Anda di halaman 1dari 39

TUTORIAL KLINIK

PULPEKTOMI
Presentan : Mahdalena Dm
Preceptor : Dr. drg Sandy C, Sp.KGA
Identitas Pasien
Nama : an. AR
Usia : 9th
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Komplek rusun,
semarang
Pekerjaan : Pelajar
Problem dan Anamnesa
Problem : Pasien mengeluhkan giginya berlubang. Gigi tersebut
sakit dan mengganggu saat digunakan mengunyah.

Anamnesa : Pasien anak laki – laki usia 8 tahun datang bersama


ibunya, anak tersebut mengeluhkan gigi belakang kanan bawah
berlubang. Dari hasil alloanamnesa, keluhan tersebut sudah
berlangsung 2 tahun namun giginya terasa sakit terakhir sekitar 1
bulan yang lalu. Rasa sakit nya mereda ketika tidak digunakan
untuk makan. Pasien pernah periksa ke dokter gigi untuk dilakukan
penambalan pada gigi lainnya. Pasien menggosok gigi 2 kali sehari.
Riwayat Penyakit Sistemik
• P. Diabetes Melitus : d.t.a.k
• P. Darah Tinggi : d.t.a.k
• P. Gastrointestinal : d.t.a.k
• P. Jantung : d.t.a.k
• P. Ginjal : d.t.a.k
• P. Liver : d.t.a.k
• P. Paru-paru : d.t.a.k
• P. Infeksi menular : d.t.a.k
• Riwayat Perdarahan : d.t.a.k
• Riwayat Alergi : d.t.a.k
 Riwayat P. Sistemik Keluarga
• P. Diabetes : d.t.a.k
• P. Infeksi Menular : d.t.a.k
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Baik
• Tekanan darah : TDL
• Nadi : 75x/menit
• Respiration rate : 18x/menit
• Berat badan : 15 Kg
• Tinggi Badang : 97 cm
Pemeriksaan Extra Oral
-inspeksi : d.t.a.k
-palpasi : d.t.a.k

Pemeriksaan Intra Oral


Gigi 85 :
Terdapat kavitas dengan kedalaman profunda
tertutup di linguoklusal
- Sondasi (+)
- Perkusi (-)
- Palpasi (-)
- CE (+)
- Mob (0)
Gambaran Klinis
Gambaran Radiografi
Hypotesa

Gigi 85: Karies profunda tertutup


klas 1 disertai pulpitis irreversible
Dont know
1. Apakah definisi dan macam pulpektomi?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pulpektomi?
3. Prosedur Pulpektomi?
4. Tanda Keberhasilan dan Kegagalan Pulpektomi
 Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi
merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami
kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan
jarigan keras yang luas.

 Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :


I. Pulpektomi vital
II. Pulpektomi devital
III. Pulpektomi non vital
INDIKASI
Pulpektomi vital Pulpektomi devital Pulpektomi non vital

-Insisivus sulung yang Sering dilakukan pada gigi -Mahkota gigi masih dapat
mengalami trauma posterior sulung yang telah direstorasi dan berguna
mengalami pulpitis atau dapat untuk keperluan estetik
-Molar sulung kedua, juga pada gigi anterior sulung -Gigi tidak goyang dan
sebelum erupsi molar pada pasien yang tidak tahan periodontal normal
permanen pada umur terhadap anestesi -Belum terlihat adanya
6 tahun fistel
-Ro-foto : resorpsi akar
-Tidak ada bukti – tidak lebih dari ⅓ apikal,
bukti kondisi patologis tidak ada granuloma pada
dengan resorpsi akar gigi geligi sulung.
yang lebih dari ⅔
KONTRAINDIKASI
Pulpektomi vital Pulpektomi devital Pulpektomi non vital

1. Rasa sakit terutama 4. Kerusakan gigi bagian 7. Gigi tidak dapat


bila diperkusi maupun koronal yang besar direstorasi lagi
palpasi sehingga restorasi 8. Kondisi kesehatan
2. Ada mobiliti yang tidak mungkin pasien jelek,
patologik dilakukan mengidap penyakit
3. Terlihat radiolusen 5. Infeksi periapikal kronis seperti
pada daerah 6. Adanya kelainan diabetes, TBC dan
periapikal patologis pulpa secara lain-lain
klinis maupun rontgen 9. Terdapat
pembengkokan ujung
akar dengan
granuloma (kista)
yang sukar
dibersihkan
Prosedur Pulpektomi

a. Kunjungan pertama

  Foto rontgen.
•  Isolasi gigi dengan rubber dam.
•  Open akses & Buang semua jaringan karies
dengan ekskavator, atau bur dengan kecepatan
rendah.
•  Buka atap kamar pulpa
b. Kunjungan kedua

 Jaringan pulpa dibuang sampai muara saluran akar terlihat.

 Ekstirpasi
•barbed broach dengan panduan panjang kerja sesuai rontgen awal

 Pengukuran panjang gigi


 P. gigi sebenarnya= P. gigi fotox P. Alat sebenarnya
P. alat dalam foto

 Preparasi saluran akar dengan K-file dg teknik konvensional sampai terlihat


white dentin, dari file terkecil sampai terbesar (goldennya #50 #55)
 Irigasi dengan NaOCl 2%
 Letakkan cotton pellet yang dibasahi sterilisasi (rotation of medication)
seperti CHKM.
 Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
 Instruksikan pasien untuk kembali 3-5 hari kemudian.
c. Kunjungan ketiga

• Setelah 3-7 hari cek apakah ada keluhan atau tidak dari
pasien.
• Mengganti bahan obat sterilisasi dengan Cresophene Ditutup
kembali dengan tumpatan sementara.
d. Kunjungan keempat

 Setelah 3-7 hari, kontrol gejala kembali. Jika tidak ada keluhan
dapat dilakukan pengisian saluran akar dengan bahan ZnOE
menggunakan alat lentulo, konsistensinya cair kemudian agak kental
 Basis semen ZnPO4
 Restorasi dengan GIC
 Kontrol 1 minggu kemudian
 Restorasi tetap : SSC
Tanda keberhasilan perawatan

Tidak ada keluhan


Tidak ada gejala infeksi
Ro foto :baik ( jika dibandingkan
dengan foto awal )
Tanda kegagalan perawatan

• Resorpsi interna dari dentin


Merupakan tanda kegagalan yang sering ditemukan, hal ini
disebabkan oleh aktifitas osteoblas pada daerah pulpa yang
meradang.
• Abses alveolar
Terjadi beberapa bulan setelah perawatan dan penderita tidak
menyadari hal tersebut. Karena tidak ada gejala infeksi
• Gigi terlalu cepat atau terlambat tanggal
Gigi infeksi kronis dapat menyebabkan gigi tanggal lebih
cepat karena gigi mengalami resorpsi tidak normal.
Kemungkinan juga tanggalnya gigi menjadi terlambat
sehingga mengganggu erupsi gigi permanen.
Thank you 
APEKSIFIKASI, PULPA POLIP
DAN APEKSOGENESIS
Pulpa polip
a. Definisi

• Suatu kondisi jaringan pulpa vital yang mengalami radang


kronis sebagai respon pertahanan jaringan pulpa terhadap
infeksi bakteri. Respon pertahanan jaringan pulpa
membentuk jaringan granulasi.
• Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan
granulasi, kadang-kadang tertutupoleh epitelium dan
disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung
• Secara histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup
epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat.
b. Gambaran klinis

• Benjolan jaringan ikat yang berwarna merah


mengisi kavitas gigi di permukaan oklusal.
• Memiliki tanda klinis seperti nyeri spontan dan
nyeri yang menetap terhadap stimulus termal. Pada
beberapa kasus, rasa nyeri yang ringan juga terjadi
ketika pengunyahan
• Warna pulpa polip agak kemerahan mudah
berdarah dan sensitif bila disentuh.
d. Gambaran Histopatologi

• Permukaan polip ditutupi oleh epitelium skuamous stratified


• Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup olehepitelium
stratified daripada polip pulpa gigipermanen.
• Epitelium ini dapat berasal dari gingiva atau selepitel dari
mukosa atau lidah yang baru sajamengalami deskuamasi.
Karies enamel

Karies meluas Trauma


lapisan dentin

Karies meluas Dibiarkan


lapisan pulpa tanpa
perawatan

Neurovaskularisasi
Daya tahan tubuh akan
membentuk antibody 
Jaringan Inflamasi
Granulomatosa

Pulpa akan membesardan Pulpa polip


menonjol kearah karies
Treatment
Pemberian analgesik dan antibotik sbg perawatan awal
untukmenghilangkan faktor penyebab

Perawatan saluran akar ( pulpektomy ) Massa


pulpa hiperplastikdiambil dengan kuret periodontal
atau ekskavator

Dressing
formokresol ditempatkan berkontak dengan jaringan
pulpa radikular

Ekstraksi  infeksi sudah


berlangsung lama
APEKSIFIKASI DAN
APEKSOGENESIS
Definisi
• Apeksifikasi
Suatu perawatan untuk merangsang
pertumbuhan lebih lanjut dari apeks akar gigi
yang terbuka (belum tumbuh lengkap) pada
gigi NON VITAL

Tujuan : merangsang pembentukan


“CALCIFIC BARIER” pada 1/3 apikal yang
masih terbuka lebar
• Apeksogenesis
Suatu perawatan pulpa gigi VITAL yang
akarnya (bagian apeks) masih terbuka atau
belum tumbuh sempurna

Tujuan : Mempertahankan vitalitas pulpa


bagian akar  Memberi kesempatan pada
akar melanjutkan pertumbuhan dan menutup
apeks-nya
Apeksifikasi
Apeksogenesis
Teknik perawatan
apeksogenesis
1. Anestesi lokal
2. Isolasi dengan rubber dam dan bersihkan
(desinfeksi).
3. Pembukaan kavitas dengan bur dengan semprotan
air.
4. Debris diambil arah koronal : pemotonga
njaringan sakit koronal pada daerah servikal
dengan sendok excavator tajam atau bur bulat
besar steril (#6atau#8)
5. Pendarahan pulpa terpotong dihentikan dengan
larutan anastesi lokal atau saline dengan kapas
bulat steril.
6. Bubuk Ca(OH)2 dicampur air steril atau larutan
anastesi lokal sampai konsistensi cukup tebal.
7. Pasta tersebut diletakkan pada permukaan luka
dengan ketebalan 1-2mm.
8. Selapis semen ZnOE diletakkan diatas Ca(OH)
9. Agar terhindar dari kebocoran (Leakage)
diusahakan basis yang kaku,agar restorasi akhir dapat
ditempatkan
10.Tumpatan permanen  komposit resin sistem etch
agar terhindardarikebocoran

• Recalls:Kontrol
Kontrol dilakukan periodik (interval3-6bulan)untuk melihat
perkembangan apikal sampai menutup
Perawatan pada
apeksifikasi
• Kunjungan pertama
1. Rontgen foto
2. Pembukaan atap pulpa
3. Menentukan Panjang kerja gigi
4. Preparasi ruang pulpa diikuti dengan penghalusan dinding
ruang pulpa
5. Irigasi dengan H202 3% NaOCL 2% untuk membersihkan
kotoran-kotoran ruang pulpa, kemudian keringkan dengan
paperpoint steril.
6. Setelah itu ditutup dengan cotton pellet yang ditetesi
dengan CMCP yang diletakan pada kamar pulpa dan
minggu steril ditutu dengan tambalan sementara, setelah 1-
2 minggu kemudian untuk perawatan selanjutnya.
• Kunjungan kedua

1. Tambalan sementara dibuka


2. Cotton pellet dikeluarkan, keadaan saluran akar
diperiksa dengan paper poimt steril. Bila saluran
akar masih basah dilakukan perawatan kembali.
Bila sudah kering, saluran akar diirigasi untuk
membersihkan sisa-sisa kotoran yang tersisa,
3. Keringkan dengan paper point steril.
4. Disiapkan campuran kalsium hidroxida dengan
CMCP dengan konsistensi campuran yang kental
• Apeksogenesis dan apeksifikasi dapat
menjadi pilihan dalam penatalaksanaan
trauma atau gigi dengan apikal yang belum
terbentuk sempurna.
• Ca(OH)2 merupakan medikasi pilihan
untuk apeksogenesis dan apeksifikasi
karena kemampuan anti-
inflamasi,penetralisir asam , aktivator
alkaline fosfat dan anti bakterialnya

Anda mungkin juga menyukai