FLAVONOID
FLAVONOID
KELOMPOK
SAFINATUL HUJJAH 1743050016
DWI YUNISA DINLI 1743050027
BERNITA ELVARETTA 1743050037
LINDA YULISTIA 1743050045
ETTRY AGUSTIA 1943057047
DEFINISI
Dimaserasi dengan
n-heksana
Pembuatan dengan
metode Ekstraksi
Ekstrak n-heksana Ampas Berkesinambungan
Dimaserasi dengan
Dipekatkan etanol 95%
Pendeteksi :
Lampu UV dengan Panjang gelombang 254 & 366 nm
Uap amonia
Semprot dengan sitroborat
2. Pereaksi Warna
Ekstrak ditambah sedikit air, ditambahkan logam Mg atau Zn dan larutan HCl2N lalu
dipanaskan selama 5-10 menit. Filtrat disaring dan didinginkan, dan ditambahkan amil
alkohol lalu dikocok kuat-kuat. Warna merah pada amil alkohol menunjukkan adanya
Flavonoid
LANJUTAN
Cara Kerja
1. Daun mangga arumanis dibersihkan, dikeringkan, kemudian dihaluskan. Simplisia
dimaserasi dengan n-heksana selama 3x24 jam. Ampas dikeringkan kemudian
diekstraksi dengan etanol. Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator.
2. Uji skrinning fitokimia. Ekstrak etanol dilakukan isolasi menggunakan pelarut aquades
dan etil asetat, kemudian dikocok hingga homogen. Didiamkan hingga terbentuk dua
fase, kemudian diambil dan dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator.
3. Isolat flavonoid kemudian dilakukan uji skrinning fitokimia kembali.
4. Ekstrak etanol dan isolat flavonoid diidentifikasi menggunakan FT-IR. Ekstrak dan
isolat dilakukan uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Bakteri yang
digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
LANJUTAN
Hasil
Uji skrining Pengamatan diameter zona hambat
No. Pemeriksaan Sempel Ekstrak Isolat
Sampel E.colli S. aureus
1x24 jam (mm) 5x24 jam (mm) 1x24 jam (mm) 5x24 jam (mm)
1. Flavonoid + +
4. Triterpenoid - -
Kontrol + 13,1 13,7 12,8 12,1
5. Steroid + -
Kontrol - 1,3 2,2 1,6 0,7
6. Tanin + -
Jurnal ke 2 : Aktivitas antibakteri senyawa flavonoid dari
kulit akar awar-awar (Ficus septica Bum F)
Cara Kerja
1. Serbuk kering kulit akar Awar-awar dimaserasi dengan pelarut metanol teknis
(MeOH) sampai semua komponen terekstraksi. Ekstrak dipekatkan dengan
penguap putar vakum sampai diperoleh ekstrak kental.
2. Ditriturasi berulangkali dengan asam klorida 2 N hingga diperoleh ekstrak
asam dan residu.
3. Ekstrak asam dipartisi dengan pelarut kloroform kemudian dipisahkan bagian
ekstrak asam dan bagian ekstrak kloroform. Ekstrak asam dibiarkan, sedangkan
ekstrak kloroform diuapkan pelarut kloroformnya hingga diperoleh ekstrak
kental kloroform.
LANJUTAN
F5 Kuning 2 0,09 +
F6 Kuning 1 0,01 +
Kesimpulan
Isolat flavonoid yang berhasil diisolasi adalah golongan flavanon dengan gugus hidroksi
bebas kemungkinan terikat pada atom C-2’, C-5’ atau C-6’ dan C-8, gugus metil atau
glikosilasi pada atom C-5 dan C7, serta memiliki gugus OH, C=O, C=C dan C-H
aromatik, serta C-H alifatik. Isolat flavanon mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
terhadap Vibrio cholera dan Eschericia coli.
Jurnal 3: Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid
Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus
(F.A.C.Weber)Briton & Rose)
Cara Kerja
1. Buah naga merah segar dikupas, diambil dagingnya, dicuci dengan air
mengalir, ditiriskan lalu diblender dan dikeringkan dalam oven vacum selama
6 hari pada suhu 50ºC.
2. Serbuk diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% .
Perendaman dilakukan selama 3 x 34 jam. Kemudian di uapkan menggunakan
vacum rotary evaporator pada suhu pemanasan 70 ºC sampai didapatkan
ekstrak kental.
3. Hidrolisis ekstrak air sehingga mendapatkan fraksi etil asetat hasil hidrolisis
LANJUTAN
Hasil
Dari hasil KLT ektrak asetat diperoleh 2 bercak berwarna biru muda , fraksi tersebut
diduga mengandung senyawa flavonoid flavon atau flavanon . Fraksi etil asetat dari
hasil hidrolisis ekstrak air menghasilkan 3 bercak yaitu bercak berwarna kuning, ungu
gelap, dan biru , diduga mengandungandung senyawa flavonois auron, flavon dan
isoflavon.
Hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dengan KVC dihasilkan 8 fraksi. Terdapat bercak
yang berwarna biru yang diduga sebagai senyawa flavonoid.
Hasil isolasi dengan KLT preparatif menghasikan pada fraksi 1 terdapat 1 pita, fraksi
2 menghasilkan 1 pita, fraksi 3 menghasilkan 2 pita dengan semua pita berfluoresensi
biru muda sedangkan fraksi 4 menghasilkan pita warna kuning.
LANJUTAN
Cara Kerja
1. Serbuk biji alpukat dimaserasi dengan n-heksana selama 3x24 jam. Residu yang
diperoleh dikeringkan kemudian dimaserasi menggunakan etanol 95 % selama 3x24
jam.
2. Filtrat etanol dievaporasi dan diperoleh ekstrak kental etanol. Ekstrak kental etanol
dipartisi menggunakan corong pisah sehingga terbentuk 2 fase. Fase etil asetat
dipekatkan dengan rotary vacum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental etil
asetat.
3. Pemisahan ekstrak kental etil asetat dilakukan dengan kromatografi kolom
4. Fraksi dianalisis dengan KLT dengan eluen yang sesuai.
5. Identifikasi isolat flavonoid dilakukan dengan penambahan pereaksi geser
LANJUTAN
Hasil
Kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam plat silika G-F254 dengan fase
gerak campuran n-butanol : asam asetat : air menghasilkan 3 bercak dengan Rf
0,21 ; 0,71 ; dan 0,85.
Proses pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi sebanyak
37 fraksi. Semua fraksi diduga positif mengandung flavonoid. Identifikasi
senyawa flavonoid pada biji alpukat baik ekstrak kental etanol, ekstrak kental
etil asetat, dan isolat murni hasil kolom menunjukkan positif mengandung
flavonoid, ditandai dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan .
LANJUTAN
Kesimpulan
Biji alpukat positif mengandung senyawa flavonoid. Identifikasi isolat hasil kromatografi
kolom gravitasi menunjukkan bahwa isolat adalah senyawa flavonoid golongan flavanon
dengan gugus hidroksi pada atom C-7 yang tidak mempunyai gugus orto dihidroksil pada
C-4’ maupun C-5’ dan tidakadanya gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5, serta
memiliki gugus fungsi OH, C-H alifatik, C=O, C=C, dan C-H aromatik.