Anda di halaman 1dari 21

Carl Gustav Jung

Dosen Pengampu : Donny


Usman, S.Psi.,PSIKOLOG

Kelompok 2 Kelas Pi 3B :

1. Dinda Maulida S. (11836047)

2. Fitri Tien C. (11836048)

3. Siti Daffa A. (11836057)

4. Ilmi Mawaddati (11836073)

5. Yulis Diawati (11836071)


Biografi Tokoh
 Tempat, tanggal lahir : Kesswyl, Swiss pada tanggal 26 Juli 1875 dan dibesarkan di Kota Basel.
 OrangTua : ayahnya adalah seorang pendeta , dan ibunya adalah seorang wanita yang mengidap gangguan
mental.
 Pendidikan :
• Mengenyam Pendidikan di asrama Basel
• Univesity of Basel dengan gelar medis
 Pekerjaan :
• Asisten di RSJ di Zurich dan menjadi awal karirnya dibidang psikiatri. Bekerjasama dengan seorang psikiter
bernama Eugen Bleuler yang menangani Skizofrenia.
• Pada tahun 1909 ia berhenti dari RSJ dan mulai bergabung dengan asosiasi Psikoanalitik Internasioanal pada
tahun 1910. dan pada masa inilah dia bisa dikatakan salah satu pengikut teori Psikoanalisa Freud. Namun
pada tahun 1914 dia memisahkan diri dari Freud dan meninggalkan Asosiasi tersebut.
• Tahun 1944 di bekerja pada University of Basel, membuka jurusan Psikologi Kedoteran, dan pada saat itu
kesehatanya mulai menurun. Jung meninggal dunia pada 6 Juni 1961 di Zuric pada usia 85 tahun.
Latar Belakang Teori
– Sewaktu kecil jung sudah belajar untuk tidak mempercayai atau mengandalkan kedua orangtuanya. Ayah yang emosian dan
Ibunya yang memiliki gangguan mental yang digambarkan jung memiliki dua individu dalam satu tubuh. Jung mulai berpikir
bahwa dirinya juga sama seperti ibunya yang terdiri dari dua pribadi yang berbeda. Jung menamai pribadinya yang pertama
sebagai si “nomor satu” (anak sekolahan), dan yang lain sebagai si “nomor dua” (orang tua yang bijak). Selanjutnya, jung
menyadari bahwa pribadinya yang nomor satu itu mewakili egonya atau pikiran sadar, dan pribadinya yang nomor dua itu
mewakili kekuatan yang besar, yaitu pikiran bawah sadarnya. Jung pun kemudian memahami esensi terdalam manusia yaitu
: interaksi antara pikiran sadar dan bawah sadar. Karena konflik dengan orangtuanya itu Jung mulai berpaling dari dunia
sadar nalarnya ke dunia mimpi, visi, dan fantasinya, dunia pikiran tak sadarnya.
– Pada saat kritis jung berhasil menyelesaikan masalahnya dan membuat keputusan untuk melanjutkan studi nya di jurusan
medis. Jung mulai tertarik pada pada karya Freud dan membaca The Interpretation of Dreams. Setelah itu jung pun mulai
berkorespondensi dengan Freud. Pada 1911 freud menominasikan jung sebagai presiden pertama Asosiasi Psikoanalitik
Internasioanal. Pada perjalanan ke Amerika Freud dan Jung terlibat dalam percakapan dimana satu sama lain saling
menganalisis mimpi masing-masing. Pada titik inilah jung menemukan ketidaktepatan Freud. Selama perjalanan itu pula
jung mulai menimbang keraguan yang membesit di benaknya terkait motivasi seks yang sangat ditekankan oleh teori Freud.
Selain itu Jika Freud meyakini bahwa kepribadian biasanya sudah terbentuk pada pertengahan masa kanak-kanak, Jung
lebih suka melihat kepribadian dalam konteks tujuan dan orientasi masa depan. Pada akhirnya celah antar dua pemikiran
psikologis ini terpisah dan Jung mulai mengembangkan teorinya.
– Mereka berpisah pada tahun 1914, Jung mulai menarik diri dan pada masa itu Jung menganalisis dirinya sendiri, untuk
mengetahui komponen individu dari psychenya. Jung memegang pendiriannya bahwa teorinya ini berbeda oleh
psikoanalisa Freud, ia menyebut teorinya sebagai psikologi analitikal.
Struktur Kepribadian
Jung mendasari teori kepribadiannya pada asumsi bahwa psyche memiliki level kesadaran ( conscious) Dan
ketidakkesadaran (unconscious). Jung menegaskan porsi yang paling penting dari ketidaksadaran bukan hanya dari
pengalaman” pribadi individu yang di repressed (ditekan) namun juga dari pengalam masa lampau, yang diwariskan dari
nenek moyang.
Dalam teorinya, Jung membagi psyche menjadi 3 bagian :
A. Kesadaran (conciouness)
menurut jung ego adalah dimana kita dalam keadaan sadar, atau hidup di alam kesadaran. kesadaran berpusat pada
persepsi, ingatan, pikiran. Ego bagi jung bertanggung jawab untuk memastikan semua fungsi kita dalam keadaan Ego
memiliki dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa. Jung membedakan empat fungsi jiwa, yaitu :
– Pikiran (thinking), memiliki sifat rasional dengan prinsip benar -salah.
– Perasaan (feeling), memiliki sifat rasional dengan prinsip senang dan tidak senang.
– Pengindraan (sensing) , memiliki sifat Irrasional dengan prinsip sadar- melalui indra.
– Intuisi, memiliki sifat irrasional dengan prinsip tidak sadar-melalui naluri.
Keempat fungsi jiwa diatas dimiliki oleh manusia, namun biasanya hanya salah satu saja yang paling berkembang
(dominan). Fungsi tersebut merupakan fungsi superior yang menentukan tipe kepribadian seseorang. Ada yang tipe
pemikir, perasa, pendria, dan tipe intuitif. Fungsi superior itu menguasai kehidupan sadar, salah satu dari ketiganya
menjadi pelengkap terhadap fungsi superior,dan fungsi yang paling lambat berkembang disebut dengan inferior, yang
akan direpresikan sehingga menjadi tidak sadar. Namun itu masih bisa mengungkapkan diri dengan mimpi-mimpi, dan
fantasi-fantasi.
Komponen kedua dari dimensi kesadaran adalah sikap jiwa, yang merupakan arah dari energi psikis yang
menjelma dalam bentuk orientasi manusia dalam dunianya. Ada yang mengarah keluar ataupun kedalam.
Menurut jung sikap jiwa manusia di golongkan menjadi 2 tipe yaitu :
• Introvers : Dipengaruhi oleh dunia subjektif yaitu dunia didalam dirinya sendiri. Penyesuaian dengan dunia
luar kurang baik, sukar berhubungan dengan orang lain bahya tipe ini jarak dengan dunia objektif terlalu
jauh.
• Ekstrovers : Dipengaruhi oleh dunia objektif yaitu dunia diluar dirinya. Orang tipe ini bersikap positif
terhadap masyarakat mudah bergaul. Bahaya tipe ini adalah terlalu mudah tenggelam di dalam dunia
objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia objektifnya sendiri.
Dari kedua sikap jiwa ini jung membagi tipe kerpibadian menjadi delapan tipe. Empat tipe ekstravers dan empat
tipe introvers. Jung berpendapat kehidupan alam tak sadar itu berlawanan dengan kehidupan alam sadar. Jadi
menurut jung seseorang yang kesadarannya bertipe pemikir maka ketidaksadarannya adalah perasa. Orang
yang kesadarannya ekstravers, ketidaksadarannya bersifat intravers.
2. Ketidaksadaran pribadi
Berisi pengalaman-pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan yang gagal menimbulkan kesan sadar. Di dalamnya
ada sekelompok idea (perasaan”,fikiran”,persepsi”, ingatan”) yang mengorganisir diri menjadi satu yang oleh jung
disebut sebagai Kompleks.
Contohnya : seseorang dengan kompleks ibu, akan menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas” yang entah secara
langsung atau simbolis berkaitan dengan ide tentang ibu.
Terus contoh lainnya, remaja putri yang memiliki kompleks inferior, dia terobsesi menilai dirinya tidak berkemampuan,
kurang berbakat, kurang menarik, disbanding orang lain. Dia yakin (sadar) bahwa inferioritasnya akibat dari prestasi
buruk di sekolah, hanya berteman dengan sedikit orang, dan tidak mampu mengemukakan kemauan dan keinginannya

3. Ketidaksadaran kolektif
Mencerminkan pengalaman-pengalaman dari generasi sebelumnya. Jung berpendapat ketidaksadaran kolektif ini
lepas dari muatan pribadi, berlaku umum untuk semua orang. Jung mengatakan bahwa kita tidak akan menyadari
keberadaan pengalaman” pada ketidaksadaran kolektif ini sebagaimana ingatan kita pada pengalaman” di
ketidaksadaran pribadi, seperti terbit dan tenggelamnya matahari, perubahan musim, dan hubungan
interpersonal seperti hubungan ibu dan anak.
Pengalaman” nenek moyang yang terdaftar dalam psyche ini oleh jung disebut memori” rasial,
gambaran” primordial, atau lebih umumnya disebut arketipe.
Arketipe dapat didefinisikan sebagai sifat bawaan untuk merespon aspek-aspek tertentu dunia. Dengan
kata lain membuat orang bertingkah laku sama seperti nenek moyang mereka ketika menghadapi situasi
yang sama. Biasanya kita mengalami arketipe dalam bentuk emosi-emsoi yang diasosiasikan dengan
perilaku kehidupan yang signifikan seperti kelahiran,ibu, masa remaja, pernikahan, dan kematian atau
reaksi” terhadap bahaya ekstrem.
Jung menemukan jejak-jejak dari symbol” dalam mimpi yang di laporkan pasiennya. Semua materi ini
didukung oleh konsepsinya tentang pikiran tak sadar kolektif. Ada beberapa arketipe yang dikemukakan
Jung :
Persona Merupakan sisi kepribadian kita yang ingin ditunjukan kepada dunia –
lawan dari kepribadian privat yang berada dibalik wajah sosial.
Bertujuan untuk menciptakan kesan tertentu pada orang lain. Seringkali
persona menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya.
Seringkali orang mengidentifikasikan diri seutuhnya dengan personanya,
hal ini akan membuat dirinya asing dg selfnya yng sebenarnya. Dengan
kata lain akan menjadi manusia palsu, hanya sekedar pantulan
masyarakat bukan manusia yg otonom.
Anima Adalah arkatipe feminine pada pria. Berakar dari pengalaman” pria yg
berabad” hidup dg wanita yg berpadu membentuk gambaran umum
wanita. Jung berpendapat bahwa pria memahami kodrat wanita
berdasarkan animanya. Yg perlu digaris bawahi adalah identifikasi
gambaran ideal dengan kenyataan dari pasangan itu harus diproyeksikan
secara baik. Jika tidak akan menimbulkan perasaan kecewa, karena
mereka tidaklah identik. Menurut jung ketika kompromi antara
ketidaksadaran kolektif dan aktualitas dunia luar itu seimbang barulah
manusia itu disebut berpenyesuaian yg baik.
Animus Adalah arkatipe maskulin pada wanita. Animus membantu wanita
memahami kodrat pria. Pria yg sedikit sekali/ sama sekali tidak memberi
ruang pengekspresian karakter feminine nya akan kehilangan kepekaan,
perasaan, intuisi, dan kreativitas. Begitu pula wanita, ketika tidak
memberikan ruang untuk maskulinya ia kan menjadi terlalu pasif. Ketika
dua sifat tadi ditolak untuk di ekspresikan akan membuat itu
memenisfetasikan dirinya ke cara yg tidak langsung ( lewat mimpi atau
fantasi). Namun ketika itu di ekpresikan secara berlebihan akan
membuat tibum hal yg tidak baik. Sekali lagi jung menekankan perlunya
keseimbangan.
Shadow Adalah bagian terdalam dan tergelap dari psikhe.
Diwariskan dari nenek moyang pra-mansuia yang
mengandung semua insting hewan. Secara simbolis
manifestasi dari shadow adalah iblis, moster atau roh
jahat. Membuat manusia memiliki pikiran”, perasaan”,
tindakan” yg tidak menyenagkan dan pantas dicela.

Great Mother Manusia memiliki arketip great mother. Konsep tentang ibu
yang sudah ada sebelumnya selalu berasosiasi dengan
perasaan positif dan negative. Di satu sisi
mempresentasikan tentang kehidupan dan pemeliharaan di
lain sisi tentang membuang dan mengabaikan.

Wise Old Man Adalah arkatipe kebijaksanaan dan pemaknaan, menyimbolkan


pengethuan manusia tentang misteri hidup yang berakar dalam
dirinya. Arketipe ini tidak bisa dipahami secara langsung dan tidak
bisa dialami langsung oleh seseorang secara tunggal. Arketipe ini
dipersonifikasi di dalam mimpi sebagai ayah, kakek, guru, filsuf,
iamam/pendeta. Wise old man ini disimbolkan oleh kehidupan itu
sedari-orang itu pada akhirnya mencapai sebuah kebijaksaan.
Hero Arketipe ini ditampilkan dalam mitologi
atau legenda tentang pribadi yang kuat,
berjuang melawan kesukaran,
menghancurkan kejahatan.

Self Jung memandang konsep keutuhan dan kesatuan


kepribadian sangat penting. Self adalah arketipe
yang mencerminkan perjuangan manusia kearah
kesatuan. Symbol tertingginya dalah mandala.
Menurut jung self adalah titik pusat kepribadian,
self mendorong dan mempersatukan arketipe
lain sehingga keseimbangan dan kestabilan
terjadi pada kepribadian. Dengan kata lain self
adalah sentrum antara sadar dan ketidaksadaran.
Merupakan tujuan hidup manusia yang terus
diperjuangkan tetapi jarang tercapai. Juga self
adalah motivator tingkah laku manusia dan
menyebabkan manusia menarik kebutuhan
hidup, khusus melalui cara yg diajarkan agama.
Pengalaman” religious itu bisa di katakan paling
dekta dengan konsep diri.
Dinamika Kepribadian
ketika Freud memnadang kepribadian seseorang itu disebabkan oleh sesuatu yang terjadi pada masa lalu (kausalitas) .
Jung mengangangap bahwa kausalitas tersebut perlu ditambahkan pula teleologi yaitu dipengaruhi pula oleh tujuan
kedepannya. Dengan kata lain jung berpendapat kepribadian seseorang dipengaruhi oleh masa lalunya dan dipengaruhi
pula oleh tujuan masa depannya. Teori Jung ada lagi yang disebut dengan sinkronisitas. Ketika dua peristiwa psikis yang
terjadi secara bersamaan dan tampak saling berhunungan, yang satu tidak menjadi penyebab dari yang lain, karena
keduanya tidak dapat ditunjuk mana yang masa lalu dan mana yang masa depan, ini lah yang dinamakan sinkronisitas.
Jung Memakai prinsip Sinkronisitas untuk menjelaskan tatakerja arketipe. Arketipe sebagai isi taksadar tidak menjadi
sebab terjadinya peristiwa mental atau fisik. Prinsip sinkronisitaslah yang membuat peristiwa mental atau fisik terjadi
bersamaan dengan aktifnya isi-isi taksadar.

Jung menyatakan bahwa menyatakan bahwa psyche bersifat dinamis dengan gerak yang terus menerus. Dinamika
pada psyche tersebut oleh Jung dikatakan disebabkan oleh enerji psikis yang disebut libido. Dalam dinamika
psyche terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut :
1). Prinsip oposisi
Berbagai system, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yaitu
Bertentangan (oppose)
Mendukung (compensate)
Kesatuan (synthese)
Prinsip ini paling sering terjadi, karena kepribadian berisi berbagai kecendrungan konflik. Menurut jung
ketidakadaan konflik dalam hidup menyebabkan tidak ada enerji dan tidak ada kepribadian. Aposisi ini bisa saja
antara ego vs shadow, thingking vs feelling, ego vs anima/animus, pengeindraan vs intuisi.
2). Prinisp kompensasi
Prinsip ini digunakan untuk menjaga agar kepribadian tidak menjadi neurotik (gannguan). Misalkan bila sikap sadar kita
sedang mengalami frustasi maka sikap tak sadar kita yang akan mengambil alih . ketika individu tidak dapat mencapai apa
yang pilihnya, maka sikap tak sadar akan mengambil alih ketika tidur berupa ekspresi mimpi.
3). Prinsip Penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus menerus menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada agar tercapai kepribadian
yang seimbang dan integral dicapai melalui fungsi transenden.
Jung berpendapat personality adalah system yang relative tertutup, bersifat kesatuan yang saling mengisi, terpisah dari
system enerji lainnya. Kepribadian dapat mengambil enerji baru dari pengalaman individu untuk membuat enerji psikis
(energi yang dipakai oleh kepribadian biasa juga disebut energi hidup). Energi itu tampak dari kekuatan semangat,
kemauan, keinginan, serta hasil dari proses mengamati, berfikir, dan memperhatikan.
Ukuran banyaknya enerji psikis yang tertanam dalam satu unsur kepribadian, disebut nilai psikis. Suatu ide atau perasaan
tertentu dikatakan memeiliki nilai psikis yang tinggi kalai ide atau perasaan itu mampu meencetuskan dan mengarahkan
tingkahlaku.
Energi psikis bekerja dengan dua prinsip yaitu prinsip kesamaan (equivalence) dan keseimbangan (entropy).

• prinsip kesamaan (equivalence), menyatakan jumlah energi pada satu elemen menurun, energi pada elemen lain akan
meningkat. Misalnya ketika perhatian anak kepada orangtuanya menurun, maka perhatianya kepada teman sebayanya
akan naik. Dengan kata lain orang yang energi sadarnya bertambah, energi tak sadarnya akan berkurang.
• Prinsip keseimbangan (entropi) mengemukakan tentang kecendrungan enerji menuju ke keseimbangan. Menurut Jung
apabila dua niali psikis kekuatanya tidak sama, maka energi yang lebih tinggi akan mengalir ke energi yang lebih
rendah, sampai terjadi keseimbangan. Misalnya ekstraversi yang tinggi akan mengalirkan energinya sehingga dalam
taksadar intoversinya juga semakin tinggi.
Hukum umum dari Jung menyatakan bahwa perkembangan hanya satu sisi dari kerpibadian akan menimbulkan konflik,
sedangkan tegangan dan perkembangan simultan semua aspek akan mengahasilkan harmoni dan kepuasan. Karena
bagian/system yang lemah akan selalu berusaha untuk menjadi kuat, bagian dari kepribadian yang sangat kuat terus menerus
ditekan oleh bagian-bagian lain yang lemah.
Energi Psikis di Pakai untuk dua tujuan utama
• Memelihara kehidupan
• Pengembangan aktivitas kultural dan spiritual.

Ketika manusia menjadi lebih efisien dalam memuaskan kebutuhan dasar dan kebutuhan biologisnya, mereka mempuanyai
energi lebih banyak untuk mengembangkan minat kulturalnya. Tujuan-tujuan diatas diraih dengan 2 cara yaitu :
• Progresi : adalah gerak maju, ketika ego berhasil menyesuaikan tuntutan lingkungan dan kebutuhan taksadar secara
memuaskan, energi akan mendukung gerak profresif dimana kekuatan” yang saling bertentangan disatukan dalam arus
yang harmonis.
• Regresi : gerak mundur dari energi psikis akibat adanya frustasi, sehingga energi psikis itu banyak dikuasai atau dipakai di
dalam proses taksadar. Sifatnya tidak selalu buruk, adakalanya regresi dapat mengungkapkan pengetahuan atau
kebijaksanaan yang ada dalam ketidaksadaran sebagai arsetip. Regresi semacam itu biasa muncul dalam bentuk mimpi.
Gerakan yg di dukung energi bukan hanya progresi dan regresi saja. Ketika lingkugan menentang kebutuhan instingtif, ego
mempunyai dua macam pilihan pemakaian energi, yakni
• Sublimasi : mengubah tujuan instingtif yg tidak diterima dg tujuan yg dapat diterima lingkungan. Ini berarti memindahkan
energi dari proses instingtif yang kabur menjadi tegas dan mementingkan tujuan kultural dan spiritual.
• Represi : menekan insting yang tidak mendapat penyaluran rasional di lingkungan, tanpa menggangu ego. Insting ditekan
ke taksadar, energi dipakai untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat membuat insting yang ditekan tidak muncul
kesadaran.
Perkembangan Kepribadian

Hereditas diberi peranan penting dalam psikologi jung. Pertama, hereditas berkenan dengan insting biologik yang
berfungsi memelihara kehidupan dan reproduksi. Insting-insting merupakan sisi bintang pada kodrat manusia.
Pandangan semacam itu tidak berbeda dengan pandanga biologi modern.
Kedua, hereditas juga mewariskan pengalaman leluhur dalam bentuk arsetip ; ingatan tentang ras yang telah
menjadi bagian dari hereditas karena diulang berkali-kali lintas generasi.
Jung tidak menyusun tahap-tahap perkembangan secara rinci seperti freud. Ada 4 tahap perkembangan, masa
kanak, remaja & dewasa awal, usia pertengahan, dan usia tua. Perhatian utamanya tertuju pada tujuan-tujuan
perkembangan, khusunya tahap kedua dimana tekanan perkembangannya terletak pada pemenuhan syarat social
dan ekonomi, dan tahap ketiga ketika orang mulai membutuhkan nilai spiritual.
Usia anak ( Childhood )

1. Tahap anarkis ( 0-6 tahun ) : ditandai 3. Tahap dualistic ( 8-12 tahun ) : ditandai dengan
deangan kesadaran yang kacau dan pembagian ego menjadi dua, obyektif dan
sporadis (kadang ada kadang tidak). subjektif. Anak kini memandang dirinya
Mungkin muncul “ pulau-pulau sebagai orang pertama, dan menyadari
kesadaran tetapi antar pulau satu eksistensinya sebagai individu yang terpisah.
dengan yang lain tidak saling Pada tahap dualistic ini kesadaran terus
berhubungan. berkembang.
2. Tahap monarkis ( 6-8 tahun ) : pada
anak-anak ditandai dengan
perkembangan ego, dan mulainya fikiran
verbal dan logika.
Jung mengamati bahwa anak- anak sering mengalami kesulitan emosional . Menurutnya, hampir pasti
kesulitan itu merefleksikan “ pengaruh buruk dirumah ”. Sampai anak masuk sekolah, mereeka masih
belum memiliki kesadaran identitas diri. Menurut jung, anak hidup dalam atmosfer jiwa yang tertutup
yang diberikan orang tuanya, dan kehidupan psikisnya diatur oleh insting.
Jelas salah sekali menginterprestasi anak yang aneh - keras kepala – tidak patuh – atau sukar diasuh,
sebagi tingkah laku yang sengaja atau tingkah laku yang terganggu, bahwa penyebab “ anak sulit ” adalah
orang tuanya.
Usia Remaja

Tahap remaja berlangsung mulai dari pubertas sampai usia pertengahan. Remaja adalah bagaimana
melupakan hidup dengan kesadaran yang sempit pasa masa anak. Kecenderungan untuk hidup dseperti
anak-anak dan menolak menghadapi masalah kekinian, disebut prinsip konservatif (conservative principle).
Orang dewasa yang memakai nilai-nilai semasa anak-anak, akan menghadapi kelumpuhan pribadi pada
separo kehidupannya yang akan dating, mengalami hambatan usaha mencapai realiisasi diri, tidak mampu
menciptakan tujuan baru, dan tidak bias mencari makna baru kehidupan. Tahap ini ditandai oleh
perbedaan perlakuan orang tua, dari perlakuan kepada anak-anak menjadi perlakuan kepada orang
dewasa. Tiba-tiba kepribadian harus banyak membuta keputusan dan menyesuaikan diri dengan
kehidupan sosial. Namun tugas dari usia perkembangan tahap kedua ini yang lebih penting adalah
menangani masalah yang dating dari luar. Orang harus mampu membuat keputusan, mengatasi hambatan,
dan memperoleh kepuasan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Usia dewasa Usia tua

Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Tahap usia tua kurang mendapat perhatian jung.
Puncak perkembangan sudah lewat, tetapi Menurutnya, usia tua mirip dengan usia anak-anak;
periode ini justru ditandai dengan aktualisasi pada kedua tahap itu berfungsi jiwa sebagian besar
potensi yang sudah sangat bervariasi. Menurut bekerja di taksadar. Pada anak-anak belum
jung kebanyakan orang tidak siap melangkah terbentuk fikiran dan kesadaran ego,sedang pada
menuju usia dewsa dengan menganggap nilai- orang tua mereka berangsur-angsur tenggelam
nilai mudanya masih biasa berlaku sampai dalam tak sadar, dan akhirnya hilang-masuk ke
sekarang. Sesuatu yang mustahil, menurut dalamnya.
jung tahap ini ditandai dengan munculnya
kebutuhan nilai spiritual, kebutuhan yang
selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada
usia muda dikesampingkan karena pada usia
itu orang lebih tertarik dengan nilai
matrealistik. Usia dewasa adalah usia realisasi
diri. Maka kehidupan dirinya, ingin memahami
kehidupan di dalam diri mereka sendiri.
Perbedaan teori Carl jung dengan teori freud

– Jika freud mendefinisikan libido sebagian besar dalam istilah-istilah seksual .Maka teori dari Jung
memandangnya sebagai energi kehidupan yang umum dimiliki semua orang di mana seks hanyalah salah satu
bagiannya
– Freud mengambarkan orang sebagai korban peristiwa masa kecil. Jung yakin bahwa kita terbentuk bukan
hanya masa lalu tetapi juga oleh tujuan, harapan, dan aspirasi kita, bagi Jung kepribadian tidak sepenuhnya
ditentukan oleh pengalaman-pengalaman selama 5 tahun pertama kehidupan masa kecil tetapi dapat berubah
sepanjang perjalanan hidup seseorang.
– Selain itu , di bandingkan teori Freud . Jung berusaha untuk menjajaki lebih dalam ke dalam pikiran tak-sadar .
Dia menambahkan sebuah dimensi baru, pikiran tak-sadar kolektif, yang digambarkannya sebagai
pengalaman-pengalaman yang diwarisi oleh spesies manusia dan nenek moyang hewan mereka
– Sebagai karya Jung memiliki pengaruh yang bertahan lama dan kontinu terhadap psikologi. Versi tes Jung
menggunakan 100 daftar stimulus kata yang menurutnya mampu membangkitkan emosi
– Delapan jenis psikologi Jung telah menstimulasi sangat banyak riset, yang patut dicatat adalah Indikator Tipe
Myers-Briggs sebuah tes kepribadian yang dirancang untuk mengukur tipe psikologi. Tes ini banyak digunakan
untuk riset dan tujuan terapan, khususnya seleksi karyawan dan konseling . Kenyataannya konsep-konsep
Jung tentang introversi dan ekstraversi memang diterima secara luas dalam psikologi sekarang ini
Kritikan pada teori Carl jung

– Banyak buku karya dari Jung tidak diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sampai tahun1960-an dan
gaya menulisannya simpang siur dan disusun dengan tidak sistematik menghalangi pemahaman yang
utuh terhadap karyanya itu
– Pendapat mereka teori-teori Jung yang berbasis agama mistis bahkan lebih tidak menarik jika
dibandingkan dengan teori Freud
Referensi

1. Ki Fudyartana, psikologi kepribadian : Paradigma Filosofis, Tipologis, Psikodinamik dan Organismik-


Holistik,Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2012.
2. Olson, Matthew H. dan Hargenhahn, B.R., Pengantar Teori Kepribadian Edisi ke-8 terjemahan, Yogyakarta,
Pustaka Belajar, 2013.
3. Alwisol, Psikologi Kepribadian edisi revisi, Malang, UmmPress, 2014.
4. Yusuf, Syamsu, Teori Kepribadian, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007.
5.Boeree, George C., Personality Theories, Yogyakarta, Prismasophie, 2016.
6. Schultz, Duane P. dan Schultz, Sydney Ellen, Sejarah Psikologi Modern Terjemahan, Bandung, Nusa Media,
2015
7. Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Kepribadian Dengan Perspektif Baru, Yogyakarta, Ar-Ruzz Medi, 2017.

Anda mungkin juga menyukai