Anda di halaman 1dari 17

HASIL PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANOPARTIKEL PERAK HASIL REDUKSI


INTRASELULER ISOLAT ACTINOMYCETES KC-31

EKA AGUSTIANI
N111 15 514

PEMBIMBING UTAMA : DR. HERLINA RANTE, S.SI., M.SI., APT.


PEMBIMBING PERTAMA : PROF. DR. M. NATSIR DJIDE, MS, APT.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LATAR BELAKANG

Isolat Actinomycetes KC-31 merupakan Rhiz


ofer Orthosiphon stamineus dan isolat Actino
mycetes KC-31 memiliki aktivitas antibakteri
Menurut Penelitian M.M yang sangat besar.(Hikmawati, 2018)
animaran et. al 2016 nan
opartikel perak yang disi
Menurut penelitian Abdeen ntesis dari actInomycetes
et. al 2014. sintesis aktivitas antibakterinya
nanopartikel perak dengan meninggkat.
menggunakan mikroba
Menurut penelitian Abdeen et. menghasilkan produktivitas
al 2014. Nanopartikel perak yang lebih tinggi, biaya lebih
memiliki potensi antibakteri murah ,dan ukuran partikel
yang tinggi. Ion perak sangat untuk nanopartikelnya lebih
beracun bagi sebagian besar kecil.
sel bakteri sehingga telah lama
digunakan sebagai agen
bakterisida.

NANOPARTIKEL PERAK
• 1. Apakah isolat Actinomycetes KC-31 secara intraselular dapat
mereduksi nanopartikel perak?

• 2. Bagaimana potensi aktivitas antibakteri nanopartikel perak hasil


RUMUSAN reduksi intraseluler isolat Actinomycetes KC-31?
MASALAH

• 1. Untuk mengetahui sintesis nanopartikel perak hasil reduksi


intraseluler isolat Actinomycetes KC-31

• 2. Untuk mengetahui kemampuan aktivitas antibakteri nanopartikel


TUJUAN perak hasil reduksi isolat Actinomycetes KC-31 secara intraseluler.

PENELITIAN
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

1. Penyiapan 2. Pembuatan 3. Biosintesis 4. Karakteristik


5. Uji Aktivitas
Isolat Larutan AgNO3 Nanopartikel Nanopartikel
Antibakteri
Actinomycetes 1mM Perak Perak
HASIL DAN PEMBAHASAN

A B
A. Tampak Depan B. Tampak Belakang

ISOLAT ACTINOMYCETES KC-31


UJI MORFOLOGI ISOLAT ACTINOMYCETES KC-31

Berdasarkan hasil morfologi Isolat Actinomycetes KC-31 secara mikroskopik dengan perbesaran
40x seperti pada gambar diatas. tampak adanya bentuk batang lentur atau flexuous, bentuk terse
but merupakan salah satu karakter dari genus streptomycetes. Menurut Pridham et,al. (1958) dan
Goodfellow et.al., (2012), Genus Streptomycetes mempunyai karakter miselium dengan berbagai
macam bentuk diantaranya straight, flexuous, retiflexible, spiral dan loop.
Perubahan Warna Pada Biosintesi Nanopartikel Perak

Keterangan: Perak Nitrat 1mM, Nanopartikel Hari Ke-0, Nanopartikel H-11, Nanopartikel H-16

Pada larutan nanopartikel terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Menurut
Oldenburg (2011), nanopartikel perak dapat dilihat dengan mengamati perubahan warna
menjadi kuning kecoklatan karena adanya fenomena Surface Plasmon Resonance (SPR).
Karakterisasi Nanopartikel Perak Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

Nanopartikel logam mempunyai sifat unik yang dapat terbaca oleh Spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang 395-500 nm (Salomon et. Al 2007). Panjang gelombang maksimum tersebut
dapat merupakan penanda ukuran partikel.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI
20 20

Diameter zona hambat (mm)


Diameter zona hambat (mm)

18
15 16
14
12
10 10
8
5 6
4
2
0 0
kontrol (-) kontrol (+) Larutan nano kontrol (-) kontrol (+) Larutan nano
partikel (Hari partikel (Hari ke
ke 11) 16)
e.coli s.aureus e.coli s.aureus
Diameter Zona Hambat (mm)
Escherichia coli Staphylococcus aureus
Larutan Nanopartikel (Hari ke 11) 10.78 ± 2.02 10.79 ± 6.04
Kontrol (+) 14.44 ± 0,60 17.03 ± 0,77
Kontrol (-) 10,18 ± 1.37 10.36 ± 1.65
Larutan Nanopartikel (Hari ke 16) 10,18 ± 1.37 11.37 ± 6.07
Kontrol (+) 14.44 ± 0,60 17.03 ± 0,77
Kontrol (-) 10,18 ± 1.37 10.36 ± 1.65
KESIMPULAN DAN SARAN
• Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

•1. isolat Actinomycetes KC-31 dapat mereduksi ion •Saran untuk penelitian selanjutnya agar
perak sehingga terbentuk nanopartikel perak pada nanopartikel perak yang terbentuk dari hasil
larutan nanopartikel hari ke-11 dan larutan reduksi intraseluler isolat Actinomycetes KC-31
nanopartikel hari ke-16 pada panjang gelombang dapat dilakukan karakteristik dengan metede lain
masing-masing 413 nm dan 395,6 nm. dan menambahkan stabilisator
•2. Aktivitas antibakteri dari larutan nanopartikel hari
ke-11 dan larutan nanopartikel hari ke-16
menunjukkan daya hambat pada bakteri Gram
postif Staphylococcus aureus berturut-turut yaitu
10,79±6,04 mm dan 11,37±6.07 mm, dan pada
bakteri Gram negatif Escherichia coli daya
hambatnya berturut-turut yaitu 10,78±2,02 mm dan
10,79±5,37 mm.

KESIMPULAN SARAN
TERIMA KASIH
1. Penyiapan Isolat Actinomycetes

Isolat Actinomycetes KC-31

Isolat Hasil Peremajaa Isolat Hasil Peremajaa


n n

Pengamatan Secara Mikroskopis Fermentasi Isolat

Morfologi Sel Isolat K


C-31 Biomassa
2. Pembuatan Larutan AgNO3 1mM

0,085 g
Serbuk AgNO3

+ 500 mL Aquabidest

Larutan
AgNO3
3. Biosintesis Nanopartikel Perak

Amati perubahan warna

Larutan
Biomassa 5 AgNO3 Nanopartikel
gram 1mM 50 perak
mL

Pencampuran
4. Karakteristik & Evaluasi Nanopartikel Perak

Nanopartikel
Perak

Resolusi 1 nm
𝜆 300-700 nm

Spektrofotometer
UV
5. Uji Aktivitas Antibakteri

Nanopartikel Perak

Metode Difusi Staphylococcus aur


Eschercia coli
eus

Analisis Data

Penarikan Kesimpul
an

Anda mungkin juga menyukai