Anda di halaman 1dari 15

Penyelidikan Tanah dan

Interprestasinya
Tentang

 Atternberg Limits
Nama Kelompok 4

CHRISSANDY PUTRO W TIMOR YUDHA QURBAINI


( 1640301025 ) ( 1640301024 )
 Atternberg Limits
Atternberg Limits adalah sebuah
cara dalam pengujian tanah tantang
konsistensi tanah berbutir halus pada
kadar air yang berfariasi, dan jika
kadar airnya sangat tinggi, sifat
campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan.
Dan adapun tujuan yang akan
diperoleh nanti adalah batas cair,
batas plastis dan batas susut.
Batas cair adalah harga kadar air suatu
tanah pada batas antara keadaan cair dan
plastis, atau dengan perkataan lain adalah
harga kadar air minimum dimana tanah
masih berada dalam keadaan cair, atau
mulai mengalir karena beratnya sendiri.

Batas plastis adalah harga kadar air pada batas


antara keadaan plastis dan semi solid, atau
dengan kata lain harga kadar air pada batas
dimana tanah masih mudah dibentuk.

Batas susut adalah harga batas kadar air pada


batas antara keadaan semi padat, atau nilai
batas kadar air dimana volume tanah tidak
mengalami perubahan akibat berkurangnya
kadar air tanah.
Peralatan

Alat batas cair Cassagrande


Krus kadar air

Pelat kaca

Dessikator Air Suling

Oven
Spatula
Alat pencoak (grooving tool) Timbangan

Batang pembanding dengan diameter


3,2 mm dengan panjang 10 cm Shrinkage disk
Langkah Kerja :

Batas Cair

1. Siapkan peralatan dan bahan


2. Contoh tanah yang lolos saringan No. 40 sebanyak
± 500 gram diaduk diatas pelat kaca, sambil
ditambah air suling hingga benar-benar homogen.

3. Mengatur tinggi jatuh dari cawan batas cair 1 cm


4. Memasukkan contoh ke dalam cawan, aduk lagi dengan
spatula, kemudian ratakan permukaannya sehingga diperoleh
ketebalan bagian tengahnya ± 1 cm
6. Melakukan pengetukan dengan memutar engkol dari alat Cassagrande,
hingga bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang ½” (1,27 cm). Pada percobaan
pertama ini, diusahakan untuk 40 – 50 ketukan, bila lebih 50 coakannya belum
menyatu sepanjang 1,27 cm, maka contoh tanah diaduk lagi sambil
menambahkan air suling. Sebaliknya bila kurang dari jumlah ketukan yang
diinginkan coakannya sudah menyatu 1,27 cm atau lebih,maka contoh tanah
didiamkan sebentar hingga kadar airnya berkurang, ulangi diaduk kembali dan
percobaan diulangi.

7. Mengambil contoh pada bagian coakan yang menyatu tersebut, dan


ukur kadar airnya.
8. Melakukan lagi percobaan seperti diatas (langkah 4 sampai 7) sampai 4 kali,
sehingga diperoleh jumlah ketukan pada masing-masing percobaan sbb:
a. Percobaan II : antara 30 – 40 ketukan
b. Percobaan III : antara 20 -30 ketukan
c. Percobaan IV : antara 10 -20 ketukan
9. Setelah kadar air dari masing-masing percobaan tersebut diketahui maka datanya
diplot pada grafik semi-logaritma dengan jumlah ketukan (N) sebagai absis dan
kadar air () sebagai kordinat. Batas cair adalah harga kadar air () pada ketukan
(N) ke 25.
*Bila contoh tanah berbutir kasar, maka keringkan contoh tersebut dan hancurkan
gumpalan-gumpalannya dengan palu karet kemudian saring dengan saringan No. 40.
Bagian yang lolos diberi air (air suling) sambil diaduk dan didiamkan selama ± 24 jam
supaya kadar airnya merata. Bila contoh tanah mengandung sedikit butir kasar dapat
langsung dilakukan percobaan, tapi pada waktu pengadukan, butiran-butiran yang kasar
dikeluarkan
Batas Plastis

1. Contoh tanah yang lolos saringan No. 40, diaduk di atas pelat
kaca sehingga benar-benar homogen.

2. Siapkan 3 buah krus kadar air.


3. Mengambil sedikit contoh tanah giling di telapak tangan hingga menjadi bulat-bulatan
kira-kira sebesar kelereng, kemudian giling diatas pelat kaca sehingga membentuk batangan-
batangan kecil dengan diameter 3 mm. Percobaan penggilingan dilakukan dengan seksama
hingga diperoleh batangan-batangan contoh tanah yang retak/ patah pada diameter tepat 3.2
mm. Bila belum mencapai diameter 3,2 mm contoh sudah retak, maka contoh diremas kembali
sambil ditambahkan sedikit kadar airnya dan bila sudah lebih kecil dari 3,2 mm contoh belum
retak, contoh diremas kembali sambil dibiarkan kadar airnya berkurang.

4. Setelah diperoleh contoh tanah yang retak/ patah pada diameter tepat 3,2 mm, ukur kadar
airnya. Harga kadar airnya tersebut adalah harga batas plastisnya.

Catatan : Minimal harus diperoleh dua harga kadar air, kemudian dirata-ratakan.
Batas Susut

1. Contoh tanah dicampur dengan air suling secukupnya dan diaduk sehingga
menyerupai pasta pada cawan persiapan, agar mudah diisi kedalam cawan
penyusut (shrinkage disk). Banyaknya air yang dibutuhkan supaya tanah mudah
diaduk dengan kekentalan yang diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar
dari keadaan batas cair.
2. Cawan penyusut dibersihkan dan bagian dalamnya dilapisi tipis dengan vaseline atau
grease agar mencegah melekatnya tanah kedalam cawan. Contoh tanah yang sudah
berupa pasta tadi dimasukkan kedalam cawan penyusut (shrinkage disk) kira-kira 1/3
volumenya dan tana diletakkan pada tengah-tengah cawan dan dibiarkan mengalir dengan
mengetuk-ngetuk cawan penyusut. Memasukkan tanah sedikit demi sedikit sambil cawan
diketuk-ketuk sampai cawan terisi penuh terisi pasta tanah dan dibiarkan sampai meluber
agar udara masih tersekap terbawa kepermukaan. Tanah yang kelebihan diluar cawan
dibersihkan.
3. Setelah rata dan pemukaannya luarnya bersih, timbang berat cawan beserta
isinya (W1). Pasta tanah dibiarkkan mengering sebentar diudara sehingga
warna pasta berubah dari tua menjadi muda, lalu dimasukkan kedalam oven.

4. Setelah kering menimbang berat cawan beserta isinya (W 2) dan menimbang juga

berat cawan penyusut dalam keadaan kosong dan bersih (W 3).

5. Volume cawan = volume tanah basah diukur dengan diisi penuh air raksa,
buang yang berlebihan dengan cara menekan kaca kuat-kuat diatas cawan.
Kemudian ukur dengan gelas ukur banyaknya air raksa yang ada di dalam cawan
penyusut = volume tanah basah = V
6. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering dari cawan
penyusut lalu dicelupkan kedalam gelas yang penuh dengan air raksa, dengan cara
sebagai berikut:
a. Cawan gelas diisi penuh air raksa dan kelebihan air raksa dibuang
dengan cara menekan prong plate (pelat kaca dengan tiga buah kawat
baja) diatas cawan gelas.

b. Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan.

c. Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan gelas
yang lebih besar.
d. Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas.
e. Tekan hati-hati tanah kering kedalam air raksa dengan
menggunakan prong plate, sampai prong plate rata dengan bibir cawan.
Perhatikan betul-betul, jangan sampai ada udara yang terbawa masuk
kedalam air raksa

f. Air raksa yang tumpah diukur volumenya dengan gelas ukur =


volume tanah kering = Vs

g. Mencatat dan menghitung kadar air batas susut.


SEK
IAN
DAN
TER
I MA
KAS
IH

Anda mungkin juga menyukai