Stator dari IM
luka rotor
Perhatikan
cincin slip
Cutaway di IM
luka-rotor khas.
Perhatikan sikat
dan slip cincin
sikat
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Rotating Magnetic Field
• Seimbang tiga gulungan fase, yaitu
secara mekanis pengungsi 120 derajat
membentuk satu sama lain, diberi
makan oleh sumber tiga fasa yang
seimbang
• Sebuah medan magnet berputar
dengan magnitude yang konstan
120 f e kecepatan
diproduksi,nberputar
sync
dengan rpm
P
Dimana fe adalah frekuensi pasokan dan
Pada yang. tiang dannsync disebut
kecepatan sinkron di rpm (Putaran per
menit)
BM sin(t )xˆ
3
[0.5BM sin(t 120)]xˆ [ BM sin(t 120)]yˆ
2
3
[0.5BM sin(t 240)]xˆ [ BM sin(t 240)]yˆ
2
ind kBR Bs
Dimana ind adalah torsi induksi dan BR dan BS adalah kepadatan
fluks magnetik rotor dan stator masing-masing
nsync nm
s
nsync
Dimana s adalah menyelinap
Perhatikan bahwa: jika rotor berjalan pada kecepatan sinkron
s=0
jika rotor adalah stasioner
s=1
Slip dapat dinyatakan sebagai persentasedengan mengalikan eq
di atas. 100, pemberitahuan bahwa slip adalah rasio dan tidak
memiliki unit
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Induksi Motors dan Transformers
fr s fe
• Ketika rotor diblokir (s =1), frekuensi tegangan
induksi adalah sama dengan frekuensi pasokan
• Di sisi lain, jika rotor berjalan pada kecepatan
sinkron (s = 0), frekuensi akan menjadi nol
nm (1 s)ns
2.
(1 0.05) 1800 1710 rpm
Seperti yang kita perhatikan di transformator, lebih mudah jika kita bisa
menggabungkan dua sirkuit ini dalam satu sirkuit tetapi ada beberapa
kesulitan
sE R 0
( RR jsX R 0 )
mendapatkan (
R R
jX ) R
R0
s
• kerugian tembaga
– kerugian tembaga pada stator (PSCL) = saya12R1
– kerugian tembaga pada rotor (PRCL) = saya22R2
• kehilangan inti (Pinti)
• hilangnya tenaga mesin akibat gesekan dan
windage
• Bagaimana aliran daya ini di motor?
PRCL 3I 22 R2
Pconv PAG PRCL
Pconv
Pout Pconv ( Pf w Pstray ) ind
m
Perlawanan setara
resistensi
dengan beban
rotor aktual
mekanik
PAG Pconv
1 1-s
PRCL
s
PAG : PRCL : Pconv
1 : s : 1-s
37.3
Pout 50 hp
0.746
Pout
100%
4. Pin
37.3
100 88%
42.4
jX M XM
VTH V | VTH || V |
R1 j ( X 1 X M ) R12 ( X 1 X M ) 2
RTH jX TH ( R1 jX1 ) // jX M
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Torsi, kekuasaan dan Thevenin Teorema
VTH VTH
I2
ZT R2
2
TH
R ( X TH X 2 ) 2
s
Kemudian kekuatan dikonversi ke mekanik (Pconv)
R2 (1 s )
Pconv 3I 2
2
s
Dan torsi mekanik internal yang (Tconv)
2 R2
Pconv Pconv 3I
2 PAG
ind s
m (1 s )s s s
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Torsi, kekuasaan dan Thevenin Teorema
2
3 VTH R2
ind s
s
2
R R2 ( X X ) 2
TH s TH 2
2 R2
3V
TH
ind
1 s
s R2
2
RTH ( X TH X 2 )2
s
karakteristik
Mesin Listrik torsi-kecepatan khas motor induksi Dr. Iswadi Hasyim Rosma
komentar
R2
sTmax
2
RTH ( X TH X 2 ) 2
1 3VTH2
max
2s RTH RTH
2
( X X ) 2
TH 2
Pengaruh
Mesin Listrik resistensi rotor pada karakteristik torsi- Dr. Iswadi Hasyim Rosma
kecepatan
Contoh
no Pf W given
2. assume Pconv Pload and ind load
Pconv 15 103
ind 48.6 N.m
m 2
2950
60
2
XM
RTH R1
X1 X M
2
26.3
(0.641) 0.590
1.106 26.3
X TH X1 1.106
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Larutan
R2
sTmax
1.
2
RTH ( X TH X 2 ) 2
0.332
0.198
(0.590) (1.106 0.464)
2 2
RTH 2 ( X TH X 2 ) 2
s s 1
3VTH2 R2
s [ RTH R2 ( X TH X 2 ) 2 ]
2
3 (255.2) 2 (0.332)
2
1800 [(0.590 0.332) 2 (1.106 0.464) 2 ]
60
104 N.m
Mesin Listrik Dr. Iswadi Hasyim Rosma
Larutan
– kemudian VDC
RDC
I DC
R2 (1 s) R 2 (1 s)
R2 & X2
s s
Rangkaian ekivalen mengurangi ke ...
V
Z eq X1 X M
I1,nl
Z LR RLR jX LR
'
Z LR cos j Z LR sin
RLR R1 R2
'
X LR X 1' X 2'
rotor Desain X1 X2