Anda di halaman 1dari 11

HIDROSEFALUS

OLEH ZULASTRI AL AZHARI


PENGERTIAN HIDROSEFALUS

• Hidrosefalus adalah penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di dalam otak.


Hidrosepalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga
terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara
produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai
akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (Muslihatun,
Wati Nur, 2010.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:Yogyakarta).
ETIOLOGI HIDROSEFALUS

• Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang
subaraknoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan CSS di atasnya. Tempat yang
sering tersumbat ialah foramen Monroi, foramen Luscha dan Magendie, sisterna magna
dan sisterna basalis. Secara teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan
kecepatan absorbsi yang normal akan menyebabkan terjadinya hidrosepalus
(Ngastiah, Perawatan Anak Sakit. EGC).
• Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah :
a. Kelainan Bawaan
1. Stenosis Aqueduktus Sylvii
2. Spina Bifida dan Kranium Bifida
3. Sindrom Dandy-Walker
4. Kista Arachnoid
b. Infeksi
c. Neoplasma
d. Perdarahan
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS HIDROSEFALUS

• Cairan serebrospinal dibuat di dalam otak dan biasanya beredar ke seluruh bagian otak,
selaput otak serta kanalis spinalis, kemudian diserap ke dalam sistem peredaran darah. Jika
terjadi gangguan pada peredaran maupun penyerapan cairan serebrospinal, atau jika cairan
yang dibentuk terlalu banyak, maka volume cairan di dalam otak menjadi lebih tinggi dari
normal. Penimbunan cairan menyebabkan penekanan pada otak sehingga memaksa otak untuk
mendorong tulang tengkorak atau merusak jaringan otak.
• CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam
peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan arakhnoid yang meliputi seluruh susuna
saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem
internal dan sistem eksternal.
KLASIFIKASI HIDROSEPALUS

Terdapat dua klasifikasi hidrosepalus, yang pertama berdasarkan sumbatannya dan yang kedua
berdasarkan perolehannya.
1. Berdasarkan Sumbatannya
a. Hidrosepalus Obstruktif
b. Hidrosepalus Komunikan
2. Berdasarkan Perolehannya
a. Hidrosepalus Kongenital
b. Hidrosepalus Didapat
TANDA DAN GEJALA HIDROSEFALUS

• Tengkorak kepala mengalami pembesaran

• Muntah dan nyeri kepala

• Kepala terlihat lebih besar dari tubuh

• Ubun-ubun besar melebar dan tidak menutup pada waktunya, teraba tegang dan menonjol

• Dahi lebar, kulit kepal tipis, tegang dan mengkilat

• Pelebaran vena kulit kepala

• Saluran tengkorak belum menutup dan teraba lebar

• Terdapat cracked pot sign bunyi seperti pot kembang retak saat dilakukan perkusi kepala

• Adanya sunset sign dimana sklera berada di atas iris sehingga iris seakan-akan menyerupai matahari terbenam

• Pergerakan bola mata tidak teratur

• Kerusakan saraf yang dapat memberikan gejala kelainan neurologis berupa:

• Gangguan Kesadaran

• Kejang

• Terkadang terjadi gangguan pusat vital


DIAGNOSIS HIDROSEFALUS

• Diagnosis hidrosepalus pada bayi dibuat berdasarkan ukuran lingkar kepala yang melebihi
satu atau lebih garis pada bagan pengukuran dalm periode 2-4 minggu, dikaitkan dengan
tanda-tanda neurologik yang ada dan progresif. Meski demikian, pemeriksaan diagnostik
lainnya diperlukan untuk menentukan lokasi tempat obstruksi CSS. Pengukuran rutin
lingkar kepala bayi setiap hari dilakukan pada bayi dengan meningokel dan infeksi
intrakranial. Pada saat mengevaluasi bayi prematur, bagan pencatatan lingkar kepala yang
diadaptasi secara khusus dibuat untuk membedakan pertumbuhan kepala abnormal dari
pertumbuhan kepala yang normal dan cepat
TERAPI HIDROSEFALUS

• Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosepalus, yaitu mengurangi produksi
CSS, mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi, serta
pengeluaran likuor (CSS) ke dalam organ ekstrakranial.
• Penanganan hidrosepalus juga dapat dibagi menjadi tiga, yaitu penanganan alternatif
(selain shunting), serta operasi pemasangan ‘pintas’ (shunting). Penanganan sementara
ditempuh melalui pemberian terapi konservatif medikamentosa. Pemberian terapi ini
ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosepalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan
dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan reabsorbsinya.
PROGNOSIS

• Anak dengan hidrosefalus meningkat resikonya untuk berbagai ketidakmampuan perkembangan. Rata-rata
quosien intelegensi berkurang dibandingkan dengan populasi umum, terutama untuk kemampuan tugas
sebagai kebalikan dari kemampuan verbal. Kebanyakan anak menderita kelainan dalam fungsi memori
(Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak.Vol. 3. EGC).
• Hidrosepalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis serta kecerdasan.
Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi
berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus)
sekitar 40% anak akan mencapai kecerdasan yang normal.
• Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi
normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan (Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan
Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:Yogyakarta).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai