Jbptunikompp GDL Rifiatisaf 19133 8 8teori
Jbptunikompp GDL Rifiatisaf 19133 8 8teori
Dengan variansi
Bila ukuran contohnya kecil (n < 30 ), nilai-nilai
berfluktuasi cukup besar dari contoh satu ke contoh
lainnya, dan sebaran nilai-nilai ( - µ )/(s/ ) tidak lagi
normal baku. Bila demikian halnya, kita sesungguhnya
berhadapan dengan sebaran suatu statistik yang
disebut T , yang nilai-nilainya adalah
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu,
sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan
sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability
sampling.
Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika
elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel
adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.
Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya
dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena
jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak
Distratifikasikan
3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus
4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
5. Multistage Random Sampling
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang
mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya.
Prosedurnya :
Susun “sampling frame”
Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
Tentukan alat pemilihan sampel
Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
Dalam metode ini populasi yang heterogen dibagi kedalam lapisan-
lapisan (strata) yang seragam. Hal ini dilakukan karena dalam praktek
sering dijumpai populasi yang tidak homogeny. Makin heterogen suatu
populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara strata.
Syarat penggunaan metoda ini adalah harus ada kriteria yang jelas yang
akan digunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi dalam
lapisan-lapisan tersebut. Kemudian harus ada data pendahuluan dari
populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk menstratifikasi,
dan harus diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari
tiap stratum dalam populasi tersebut.
Prosedurnya :
Siapkan “sampling frame”
Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Dalam metoda ini unit-unit analisis dalam populasi digolongkan ke dalam
gugus-gugus (cluster), dan ini merupakan satuan-satuan di mana sampel akan
diambil. Jumlah klaster yang diambil sebagai sampel harus secara acak.
Kemudian untuk unit penelitian dalam klaster tersebut diteliti semua. Pada
metode ini unit samplingnya terdiri dari satu elemen populasi, di mana setiap
unit sampling adalah gugusan atau group dari elemen populasi.
Prosedur :
Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100
departemen.
Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan.
Metode pengambilan sampel ini hanya unsur pertama saja dari sampel
yang dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih
secara sistematis menurut pola tertentu. Metode ini dapat dilakukan
dengan syarat populasi harus besar, harus tersedia kerangka sampling
dan populasi bersifat homogen.
Prosedurnya :
Susun sampling frame
Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
Tentukan K (kelas interval)
Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak
atau random – biasanya melalui cara undian saja.
Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih.
Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya.
Teknik penarikan acak bertingkat (Multistage Random Sampling) adalah pengembangan
dari acak klaster.
Pada acak bertingkat, gugus atau klaster nya sangat besar. Karena besar, gugus itu
dipecah lagi ke dalam beberapa gugus, baru individu diambil. Dengan demikian, ada
beberapa tahap dalam proses penarikan sampel. Oleh karena itu, teknik disebut sebagai
acak bertingkat.
Sampel acak bertingkat dilakukan pertama kali menentukan unit atau satuan pertama
kali dengan sampel diambil. Unit ini disebut sebagai Primary Sampling Unit (PSU).
Unit ini bisa berupa wilayah geografis (kecamatan, desa), bisa berupa organisasi,
kelompok, dan sebagainya. PSU adalah satuan atau unit di mana individu menjadi
bagian atau anggota dari unit tersebut.
Setelah PSU diambil, dilakukan proses random lagi atas PSU itu ke dalam unit yang lebih
kecil lagi. Dan begitu seterusnya sampai unit yang paling kecil di mana responden
diambil.
Banyaknya tingkatan/tahap dalam proses penarikan sampel bisa bervariasi tergantung
pada kebutuhan penelitian. Teknik ini dipakai pada populasi yang luas dan heterogen.
Pada populasi yang kecil dan homogen, teknik ini sebaiknya tidak dipakai.