Anda di halaman 1dari 28

FLavonoid

KELOMPOK
SAFINATUL HUJJAH 1743050016
DWI YUNISA DINLI 1743050027
BERNITA ELVARETTA 1743050037
LINDA YULISTIA 1743050045
ETTRY AGUSTIA 1943057047
DEFINISI

 Flavonoidadalah kelompok senyawa fenolik alam yang


mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid terdapat dalam
semua tumbuhan hijau dan merupakan metabolit sekunder yang
menunjukkan berbagai khasiat farmakologi
 Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol alam
yang terbesar dalam tanaman dan tersusun oleh 15 atom karbon
sebagai inti dasarnya.
GLIKOSILASI FLAVONOID

 Menurut Aglikonnya senyawa flavonoid dibagi menjadi :


1. Flavon
2. Flavonol
3. Flavonon (ol)
4. Antosianidin
Sifat – sifat Flavonoid

 GlikosidaFlavonoid larut dalam air


 Pemanasan dengan asam encer (hidrolisis)
akan memecahkannya menjadi flavon dan
turunannya (flavon, flavonol, dan isoflavon)
dan monosakarida
Cara Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid
Serbuk Simplisia

Dimaserasi dengan
n-heksana
Pembuatan dengan
metode Ekstraksi
Ekstrak n-heksana Ampas Berkesinambungan
Dimaserasi dengan
Dipekatkan etanol 95%

Ekstrak pekat n- Ekstrak Etanol


heksana Ampas
Dipekatkan
Ekstrak pekat
etanol
LANJUTAN

 Flavonoid aglikon seperti isoflavon, flavanon, flavon, serta


flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih larut dalam
pelarut yang semi polar seperti eter, kloroform, etil asetat, dan
n-butanol
 Flavonoid glikosida lebih larut dalam pelarut yang lebih polar
seperti air.
 Hasil isolasi ekstrak etanol dilakukan uji fitokimia dan FT-IR
untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekundernya.
Proses Ekstraksi Flavonoid
 Ekstrasi dilakukan berdasarkan metode ekstraksi panas
atau dingin (Glikosida flavonoid dan Aglikon Flavonoid)
 Hidrolisis dengan HCL 2 M selama 20-30 menit pada
suhu 100ᵒ C, Saring, Filtrat diekstraksi dengan asetil
asetat. Kalau berwarna ekstrak dengan air kemudian
dipanaskan dan ekstraksi dengan Amil Alkohol
IDENTIFIKASI FLAVONOID

1. KLT (KROMATOGRAPHY LAPIS TIPIS)


 Pelarut : Metanol
 Lapis Tipis : Silica Gel
 Cairan : Pengembang
a. Etil Asetat : As. Format : As. Asetat Glacial : Air (100:11:11:20)
b. Etil Asetat : As. Format : As. Asetat Glacial : Etil Metil Keton : Air (50:7:3:30:10)
c. Kloroform : Aseton : As. Format (75:16,5:8,5)
d. Kloroform : Etil Asetat (60:40)
e. N-butanol : As. Asetat Glacial : Air (40:10:50)
LANJUTAN

 Pendeteksi :
 Lampu UV dengan Panjang gelombang 254 & 366 nm
 Uap amonia
 Semprot dengan sitroborat
2. Pereaksi Warna
 Ekstrak ditambah sedikit air, ditambahkan logam Mg atau Zn dan larutan HCl2N lalu
dipanaskan selama 5-10 menit. Filtrat disaring dan didinginkan, dan ditambahkan amil
alkohol lalu dikocok kuat-kuat. Warna merah pada amil alkohol menunjukkan adanya
Flavonoid
LANJUTAN

3. KCKT : Kromatografi cair Kinerja Tinggi


 Suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase
gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
suatu larutan.
 Waktu Retensi
4. Spektrofotometri UV - Visibel
 Suatu teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik UV
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan menggunakan
spektrofotometer.
 Lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kalitatif, karena
membutuhkan energi elektronik yang besar.
Jurnal 1: Isolasi, Identifikasi, Uji Aktivitas Senyawa
Flavonoid sebagai Antibakteri dari Daun Mangga.

Cara Kerja
1. Daun mangga arumanis dibersihkan, dikeringkan, kemudian dihaluskan. Simplisia
dimaserasi dengan n-heksana selama 3x24 jam. Ampas dikeringkan kemudian
diekstraksi dengan etanol. Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator.
2. Uji skrinning fitokimia. Ekstrak etanol dilakukan isolasi menggunakan pelarut aquades
dan etil asetat, kemudian dikocok hingga homogen. Didiamkan hingga terbentuk dua
fase, kemudian diambil dan dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator.
3. Isolat flavonoid kemudian dilakukan uji skrinning fitokimia kembali.
4. Ekstrak etanol dan isolat flavonoid diidentifikasi menggunakan FT-IR. Ekstrak dan
isolat dilakukan uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Bakteri yang
digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
LANJUTAN

Hasil
Uji skrining Pengamatan diameter zona hambat
No. Pemeriksaan Sempel Ekstrak Isolat
Sampel E.colli S. aureus
1x24 jam (mm) 5x24 jam (mm) 1x24 jam (mm) 5x24 jam (mm)
1. Flavonoid + +

2. Saponin + - Ekstrak Etanol 14,8 16,2 8,2 11,4

3. Alkohol + - Isolat flavonoid 17,8 18,3 13,4 12,3

4. Triterpenoid - -
Kontrol + 13,1 13,7 12,8 12,1
5. Steroid + -
Kontrol - 1,3 2,2 1,6 0,7
6. Tanin + -
Jurnal ke 2 : Aktivitas antibakteri senyawa flavonoid dari
kulit akar awar-awar (Ficus septica Bum F)

Cara Kerja
1. Serbuk kering kulit akar Awar-awar dimaserasi dengan pelarut metanol teknis
(MeOH) sampai semua komponen terekstraksi. Ekstrak dipekatkan dengan
penguap putar vakum sampai diperoleh ekstrak kental.
2. Ditriturasi berulangkali dengan asam klorida 2 N hingga diperoleh ekstrak
asam dan residu.
3. Ekstrak asam dipartisi dengan pelarut kloroform kemudian dipisahkan bagian
ekstrak asam dan bagian ekstrak kloroform. Ekstrak asam dibiarkan, sedangkan
ekstrak kloroform diuapkan pelarut kloroformnya hingga diperoleh ekstrak
kental kloroform.
LANJUTAN

3. Ekstrak kental kloroform positif flavonoid dilanjutkan untuk dipisahkan


dengan teknik kromatografi kolom.
4. Isolat selanjutnya dianalisis fisikokimia menggunakan alat spektrofotometer
UV-vis dan Inframerah serta diuji aktivitas antibakteri terhadap Vibrio
cholera dan Eschericia coli.
LANJUTAN

Fraksi Warna Jumlah Berat Uji Flavonoid


Hasil dari pemisahan ekstrak kental Noda

kloroform menggunakan kromatografi


F1 Coklat hitam 2 0,06 -
kolom F2 Cokat 1 0,26 +

F3 Merah orange 2 0,22 -

F4 Coklat hitam 2 0,15 -

F5 Kuning 2 0,09 +

F6 Kuning 1 0,01 +

F7 Kuning pucat 2 0,01 -

F8 Kuning pucat 2 0,01 -


LANJUTAN

No. Bilangan Gelombang (cm) Kemungkinan


Fraksi yang positif mengandung Pada Spektra PadaPustaka Gugus Fungsi
sastrohamidjojo,1997:
senyawa flavonoid adalah F2, F5, Silverstein et al,1991)

dan F6. Fraksi F2 dilanjutkan untuk 1 3409,9 3500-3000 Meleb -OH


ur
dicucikan menggunakan pelarut 2 3083,7 3150-3050 Tajam -CH
aromatic
n-heksan. Diperoleh fraksi F2.1 3 2931,6 2950-2800 Tajam -CH alifarik
4 2858,3 2950-1800 Tajam -CH alifatik
5 1712,7 1850-1730 Tajam -C-O
6 1600,8 1650-1400 Tajam -C=C
Hasil analisis spectrum inframerah 1515,9 aromatic

senyawa isolat (Fraksi 2.1) 1423,4


7 1361,7 1300-1000 Tajam -C-O
alcohol
8 821,6 840-800 Tajam -CH
aromatik
LANJUTAN

Isolat (fraksi Fg) Panjang Gelombang Geseran Panjang Gelombang

Hasil spectrum UV-vis dari Pita I Pita II Pita I Pita II

+ Metanol 328,6 281,5 - -


isolat (Fraksi 2.1) sebelum dan +Metanol+NaoH 347,8 281,6 +19,8 +0,1
sesudah penambahan pereaksi +Metanol+NaoH
347,8 281,6 +19,8 +0,1
(5menit)
geser
+ Metanol 328,6 281,5 - -
+ Metanol + NaOAc - 281,9 - -13,6
+ Metanol +NaOAc +
- 267,9 - -13,6
H2BO3

+ Metanol 328,6 281,5 - -


+ Metanol + AlCL3 - 276,5 - -5,0
+ Metanol + AlCl + HCl
- 276,5 - -5,0
LANJUTAN

No. Konsentrasi Isolat (ppm) Kontrol Diamaeter zona hambat (mm)


Pelarut
Bakteri (V. Bakteri (E.colli)
Hasil uji aktivitas bakteri cholera)

antibakteri isolat pada 1 Kontrol metanol 5,5 5,5

berbagai konsentrasi 2 100 6,0 8,0

3 500 6,2 8,3

4 1000 6,2 8,0


LANJUTAN

Kesimpulan
Isolat flavonoid yang berhasil diisolasi adalah golongan flavanon dengan gugus hidroksi
bebas kemungkinan terikat pada atom C-2’, C-5’ atau C-6’ dan C-8, gugus metil atau
glikosilasi pada atom C-5 dan C7, serta memiliki gugus OH, C=O, C=C dan C-H
aromatik, serta C-H alifatik. Isolat flavanon mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
terhadap Vibrio cholera dan Eschericia coli.
Jurnal 3: Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid
Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus
(F.A.C.Weber)Briton & Rose)

Cara Kerja
1. Buah naga merah segar dikupas, diambil dagingnya, dicuci dengan air
mengalir, ditiriskan lalu diblender dan dikeringkan dalam oven vacum selama
6 hari pada suhu 50ºC.
2. Serbuk diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% .
Perendaman dilakukan selama 3 x 34 jam. Kemudian di uapkan menggunakan
vacum rotary evaporator pada suhu pemanasan 70 ºC sampai didapatkan
ekstrak kental.
3. Hidrolisis ekstrak air sehingga mendapatkan fraksi etil asetat hasil hidrolisis
LANJUTAN

4. Pemisahan ekstrak etil asetat dilanjutkan dengan metode KVC sedangkan


untuk fraksi etil asetat hasil hidrolisis ekstrak air langsung diKLT preparatif.
5. Isolat dianalisis secara spektrofotometri UV-vis dengan penambahan pereaksi
geser.
LANJUTAN

Hasil
 Dari hasil KLT ektrak asetat diperoleh 2 bercak berwarna biru muda , fraksi tersebut
diduga mengandung senyawa flavonoid flavon atau flavanon . Fraksi etil asetat dari
hasil hidrolisis ekstrak air menghasilkan 3 bercak yaitu bercak berwarna kuning, ungu
gelap, dan biru , diduga mengandungandung senyawa flavonois auron, flavon dan
isoflavon.
 Hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dengan KVC dihasilkan 8 fraksi. Terdapat bercak
yang berwarna biru yang diduga sebagai senyawa flavonoid.
 Hasil isolasi dengan KLT preparatif menghasikan pada fraksi 1 terdapat 1 pita, fraksi
2 menghasilkan 1 pita, fraksi 3 menghasilkan 2 pita dengan semua pita berfluoresensi
biru muda sedangkan fraksi 4 menghasilkan pita warna kuning.
LANJUTAN

 Hasil spektroskopi UV-vis isolat 1, 2, 4, dan 5 tidak menunjukkan pola umum


spektrum senyawa flavonoid, sedangkan isolat 3 memberikan serapan maksimum
pada panjang gelombang 330nm (pita I) dan 280 nm (pita II). Merupakan termasuk
dalam golongan flavonon atau dihidroflavonol, sehingga dugaan senyawa dari isolat 3
adalah golongan flavonon atau dihidroflavonon.
 Hasil spektrofotometri UV-Vis isolat dengan penambahan pereaksi geser yaitu pada
penambahan pereaksi NaOH AlCl3 dan AlCl3 yang ditambahkan HCl tidak
menunjukkan pergeseran batokromik dan hiposkromik pada pita I dan pita II.
Sehingga isolat 3 bukan merupakan golongan dihidroflavonol namun merupakan
senyawa golongan flavonon.
Jurnal 4: Isolasi dan Elusidasi Senyawa Flavonoid
dari Biji Alpukat (Persea americana Mill.)

Cara Kerja
1. Serbuk biji alpukat dimaserasi dengan n-heksana selama 3x24 jam. Residu yang
diperoleh dikeringkan kemudian dimaserasi menggunakan etanol 95 % selama 3x24
jam.
2. Filtrat etanol dievaporasi dan diperoleh ekstrak kental etanol. Ekstrak kental etanol
dipartisi menggunakan corong pisah sehingga terbentuk 2 fase. Fase etil asetat
dipekatkan dengan rotary vacum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental etil
asetat.
3. Pemisahan ekstrak kental etil asetat dilakukan dengan kromatografi kolom
4. Fraksi dianalisis dengan KLT dengan eluen yang sesuai.
5. Identifikasi isolat flavonoid dilakukan dengan penambahan pereaksi geser
LANJUTAN

Hasil
 Kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam plat silika G-F254 dengan fase
gerak campuran n-butanol : asam asetat : air menghasilkan 3 bercak dengan Rf
0,21 ; 0,71 ; dan 0,85.
 Proses pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi sebanyak
37 fraksi. Semua fraksi diduga positif mengandung flavonoid. Identifikasi
senyawa flavonoid pada biji alpukat baik ekstrak kental etanol, ekstrak kental
etil asetat, dan isolat murni hasil kolom menunjukkan positif mengandung
flavonoid, ditandai dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan .
LANJUTAN

 Berdasarkan spektrum UV-Vis diperoleh dua puncak serapan yang menunjukkan


adanya senyawa flavonoid yaitu pita II pada 285 nm dan pita I pada 320 nm. Serapan
maksimum tersebut merupakan ciri khas senyawa flavonoid golongan flavanon atau
dihidroflavonol.

LANJUTAN

Kesimpulan
Biji alpukat positif mengandung senyawa flavonoid. Identifikasi isolat hasil kromatografi
kolom gravitasi menunjukkan bahwa isolat adalah senyawa flavonoid golongan flavanon
dengan gugus hidroksi pada atom C-7 yang tidak mempunyai gugus orto dihidroksil pada
C-4’ maupun C-5’ dan tidakadanya gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5, serta
memiliki gugus fungsi OH, C-H alifatik, C=O, C=C, dan C-H aromatik.

Anda mungkin juga menyukai