Anda di halaman 1dari 23

SISTEM KOLOID

PETA KONSEP
SISTEM DISPERSI
Sistem dispersi adalah
Sistem Dispersi penyebaran fase terdispersi
secara merata pada suatu
medium pendispersi

Suspensi Koloid Larutan Sejati


Perbedaan Suspensi Koloid Larutan
Penampilan fisik Keruh Keruh - Jernih Jernih

Partikel terdispersi dapat Partikel terdispersi tidak Partikel terdispersi tidak


diamati langsung dengan dapat diamati langsung dapat diamati langsung
mata dengan mata dengan mata
Kestabilan (jika didiamkan ) Mudah terpisah Sukar terpisah (relatif Tidak terpisah (sangat
(berdedak ) stabil ) stabil )
FENOMENA

Pernahkah kalian melihat ini?


Kenapa sulit
mencuci
minyak dengan
air saja?

Bagaimana cara
mengatasinya?

Apakah minyak pada piring mudah di


cuci hanya dengan air? Ayo kita
cari tahu!!
KOLOID
Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti
“lem” dan diperkenalkan pertama kali oleh Thomas Graham
(1861).
JENIS-JENIS KOLOID

Emulsi Padat Aerosol Cair Emulsi


JENIS-JENIS KOLOID

Jenis-jenis koloid bergantung pada fase terdispersi dan


medium pendispersinya. Dalam hal tersebut, fase terdispersi
dan medium pendispersi terbagi menjadi 3 jenis zat, yaitu :
Padat, Cair, dan Gas.
JENIS-JENIS KOLOID
Meium pendispersi Fase terdispersi Jenis (nama) koloid Contoh

Padat Sol padat Mutiara

Cair Padat Sol Cat, tinta

Gas Aerosol padat Debu, asap

Padat Emulsi padat Keju, mentega

Cair Cair Emulsi Susu, mayones, santan

Gas Aerosol cair Awan, kabut

Padat Buih padat Batu apung, kerupuk


Gas
Cair Buih Krim, pasta
SIFAT-SIFAT KOLOID
EFEK TYNDALL

Ketika seberkas sinar dilewatkan


pada koloid, maka cahaya tersebut akan di
hamburkan oleh partikel-partikel yang
berada pada sistem koloid. Hal tersebut
disebabkan karena ukuran partikel koloid
cukup besar untuk dapat menghamburkan
sinar, berbeda dengan larutan yang ukuran
partikelnya sangat kecil sehingga tidak
dapat menghamburkan sinar.
Gerak Brown
Apabila dispersi koloid diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran yang tinggi, maka akan terlihat bahwa
ada partikel yang bergerak secara acak dengan dengan
lintasan yang lurus.
Hal tersebut terjadi akibat adanya tumbukan partikel-
partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga
partikel terdispersi akan terlontar dan menumbuk partikel
terdispersi yang lainnya dan akan terlontar pula. Kejadian
tersebut berulang terus-menerus.
Bermuatan Listrik
Adsorpsi

Suatu peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-


permukaan partikel koloid yang disebabkan karena
adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi.

Elektroforesis

Elektroforesis adalah suatu peristiwa bergeraknya


partikel koloid dalam medan listrik
Koagulasi
Dalam sistem koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau
koagulasi. Peristiwa tersebut dapat terjadi akibat peristiwa-peristiwa
mekanis atau kimia.
a. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
Semakin besar
Jika sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka akan konsentrasi dan
mengalami koagulasi dan akhirnya mengendap. muatannya,
Semakin mudah
b. Adanya elektrolit koagulasi
Jika suatu koloid yang bermuatan dicampurkan dengan larutan elektrolit, terjadi
maka ion-ion dalam larutan elektrolit tersebut akan ditarik oleh partikel-
partikel yang muatannya berbeda didalam koloid. Akibatnya, ukuran koloid
akan menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi.
Kestabilan Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Untuk
menjaga kestabilan koloid, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Menghilangkan muatan koloid
Untuk menghilangkan muatan koloid dapat dilakukan dengan proses dialisis, yaitu
dengan cara memasukan koloid ke dalam mebran semipermeabel.
b. Penambahan stabilisator koloid
Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair-cair atau
cair-padat) agar tidak mudah terpisah.
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi
stabil. Sabagai contoh, penambahan gelatin pada pembuatan es krim agar es krim tidak
cepat memisah.
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Didasari atas interaksi antara partikel terdispersi dengan mendium pendispersi.

Koloid liofil, merupakan


Peristiwa
koloid yang partikel
tersebut akibat
terdispersinya suka menarik
adanya gaya
medium pendispersinya
tarik antara
Koloid liofob, merupakan
partikel-partikel
koloid yang partikel
dengan medium
terdispersinya tidak suka
pendispersinya
menarik medium
yang kuat
pendispersinya
No Sifat Sol liofil Sol liofob

1. Daya adsorpsi terhadap Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya Tidak mengadsorpsi mediumnya
medium sehingga ukuran partikelnya dapat
semakin besar
2. Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas
3. Viskositas (kekentalan) Lebih besar dari mediumnya Hampir sama dengan mediumnya

4. Koagulasi Sukar terkoagulasi Mudah terkoagulasi (kurang stabil)


5 Lain-lain Bersifat reversible (jika sudah Bersifat irreversible (jika sudah
terkoagulasi, mudah kembali menjadi menggumpal, sukar kembali menjadi
koloid) koloid)
6. Contoh Sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan Sol logam, darah, dan sol FeOH3a
gelatin
PEMANFAATAN DALAM KEHIDUPAN
1. Pengendap Cottrel
Dalam pengendap Cottrel ini memanfaatkan sifat elektroforesis dalam koloid, digunakan untuk
menyaring debu pabrik pada cerobong asap
2. Penambahan tawas dalam penjernihan air

Tawas merupakan garam aluminium sulfat (Al2(SO4)3) yang didalam air akan terionisasi menjadi
Al3+. Ion aluminium akan menarik molekul-molekul polar seperti air dan lumpur (koloid) sehingga
terjadi koagulasi.
3. Hemodialisis
Menggunakan membran semipermeable untuk mencuci darah kotor dengan mengaliri suatu cairan
untuk membawa ion-ion dalam darah kotor mengalir keluar membran semipermeable. Sehingga
darah kotor yang berada dalam membran menjadi dalam keaadan bersih kembali.
Pengendap Cottrel Hemodialisis Tawas
4. Penambahan gelatin dalam es krim
Pada proses penambahan gelatin ke dalam es krim bertujuan
untuk mencegah es krim cepat memisah dan membentuk
kristal kasar.
5. Proses pencucian pakaian
Kotoran yang menempel pada pakaian ada yang mudah
larut dan sulit larut (lemak dan minyak) sehingga proses
pencucian menggunakan sabun/detergen bertujuan agar
kedua zat tersebut dapat ditarik dengan mudah dari serat
pakaian. Karena detergen dapat larut dalam air, maka minyak
dan lemak akan lepas dari kain.
PEMBUATAN KOLOID
Terdapat 3 cara untuk membuat koloid, yaitu :
1. Cara dispersi
a. Dispersi langsung (mekanik)
b. Homogenisasi
c. Peptisasi

2. Busur Bredig
Busur Bredig merupakan suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid
logam. Dilakukan dengan cara meletakkan logam pada kedua ujung elektrode dan
kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api. Hal
tersebut menyebabkan logan akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke dalam air
membentuk suatu koloid.
3. Cara kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang
dihidrolisis.
Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2
2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(s)

a. Reaksi redoks

Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3


FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

c. Pertukaran ion
Reaksi ini umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang suka
larut (edapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.

Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan


As2O3
3H2S(g) + As2O3(aq) As2S3(s) + 3H2O(l)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai