Anda di halaman 1dari 7

METODE HARGA POKOK PROSES

LANJUTAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
Materi
1. Pengaruh Produk Hilang dalam proses terhadap
Penentuan Harga Produk Per Satuan : hilang di awal
dan di akhir proses
2. Pengaruh Produk Rusak dalam penentuan Harga
Pokok Produk Per Satuan
3. Pengaruh Produk Cacat dalam Penentuan Harga
Pokok Pokok Per Satuan yang ditranfer
Pengaruh Produk Hilang diawal proses

Untuk menghitung harga pokok produk persatuan


apabila produk hilang diawal proses dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Produk hilang tersebut tidak ikut dihitung dalam
menentukan jumlah produk equivalen
2. Jika produk hilang awal proses di departemen
lanjuatan, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap
harga pokok persatuan yang dibawa dari departemen
sebelumnya
Produk Hilang pada Akhir Proses
Untuk menghitung harga pokok produk persatuan
apabila produk hilang pada akhir proses dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Produk hilang tersebut dihitung dalam menentukan
jumlah produk equivalen
2. Harga pokok produk hilang dibebankan pada produk
selesai yang ditransfer ke gudang atau departemen
lanjutan, Dengan demikian produk hilang pada akhir
proses akan menaikkan harga pokok persatuan
produk selesai atau ditransfer ke gudang
Pengaruh Produk Rusak dalam Penentuan Harga
Pokok Produk Selesai Per Satuan
• Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar
kualitas yang ditetapkan secara ekonomis tidak dapat diperbaiki
menjadi produk baik
Bila produk rusak laku dijual, maka produk rusak dapat
diperlakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Nilai jual produk rusak mengurangi biaya produksi
2. Niali jual produk rusak diperlakukan sebagai pendapatan diluar
usaha
3. Kerugian yang timbul akibat produk rusak dimasukan sebagai
biaya overhead pabrik
Departemen
A B
Jumlah poduk dalam proses awal bulan Februari 200 st 150 st
Tingkat penyelesaian
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 60% 50%
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal periode Rp. Rp.
Biaya dari Deptemen A - 70,500
Biaya bahan 24,000 12,000
Biaya tenaga kerja 24,000 19,397
Biaya overhead pabrik 18,000 11,648
Jumlah 66,000 113,545
Departemen
A B
Jumlah produk selesai Dept A yang ditransfer ke Dept B 950 st
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke Gudang 900 st
Jumlah produk dalam proses akhir bulan 250 200
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 60% 50%
Biaya yang melekat pada produk dalam bulan Februari 1997 Rp. Rp.
Biaya bahan 120,000 83,600
Biaya tenaga kerja 215,600 234,000
Biaya overhead pabrik 161,700 140,760
Jumlah 497,300 458,360

Diminta
1 Laporan biaya produksi bulan Februari 1997 dan jurnal masing-masing departemen
dengan menggunakan metode rata-rata
2 Jurnal yang diperlukan
Departemen
A B
Jumlah poduk dalam proses awal bulan Februari 200 st 150 st
Tingkat penyelesaian
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 60% 50%
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal periode Rp. Rp.
Biaya dari Deptemen A - 70,500
Biaya bahan 24,000 12,000
Biaya tenaga kerja 24,000 19,397
Biaya overhead pabrik 18,000 11,648
Jumlah 66,000 113,545
Departemen
A B

Jumlah produk selesai Dept A yang ditransfer ke Dept B 950 st


Jumlah produk selesai yang ditransfer ke Gudang 900 st
Jumlah produk dalam proses akhir bulan 250 200
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 60% 50%
Biaya yang melekat pada produk dalam bulan Februari 1997 Rp. Rp.
Biaya bahan 120,000 83,600
Biaya tenaga kerja 215,600 234,000
Biaya overhead pabrik 161,700 140,760
Jumlah 497,300 458,360

Diminta
1 Laporan biaya produksi bulan Februari 1997 dan jurnal masing-masing departemen
dengan menggunakan metode rata-rata
2 Jurnal yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai