Anda di halaman 1dari 12

Analisis faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian
Efek Samping pada Akseptor Putus
Pakai IUD/Implant
di Kabupaten Mamuju Tengah
Oleh :
Ana Sandra Pidah
(N1A117124)
LATAR BELAKANG

Program KB mempunyai arti yang sangat penting


dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera di
samping program pendidikan dan kesehatan.
Permasalahan yang terjadi adalah keikutsertaan
pasangan usia subur dalam program KB belum
sepenuhnya. Salah satu masalah yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanaan program KB adalah terdapat
PUS yang drop out atau tidak aktif lagi menggunakan
kontrasepsi.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional. Waktu penelitian pada
November 2018. Populasi adalah peserta
yang keluar dari IUD / Implant KB di
Kabupaten Mamuju Tengah pada tahun
2018 dengan populasi 32. Sampel
penelitian diambil menggunakan metode
Total Sampling.
Karakteristik Responden dengan Kejadian Efek
Samping pada Akseptor Putus Pakai IUD/Implant
1. Umur Ibu
• nilai p=0,279 (p>α=0,05) artinya tidak ada
hubungan antara umur ibu dengan kejadian
efek samping pada akseptor putus pakai
Hasil dan IUD/Implant di Kabupaten Mamuju Tengah.
pembahasan Menurut
2. Tingkat pendidikan ibu
• nilai p=0,013 (p<α=0,05). Hal ini berarti
bahwa ada hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan kejadian efek
samping pada akseptor putus pakai
IUD/Implant di Kabupaten Mamuju Tengah.
Lanjutan...
3. Status pekerjaan ibu
• nilai p=0,296 (p>α=0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada
hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kejadian efek
samping pada akseptor putus pakai IUD/Implant di Kabupaten
Mamuju Tengah.
4. Paritas
• nilai p=0,739 (p>α=0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada
hubungan antara paritas dengan kejadian efek samping pada
akseptor putus pakai IUD/Implant di Kabupaten Mamuju
Tengah.
....
Saat berada di dalam rumah/gedung
1.Tetap tenang dan tidak panik.
2. Cabut semua peralatan listrik dan gas.
3. Jika terjadi gempa, berlindung di bawah meja
atau kursi yang kokoh.
4. Sesegera mungkin lari ke luar rumah menuju
ke tempat terbuka.
5. Untuk bencana gempa bumi, setelah terasa
gempa serta diikuti dengan air laut surut secara
tiba-tiba dan sangat cepat, maka sesegera
mungkin menuju ke tempat lebih tinggi karena
dikhawatirkan terjadi tsunami.
Pengertian Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti


gelombang ombak lautan (“tsu” berarti lautan, “nami” berarti
gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang
ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di
dasar laut akibat gempa bumi.
PREDISASTER
1.
TSUNAMI
Selalu mempersiapkan diri dengan peralatan meliputi senter,
radio transistor dan PPPK serta perbekalan secukupnya.
2. Memahami dan menguasai tempat yang aman dan jalur
evakuasi jika tsunami terjadi.
3. Mendengarkan informasi yang resmi yang berhubungan dengan
bencana yang terjadi.
4. Mendiskusikan dengan teman dan tokoh masyarakat yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman.
5. Menjalin hubungan dengan pemerintah atau pihak lain yang
dapat memberi bantuan.
6. Menjaga kelestarian alam pantai terutama hutan mangrove
(bakau) di daerah pantai yang dapat berfungsi sebagai penahan
gelombang alamiah.
RESPONSE
Saat berada dalam perjalanan
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Parkir kendaraan di tempat yang aman.
Apabila saat terjadi gempa kita berada dalam
kendaraan
3. Sesegera lari ke luar kendaraan menuju ke
tempat terbuka.
4. Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai,
setelah terasa gempa serta diikuti dengan air
laut surut secara tiba-tiba dan sangat cepat,
maka segera tinggalkan pantai sesegera
mungkin menuju ke tempat lebih tinggi.
POST DISASTER
1. Mengecek anggota keluarga dan sanak saudara kita. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah yang selamat dan korban jiwa
akibat bencana khusunya keluarga dan sanak saudara kita.
2. Menyiapkan dapur umum (khususnya para wanita). Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan makanan secara terkoordinasi bagi
semua pengungsi.
3. Menyiapkan tenda-tenda darurat atau yang lain untuk berteduh
(khususnya kaum pria). Hal ini dilakukan untuk tempat berteduh dan
istirahat sementara yang terkoordinasi bagi semua pengungsi
4. Segera menghubungi dan mendatangi posko-posko batuan untuk
mendapatkan makanan bergizi, selimut dan obat-obatan.
5. Segera menghubungi dan mendatangi posko kesehatan untuk
memeriksakan diri agar terhindar dari penyakit yang umum pasca
bencana seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, penyakit kulit,
dan penyakit menular lainnya.
6. Melakukan rehabilitasi dan rekontruksi daerah pasca bencana (oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah).
DAFTAR PUSTAKA

Nur Mustofa Arief. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan


Mitigasinya. LIPI. 7(1)

Anda mungkin juga menyukai