat, meraih
dedaunan membutuhkan rangkaian tulang-
tulang kerangka sebagai
pengangkat/penekan/pendorong yang
bekerja sama dengan sistem otot dan
persendian.
Tulang sebagai penyimpan
mineral

 Seluruh tulang kerangka dapat berfungsi


sebagai penyimpan mineral.
 Mineral yang disimpan terutama adalah
fosfor dan kalsium. Mineral-mineral ini
disimpan dan dipakai bila dibutuhkan dalam
suatu proses homeokinetik.
Tulang sebagai tempat
pembentukan elemen-elemen
sel-sel darah
 Pembentukan sel-sel darah bukanlah fungsi
tulang itu sendiri. Tetapi sebenarnya
dilakukan dalam sumsum tulang yang ada di
rongga di dalam tulang panjang dan
substansi spons yang ada pada tulang hewan-
hewan muda.
Pembentukan dan Struktur
Tulang
 Tulang diklasifikasikan sebagai suatu tipe jaringan
ikat yang terdiri dari matriks substansi yang
disekresikan oleh sel-sel khusus yang disebut
osteoblast.
 Matriks memberikan kelenturan dan kekuatan untuk
menopang tubuh, disebabkan adanya endapan
garam-garam mineral seperti kalsium dan fosfor di
dalam matriks.
 Di samping kekuatan, kelenturan dibutuhkan tulang
dalam menghadapi tekanan. Apabila tulang benar-
benar kaku maka akan lebih mudah patah.
 Di samping kekuatan dan kelenturannya,
dipandang dari ukurannya tulang mempunyai
bobot ringan. Ini disebabkan karena adanya
rongga-rongga di dalam tulang yang berisi
udara, jaringan adiposa (lemak), atau sumsum
tulang, disamping adanya tulang spons yang
terletak di dalam.
 Rongga-rongga ini memungkinkan hewan unuk
menggerakkan tulang dengan menggunakan
otot.
 Apabila tulang merupakan struktur yang padat
tanpa rongga maka akan sangat berat untuk
digerakkan.
Sel-sel Tulang
 Ada berbagai jenis sel yang berbeda di dalam
tulang.
 Osteoblast adalah sel yang membentuk matrik tulang
baru. Sel ini sangat penting bagi perkembangan awal
tulang hewan yang sedang tumbuh dan dalam
penyembuhan patah tulang. Begitu sel ini telah
dikelilingi oleh matriks tulang maka sel ini akan
disebut osteosit
 Osteosit adalah sel utama yang ditemukan di dalam
tulang dewasa.
 Sel-sel ini tidak dapat membelah,
 sel-sel ini juga berperan dalam daur ulang garam-garam
kalsium matriks tulang yang mengelilinginya.
 Osteosit bila diperlukan akan merubah dirinya menjadi
osteoblast bila berperan dalam penyembuhan kerusakan
tulang.
 Osteosit terletak di dalam osteon di lapisan-lapisan dekat
kanal Harvesian
 Sel-sel osteoprogenitor
 juga dapat ditemukan meskipun jumlahnya
biasanya sedikit.
 Sel ini membelah diri dan menghasilkan sel-sel
anak yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi
sel-sel osteoblast
 Sel-sel osteoprogenitor mempunyai
tanggungjawab dalam memelihara populasi sel-
sel osteoblast di dalam tulang, oleh karena itu
sangat penting dalam penyembuhan patah tulang
 Osteoclast
 adalah tipe sel yang mempunyai fungsi
berlawanan dengan osteoblast yaitu
berperan dalam membongkar matriks tulang.
 Sel-sel osteoclast membebaskan ion-ion
kalsium dan fosfor. Menjaga kadar ion
kalsium dan fosfor dalam sirkulasi darah
dalam batas-batas yang bisa normal.
 Apabila aktivitas osteoclast lebih tinggi
daripada osteoblast maka akan terjadi
demineralisasi tulang. Kasus ini biasanya
terjadi pada hiperparatiroidisme.
Tulang Padat
 Tulang padat (tulang cortical) terletak di
permukaan terluar tulang di mana tekanan
mekanis paling besar.
 Kekuatan dari keseluruhan tulang adalah dari
lapisan terluarnya yang merupakan tulang
padat, yang keras dan rapat.
 Tulang padat terdiri dari unit-unit yang disebut
osteon atau sistem Haversian yang tersusun
dalam arah yang sama ( susunan ini memberikan
kekuatan bagi tulang padat ini).
 Tulang padat membentuk hampir seluruh batang
tulang panjang
Tulang Spons
 Berbeda dengan tulang padat, tulang spons atau kanselus
(cancelous) tidak tersusun dari osten-osteon.
 Tulang jenis ini tersusun dari rangkaian spikula-spikula yang
membentuk jaringan berpori. Ruang-ruang yang terbentuk
biasanya terisi dengan sumsum tulang.
 Ruang medula (rongga sumsum) adalah ruang yang
dikelilingi korteks dari tulang panjang yang merupakan
tulang padat.
 Pada hewan muda terisi dengan sumsum merah (jaringan
hematopoietik), yang secara bertahap digantikan oleh
sumsum kuning (lemak) begitu hewan bertambah usia.
 Tulang spons lebih ringan daripada tulang padat dan
terdapat di lokasi-lokasi di mana tekanan mekanis tidak
besar atau berasal dari banyak arah.
 Tulang jenis ini didapatkan di vertebrae (tulang punggung),
tulang-tulang pipih, dan di ujung-ujung tulang panjang.
Bagian-bagian Tulang
 Epifisis adalah ujung dari tulang panjang.
Ujung yang mendekat ke arah tubuh adalah
epifisis proksimal, sedangkan ujung menjauh
dari tubuh disebut epifisis distal.
 Diafisis adalah batang silinder tulang panjang
yang terletak di antara epifisis proksimal dan
epifisis distal.
 Metafisis dari tulang dewasa adalah wilayah
melebar yang bersebelahan dengan epifisis.
 Kartilago epifisis atau disk (physis) adalah
suatu lapisan kartilago (tulang rawan) hyalin
dalam metafisis tulang muda yang
memisahkan diafisis dari epifisis. Ini adalah
wilayah satu-satunya di mana tulang dapat
bertambah panjang.
 Kartilago artikular adalah suatu lapisan
kartilago (tulang rawan) hyalin yang
menutupi permukaan artilular (persendian)
tulang.
 Periosteum
 adalah membrana fibrosa yang menutupi
permukaan tulang kecuali tempat di mana
terletak kartilago artikular.
 Osteoblast (sel-sel penghasil tulang) dari
periosteum yang berperan untuk meningkatkan
diameter tulang, dan aktivitas dari sel-sel
periosteum penting dalam penyembuhan patah
tulang.
 Periosteum mendapatkan vaskularisasi (pasokan
darah dari pembuluh darah) dan ter-inervasi
(dikendalikan oleh syaraf) dengan baik.
 Endosteum
 adalah membrana fibrosa yang melapisi rongga
sumsum tulang dan kanal-kanal osteonal
(osteon) tulang.
 Pengikisan tulang yang sudah ada oleh osteoclast
(sel-sel penghacur tulang) dalam endosteum
menentukan ukuran rongga sumsum dan
ketebalan korteks diafisa.
 Baik periosteum dan endosteum
mengandung osteoblast dan osteoclast.
Penonjolan & Penurunan pada
Tulang
 Penonjolan-penonjolan dan penurunan-
penurunan pada tulang mempunyai nama-nama
umum yang tergantung pada ukuran dan
fungsinya.
 Penonjolan-penonjolan dan penurunan-
penurunan itu bisa berfungsi artikular atau non-
artikular.
 Apabila berfungsi artikular maka akan terbentuk suatu
bagian yang menyatu dari suatu persendian dan
tertutup dengan kartilago artikular.
 Penonjolan-penonjolan dan penurunan-penurunan
non-artikular ada di tempat-tempat selain persendian.
Banyak darinya memberikan wilayah-wilayah untuk
perlekatan bagi tendon-tendon otot dan ligamen.
Jenis Keterangan Contoh
Penonjolan
Artikular
Caput (head) Tonjolan artikulasi Caput femur
berbentuk bulat

Condylus Gumpalan artikulasi Condylus femoral


berbentuk hampir medial & lateral
silinder
Trochlea Gumpalan artikulasi Trochlea os humerus
berbentuk seperti katrol distal

Facet Permukaan artikulasi Facet-facet artikular di


yang relatif datar antara tulang-tulang
Carpal
Jenis Keterangan Contoh
Penonjolan
Non-artikular
Processus Istilah umum untuk Processus spinosus atau
penonjolan tulang processus transversus pada
vertebrae (tulang belakang).
Tuberositas/tuber Penonjolan non-artikular yang Tuberositas detoidea pada os
relatif besar humerus, tuber sacrale pada
os pelvis.
Tuberculi/tuberculum Penonjolan non-artikular Tuberculi mayor dan minor
yang lebih kecil pada os humerus.
Spina Tonjolan atau bubungan Spina nasal pada os palatine,
runcing spina scapukae pada os
scapula.
Crista Bubungan tajam Crista median os sacrale
Collumna Bagian silindris dari tulang di Collumna femoralis
mana caput melekat
Linea Bubungan atau jejak kecil Linea glutea os ilium
pada tulang
Jenis Keterangan Contoh

Penurunan
Artikular
Fovea Lekukan kecil (bisa Fovea capitis pada caput
artikular bisa tidak) femur

Cavitas Glenoidea Cekungan artikular yang Cavitas glenoidea pada os


dangkal scapula

Incisura Lekukan (bisa artikular Incisura semilunar pada os


atau tidak) ulna, incisura alae pada os
atlas
Jenis Keterangan Contoh

Penurunan
Non-artikular
Fossa Penurunan non-artikular Fossa supraspinata pada os
yang besar scapula

Foramen Lubang terbatas pada Foramne magnum pada


tulang dasar cranium (tengkorak)

Canal Lorong yang melalui satu Canalis vertebralis yang


atau lebih tulang melalui sepanjang columna
vertebralis
Vertebrae cervicalis kuda dan babi
Radius dan ulna kiri pada sapi, tampak lateral (C) dan medial (D)
Bentuk-bentuk Tulang

 Menurut bentuknya tulang dapat


dikategorikan menjadi :
 Ossa longa (tulang panjang)
 Ossa plana (tulang pipih)
 Ossa brevia (tulang pendek)
 Ossa irregularia (tulang tidak beraturan)
 Ossa longa (tulang panjang)
 biasanya adalah tulang-tulang kaki.
 Misalnya femur, humerus, juga tulang-tulang
metacarpal dan metatarsal, tulang-tulang phalanx
(jari-jari).
 Tulang panjang mempunyai bagian batang yang
mempunyai rongga medula yang berisi sumsum
tulang.
Femur sapi
 Ossa plana (tulang pipih)
 mempunyai lapisan luar dari tulang padat dengan
lapisan tulang spons atau kanselus di dalamnya.
 Tulang pipih tidak mempunyai rongga medula.
 Contoh-contoh tulang pipih adalah scapula,
cranium (tengkorak), costae (rusuk).
Scapula anjing tampak lateral (A) dan medial (B)
Tulang rusuk (costae) sapi dan kuda
 Ossa brevia (tulang pendek)
 Lapisan terluarnya berupa tulang padat
sedangkan bagian dalamnya berupa tulang spons.
 Tidak ada rongga medula di dalamnya.
 Contohnya adalah tulang-tulang tarsal dan carpal.
Tulang-tulang carpal
(8-13) di antara
tulang radius (1) dan
metacarpal (15) pada
kuda
 Ossa irregularia (tulang tidak beraturan)
 hampir sama dengan tulang-tulang pendek tetapi
bentuknya tidak begitu seragam.
 Tulang-tulang seperti ini biasanya terletak di
bagian garis tengah tubuh dan tidak mempunyai
pasangan seperti pada tulang-tulang bentuk
lainnya.
 Contoh-contoh dari tulang ini adalah tulang-
tulang vertebrae (tulang belakang).
Vertebrae cervicalis sapi
 Selain di atas ada pula tipe-tipe khusus tulang
yaitu :
 Ossa sesamoidea
 Ossa pneumatic
 Ossa splanchnic
 Ossa sesamoidea
 merupakan tulang-tulang berbentuk biji wijen
yang berada di dalam tendon (terkadang juga ada
di dalam ligamen) yang dapat bergerak di atas
tonjolan tulang.
 Fungsi tulang ini adalah untuk merubah sudut
begitu tendon melewati tulang sehingga
mengurangi resiko robeknya tendon.
 Contoh dari tulang ini adalah tulang patella yang
berada di sendi lutut.
 Ossa pneumatic
 mengandung ruang-ruang yang berisi udara yang
disebut sinus
 Sinus-sinus ini berefek mengurangi berat tulang.
 Contoh-contoh tulang-tulang jenis ini adalah
tulang frontal pada tengkorak dan maxilla (tulang
rahang).
 Ossa splanchnic
 adalah tulang-tulang yang berkembang dalam
organ-organ lunak.
 Tulang-tulang jenis ini tidak menyatu dengan
kerangka tubuh.
 Contoh dari jenis tulang ini adalah os penis (tulang
dalam penis anjing dan kucing).
Perkembangan Tulang

 Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.


 Ada dua tipe osifikasi, yaitu osifikasi
intramembran dan osifikasi endokhondral.
 Sel yang berfungsi untuk membentuk lapisan
tulang baru adalah osteoblast sedangkan
yang bertugas untuk merusak atau merubah
bentuk tulang adalah osteoclast.
Osifikasi intramembran

 Merupakan proses pembentukan tulang


pipih tengkorak.
 Osteoblast membentuk tulang di antara dua
lapis jaringan ikat fibrous.
 Tidak ada patron atau model kartilago pada
tipe ini.
Osifikasi endokhondral
 Pada tipe osifikasi ini terjadi pengantian
model kartilago hyalin pada embrio dengan
tulang.
 Proses dimulai pada embrio yang sedang
berkembang tetapi tidak benar-benar selesai
sampai hewan mencapai kedewasaan dan
perkembangan berhenti.
 Tulang-tulang panjang pada kaki
berkembang dengan cara seperti ini.
Proses osifikasi endokhondral

1. Sebuah model kartilago berkembang pada


embrio
2. Pusat-pusat primer osifikasi muncul di diafisis
(batang tulang). Kartilago digantikan begitu
osteoblast membuat tulang yang secara
berangsur meluas menuju ujung-ujung
tulang.
3. Pusat-pusat sekunder osifikasi muncul di
epifisis (ujung-ujung tulang), melanjutkan
berkembangan tulang.
4. Osteoclast lalu mulai menghilangkan tulang pada
pusat diafisis untuk membentuk rongga sumsum
tulang, sedangkan osteoclast melanjutkan
membentuk tulang di sisi terluar tulang.
5. Di antara diafisis dan epifisis terdapat selarik tipis
kartilago. Ini adalah piringan pertumbuhan
(piringan epifisial), yang menjadikan tulang dapat
memanjang pada saat hewan tumbuh. Pada saat
hewan telah mancapai ukuran akhir maka kartilago
ini akan digantikan oleh tulang dan bertumbuhan
tidak dimungkinkan lagi. Piringan epifisa bisa
dikatakan ‘tertutup’ dan saat terjadinya bervariasi
bagi berbagai tipe tulang.
Pasokan Darah bagi Tulang

 Tulang dapat dianggap sebagai jaringan ikat


vaskuler. Jaringan ini mendapat pasokan
darah yang ekstensif.
1. Arteri dan vena nutrien memasok diafisis.
 Kebanyakan tulang mempunyai satu arteri dan
vena nutrien, meskipun sebagian lainnya memiliki
lebih dari satu.
 Pembuluh darah memasuki tulang melalui lubang
kecil disebut foramen nutrien dan membawa
pasokan darah bagi osteon.
2. Pembuluh-pembuluh darah metafisial
membawa darah ke piringan epifisis ketika
pertumbuhan tulang berlangsung.
3. Pembuluh darah periosteal yang memasok
darah bagi permukaan tulang dan pusat-pusat
osifikasi sekunder pada saat pembentukan
tulang.
 Ketika tulang telah tuntas bertumbuh ketiga
tipe pembuluh darah ini akan saling
berhubungan satu sama lain.
Inervasi bagi Tulang
 Tulang kaya akan pasokan syaraf, maka dari
itu apabila terjadi jejas rasa sakit akan terasa.
 Pasokan syaraf terutama berlokasi di
periosteum bercabang bersama arteri ke
dalam korteks memberi inervasi bagi epifisis,
rongga sumsum tulang dan endosteum
(selapis sel-sel yang melapisi rongga sumsum
tulang).

Anda mungkin juga menyukai