Anda di halaman 1dari 55

Mata Kuliah Konsentrasi

PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dina W. Kariodimedjo

Fakultas Hukum UGM

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 1


Pendahuluan
 Ketidakseimbangan antara produsen dan konsumen 
dikompensasi
 Kekuatan kapital/modal,
 Produsen lebih terorganisasi, konsumen lebih
individual,
 Produsen diberikan kemudahan-kemudahan oleh
pemerintah.
 Caranya: gerakan perlindungan konsumen, perangkat
kelembagaan dan hukum, dan upaya lain supaya konsumen bisa
mengkonsumsi dengan lebih aman.
 Hal ini merupakan keharusan, karena perkembangan ekonomi
dan industri maju  dampak negatif.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 2


• Perkembangan industri dan gerak modal yang cepat
menyebabkan produksi barang dan jasa semakin
kompleks.
• Informasi di balik proses industri  salah satu faktor
persaingan.
• Hal lain, konsumen golongan bawah mempunyai pilihan
yang terbatas hanya untuk barang-barang murah.
• Mekanisme dan transaksi pasar, tidak selalu adil
sehingga sering merugikan konsumen.
• Pemerintah masih kurang berperan untuk menjadi wasit
dalam mengatasi mekanisme pasar yang unfair dan
cenderung merugikan konsumen.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 3


• Perkembangan ekonomi dan industrialisasi sangat kuat
 konsumen menjadi lemah.
• Untuk itu kekuatan konsumen perlu digalang.
• Dengan kelembagaan yang kuat, produsen diharapkan
akan lebih berhati-hati dalam memproduksi barang
dan jasa.
• Apabila kepentingan konsumen dilanggar, gerakan
konsumen dimungkinkan masuk ke bidang politik
ekonomi  menambah bargaining power dengan
wakil-wakil politiknya.
FH UGM Dina W. Kariodimedjo 4
• Kesenjangan ekonomi paling merugikan konsumen sebagai salah satu
pelaku ekonomi.
• Resolusi PBB No. 39/248 Tahun 1985 tentang Perlindungan Konsumen,
tanggal 16 April 1985 (No. A/RES/39/248)
– The UN Guidelines for Consumer Protection.
• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, tanggal 20
April 1999.
• Keikutsertaan Indonesia di WTO
– Dampak positif,
– Dampak negatif.
• Kongres Internasional Organization of Consumers Unions (IOCU) ke-14,
sekarang Consumers International (CI) memandang perlu
menindaklanjuti Resolusi PBB.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 5


Hukum Konsumen
Hukum Konsumen
• •Digabungkan
• Digabungkan dengan
Perkembangandengan Hukum
industri Hukum
dan Persaingan
gerakPersaingan
modal yang cepat
menyebabkan produksi barang dan jasa semakin
dengan
dengan namaAntitrust
nama
kompleks. Antitrustand andConsumers
Consumers
• Protection.
Protection.
Informasi di balik proses industri  salah satu faktor
persaingan.
• •Unfair
• Unfair competition
competition
Hal lain, – –selalu
konsumen golongan
selalu berpengaruh
berpengaruh
bawah mempunyai pilihan
kepada
kepada konsumen.
konsumen.
yang terbatas hanya untuk barang-barang murah.
• Mekanisme dan transaksi pasar, tidak selalu adil
sehingga sering merugikan konsumen.
• Pemerintah masih kurang berperan untuk menjadi wasit
dalam mengatasi mekanisme pasar yang unfair dan
cenderung merugikan konsumen.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 6


Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan
Konsumen
• Pelaku usaha mengangkat konsumen,
sekaligus melindungi rakyat yakni dengan cara
meningkatkan kualitas barangnya dengan
harga yang tetap terjangkau.
• Perlindungan hukum perdata, pidana, dan
administrasi negara (perlindungan yang lebih
bersifat tidak langsung, preventif, proaktif).

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 7


Kedudukan Konsumen
• Let the buyer beware (caveat emptor)
– Pelaku usaha dan konsumen seimbang sehingga tidak perlu
perlindungan.
• The due care theory
– Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melakukan prinsip kehati-
hatian dalam memasyarakatkan produk (barang/ jasa).
• The privity of contract
– Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen,
tetapi hal itu baru dapat dilakukan apabila di antara mereka terjalin
suatu hubungan kontraktual.
• Prinsip kontrak bukan merupakan syarat
– Kontrak bukan merupakan syarat untuk menetapkan eksistensi suatu
hubungan hukum.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 8


Hak Konsumen
Empat Hak Dasar Konsumen
(John F. Kennedy)
• The right to safe products,
• The right to be informed about products,
• The right to definite choice in selecting
products,
• The right to be heard regarding consumer
interests.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 9


The Rights of the Consumer
 The Right to Basic Needs
The right to basic needs means the right to all the goods and services that are
needed in our daily life including enough food, clothing, house, health and
education.
 The Right to Safety
The consumers have the right to be protected from goods, services and
manufacturing processes that might expose their health and life to danger.
 The Right to be Informed
The right to be informed means that the consumers have the right to obtain
accurate and precise facts about the goods and services that they want to
consume in order for them to make the right choice. The consumers need to be
equipped with enough information so that they can act in a wise and
responsible way.
 The Right to Choose
The consumers are entitled to have freedom in buying or assuring that the
goods and services that they need are obtained through the right channels,
based on the right price. In the case of monopoly, the consumers need to obtain
guarantee over the quality of the goods and services at a reasonable price.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 10


 The Right to be Heard
This means the right to advocate consumers' interest with a
view to their receiving full and sympathetic consideration in
the formulation and execution of economic and other policies.
 The Right of Redress
The right of redress means the consumers have the right to a
fair settlement of just claims.
 The Right for Consumer Education
The consumers have the right to acquire the knowledge and
skills necessary to be an informed consumers.
 The Right to a Healthy Environment
This means the right to a physical environment that will
enhance the quality of life.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 11


Contoh: Hak atas Kebutuhan Pokok
• Hak untuk memperoleh kebutuhan pokok “the
right to satisfaction of basic needs”.
– Pangan, papan, sandang, kesehatan, dan
pendidikan.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 12


UN Guidelines:
Kepentingan-kepentingan Konsumen
• Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan
keamanannya,
• Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen,
• Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan
kemampuan mereka melakukan pelatihan yang tepat sesuai kehendak
dan kebutuhan pribadi,
• Pendidikan konsumen,
• Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif,
• Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi
lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi
tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kepentingan mereka.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 13


UUPK
Anatomi (15 bab, 65 pasal)
• Bab I Ketentuan Umum
• Bab IIAsas dan Tujuan
• Bab III Hak dan Kewajiban
• Bab IV Perbuatan yang Dilarang bagi Pelaku Usaha
• Bab VKetentuan Pencantuman Klausua Baku
• Bab VI Tanggung Jawab Pelaku Usaha
• Bab VII Pembinaan dan Pengawasan
• Bab VIII Badan Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
• Bab IX Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
• Bab XPenyelesaian Sengketa
• Bab XI Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
• Bab XII Penyidikan
• Bab XIII Sanksi
• Bab XIV Ketentuan Peralihan
• Bab XV Ketentuan Penutup

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 14


UUPK
Konsumen
• “Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan”.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 15


UUPK
Pelaku usaha
• “Setiap perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi”.
• Produsen pabrikan, rekanan, agen, distributor, serta jaringan-
jaringan yang melaksanakan fungsi pendistribusian dan
pemasaran barang dan/atau jasa kepada masyarakat luas
selaku pemakai dan/atau penggunaan barang dan/atau jasa.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 16


UUPK
Hak & Kewajiban
• Hak konsumen
– Pasal 4
• 9 butir
• Kewajiban konsumen
– Pasal 5
• Hak pelaku usaha
– Pasal 6
• Kewajiban pelaku usaha
– Pasal 7
FH UGM Dina W. Kariodimedjo 17
UUPK
• Penerapan asas beban pembuktian terbalik dalam
hukum pidana – Pembuktian terhadap ada/tidaknya
unsur kesalahan dalam kasus pidana, merupakan beban
dan tanggung jawab pelaku usaha (Pasal 22 UUPK).
– Isu HAM pelaku usaha dalam posisi pihak yang
bersalah >< presumption of innocence.
– Dinilai fair bagi konsumen karena pelaku uaha
mempunyai akses yang lebih besar atas produk dan
proses dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 18


UUPK
Barang
 Definisi barang
 “Setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun
tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen”.
 Di Eropa
 Dikecualikan:
 Agricultural product (apabila produk hasil pertanian
langsung dikonsumsi, tidak termasuk dalam product
liability karena tidak mengalami proses awal),
 Hunting product (sda),
 Fishery product (sda).

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 19


UUPK
Jasa
• “Setiap layanan yang berbentuk pekerjaan
atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh konsumen”.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 20


UUPK
Hal-hal baru
• Pertanggungjawaban pidana korporasi
• Hak gugat lembaga konsumen
• Gugatan kepentingan kelompok
• Beban pembuktian terbalik

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 21


UUPK
Pertanggungjawaban Pidana Korporasi
• Subjek tindak pidana dalam UUPK adalah pelaku
usaha
• Penjelasan Pasal 1 angka 3: Pelaku usaha
– Perusahaan,
– Korporasi,
– BUMN,
– Koperasi,
– Importir,
– Pedagang,
– Distributor.
FH UGM Dina W. Kariodimedjo 22
UUPK
Hak Gugat Lembaga Konsumen
• LK a.n. konsumen dapat mengajukan gugatan
atas pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha
yang merugikan kepentingan konsumen (Pasal
46 ayat (1) huruf c).
• LK mempunyai hak gugat (legal standing to
sue) kepada pelaku usaha, lepas ada atau
tidak ada surat kuasa dari konsumen yang
dirugikan.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 23


UUPK
Gugatan Kepentingan Kelompok
• Terhadap sengketa konsumen yang melibatkan konsumen
dalam jumlah besar/massal, padahal inti persoalan
menyangkut hal yang sama, konsumen dapat mengajukan
gugatan kepentingan kelompok (class action) kepada pelaku
usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b).
• Gugatan kepada pelaku usaha cukup diwakili beberapa
konsumen dan apabila gugatan dimenangkan dan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, konsumen lain yang tidak
ikut menggugat dapat langsung menuntut ganti rugi
berdasarkan putusan pengadilan tersebut.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 24


Class Action
• Pasal 123 HIR (Hukum Acara Perdata)
– Untuk mengajukan gugatan ganti rugi, korban
harus membuat surat kuasa khusus kepada
pengacara untuk selanjutnya mengajukan gugatan
perdata ke PN setempat.
– Apabila korban ratusan, surat kuasa khusus
tersebut sulit.
– Hanya korban yang menggugat yang akan
memperoleh ganti rugi apabila gugatannya
berhasil.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 25


Class Action
• Gugatan perwakilan kelompok.
• Sifat massal.
• Untuk kasus yang sama, cukup diwakili beberapa
korban menuntut secara perdata ke pengadilan.
• Untuk putusan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap pihak korban dimenangkan, korban
lain yang tidak mengajukan gugatan dapat
meminta ganti rugi tanpa harus mengajukan
gugatan baru.
FH UGM Dina W. Kariodimedjo 26
UUPK
Beban Pembuktian Terbalik
• Biasanya apabila menggugat, konsumen harus
membuktikan bahwa produsen melakukan
kesalahan yang menimbulkan kerugian di
pihak konsumen.
– Dari perspektif konsumen akan lebih adil apabila
beban pembuktian ada pada produsen: produsen
harus membuktikan bahwa produsen telah
melakukan proses produksi sesuai dengan
prosedur yang ada.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 27


UUPK
Beban pembuktian terbalik
• Contoh: kasus biskuit beracun
– Apabila konsumen yang harus membuktikan,
konsumen kesulitan karena awam tentang proses
produksi makanan ybs – secara teknis bukanlah
hal yang mudah/sederhana.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 28


Reformasi terhadap Hukum Acara Perdata

• Small Claim Court


– : semacam peradilan kilat dengan hakim tunggal,
tanpa harus menggunakan pengacara, biaya ringan,
tidak ada upaya banding.
– Untuk sengketa konsumen dengan nilai nomial sangat
kecil – menghindari biaya mahal dan prosedur rumit.
– Memberikan akses konsumen untuk menggugat
produsen, walaupun nilai nominal kasus kecil.
• Class Action
• Beban Pembuktian Terbalik

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 29


UUPK
Norma-norma Perlindungan Konsumen
• Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
(Bab IV UUPK),
• Ketentuan pencantuman klausula baku (Bab V
UUPK).

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 30


Norma-norma itu disebut sebagai kegiatan-kegiatan
pelaku usaha dan secara keseluruhan

• Kegiatan produksi dan/atau perdagangan barang dan/atau


jasa (Pasal 8 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUPK),
• Kegiatan penawaran, promosi, dan periklanan barang
dan/atau jasa (Pasal 9 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pasal 10,
Pasal 12, Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 15, Pasal 16,
serta Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UUPK),
• Kegiatan transaksi penjualan barang dan/atau jasa (Pasal 11,
Pasal 14, serta Pasal 18 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) UUPK),
• Kegiatan pascatransaksi penjualan barang dan/atau jasa
(Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) UUPK).

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 31


Beberapa substansi
• Iklan menyesatkan,
• Keamanan pangan,
• Product liability,
• Unfair contract,
• Standard contract,
• Penjualan,
• Iklan perumahan,
• Redress mechanism, dan lain-lain.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 32


Kasus-kasus Perlindungan Konsumen
• Kecelakaan transportasi (KA, pesawat udara,
bus),
• Keracunan makanan,
• Penjualan perumahan fiktif,
• Likuidasi 16 bank bermasalah,
• Pemungutan dana stiker Sea Games,
• Pemadaman listrik oleh PT PLN, dan lain-lain.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 33


Perlindungan Konsumen Jasa
Pendidikan
• Terganggunya proses belajar mengajar karena konflik
internal sekolah/universitas.
• Praktik bisnis tidak sehat dengan menjadikan siswa
sebagai objek bisnis.
• Siswa harus menerima beban pelajaran di luar
kemampuan siswa.
• Trik-trik pemasaran sekolah/universitas dalam bentuk
iklan/brosur, belum tampil sebagai sumber informasi
yang utuh, namun lebih berbau persuasif bahkan
manipulatif.
• Pelajaran di sekolah tidak mencukupi.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 34


Perlindungan Konsumen Jasa
Telekomunikasi
• PT Telkom
– Tanggap terhadap keluhan pelanggan. “Hari ini
mengadu, hari ini beres”.
– Ada inisiatif untuk menggelar Forum Temu
Pelanggan (5 Juli 1997, Bentara Budaya Jakarta).
– Belum ada standar mekanisme penyelesaian
pengaduan konsumen.
– Sistem pengaduan masalah yang dialami
konsumen.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 35


Negara lain
Amerika Serikat (the US)
 "Product liability" means liability for damages because of
any personal injury, death, emotional harm, consequential
economic damage, or property damage, including damages
resulting from the loss of use of property, arising out of the
manufacture, design, importation, distribution, packaging,
labeling, lease, or sale of a product, but does not include the
liability of any person for those damages if the product
involved was in the possession of the person when the
incident giving rise to the claim occurred – Tanggung Jawab
Produksi.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 36


Product Liability
• Product Liability means the responsibility of any and all parties
contributing to the manufacture of a given product for any and
all damages caused by said product.
• A product can be deemed defective for any of the following
reasons:
– Negligence
– Breach of Implied or Expressed Warranties
– Strict Liability
• Defective products can ruin lives. They can cause serious injury,
disability, even death. So, it is only right that those who were
negligent in the manufacture of a product be held liable.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 37


Australia
• Unfair contract means a contract:
a)  that is unfair, harsh or unconscionable, or
b)  that is against the public interest, or
c)  that provides a total remuneration that is
less than a person performing the work would
receive as an employee performing the work,
or
d)  that is designed to, or does, avoid the
provisions of an industrial instrument.
FH UGM Dina W. Kariodimedjo 38
Canada
• Redress mechanism is valuable indicator of
client satisfaction with the service and tool to
deal with satisfaction.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 39


Redress Mechanism
 Redress means to "put things right". When consumers have a
problem with goods or services they have purchased, they have
the right seek redress.
 Mekanisme konsumen menuntut ganti rugi kepada produsen.
 Four Steps Returning Bad Products
 What do you do when you have bought a faulty product?
 The right to redress means getting a faulty product replaced or receiving
a cash refund. How do you do this?
 Find the receipt or papers that came with the product, write down when
you bought it and what is wrong with it.
 Take the product (including the packaging) and the papers back to the
store and show them the problem and the papers and ask for a
replacement or your money back. If the shopkeeper refuses, take your
complaint to your consumer organization or the relevant Government
department.
 By understanding the dilemma we face in the marketplace, becoming
informed consumers, we can assert our rights as consumers.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 40


Malaysia
• Who Are Consumers?
Consumers are anyone who consumes goods
and services from the market, for his own or
his family's consumption. This means
everybody is a consumer. Producers are also
consumers because they too consume goods
and services.
• Source: www.kpdnhq.gov.my

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 41


• Contest questions
– 1. Write a letter of complaint to a shopkeeper who
has sold unsafe food items.
– 2. Write a letter to a local consumer organization,
outlining a problem consumers have with getting
refunds and replacements for faulty products and
suggest ways that they can help.
• Extracted from Consumer Responsibilities and Rights,
S.S. Nathan, Principal, Bala Vidya Mandir, Chennai

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 42


Perlindungan Konsumen yang Efektif
• 2 arah secara bersama
– Arus bawah
• Adanya lembaga konsumen yang:
– Kuat
– Tersosialisasi secara merata dalam masyarakat
– Secara representatif dapat menampung dan
memperjuangkan aspirasi konsumen
– Arus atas
• Adanya departemen/bagian dalam struktur kekuasaan yang
secara khusus mengurusi masalah perlindungan konsumen
• Semakin tinggi posisi lembaga, makin kuat power yang
dimiliki untuk melindungi konsumen

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 43


Perlindungan Konsumen yang Efektif
• Tergantung pada
– Lembaga konsumen
– Kepedulian pemerintah
• Melalui institusi yang dibentuk untuk melindungi
konsumen

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 44


Perlindungan Konsumen yang Efektif
• Kontribusi lembaga konsumen
– Bergantung pada kondisi perkembangan hukum:
• Apabila secara substansial hak-hak konsumen belum
diakomodasi dalam hukum positif, kontribusi:
mendorong legalisasi UUPK
• Apabila sudah ada UUPK, kontribusi: mengawasi
implementasi dan law enforcement UUPK di lapangan

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 45


Perlindungan Konsumen yang Efektif
• Tiga pendekatan dalam upaya perlindungan konsumen
– Pendekatan sektoral
• : hak-hak konsumen diakomodasi dalam UU sektoral,
e.g. UU Pangan
– Pendekatan holistik
• : ada UU khusus mengatur perlindungan konsumen dan
menjadi payung UU sektoral yang berdimensi
konsumen
– Pendekatan gabungan
• : selain ada UUPK, dipertegas lagi dalam UU sektoral

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 46


Peran Serta Masyarakat
• Rakyat juga bertanggung jawab untuk
efektivitas perlindungan konsumen
• Globalisasi
– Dumping barang dan jasa yang under quality –
kesejahteraan rakyat lebih sulit diwujudkan

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 47


Inti Permasalahan
• Substansi hukum,
• Kelembagaan,
• Budaya hukum.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 48


IFRAC
• Issue
• Facts
• Rule
• Analysis
• Conclusion
• (Counter analysis)

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 49


Tugas Analisis:
• Bagaimana beban pembuktian yang berlaku
dalam UUPK?
• Bagaimana beberapa hal ini diatur dalam UUPK:
– Product liability
– Redress
– Unfair contract
• Adakah hubungan antara sistem dumping dan
perlindungan konsumen?

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 50


Tugas Presentasi:
Topik Presentasi
 Hukum Perbankan dan PK  WTO (globalization of the
 Financial Privacy dan PK economy, free trade) dan PK

 Perlindungan Merek dan PK  Consumer food choice dan PK


 Digital copyright dan PK  Food product development dan PK
 Hak Paten dan PK
 Perlindungan Varietas Tanaman dan  Promosi-Periklanan dan PK
PK


 Teknologi informasi dan PK
Persaingan Usaha dan PK

 Ekolabeling dan PK
 Carbon trade dan PK
 Natural resources sustainability dan PK

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 51


RPKPS
• Sesi 1: Pendahuluan perlindungan konsumen (Widjaja 1-10).
• Sesi 2: Sejarah perlindungan konsumen (Widjaja 11-16), sejarah gerakan
perlindungan konsumen (Sidharta, 35-56), hukum konsumen (Widjaja 17-
24), prinsip-prinsip hukum perlindungan konsumen (Sidharta 57-89), hak
dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
• Sesi 3: UN Guidelines, perbandingannya dengan UUPK, perlindungan
konsumen yang efektif.
• Sesi 4: Presentasi dan diskusi.
• Sesi 5: Presentasi dan diskusi.
• Sesi 6: Presentasi dan diskusi.
• Sesi 7: Summary

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 52


Daftar Pustaka
• Komisi Periklanan Indonesia (Indonesian Advertising
Commission), Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia
yang Disempurnakan.
• Nasution, Az., 2002, Hukum Perlindungan Konsumen-Suatu
Pengantar, Diadit Media, Jakarta.
• Shofie, Yusuf, 2003, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-
instrumen Hukumnya, PT Aditya Bakti, Bandung, hlm. 1-35.
• ____________, 2002, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak
Pidana Korporasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
• Sidharta, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT
Grasindo, Jakarta.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 53


Daftar Pustaka
• Sudaryatmo, 1999, Hukum dan Advokasi Konsumen, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, hlm. 81-100, 117-124.
• Susilo, Zumrotin K., 1996, Penyambung Lidah Konsumen, YLKI &
Puspa Swara, Jakarta.
• Syawali, Husni dan Imaniyati, Neni Sri, 2000, Hukum
Perlindungan Konsumen, CV Mandar Maju, Bandung, hlm. 1-5.
• Widjaja, Gunawan dan Yani, Ahmad, 2003, Hukum tentang
Perlindungan Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
hlm. 1-49.
• UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen UUPK.

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 54


• Terima Kasih

FH UGM Dina W. Kariodimedjo 55

Anda mungkin juga menyukai