Anda di halaman 1dari 15

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ABULYATAMA
DEFINISI

• Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama


kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran
• Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus
pada neonatorum disebabkan oleh spora C. tetani
• masuk melalui luka tali pusat, kerena perawatan atau
tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan
sebagainya.
Etiologi

Clostridium Tetani
 Basil gram-positif dengan spora pada ujungnya
sehingga berbentuk seperti pemukul genderang
(drumstick)
 Obligat anaerob (berbentuk vegetatif apabila
berada dalam lingkungan anaerob) dan dapat
bergerak menggunakan flagella
 Menghasilkan eksotoksin yang kuat.Toksin ini dapat
menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit
dan merupakan tetanoplasmin
 Mampu membentuk spora yang mampu bertahan
dalam suhu tinggi (mendidih,tetapi tidak dalam
autoklaf),kekeringan dan desinfektan.
 Kuman hidup di tanah dan di dalam usus binatang,
terutama pada tanah di daerah pertanian /
peternakan
 Spora mampu bertahan dalam keadaan yang tidak
menguntungkan selama bertahun-tahun, dalam
lingkungan yang anaerob dapat berubah menjadi
bentuk vegetatif yang akan menghasilkan
eksotoksin
PATOGENESIS
Manisfestasi klinis
 Masa inkubasi sangat lebar berkisar antara 5-14 hari
 Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan
ketenganga otot yang makin bertambah pada terutama
pada rahang dan leher,dalam waktu 48jam penyakit ini
menyatakan dengan :
- Trismus
- Risus Sardonikus
- Opistotonus
- Kejang umum
- Asfiksia dan sianosis
- Gangguan saraf otonom
Diagnosis
 Biasanya tidak sukar,anamnesa terdapat luka dan
ketegangan otot yang khas terutama pada rahang
sangat membantu.
 Anamnesis yang teliti dan terarah selain membantu
menjelaskan gejala klinis yang kita hadapi juga
mempunyai arti diagnostik dan prognostik
DIAGNOSIS BANDING
1. INFEKSI (maningochepalitis, poliomielitis, rabies,lesi
oropharingel, peritonitis)
2. Kelainan metabolik ( tetani, keracunan strihnin )
3. Penyakit CNS ( epilepsi, tumor otak )
4. Kelainan muskuloskeletal ( trauma )
PENATALAKSANAAN

1. ATS 10000 IU 2 hari berturut-turut (tanpa perlu skin test)


2. Anti konvulsan: Diazepam yang optimal ( sampai tidak terjadi
kejang )
 Bila lebih dari 20 mg/kgbb

3. IVFD dengan larutan 4 : 1 glukosa 5 % : NaCl fisiolologis 4


:1—> Drug line
4. Kebutuhan nutrien dipenuhi melalui pemasangan NGT.
 Apabila kejang rangsang telah berhenti dimulai pemberian
ASI oral secara bertahap
 Diazepam dosis awal 2,5 mg intravena
perlahan-lahan selama 2-3 menit
Dosis rumat 8-10 mg/kgBB/hari melalui IVFD
Bila kejang masih timbul, boleh diberikan
diazepam tambahan 2,5 mg secara intravena
perlahan-lahan dan dalam 24 jam boleh
diberikan tambahan diazepam 5
mg/kgBB/hari sehingga dosis diazepam
keseluruhan menjadi 15 mg/kgBB/hari.
Setelah keadaan klinis membaik, diazepam
diberikan peroral dan diturunkan secara betahap
 Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
secara intravena selama 10 hari
 Tali pusat dibersihkan dengan alkohol 70 % atau
betadine

Perhatikan jalan nafas ( bronchial toilet ), imbang


cairan/ 24 jam
Komplikasi :
 1 bronkopneumonia

 2 respiratory distress

 3 gagal nafas akut

 4 fraktur kompresi

 5 hipertermia ( prognosis buruk )


PENCEGAHAN
 Toksoid tetanus yang diberikan 3 kali berturut-turut
pada trimester ketiga kehamilan
 Sterilitas pada waktu pemotongan tali pusat dan
perawatan tali pusat selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai