B3
By
Ahmad Irfandi, SKM., MKM
Pengolahan Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang
karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup
atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lain.
Defenisi Pengolahan
Limbah
B3
Menurut PP No. 101 Tahun 2014 Pengelolaan
Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi :
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau
penimbunan.
Pengolahan Pemanfaatan
Tujuan pengelolaan
limbah
B3
Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan limbah B3
Memulihkan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga
sesuai dengan fungsinya kembali
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan
dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah, dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek
lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi
semula
Apabila terjadi pencemaran akibat limbah B3 dari tumpahan,
ceceran, atau rembesan maka harus dilakukan upaya optimal
agar kualitas lingkungan kembali ke kondisi semula
Prinsip Pengelolaan
Limbah
B3
Minimisasi Limbah
Pengelolaan limbah B3 dekat dengan sumber
(persyaratan teknis operasional)
Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan
From Cradle to Grave (mulai diasilkan
sampai penimbunan)
Pengendalian Limbah
B3
Perizinan dalam pengelolaan limbah
B3
Pengawasan dalam pengelolaan
limbah B3
Penyimpanan limbah B3
Pengangkutan limbah B3
Perizinan dalam Pengelolaan Limbah B3
Wajib izin dari KLH untuk penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengolahan, penimbunan, izin operasi alat
(incenerator, tank cleaning)
Rekomendasi KLH untuk :
Pengangkutan (izin dari Dephub)
Pemanfaatan sebagai kegiatan utama (izin dari instansi yang
berwenang)
Lokasi pengolaan/penimbunan (izin dari BPN)
Tata cara permohonan izin (SK ka. Bapedal No. 68/1994)
Wajib AMDAL (kegiatan utama, komersil) kecuali pengumpul
minyak pelumas bekas dan slop oil (cukup UKL & UPL)
Keputusan izin selama 45 hari sejak permohonan diterima
Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
Pengawas : KLH, BPLHD Provinsi dan Kab/kota
STD (Sistem tanggap darurat)
Nasional: KLH
Daerah : Gubernur/Bupati/Walikota
Kewenangan Pengawas :
Memasuki lokasi pengelolaan limbah B3
Pengambilan sampel
Meminta keterangan berkaitan limbah B3
Pemotretan
Penyidikan PPNS bila ada indikasi tindak pidana LH
Penyimpanan Limbah
B3
Penyimpanan bersifat sementara
Lokasi (bebas banjir, tidak rawan bencana, diluar kawasan lindung)
Kemasan
Sesuai dengan karakteristik limbah
Kondisi baik
Simbol & label
Rancang bangun tempat penyimpanan
Sesuai dengan karakteristik limbah
Lantai kedap & landai kearah pit pengumpul
Minimisasi potensi leachate
Ventilasi memadai
Pit pengumpul
Disesuaikan dengan jumlah & karakteristik
limbah B3
Memiliki standar operasional prosedur (SOP)
Memiliki emergency system (ERS)
Memiliki izin penyimpanan sementara
Contoh tempat penyimpanan sementara
limbah B3
Pengangkutan Limbah
B3
Persyaratan alat angkut limbah B3:
Sesuai dengan karakteristik limbah B3
Kondisi baik
Simbol dan label
Memiliki operator yang memiliki pengetahuan ttg limbah B3
Memiliki SOP
Bongkar muat
Route
Jadwal
Memiliki ERS
Memiliki rekomendasi pengangkutan limbah B3
Pengolahan limbah B3
(keputusan Kepala Bapedal No: 03/1995)
Tujuan :
Mengurangi, memisakan, mengisolasi dan/atau mengancurkan
sifat/kontaminan yang berbahaya
Macam pengolahan
Chemical Conditioning
Solidifikasi/stabilisasi
Pengolahan thermal/incenerasi
Chemical Conditioning
a.
Concentration thickening
Bertujuan utk mengurangi volume lumpur yg akan diolah dengan
cara meningkatkan kandungan padatan. Tahap ini pada dasarnya
merupakan tahap awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya
b. Treatment. Stabilization. And thickening
Tahapan ini bertujuan utk menstabilkan senyawa organik dan
menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui
pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.
c. De-watering and drying
Bertujuan utk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur. Menggunakan proses
pengeringan dan filtrasi
d. Disposal
Disposal adalah proses pembuangan akhir limbah B3. tempat
pembuangan akhir limbah B3 umumnya sanitary landfill, crop land
atau injection well
Solidification/stabilization
Stabilization didefenisikan sebagai proses
pencampuran limbah dengan bahan tambahan
(aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi
bahan pencemar dari limbah serta mengurangi
toksisitas dari limbah tersebut.
Solidifikasi didefenisikan sebagai proses pemadatan
suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif
Inceneration
Teknologi pembakaran adalah alternatif yg menarik dalam teknolgi
pengolahan limbah
Insenerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%
volume dan 75% berat
Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan
limbah karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk
padat ke bentuk gas/partikel
Jenis insenerator yg paling umum digunakan adalah rotary kiln,
multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber,
aqueous waste injection, dan starved air unit
Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan
karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara
simultan.
Persyaratan pengolah & pengolahan
limbah B3
Pengolah limbah B3 harus merupakan
suatu badan usaha
Mendapatkan izin pengolaan dari KLH
Melaporkan kegiatan limbah B3
Terimakasih