Anda di halaman 1dari 17

FESES

Nesti Wisendri
Feses terdiri dari:

1. sisa makanan yang tidak dapat dicerna


2. pigmen dan garam empedu
3. Sekresi intestinal termasuk mukus
4. Lekosit yang migrasi dari aliran darah
5. Epitel
6. Bakteri
7. Material anorganik terutama kalsium dan
fosfat
8. Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah
yang sangat kecil)
9. Gas
• Cara pengumpulan sampel
Sampel feses berupa
Feses sewaktu
Feses 24 jam

• Cara memperoleh dapat dilakukan


dengan:
1. Spontan ( dapat menggunaka pencahar)
2.Rectal toucher
3.Rectal swab dengan cotton wool
(terutama pada bayi)
• Syarat pengambilan
1. tempat kering, bersih, bebas urin, segera dikirim ke
laboratorium pemeriksa.
Feses yang masih hangat sangat baik untuk
pemeriksaan telur dan parasit. Untuk keperluan ini
feses tidak boleh dimasukkan atau disimpan dalam
almar es
Feses yang disimpan dalam almari es tidak boleh
langsung diperiksa tetapi sebaiknya dibiarkan dulu
pada temperatur ruang
Tidak boleh disimpan pada inkubator
2. Sampel terbaik adalah yang fres (baru)
3. Pengumpulan harus dilakukan sebelum terapi
antibiotika dan diambil seawal mungkin saat sakit
4. Jumlah sampel yang dibutuhkan hanya sedikit,
kira-kira sebesar ibujari kaki bayi. Bila
dijumpai mukus atau darah maka sampel
diambil dari tempat tersebut karena parasit
biasanya terdapat disitu.
5. Tidak boleh menggunakan feses yang
ditampung di kloset atau terkontaminasi
barium atau produk x-ray
6. Beri label yang berisi identitas seperti nama,
tanggal, alamat, apa yang akan diminta untuk
diperiksa
• persiapan penderita
1. Terangkan cara penampungan dan apa yang akan
diperiksa
2. Penderita diminta untuk defekasi pada penampung
feses bermulut lebar
3. Jangan kencing di tempat penampungan
4. Jangan meletakkan kerta toilet pada penampung
karena akan berpengaruh terhadap hasil.

• Bila dilakukan penundaan pemeriksaan dapat


dilakukan
1. Feses dimasukkan almari es
2. Diberi formalin
3. Diberi nitrogen
Stool analysis is done to:
• Help diagnose diseases of the digestive tract , liver, and
pancreas.
• Help determine the cause of symptoms affecting the digestive
tract, including prolonged diarrhea, bloody diarrhea, an
increased amount of gas, nausea, vomiting, loss of appetite,
bloating, abdominal pain and cramping, and fever.
• Screen for colorectal cancer by checking for hidden (occult)
blood.
• Detect the presence of parasites, such as pinworms or Giardia
lamblia.
• Detect and identify certain types of bacteria that can cause
disease. This test is called a stool culture and can also be used
to detect an infection caused by a fungus or virus.
• Detect poor absorption of nutrients by the digestive tract
(malabsorption syndrome). For this test, all stool is collected
over a 72-hour period and then analyzed for the presence of fat
and meat fibers. The presence of fat may indicate a
malabsorption problem. This test is called a 72-hour stool
collection or quantitative fecal fat test.
INDIKASI
PEMERIKSAAN
Sembelit
Darah lendir
Problem makanan
Diare
Gangguan gastrointestinal dapat disebabkan
karena:
• Kuman : Salmonella, Shigella dsb
• Bukan kuman: Ulcus Peptikum, Carsinoma,
infestasi, steatorrhoe ( tinja dengan
komposisi lemak yang tinggi)
FREKUENSI

• Normal:
• Abnormal terdapat pada:
Surgical resection
Fistel/ sunt pada usus
Diare: frekuensi defekasi >4x / hari dan sifat
cair
Diare
1. Cair
• a. Diare sekretorik
 Infeksi : stafilococcus, shigella,
salmonella, protozoa, E. coli, clostridium, kolera
 Mukosa luka
 Vagotomi
 Hipertiroid
• b. Diare osomotik
• Operasi traktus gastrointestinal, parasit, obat,
efek pada mukosa, defisiensi imunoglobulin dan
sebagainya
• c. Hipermotilitas
  Post vagotomi
  Kelainan fungsi gastrointestinal
  Hipokalemia
  Hipertiroid dan sebagainya
• 2. Steatorrhoe
• a. Mal digesti pancreas
insufisiensi
• b. Mal absorbsi tropical sprue
• 3. Diare sedikit-sedikit
• Disebabkan rectum dan kolon yang bersifat
iritabel.
ALUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PADA DIARE AKUT

  Pada diare akut karena makanan, biasanya


bersifat masal yang disertai demam/panas
maka diperlukan pemeriksaan kultur
  Bila hasil +, maka diobati sesuai kuman, bila
hasil -, sedangkan kondisi penderita makin
berat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopik tinja untuk melihat jumlah lekosit
  Bila tidak disertai demam, kemungkinan
penyebab diare adalah stafilococus atau
clostridium dalam makanan.
 Pada diare akut perorangan dilakukan
pemeriksaan mikroskopik feses.
  Bila hasil dijumpai banyak lekosit maka
dilakukan kultur , bila tidak dijumlai lekosit
atau masih dalam batas normal maka
kemungkinan disebabkan oleh karena virus
 Bila diare menetap selama 1 minggu
diperiksa parasit pada feses, jika hasilya
positif maka diobati sesuai jenis parasit
apakah Entamobae histolitika atau G. lamdia
 Bila tidak dijumpai parasit maka
dilakukan kultur.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium feses ada


bermacam-macam yaitu:
1. Makroskopis
2. Mikroskopis
3. Kimiawi
4. Bakteriologi
Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis feses meliputi:
Warna, darah, lendir, konsistensi, bau, pH, sisa
makanan.

Mikroskopik
Epitel, eritrosit, lekosit, kristal, lemak,
makrofag, sisa makanan
Kimiawi
Karbohidrat
Protein
Lemak
Darah samar
- benzidin test

Urobilinogen

Bakteriologi

Anda mungkin juga menyukai