• Hepatic amebiasis;
• Extraintestinal amebiasis;
• Abscess – amebic liver
PENGERTIAN
• Kumpulan pus dalam liver yang disebabkan
oleh parasit cerna
(E. Hystolytica)
Dr.Ayling Sanjaya,M.Kes,SpA
20
Empat stadium :
21
Bentuk hepatitis A fulminan :
Terdapat 5 macam gejala klinis hepatitis A klasik,
relaps, kolestatik,protracted,fulminan
- Pemeriksaan penunjang
IgM anti HAV : 1-2 mgg stlh inf & berthn 3-6 bln)
IgG anti HAV: 5-6 mgg stlh inf & berthn bbrp dekade
(memberi proteksi thd HAV seumur hdp)
PCR : RNA HAV : cairan tubuh & serum
ALT dan AST tdk spesifik : meningkat
Pemanjangan masa protrombin : nekrosis sel
Biopsi hati tdk diperlukan u/dx hepatitis A
23
PENGOBATAN
• Tdk spesifik
• Istirahat , nutrisi,simptomatis, pencegahan thd
bahan hepatotoksik
• Jk perlu rawat inap
24
PENCEGAHAN
• PENCEGAHAN UMUM
perbaikan higiene makanan minuman, sanitasi
lingkungan dan pribadi, isolasi pasien.
• PENCEGAHAN KHUSUS
• Imunisasi pasif : Imunoglobulin
• Imunisasi aktif : Vaksin HAV (Havrix)
pd dws didahului dg pmrxan serologis
25
HEPATITIS B
Dr.Ayling Sanjaya,M.Kes,SpA
26
JALUR PENULARAN VIRUS HEPATITIS B
27
GEJALA KLINIS
• Hepatitis akut
• Hepatitis kronis
• Gagal hati fulminan
• Pengidap sehat
28
HEPATITIS AKUT
HEPATITIS AKUT
-- Cenderung
Flu-like ringanlelah, anoreksia, mual,muntah, ikterus,pembesaran hati
: malaise,
- berakhir setlh 6-8
Jk simtomatis minggu.
-> spt gamb klinis inf virus tp lbh berat.
-- Peningkatan ALT dan
Flu-like : malaise, ASTanoreksia,
lelah, sblm timbul 6-7 mgg stlh terinf. hati
gx klinis yaituikterus,pembesaran
mual,muntah,
- berakhir
Ikterus setlhmulai
biasa 6-8 minggu.
timbul 8 mgg setlh inf berlgs 4 minggu
- Peningkatan ALT dan AST sblm timbul gx klinis yaitu 6-7 mgg stlh terinf.
- Ikterus biasa mulai timbul 8 mgg setlh inf berlgs 4 minggu
HEPATITIS KRONIS
-
HEPATITIS KRONIS
Def:tdptnya peningk kdr aminotransferase atau HBsAg dlm serum, minimal selama
- 6Def:tdptnya
bulan. histopeningk kdr aminotransferase
PA gambaran atau
“bridging necrosis” HBsAg dlm
sirosis serum,
hati minimal selama
pd 4 thn
6 bulan. histo PA gambaran “bridging necrosis” sirosis hati pd 4 thn
- GAGAL HATI FULMINAN
- Ditandai dg timbulnya - ensefalopati
GAGAL HATI FULMINAN
hepatikum dlm bbrp mgg stlh munculnya gx
pertama dg
- Ditandai hepatitis, disertai
timbulnya ikterus, ggg
ensefalopati pembekuan,
hepatikum peningkatan
dlm bbrp mgg stlh kdr aminotransf
munculnya gx
serum hingga ribuan unit
pertama hepatitis, disertai ikterus, ggg pembekuan, peningkatan kdr aminotransf
serum hingga ribuan unit
- Pengidap sehat
- Pd golongan ini tdk didptkan gx penykt hati
- Pengidap sehat
-- Pd golongan ini tdk didptkan gx penykt hati
29
PENGOBATAN
• Suportif dan pemantauan gejala penyakit
• Istirahat , nutrisi,simptomatis, pencegahan thd
bahan hepatotoksik
• Jk perlu rawat inap :
• * Obat: interferon alfa,analog nukleotida (lamivudin,
famsiklovir, adefovir)
30
PENCEGAHAN
• PENCEGAHAN UMUM
t.u faktor risiko dan pd kelompompok berisiko
terkena/tertular HBV
• PENCEGAHAN KHUSUS
• Imunisasi pasif : Imunoglobulin
• Imunisasi aktif : Vaksin HBV
pd dws didahului dg pmrxan serologis
31
IMUNISASI terhadap Hepatitis B
• Post-exposure: Contoh utama: bayi dari
Ibu yang HBsAgpositif. Sebelumumur 12 jam beri: Hepatitis B
Immune Globulin
(HBIG)dari serum manusiaplus
pada Anak
ilmu kesehatan anak
• KRITERIA DIAGNOSIS Hipertiroid Keadaan klinis akibat kelainan yang menyebabkan
hipersekresi kelenjar tiroid
• Anamnesis
– Hasil di sekolah menurun Tremor & gaya menulis makin buruk Mudah lelah, makin sulit
naik tangga (16%)
– Otot lemah Palpitasi jantung (30%)
– Emosi labil, hiperaktif (44%)
– Intoleransi trhdp panas / keringat (49% / 33%)
– Nafsu makan meningkat (60%) Berat badan turun (50%)
– Insomnia
• Indikasi Remisi
– Ketidakpatuhan penderita
• Dilakukan 1, 3, 6 bulan
• Sekunder
– Kelainan di hipothalamus / hipofise
– Kongenital / didapat
– Endemis
• Hipotiroid Didapat
– Terjadi setelah berlalunya masa kritis
perkembangan otak ggg fungsi
mental ringan, yg menonjol gangguan
pertumbuhan fisik
• Hipotiroid primer
Kelainan pada tiroid baik kongenital
atau didapat
• Hipotiroid sekunder
Kelainan di hipofisis
• Hipotiroid tersier
Kelainan di hipotalamus
Gejala klinis bayi baru lahir :
– Fontanel melebar & lama menutup
– Wajah bengkak & kasar kulit, rambut kasar
– Lidah besar: Makroglosi
– Kulit teraba kering,Tubuh teraba dingin
– Ikterus lama
– Letargi: tidur banyak / ngantuk
– Hipotoni
– Konstipasi
– Sulit diajak makan
– Hernia umbilikalis
– Abdomen membuncit
Liur sulit dikontrol
Suara parau / kasar
“Sluggish” / lembam
• Obstruksi sal nafas,apnea
• gangguan pendengaran
• Kelainan jantung: bradikardi,kardiomegali
Diagnosis
Laboratorium
Fungsi tiroid T4 dan TSHs,T3,TBG
Bila T4 ↓ dan TSHs↑HIPOTIROID
Pemeriksaan darah perifer ; anemia
Radiologis
Bone age (usia tulang): delayed
Skintigrafi tiroid
Pemeriksaan telinga : BERA
Gejala klinis hipotiroid didapat :
Pemberian insulin sebaiknya dimulai apabila kadar kalium serum > 3.5
mEq/L.
• Periksa ulang kdr glukosa drh setlh 20-30 mnt dan setiap jam
sampai stabil
• Jk ini gagal terapi i.v dg glukosa 10% hrs dimulai dan kdr
glukosa drh hrs dipantau.
Hipoglikemia refraktori
• Dpt diperbaiki dg :
- Hidrokortison 5 mg/kg i.v / i.m tiap 12 jam
- Glukagon 200 mikrogram i.v (segera atau infus
berkesinambungan 10 mikrogr/kg/jam)
- Diazoxid 10 mg/kg/hr setiap 8 jam menghambat
sekresi insulin pankreas.
DIABE
TES
MElLIT
US
TIPE 2
tahun
Dapat pula terjadi pada semua umur,
masa anak dan remaja (dekade ke-2
kehidupan dengan median usia 13,5
tahun)
Jarang terjadi sebelum usia
pubertas
Dulu dikenal sebagai diabetes onset
dewasa, maturity onset diabetes atau
diabetes stabil dan pada anak yang
mempunyai riwayat keluarga
diabetes tipe II dikenal dengan istilah
Maturity Onset Diabetes of the
Young (MODY)
Bentuk diabetes non ketotik
tidak berhubungan dengan
petanda-petanda HLA pada
kromosom ke-6
Tidak berhubungan dengan oto-
antibodi terhadap sel pulau
Langerhans
Penderita tidak tergantung pada
terapi insulin eksogen untuk
mempertahankan kehidupannya
(non-insulin-dependent diabetes
Faktor Resiko
Terutama → obesitas dan riwayat keluarga dengan DM tipe-2
Berat badan lahir rendah (kecil masa kehamilan)
Status gizi buruk (IMT rendah) pada usia 2 tahun
lebih awal
pada tiroid.
DM Tipe-2 Autoimun
Sering disebut sebagai DM tipe-1,5 atau DM tipe-3 atau double diabetes
DM tipe-1 pada individu overweight atau obes sehingga telah mengalami
resistensi insulin
Yang mungkin juga bisa dipertimbangkan masuk ke dalam kelompok ini adalah
LADC (Latent Autoimmune Diabetes in Children) suatu penyakit yang secara
MANAJEMEN DM T
1. Edukasi manajemen diabetes mandiri
2.Modifikasi Gaya Hidup
3. Kadar glukosa darah normal
4. Menurunkan berat badan (karena penderita
DM tipe-2 biasanya obes)
5. Menurunkan asupan karbohidrat dan kalori
6.Meningkatkan kapasitas aktivitas fisik
7.Menghentikan Merokok
8.Mengendalikan penyakit ko-morbid seperti
hipertensi, dislipdemia, nefropati, gangguan
TERAPI INISIA
Pada pasien yang secara metabolik stabil (tanpa ketosis/ ketoasidosis),
HbA1c < 9% (atau gula darah sewaktu < 250mg/dL)
Metformin → dimulai dengan dosis 500 mg/ 24 jam (250 mg/ 12 jam, selama 7
hari)
Bila tidak ada efek samping, dosis bisa dinaikkan 500 mg per minggu selama 3-4
minggu sampai mencapai dosis 1000 mg/ 12 jam
Menggunakan metformin lepas lambat 2000 mg/ 24 jam
Meningkatkan dosis lebih dari 2000 mg per hari tidak meningkatkan manfaat.
Pada pasien yang secara metabolik tidak stabil (dengan ketosis/ ketoasidosis),
HbA1c ≥ 9% (atau gula darah sewaktu ≥ 250 mg/dL)
Insulin basal diberikan mulai dengan dosis 0,25 -0,5 unit/ kg/ 24 jam
Metformin juga bisa dimulai kecuali bila ada asidosis
Perpindahan dari kombinasi insulin dan metformin ke metformin saja dapat
dilakukan dalam waktu 2-6 minggu, dengan menurunkan bertahap dosis insulin
30-50% sambil menaikkan dosis metformin
• Penggunaan monoterapi
dengan metformin selama 3-4
bulan gagal mencapai target TERAPI LANJUT
HbA1c < 6,5%, penambahan
insulin basal sangat dianjurkan
• Penggunaan obat anti diabetes oral lain
seperti:
• Penggunaan metformin dan
• sulfonylurea,
insulin basal sampai dosis 1,2
• meglitinidelrepaglinide,
unit/ kg belum mencapai target
• thiazolidinedione (TZD),
HbA1c, maka bolus insulin kerja
• α-glucosidase inhibitors,
pendek sebelum makan bisa
• incretin mimetics
ditambahkan dengan dosis
• glucagon-like peptide-1 (GLP-1)
titrasi sampai mencapai target
receptor agonist,
HbA1c.
• DPP-IV inhibitors,
• sodium-glucose co-transporter-2
• Cara penghitungan dosis insulin
(SGLT-2) inhibitors
DIABETES MELITUS
TIPE 1 DAN 2
PADA ANAK
• DM tipe 1(IDDM)
• DM tipe 2 (NIDDM)
• DM tipe lain
• Gestational diabetes
Epidemiologi
Intermediate-
1-2 4 – 12 18 – 24
acting *
Premixed insulin
0.5 – 1 5–9 18 - 24
30/70 *
Rapid-acting 10 – 20
1–3 3-5
insulin analogue min
Pengaturan makan
• Jumlah kalori : {1000+(usia{tahun}x100}
kal/hari
• Komposisi :60-65% KBH,
15-20% protein
20-25% lemak
• Jadwal makan :3x makan utama dan 3x snack
Tujuan pengaturan makan
• Glukosa darah
• HBA1C (parameter terbaik)
• Penyebab :penghentian
insulin,infeksi,trauma,pasien baru DM
• Gejala:poliuri,polifagi,polidipsi,nyeri
perut,muntah,sesak
nafas,dehidrasi,kesadaran↓
• Komplikasi : hipoglikemi,asidosis
persisten,hipokalemi,edem serebri
Prognosis
• Beberapa kriteria menyatakan kontrol yang baik :
-Glukosuria minimal/-
-Ketonuria –
-Ketoasidosis –
-Jarang terjadi hipoglikekemia
-Glukosa PP normal
-HbA1C normal
-Sosialisasi baik
-Pertumbuhan dan perkembangan normal
-Komplikasi
KOLESISTITIS
PADA ANAK
dr. Ayling Sanjaya, M.Kes., Sp.A
Definisi
Kolesistitis
• Inflamasi/peradangan pada kantong empedu yg sering
kali berkaitan dengan kolelitiasis (batu empedu)
• Calculous -> Duktus kistik dipenuhi oleh batu empedu menyebabkan distensi
kandung empedu dan edema dengan stasis bilier dan pertumbuhan bakteri yang
berlebihan. [Guralnick, 2009]
• Acalculous -> Bentuk paling umum dari kolesistitis
• Perlu dirawat dengan pembedahan
akut pada anak-anak (tidak seperti orang dewasa)
[Poddighe, 2015]
• Tingkat kematian diperkirakan> 30%.
[Poddighe, 2015]
• Mungkin dirawat secara konservatif, tetapi
mungkin memerlukan pembedahan.
[Poddighe, 2015]
• Faktor risiko untuk kematian = anemia,
trombositopenia, lumpur kandung empedu,
hepatitis, dan sepsis plus hepatitis. [Lu, 2017]
Kolesistitis Akut
• Inflamasi terjadi secara mendadak
• Gejala: nyeri perut berat kuadran kanan/tengah
atas menjalar ke belakang tepat pada tulang belikat
kanan atau daerah clavicular, mual, muntah dan
demam,
• 10%-20% dari pasien dengan batu empedu
memberikan gambaran kolesistitis akut
• Umumnya disebabkan:
batu kandung empedu (90%)
sebagian kecil (10%) tanpa adanya batu empedu.
• Review Friesen (2015) 693 kasus kolelitiasis anak,
10% batu empedu pada usia 6 bulan, 21%
ditemukan pada anak usia 6 bulan sampai 10
tahun, dan 69% ditemukan pada orang yang
berusia 11-21 tahun.
Kolesistitis akut sedang (derajat 2)
• Leukositosis
Klasifikasi/Derajat Stadium
• Massa teraba di abdomen
Kolesistitis akut ringan (derajat 1)
kuadran atas
• inflamasi ringan pada kandung
empedu, tanpa disertai disfungsi
• Keluhan berlangsung lebih dari 72
organ
jam
• kolesistektomi dapat dilakukan
• Inflamasi lokal yang jelas
dengan aman dan berisiko rendah.
(peritonitis bilier, abses
perikolesistikus, abses hepar,
• Pasien pada derajat ini tidak
kolesistitis gangrenosa, kolesistitis
memenuhi kriteria untuk
emfisematosa)
kolesistitis sedang dan berat.
• Derajat inflamasi akut pada
stadium ini meningkatkan taraf
kesulitan untuk dilakukan
kolesistektomi.
• Gejala: seperti serangan kolesistitis akut berulang, nyeri perut ringan, atau
tanpa gejala apapun
2. Batu Pigmen -> kalsium bilirubinat( batu pigmen coklat): lunak & mudah
di hancurkan, batu terbentuk di saluran empedu dalam bentuk empedu
yang terinfeksi. Batu pigmen hitam(Polymerized bilirubin): tidak
berbentuk, seperti bubuk & kaya zat sisa yg tak terekstrasi, ditemukan pd
pasien hemolysis kronik/ sirosis hati
Simtomatik
Nyeri epigastrium & melokalisasi di Righ Upper Quadran (RUQ)
Kolik bilier >15 menit
Nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya di
presipitasi makanan berlemak
Berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih
Mual dan muntah
Demam, takikardia
Murphy sign: (30-40% kasus)
Jaundice (15% pasien)
Pada anak-anak -> Dapat hadir tanpa banyak temuan klasik; mereka yang
berisiko lebih tinggi untuk adalah pasien dengan penyakit sel sabit, penyakit
serius, persyaratan untuk nutrisi parenteral total yang berkepanjangan (TNP),
kondisi hemolitik, atau anomali kongenital dan bilier
Komplikasi
Kolesistitis Akut: Kolesistitis Kronik:
o Septikemia o Hidrop kandung empedu
o Pembentukan abses di dalam o Empiema kandung empedu
lumen vesika biliaris o Fistel kolesistoenterik
o Nekrosis dengan perforasi lokal o Gallstone Illeus
(abses perikolesistik) o Infeksi
o Fistulisasi ke organ berongga lain o Abses intra abdomen
: duodenum, lambung atau kolon o Peritonitis empedu, cedera
o Peritonitis empedu ductus bilier
o Kolesistitis emfisematosa :
proses peradangan akut yang
melibatkan organisme virulen
pembentuk gas
o Empisema vesika biliaris :
berlanjut supurasi (banyak pus
Patofisiologi
4. MRI, seringkali dengan media kontras berbasis gadolinium IV, juga merupakan
pilihan sekunder untuk mengkonfirmasi diagnosis kolesistitis akut.
5. MRI tanpa kontras berguna untuk menghilangkan paparan radiasi pada wanita
hamil ketika ultrasonografi belum menghasilkan diagnosis yang jelas
6. Agen kontras sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan dialisis kecuali
benar-benar diperlukan
Penatalaksanaan
Koservatif
• Lisis batu dengan obat-obatan ->disolusi
• Litrotipsi (ESWL)
Terapi Diet
• Makanan cair rendah lemak
• Hindari kolesterol tinggi (terutama hewani)
• Suplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat
• Buah yang dimasak
• Nasi ketela
• Daging tanpa lemak
• Sayuran yang tidak membentuk gas
• Roti
• Kopi/teh
Penatalaksanaan
OPERATIF
• Open kolesistektomi
• Kolesistektomi Laparoskopi
• Kolesistektomi mini laparoskopi
• Kolesistotomi
• ERCP
kontraindikasi
Kolesistektomi Laparoskopik
1. Resiko tinggi terhadap anastesi umum
2. Tanda-tanda perforasi kandung empedu seperti abses,
fistula dan peritonitis
3. Batu empedu yang besar atau dicurigai keganasan
4. Penyakit hati terminal dengan hipertensi portal dan
gangguan sistem pembekuan darah (Wilson E, et al,
2010)
Management Cholecystitis
tergantung pada keparahan kondisi dan ada tidaknya komplikasi
Pada kolesistitis akut, pengobatan awal meliputi istirahat usus, hidrasi IV, koreksi kelainan
elektrolit, analgesia, dan antibiotik IV.
Panduan Sanford - Piperacillin-tazobactam, ampicillin-sulbactam, atau meropenem;
dalam kasus yang mengancam jiwa yang parah, imipenem-cilastatin
Regimen alternatif - Sefalosporin generasi ketiga plus metronidazole
Emesis dapat diobati dengan antiemetik dan pengisapan nasogastric
Karena perkembangan cepat kolesistitis akalkulus akut menjadi gangren dan
perforasi, pengenalan dini dan intervensi diperlukan.
Perawatan medis suportif: pemulihan stabilitas hemodinamik & cakupan antibiotik
untuk flora enterik gram negatif dan anaerob jika dicurigai adanya infeksi saluran
empedu.
Stimulasi harian kontraksi kandung empedu dengan IV cholecystokinin (CCK) dapat
membantu mencegah pembentukan lumpur kandung empedu pada pasien yang
menerima TPN
Management Cholecystitis
Dalam kasus kolesistitis tanpa komplikasi, pengobatan rawat jalan mungkin
tepat.