KEPERAWATAN PADA PASIEN BARO TRAUMA Disusun oleh : Haris Fernando Silfi Rahman Riyadi Deviaroh Hafidhatur Rafiah DEFINISI
• Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang terjadi akibat
kegagalan untuk menyamakan tekanan udara antara ruang berudara pada tubuh (seperti telinga tengah) dan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan dengan pesawat terbang atau pada saat menyelam epidemologi • Kasus barotrauma di Amerika Serikat dapat ditemukan pada 2,28 kasus per 10.000 penyelaman pada kasus berat. Sedangkan pada kasus ringan tidak diketahui karena banyak penyelam tidak mencari pengobatan. Resiko Barotrauma ini meningkat pada penyelam dengan riwayat asma, selain itu juga meningkat 2,5 kali pada pasien dengan paten foramen ovale etiologi • Perubahan tekanan terjadi ketika menyelam, pada ruang hipo dan hiperbarik, perjalanan udara, dan Saat menyelam klasifikasi • Ada 3 tipe Barotrauma Telinga, tergantung pada bagian telinga mana: luar, tengah, dan dalam. Barotrauma Telinga yang paling umum terjadi adalah barotrauma telinga tengah. • Barotrauma telinga luar terjadi ketika ada benda yang memerangkap udara di telinga luar, yang menyebabkan baik peningkatan tekanan yang berlebihan atau kekosongan di dalam rongga udara yang terperangkap. • Barotrauma telinga tengah terjadi ketika seorang penyelam tidak dapat menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan air di sekitarnya. • Barotrauma telinga dalam terjadi karena ketidakmampuan untuk menyeimbangkan tekanan di dalam telinga. Apabila kondisinya parah, mungkin akan ada perdarahan di belakang gendang telinga. patofisiologi • Terdapat dua mekanisme yang dapat menyebabkan barotrauma pada telinga dalam. Ketika penyelam menyelam ke bawah dan mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan tekanan dan terus melanjutkan menyelam lebih dalam, dalam usaha menyeimbangkan tekanan, dapat terjadi terbukanya tuba eustakius secara tiba-tiba sehingga udara masuk ke telinga tengah. Hal ini akan menyebabkan rupturnya salah satu tingkap antara telinga tengah dan telinga dalam entah fenestra rotundum ataupun fenestra ovalis ke telinga dalam. Kebalikannya, jika penyelam menyelam lebih dalam dengan kesulitan untuk menyeimbangkan tekanan dan tuba eustakius tidak terbuka, maka tekanan diteruskan melalui cairan spinal, menuju ke saluran koklear ke ruang perlimfatik pada telinga dalam. tingkap bundar atau lonjong dapat ruptur. Manifestasi klinis • Gejala yang ditemukan dapat berupa perdarahan pada telinga luar hingga perdarahan pada membran timpani • Gejala yang dapat ditemukan jika terjadi tekanan pada telinga tengah yaitu nyeri akibat terjadi peregangan pada gendang telinga. Rasa sakit sering dirasakan sebelum pecahnya gendang telinga. Gejala tersebut dapat sedikit berkurang dengan berhenti untuk menyelam yang lebih dalam dan segera naik beberapa meter secara perlahan. Pada overpressure telinga tengah, peregangan dan ruptur membran timpani dapat terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze. • Gejala klinis yang biasa terjadi pada barotrauma telinga dalam yaitu adanya tinnitus, berkurangnya ketajaman pendengaran, adanya vertigo, mual dan muntah. Kehilangan pendengaran juga dapat disebabkan oleh adanya emboli pada pembuluh darah arteri labirin yang mensuplai darah pada koklea. • Gejala yang ditemukan adalah adanya nyeri pada sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal dari sinus yang terkena. • Barotrauma pada telinga luar dapat terjadi bila telinga bagian luar mengalami Pemeriksaan penunjang • Darah Lengkap • Analisa Gas Darah • Kadar Serum Creatinin Phosphokinase • Foto Thoraks dan CT Scan • PTA • Timpanometri • OAE komplikasi • Komplikasi yang mungkin ditemukan berupa infeksi telinga akut, hilangnya pendengaran, ruptur atau perforasi dari gendang telinga dan vertigo. prognosis • Kasus-kasus berat memerlukan waktu hingga 4-6 minggu untuk menyembuh, tapi umumnya dapat sembuh dalam dua atau tiga hari. Barotrauma biasanya sembuh sendiri. Hilangnya pendengaran sebagian besar bersifat temporer. preventif • Barotrauma dapat dicegah dengan menghindari terbang ataupun menyelam pada waktu pilek dan menggunakan teknik pembersihan yang tepat. Jika terasa nyeri, agaknya tuba eustakius telah menciut. Yang harus dikerjakan jika ini terjadi pada saat menyelam adalah hentikan menyelam atau naiklah beberapa kaki dan mencoba menyeimbangkan tekanan kembali. Hal ini tidak dapat dilakukan jika sedang terbang dalam pesawat komersial, maka perlu untuk mencegah penciutan tuba eustakius. • Selain itu, usaha preventif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyah permen karet atau melakukan perasat Valsava, terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk mendarat penatalaksanaan • Untuk mengurangi nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk membuka tuba eustakius dan mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet, atau menguap, atau menghirup udara, kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan sambil menutup lubang hidung dengan tangan dan menutup mulut, antibiotic tidak diindikasikan kecuali bila terjadi perforasi di dalam air yang kotor atau kolaborasi dengan dokter. • Pemeriksaan lab diperlukan untuk mengetahui kerusakan pada telinga • Kerusakan telinga dalam merupakan masalah yang serius yang memungkinkan adanya pembedahan untuk mencegah kehilangan pendengaran yang menetap • Asuhan keperawatan pada pasien barotrauma Terima kasih semoga bermanfaat