Anda di halaman 1dari 16

PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI GULA
Kelompok IV
Aswad Anas Andi Resky Ainun Wafiah Irnawati
GULA
Gula merupakan komoditi penting bagi masyarakat
Indonesia bahkan bagi masyarakat dunia. Manfaat
gula sebagai sumber kalori bagi masyarakat selain
dari beras, jagung dan umbi-umbian menjadikan
gula sebagai salah satu bahan makanan pokok.
Kebutuhan akan gula dari setiap negara tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, tetapi
juga karena gula merupakan bahan pemanis
utama yang digunakan sebagai bahan baku pada
industri makanan dan minuman.
1. Bahan Baku Pembuatan Gula

Bahan baku pembuatan gula adalah tebu. Nama


tebu hanya terkenal di Indonesia. Dilingkungan
internasional tanaman ini lebih dikenal dengan nama
ilmiahnya Saccharum officinarum L. Jenis ini termasuk
dalam famili Gramineae atau kelompok rumput-
rumputan. Bila tebu dipotong terlihat serat-serat dan
terdapat cairan yang manis. Serat dan kulit batang
biasa disebut sabut dengan persentase sekitar 12,5%
dari bobot tebu. Cairannya disebut nira dengan
persentase 87,5%. Nira terdiri dari air dan bahan
kering.
Tabel Komposisi Nira Tebu
No Komponen Komposisi (%)
1 Sukrosa 11-14
2 Gula pereduksi 0,5-2
3 Senyawa organic 0,15-2,0
4 Zat anorganik 0,5-2,5
5 Sabut 10-15
6 Zat Warna, malam dan gum 7,5-15
7 Air 60-80
2. Proses Pembuatan Gula
1. Ekstraksi
Pembuatan gula tebu adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya
dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk
memisahkan ampas tebu dengan cairannya. Fungsinya Untuk
menghancurkan tebu agar bisa di pisahkan ampas dengan cairannya
Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat
residu, dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan
juga kotoran seperti pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut
sebagai “abu”.

2. Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)


Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked
lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian
kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.
Fungsinya untuk mendapatkan cairan yang jernih
3. Penguapan (Evaporasi)
Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk
mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air
menggunakan uap panas (steam). Fungsinya untuk bisa mendapatkan
kondisi mendekati kejenuhan.

4. Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang
sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga
kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal
diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup.
Fungsinya untuk terjadinya pembentukan kristal
5. Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket.
Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam
penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya
tidak diinginkan orang. Fungsinya untuk menyimpan gula yang telah
membentuk gunungan
6. Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan
pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal
dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Fungsinya untuk
memisahkan kotoran gula untuk di jadikan kristal

7. Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan
untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan
cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan
ikut hilang. Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan
dengan karbonatasi. Fungsinya untuk membersihkan cairan dari berbagai
padatan yang menyebabkan cairan gula keruh.

8. Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula,
keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan
cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan
karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC]
3. Gula Rafinasi

Gula Kristal Rafinasi adalah gula yang


dipergunakan sebagai bahan baku proses
produksi. Gula Rafininasi memiliki kualitas
kemurnian yang sangat tinggi. Oleh karena itu,
gula rafinasi dibuat dengan cara melakukan
proses pengolahan raw sugar dan tebu lokal.
Proses
pembuatan
Gula Rafinasi
4. Limbah Industri Gula
1. Ampas Tebu 2. Blotong
Tebu diekstrak di stasiun gilingan Pada proses pemurnian nira
menghasilkan nira dan bahan yang diendapkan di clarifier
bersabut yang disebut ampas. akan menghasilkan nira kotor
Umumnya ampas tebu digunakan yang kemudian diolah di
sebagai bahan bakar ketel (boiler) rotary vacuum filter. Di alat ini
untuk pemenuhan kebutuhan akan dihasilkan nira tapis dan
energi pabrik. Pabrik gula yang endapan yang biasanya
efisien dapat mencukupi disebut “blotong” (filter cake).
kebutuhan bahan bakar boilernya Blotong dapat dimanfaatkan
dari ampas, bahkan berlebih. antara lain untuk pakan
Ampas yang berlebih dapat ternak, pupuk dan pabrik wax.
dimanfaatkan untuk pembuatan Penggunaan yang paling
briket, partikel board, bahan baku menguntungkan saat ini
pulp dan bahan kimia seperti adalah sebagai pupuk di
furfural, xylitol, methanol, metana, lahan tebu.
dll.
3. Tetes 4. Asap
Tetes (molasses) adalah sisa Guna menekan tingkat
sirup terakhir dari masakan pencemaran udara, pabrik
(massecuite) yang telah tebu dapat mengelola asap
dipisahkan gulanya melalui dan debu tersebut dengan
kristalisasi berulangkali sehingga jalan memisahkan partikel
tak mungkin lagi menghasilkan padatanya yang berada di
gula dengan kristalisasi asap. Nantinya partikel-
konvensional. Penggunaan partikel ini dalam jumlah yang
tetes antara lain sebagai pupuk cukup, bisa diolah menjadi
dan pakan ternak dan pupuk. pupuk. Karenanya suatu
Selain itu juga sebagai bahan pabrik gula seharusnya
baku fermentasi yang dapat dilengkapai dengan alat-alat
menghasilkan etanol, asam pemisah debu untuk
asetat, asam sitrat, MSG, asam memisahkan debu dari alirah
laktat dll. gas buang.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai