Anda di halaman 1dari 41

RESUME BUKU

HUKUM
PERJANJIAN
TUGAS MANDIRI
INDONESIA DAN
COMMAN LAW
Nama :Barokah
Ghaly Abrar
NPM :B1A018096
No.Absen: 39 Karangan:
Hardidjan Rusli
BAB 1
Pendahuluan
Sistem Civil Law dan Common Law

• Sistem hukum di indinesia yang dipengaruhi belanda adalah sistem hukum hukum eropa
atau disebut juga sistem hukum Romawi jerman. Berkembangnya sistem Romawi jerman adalah
berkat usaha dari Napoleon Bonaparte yang berusaha menyusun Code Civil atau Code Napoleon
dengan bersumber dari hukum Romawi

• Selain sistem Civil Law , juga dikenal adanya sistem Commen Law Rene David dan jhon
E.C Brierley menyebutkan terdapat tiga sistem hukum yang dominan yaitu sistem hukum
Romawi Jerman Civil Law dan Socialist Law

• Sistem Common Law bersumber dari dari hukum ingrris yang berkembang dari
ketentuan atu hukum yang ditetapkan oleh Hakim dalam keputusan-keputusannya (judge made
law) Sistem Common Law, dulu tidak mengenal pembagian secara prinsip atas hukum perdata
dan hukum publik, tetapi sekarang commons law mengenal pembagian common law dan
equity(l aw)

• Pengertian dari equity :

• Black Law Dictionary menyat akan bahwa Equity adalah suatu sistem dari ilmu hukum yang
melengkapi atau keadilan lebih lengkap . Dengan cara memberikan jalan keluar pemecahan dalam
hal pengadilan(Common Law)tidak berhak memutuskan itu atau memberikannya dengan ada
akibat atau cara melaksanakan juridiksi yang terpisah

• Terdapat dua macam contoh keputusan khusus dari equity, yaitu;

• 1. Injuction yaitu melarang suatu pihak melaksanakan sesuatu akibat keruskannya tidak akan
dapat diperbaiki lagi bila tidak dilarang atu diberhentikan sementara. Misalnya melarang
membuang sisa-sisa bahan kimia ke sungai

• 2. Specifi Performance yaitu , mewajibkan pelaksana dari suatu kewajiban yang telah disetujui
dalam suatu kontrak atau sumber lain.
Ruang Lingkup Pembahasan

Penentuan hukum mana yang berlaku atas suatu perjanjian dapat dilakukan dalam empat cara, ialah ;

1. Secara tegas-tegas dalam perjanjian itu terdapat ketentuan(klausula) yang menentukan hukum mana yang berlaku atas
perjanjian itu

2. Secara diam-diam bila tidak terdapat ketentuan (klausula) tentang penentuan hukum mana yang berlaku maka secara
tidak tegas atau diam-diam menyatakan tentang hukum mana yang akan diberlakukan

3. Secara anggapan/dugaan bila tidak ada kententuan yang tegas dan yang diam-diam maka dilihat apakah ada unsur-
unsur atau ketentuan yang dapat merupakan dasar untuk menduga bahwa perjanjian itu tunduk pada suatu hukum
tertentu
4. Secara hipotesis yaitu berdasarkan atau ketentuan Hakim sendiri
Pertanyaan dan jawaban BAB I

1. Apa saja macam contoh dari equity?


terdapadat dua macam contoh keputusan khusus dari equity, yaitu
a. Injuction yaitu melarang suatu pihak melaksanakan sesuatu akibat keruskannya
tidak akan dapat diperbaiki lagi bila tidak dilarang atu diberhentikan sementara. Misalnya
melarang membuang sisa-sisa bahan kimia ke sungai
b. Specifi Performance yaitu, mewajibkan pelaksana dari suatu kewajiban yang
telah disetujui dalam suatu kontrak atau sumber lain.
2. Sebutkan empat cara penentuan hukum manayang berlaku atas suatu perjanjian
1. Secara tegas-tegas dalam perjanjian itu terdapat ketentuan(klausula) yang
menentukan hukum mana yang berlaku atas perjanjian itu
2. Secara diam-diam bila tidak terdapat ketentuan (klausula) tentang penentuan hukum mana
yang berlaku maka secara tidak tegas atau diam-diam menyatakan tentang hukum mana
yang akan diberlakukan
3. Secara anggapan/dugaan bila tidak ada kententuan yang tegas dan yang diam-diam maka
dilihat apakah ada unsur-unsur atau ketentuan yang dapat merupakan dasar untuk menduga
bahwa perjanjian itu tunduk pada suatu hukum tertentu
4. Secara hipotesis yaitu berdasarkan atau ketentuan Hakim sendiri
BAB 2
Ketentuan Umum Perjanjian

• Menurut Pasal 1233 KUHPer tiap-tiap perikatan dilahirkan dari :

• -1. Perjanjian

• -2. Undang-undang

• - "Undang-undang" mempunyai arti baik secara formil maupun materil adalah peraturan
yang tertulis, dan kata Undang-Undang dalam pasal 1233 adalah terjemahan dari Bahasa
Belanda Wetyang yang diartikan sebagai hukum yang mencakup Undang-Undang(hukum
tertulis) maupun hukum tidsk tertulis(hukum adat)
Prof. Subekti,S.H. memberikan definisi bahwa suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak lainnya berkewajiban untuk
memenuhi tuntutan itu. Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang terjadi baik karena perjanjian
maupun karena hukum.

(Dalam Hukum perjanjian,Prest asi atau Kontra Prestasi ini dapat merupakan:

Perjanjjan atas beban dan Cuma-cuma pasal 1314 KUHPer membagi perjanjian dalam 2 macam,
Yaitu: 1. Perjanjian Cuma-Cuma adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan
suatu keuntungan kepada pihak yang lainnya tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri.

2. Perjanjian Atas Beban adalah suatu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak
memberikan sesuatu,berbuat sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu.

Vollmar membedakan perjanjian Atas Beban dengan perjanjian Timbal Balik sebagai berikut:

1. Dalam Perjanjian Timbal Balik,Prestasi,dan Kontra Prestasinya tidak terdapat hubungan,karena


kedua prestasi para perjanjian itu merupakan prestasi PO

2. Dalam Perjanjian Atas Beban,ant ara prestasi dengan kontra prestasinya terdapat hubungan yang
dalam hal ini kontra prestasinya dapat sebagai suatu syarat potestatif.
Contoh Perjanjian Atas Beban Menurut Vollmar adalah: Budi berjanji kepada Andi memberikan
suatu jumlah tertentu uang jika andi menyerahkan suatu benda tertentu kepada Budi.Contoh Vollmar
sukar dimengerti,karena contoh yang diberikan adalah bukan perjanjian melainkan baru tahap
negosiasi ini ditutup dengan tercapainya suatu kesepakatan bersama maka perjanjian itu adalah
merupakan perjanjian jual beli,jadi seakan-akan contoh untuk perjanjian timbal balik dan
perjanjian atas bebas adalah sama yaitu perjanjian jual beli. Dengan kata lain mengenai prestasi
yang berhubungan dengan suatu(kontra) prestasi sebenarnya adalah juga merupakan prestasi-prestasi
pokok

Azas Kebebasan Berkontrak(Freedom of Contract/laissez faire)

Pasal 1338 KUHPer menyat akan bahwa"semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undsng bagi mereka yang membuatnya ".

Prof.Subekti,S.H . menyim pulkan bahwa pasal 1338 ini mengandung suatu azas kebebasan dalam
membuat perjanjian (kebebasam berkontrak ) dengan ini menekankan pada perkataan"s emua " maka
pasal tersebut seolah-olah berisikan suatu pernyat aan kepada masyarakat tentang diperbolehkan nya
membuat perjanjian apa saja(asalkan dibuat secara sah) dan perjanjian itu akan mengikat mereka
yang membuatnya seperti suatu undang-undang.

Azas Kepribadian (Privity of Contact)

Pasal 1340 KUHPer menyat akan tentang ruang lingkup berlakunya perjanjian hanyal ah antara pihak-
pihak yang membuat perjanjian saja. jadi pihak ketiga(at au luar pihak perjanjian) tidak dapat ikut
menuntut suatu hak berdasarkan perjanjian itu.

.
Pertanyaan dan jawaban BAB II
1. Bagaimana Vollmar membedakan Perjanjian atas Beban dengan perjanjian Timbal Balik?

•Dalam perjanjian timbal balik,prestasi,dan kontra prestasinya tidak terdapat hubungan,karena kedua prestasi para
perjanjian itu adalah merupakan prestasi PO.

• Dalam perjanjian atas beban,antara prestasi dengan kontra prestasinya terdapat suatu hubungan yang dalam hal ini kontra
prestasinya dapat sebagai suatu syarat potestaif.

2. Diatur dalam pasal berapa Azas Kepribadian(Privity of Contract)

• Diatur dalam Pasal 1340 KUHPer


BAB 3
SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU PERJANJIAN
. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perjanjian

Pasal 1320 KUHPer menyatakan untuk sahnya perjanjian-perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri (agreement/consensus)

2. Kecakapan (capacity)

3. Hal yang tertentu (certainty of terms)

4. Sebab yang halal (consideration)

Keempat syarat pokok ini dapat dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu:

A. Kelompok syarat subjektif, yaitu kelompok syarat-syarat yang berhubungan dengan subjeknya, yang terdiri dari:

A.1. Kesepakatan

A.2. Kecakapan

B. Kelompok sayrat objektif, yaitu kelompok syarat-syarat yang berhubungan dengan objeknya, yang terdiri dari:

B.1. Hal yang tertentu

B.2. Sebab yang halal


-Batas waktu minta pembatalan

Permintaan pembatalan suatu perjanjian yang dapat dimintakan pembatalannya (voidable), dapat dilakukan secara:

A. Memajukan tuntutan

Batas waktu mengajukan tuntutan pembatalan suatu perjanjian adalah 5 tahun, kecuali undang-undang menentukan waktu yang lebih
pendek (pasal 1454 KUHPer).

Jangka waktu 5 tahun dihitung dari:

a. Hari pencabutan pengampuan

b. Hari kedewasaan

c. Hari berhentinya paksaan

d. Hari diketahuinya kekhilafan/penipuan


. Kesepakatan (Consensus/Agreement)

Syarat kesepakatan dari mereka yang mengikatkan dirinya adalah merupakan pertemuan atau persesuaian pendapat satu sama lain atas isi
perjanjian.

. Peroses Ijab Kabul (Offer-Acceptance)

Syarat kesepakatan sangat penting karena syarat ini bagi sebagian besar perjanjian menentukan saat lahirnya perjanjian atau menentukan ada atau
tidak adanya perjanjian.

Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikor, S.H., menyatakan bahwa persetujuan terjadi bila ada suatu penawaran yang diikuti oleh suatu
penerimaan, dan proses penawaran-penerimaan ini dinamakan oleh beliau sebagai Ijab-Kabul.

Ijab/Penawaran (offer)

Restatement, Second, Contract menyatakan bahwa Ijab/Offer adalah meniventasi dari kehendak untuk mengadakan transaksi yang dilakukan agar
orang lain tahu bahwa persetujuan pada transaksi itu diharapkan dan hal itu akan menutup transakasi itu.
Kesepakatan Semu

Unsur kesepakatan adalah penting untuk emnjadikan suatu perjanjian sah secara hukum. Suatu perjanjian tanpa adanya kesepakatan adalah
perjanjian yang tidak sah secara hukum (bukan dapat dimintakan pembatalannya).

Suatu kesepakatan adalah merupakan suatu kesepakatan semu atau tidak murni bila kesepakatan itu diberikan karena adanya:

1. Kekhilafan (bahasa Belanda: dwaling; Inggris: mistake)

2. Paksaan (bahsa Belanda: dwang; Inggris: duress)

3. Penipuan (bahasa Belanda: bedrog; Inggris: missrepresentation).

(Pasal 1321 KUHPer).


Kecakapan atau Subjek Hukum (Capacity )
Subjek hukum yang dikenal para ahli hukum ada dua, yaitu:

1. Orang pribadi

2. Badan hukum (legal entity).

Syarat sahnya suatu perjanjian yang kedua adalah kecakapan para pihak. Pasal 1329 KUHPer menyatakan bahwa setiap orang adalah
cakap untuk membuat perikatan-perikatan bila ia oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap.

Undang-undang yang menyatakan siapa-siapa yang tidak cakap adalah pasal 1330 KUHPer yang berbunyi: tidak cakap untuk
membuat perjanjian-perjanjian, adalah:

a. Orang-orang yang belum dewasa

b. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan

c. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa
undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu
Subjek Hak

Subjek hak adalah apa saja yang dapat mempunyai/memiliki hak atas benda dan karena itu anak yang
masih dalam kandungan dapat termasuk sebagai sujek hak. (Pasal 2 dan 1539 ayat 2 KUHPer).

Seseorang yang merupakan subjek hak atas sesuatu benda dikatakan bahawa orang itu berweang atau
berhak atas benda itu.sesorang adalah subjek hukum yaitu dapat menjadi pihak/subjek atas suatu
hubungan hukum atau dapat melakukan perbuatan hukum, maka orang itu dikatakan sebagai cakap atau
berkapasitas.

Pihak ketiga yang berkepentingan ini dibedakan antara:

i. Donee, adalah pihak ketiga yang mendapatkan hak karena diberikan Cuma-Cuma (gift).

ii. Creditor, adalah pihak ketiga yang mendapatkan hak karena emberi hak itu mempunyai kewajiban
terhadap creditor atau dengan kata lain bahwa hak itu sebagai pembayaran kewajiban kepada
creditor itu.

Pasal 1318 KUHPer menyatakan bila seseorang minta diperjanjiakan sesuatu hal maka dianggap bahwa
itu adlah untuk ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya, kecuali jika dengan
tegas ditetapkan atau dapat disimpulkan dari sifat perjanjian bahwa itu tidak demikian maksudnya.
Anak-anak (Minors/Infants)

Pasal 1330 KUHP er, sebagai beri kut: “belum dewasa adal ah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu
tahun dan tid ak l ebi h dahulu t el ah kawin ”. S yarat belum dewasa m enurut KUHPer ini ada dua, yait u: bel um berumur 21
tahun dan b elum kawin. Jadi, bagi yang belum berumur 21 tahun t et api t el ah kawi n m aka i a di anggap t el ah dewasa .
KUHPer juga m enentukan bahwa m ereka yang belum dewasa adal ah orang yang tidak cakap untuk mebuat peri kat an
dan berada d i bawah kekuasaan orang t uan ya sepanj ang perkawi nan a yah dan i bu n ya it u (p as al 299 dan pas al 1330
KUHPer).
Pengampuan (conservartorship)
Keluarga sedaraS eseorang yang d it aru h dibawah pengampuan ial ah orang t ersebut bukan l agi subj ek hukum dan
karena itu perbuat an perdat a dari orang t ersebut m enj adi bat al demi hukum (pasal 446 b agi an 2 dan pasal 1330
KUHPer).

Pihak yang dapat memintakan pengampuan adalah:

1. h

Khusus bagi pengampuan yang berdasarkan al asan boros maka yang dapat mint a seseorang untuk di t aruh di bawah
pengampuan ialah:

a. Keluarga sedarah dalam garis lurus

b. Keluarga semenda sementara dalam garis menyimpang sampai derajat ke empat.

2. Suami atau istri bagi istri atau suami masing-masing.

3. Diri sendiri bila orang tersebut lemah kekuatan akalnya.

Pengampuan berakhir bil a sebab yang mengakibat kann ya diampuh t el ah berakhir at au ti ada dan hal ini harus di
putuskan ol eh Haki m (pasal 460 KUHP er ). Orang yang m enderit a sakit ot ak at au dungu at au ment al i llness bil a t el ah
dit aruh di bawah pengam puan m aka orang itu m enj adi tidak cakap m el akukan t indakan hukum dan kaena itu perikat an
yang dibuatn ya adal ah ti adak sah at au bat al (void) kecual i perikat an yang dil akukan itu t el ah m erugikan orang l ain
atau merupakan perbuatan kejahatan (pasal 1447 KUHPer).

• engampunan berakhir bil


Pengertian Sebab (Consideration)

Suatu perjanjian tanpa sebab atau yang telah dibuat karen sesuatu sebab yang palsu atau terlarang tidfak
mempun yai kekuatan atau dengan kata lain perjanjian itu tidak sah atau batal (Pasal 1320 dan pasal 1335
KUHPer). Undang-undang tidak menjelaskan pa yang dimaksud dengan sebab atau kausa ya ng dalam bahasa
Belanda disebut OorzaakI , karena itu ban yak ahli hukum yang mencoba memberikan tafsirann ya, antara lain
H.F.A. Vollmar dan Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, S.H., yang menafsirkan sebab (kausa) sebagai maksud atau
tujuan dari perjanjian.

. Sebab yang Halal (Legality)

Salah satu syarat sahnya suatu perjanjian adalah sebab yang halal dan pengertian sebab yang halal adalah:

a. Sebab yang tidak terlarang atau tidak bertentangan dengan undang-undang

b. Sebab yang sesuai dengan kesusilaan baik

c. Sebab yang sesuai dengan ketertiban umum (pasal 1337 KUHPer).


Pengganti Sebab (Consideration Subtitute)

Pasal 1314 KUHPer membagi perjanjian dalam:

1. Perjanjian Cuma-Cuma yaitu suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu keuntungan
(prestasi) kepada pihak yang lain tanpa menerima suatu manfaat (kontra prestasi) bagi dirinya sendiri.

2. Perjanjian atas beban yaitu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak memberikan sesuatu,
berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Perjanjian atas beban dibagi dua, yaitu:

2.a. Perjanjian unilateral

2.b. Perjanjian bilateral

Sehubungan dengan salah satu s yarat sahn ya perjanjian adalah harus ada sebab atau consideration. Jikalau
semua perjanjian tanpa sebab atau consideration adalah tidak sah, lalu mengapa pasal 1314 KUHPer itu
men yatakan ada perjanjian yang seperti itu. Jawaban atas masalah itu terdapat dalam pasal 1336 KUHPer yang
men yatakan: “jika tidak din yatakan sesuatu sebab tetapi ada suatu sebab yang halal ataupun jika ada suatu
sebab lain daripada yang dinyatakan, perjanjian yang demikian adalah sah”.
Perbedaan Deed dengan Akta Otentik

Di negara civil law terdapat apa yang disebut akta otentik sebagai lawann ya akta dibawah tangan maka di
negara common law tidak dikenal akta otentik tetapi yang ada adalah bentuk perjanjian deed dan bukan deed.

Dinegara common law tidak ada notaris/notary yang berfungsi membuat dokumen otentik atau tidak ada
notaris yang berfungsi seperti dinegara civil law.

Di Inggris negara common law memang ada profesi sebagai publik notar y tetapi tugasn ya tidaklah sepert i
notaris di civil law, karena publik notar y di Inggris tugas khususn ya adalah membuat dokumen-dokumen yang
akan digunakan di luar negeri di luar inggris). Begitu pula notaru public di Amerika, walaupun naman ya sama
tetapi fungsin ya adalah berbeda dengan notaris di civil law. Notar y public di Amerika dapat dijabat oleh orang-
orang yang tidak atau sedikit mengetahui tentang hukum.

Maka dapat disimpulkan bahwa bentuk perjanjian formal pada negara common law adalah berbentuk deed
(atau disebut juga bentuk underseal), sedangkan pada negara civil law adalah akta otentik.
Syarat Khusus/Tambahan dan Saat Berlakunya Suatu Perjanjian

Pasal 1320 KUHPer yang menyebutkan s yarat sahn ya suatu perjanjian adalah berlaku umum. Semua
perjanjian harus memenuhi s yarat-syarat dalam pasal 1320 itu agar dapat menjadi perjanjian yang sah
(mengikat ). Dari keempat s yarat dalam pasal 1320, maka syarat kesepakatan menentukan kapan suatu perjanjia n
mulai berlaku atau mengikat, karena syarat kesepakatan ini terjadin ya atau perwujudn ya paling akhir atau
terwujud setelah ada ketiga syarat yang lainnya itu, misalnya adalah:

a. Perjanjian perdamaian yang memerlukan syarat tambahan berupa bentuk tertulis

b. Perjanjian hibah bagi benda tetap yang memerlukan syarat tambahan berupa bentuk akta otentik,
sedangkan bagi benda bergerak berwujud memerlukan syarat tambahan berupa pen yerahan langsung
bendanya.

c. Perjanjian penitipan barang yang sejati yang memerlukan s yarat tambahan berupa pen yerahan barang
secara sungguh-sungguh atau secara dipersangkakan.

Bagi perjanjian yang memerlukan syarat tambahan selain s yarat-s yarat dalam pasal 1320 maka saat
berlakun ya /mengikatnya perjanjian itu adalah pada saat terpenuhin ya syarat tambahan itu, karena s yarat
tambahan ini terwujud paling akhir.
PERTANYAAN DAN JAWABAN BAB III
1. Apa yang dimaksud dengan kesepakatan semu?

kesepakat an adal ah penting untuk em njadikan suatu perj anj i an sah secara hukum. Suatu perj anji an t anpa adan ya
kesepakatan adalah perjanjian yang tidak sah secara hukum (bukan dapat dimintakan pembatalannya ).

Suatu kesepakat an adal ah m erupakan su atu kesepakat an sem u at au tidak murni bil a kes epakatan i tu diberikan karena
adanya :

1. Kekhilafan (bahasa Belanda: dwaling; Inggris: mistake)

2. Paksaan (bahsa Belanda: dwang; Inggris: duress)

3. Penipuan (bahasa Belanda: bedrog; Inggris: missrepresentation ).

(Pasal 1321 KUHPer).

• 2.Sebutkan penjelasan Sebab yang halal?

pengertian sebab yang halal adalah:

a. Sebab yang tidak terlarang atau tidak bertentangan dengan undang-undang

b. Sebab yang sesuai dengan kesusilaan baik

c. Sebab yang sesuai dengan ketertiban umum (pasal 1337 KUHPer).


BAB 4
Akibat Hukum,Macam-macam dan berakhirnya Perikatan

• Akibat hukum perikatan

• Suatu perjanjian yang dibuat secara sah adalah perjanjian yang mengikat dan akibat hukum dari adanya
perikatan ini adalah:

• A. Para pihak perjanjian menjadi terikat pada isi perjanjian dan juga kepatutan,kebi as aan dan undang -
undang(pasal 1338,1339 dan 1340 KUHPer)

• B. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik

• C. Kreditur dapat minta pembatalan debitur yang merugikan kreditur pasal 1341 KUHPer
TATA URUTAN HAL-HAL YANG MENGIKAT PARA PERJANJIAN ADALAH:

1.Isi perjanjian sendiri

• 2.kepatutan

• 3.Kebiasaan

• Alasan-alasan yang kuat diperbolehkan oleh undang -undang untuk membatalkan perjanjian ialah:

• 1. Pasal 1553 ayat 2 KUHPer yang memperbolehkan si penyewa memilih apakah ia akan meminta pengurangan
harga sewa atau meminta pembatalan sewa bila terjadi barang yang disewakan musnah sebagian

• 2. Pasal 1688 KUHPer yang diperbolehkan menarik kembali suatu hibah,bila :


• Tidak dipenuhi syarat -syarat dalam perjanjian hibah itu:

• Sipenerima hibah telah bersalah melakukan kejahatan yang bertujuan mengambil jiwa si penghibah atau sesuatu
kejahatan lain tehadap si penghibah

• Si penerima hibah menolak memberikan tunjangan nafkah setelah si peghinah jatuh miskin

• Macam-macam Perikatan

• 1. Perikatan bersyarat adalah perikatan yang digantungkan pada suatu peristiwa,peristiwa yang akan
datang,peristiwa yang masih belum tentu akan terjadi ((pasal 1253 KUHPer)

• 2. Perikatan dengan ketetapan waktu yang diartikan tidaklah menangguhkan perikatan melainkan hanya
menangguhkan pelaksanannya

• 3. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi adalah perikatan yang tidak dapat diserahkan atau
dilaksanakan sebagian demi sebagian walaupun barang atau perbuatannya menurut sifat dibagi (pasal 1297 KUHPer)

• 4. Perikatan Tanggung menanggung-m enanggung atau Tanggung Renteng(Solider) artinya dapat terjadi apabila
dalam perikatan tersebut terdapat beberapa kreditur atau debitur

• 5. Perikatan dengan ancaman hukum adalah dapat merupakan sebagai pengganti kerugian yan g diderita oleh kreditur
karena tidak dipenuhinya suatu perikatan pokok tersebut

• WANPRESTASI

• Bila terjadi pihak yang berkewajiban (debi tur ) yang tidak memenuhi kewajibannya (wanprest asi ) maka pihak yang
berhak kreditur dapat menuntut melalui pengadilan agardebitur dapat memenuhi kewajibannya atau mengganti biaya
rugi dan bunga(pasal 1236 dan pasal 1242 KUHPer).Debitur dianggap Wanprestasi atau prestasi buruk apabila:
• Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukannya atau

• Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak semestinya atau

• Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat

• Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Pasal 1239 KUHPer yang mengatur tentang perikatan untuk berbuat sesuatu dan tidak untuk berbuat sesuatu
berdasarkan pasal 1236 dan pasal 1239 KUHPer ini maka bila terdapat debitur yang WANPRESTASI atau PRESTASI
buruk debitur itu wajib memberikan ganti rugi,biaya,dan bunga
• GANTI RUGI (REMEDIES)

• Menurut Prof.Subekti,S,H. Menjelaskan arti biay,rugi ,dan bunga:

• Biaya adalah segala aspek pengeluaran atau perongkosan yang ternyat a sudah dikeluarkan oleh satu pihak

• Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang -barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelaialan si debitur

• Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur
• PERTANYAAN DAN JAWABAN BAB IV
• 1. Apa yang dimaksud dengan Ganti rugi menurut Prof,Subekti,S.H.?

• Biaya adalah segala aspek pengeluaran atau perongkosan yang ternyata sudah dikeluarkan oleh satu pihak

• Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang -barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelaialan si
debitur

• Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur

• 2. Sebutkan tata urutan hal -hal yang mengikat para perjanjian?

1.Isi perjanjian sendiri

• 2.kepatutan

• 3.Kebiasaan
BAB V
Pola Umum Perjanjian

Untuk mempermudah dalam perjanjian, perjanjian dapat dibagi dalam pola umum, sebagai berikut:

I. Judul Perjanjian

II. Pembukaan

III. Pihak-pihak dalam perjanjian

IV . Recital

V. Isi perjanjian

V I. Penutup

Pola perjanjian ini dinamakan pola umum yang berarti bahwa secara umum pola perjanjian adalah sepert i
tersebut diatas dan hal ini berarti juga masih ada perjanjian (sebagain kecil) yang tidak mengikuti pola umum
ini, seperti misalnya perjanjian pemberian kuasa.
Pembukaan Perjanjian
Kata pembukaan suat u perj anj i an dapat berisi tanggal pem bu at an perj anji an dan bil a t anggal pembuat an
perjanjian ini tidak di letakan di awal, makan tanggal perjanjian itu diletakan diakhir perjanjian .

Bagi perj an ji an konsensuil yaitu pwerj anji an yang m enggikat pada saat t ercapain ya kes epakat an , m aka perikat an
terj adi pada s aat adan ya kesepakat an b u kan pada waktu pem bukaan perj anji an secara t ertulis. Karen itu bil a ada pi hak
yang ingin m en yat akan bahwa sebenarnya perikat an itu t el ah t erj adi sebelum perj anj i an dibuat secara tertulis, m aka
sebaikn ya waktu t erjadin ya / t ercapai n ya kesepakat an di cantumkan dal am perj anj ian t ertulis pada bagi an recit a yai tu
pada bagian asal usul atau sejarah terjadinya perjanjian.

Pihak-pihak Dalam Perjanjian

Subjek yang dapat menjadi pihak dalam perjanjian disebut sebagai subjek hukum dan subjek hukum ini secara hukum ada 2 yaitu:

1. Orang pribadi

2. Badan hukum
Dalam hal subjek hukum adalah badan hukum, maka yang mejadi masalah, ialah:

a. Badan yang bagaimanakah yang badan hukum?

Persoal an ini adal ah persoal an m engenai kapasit as dan persoal an kapasi t as suatu badan hu kum t el ah dibahas pad a
Bab sebelumn ya.

b. Sampai berapa luaskah kekuasaan badan hukum tersebut?

Persoal an ini adal ah m erupakan p erso al an kekuasaan dari k ap asit as badan hukum t ers ebut . P ersoal an kekuas aan
ini m asih berkait an erat dengan kapasi tas suatu badan hukum karena bil a dikat akan su at u badan hukum tidak
memiliki kekuasaan untuk merl akukan suatu perbuat an hukum , maka ini juga berarti bahwa badan hukum itu tidak
berkapasitas untuk melakukan perbuatan hukum tersebut.

c. Siapakah yang dapat mewakili atau dapat bertindak untuk dan atas nama badan hukum tersebut ?

Persoalan ini adalah persoalan mengenai otoritas.


Recital

Recital adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang atas sesuatu keadaan dalam suatu perjanjain
untuk menjelaskan mengapa terjadin ya perikatan. Dalam recital ini biasan ya juga dicantumkan sebab masing-
masing pihak, hal ini berguna karena sebab adalah merupakan salah satu syarat sahnya suatu perjanjian.

Recital ini dalam bahasa Inggris umumn ya dimulai dengan kata whereas atau dalam bahasa Indonesia
dimulai dengan kata “bahwa”.

. Isi Perjanjian

Isi suat u perj anji an mencakup b an yak hal karena dal am bagi an isi ini di peri nci prest asi -prest asi dari m asing-
masing pihak. S eti ap hal at au m asal ah yang di atur dal am perjanji an disebut sebagai Term dan pern ya taan t ent ang suatu
fakt a disebut Represent ation . Term adalah kat a at au paragraf yang berhubungan dengan suatu m asal ah t ert entu [UCC
section 1 -201 (42)], dan umum n ya suat u m asal ah t ert entu at au suatu Term m erupakan suatu bagai an at au kl ausul a
tertentu pula.
Klausula-klausula Umum

Kalausula Time is of the essence, Default dan Notice Clause berguna untuk
menentukan telah terjadinya wanprestasi atau kelalaian. Bagi perjanjian yang dimana
waktu adalah begitu penting sehingga bila terjadi keterlambatan pelaksanaan prestasi
maka prestasi itu sudah tidak berguna lagi bagi krediturnya.

Sedangkan bagi perjanjian yang dimana waktunya tidaklah penting tetapi kreditur
ingin membatasi jangka waktu dari pelaksanaan prestasi debitur.

Arbitration Clause

Mengingat bahwa perkara di Pengadilan Negeri adalah begitu lama dan mungkin akan menjadi sangat mahal,
maka para pihak untuk menghindari untuk tidak diadili oleh Pengadilan Negeri, perlu mencantumkan dalam
perjanjiannya itu suatu klausula Arbitrase.

Klausula Domisili

Mengingat bahwa seseorang harus dituntut pada Pengadilan Negeri dimana orang tersebut bertempat tinggal
secara hukum, maka dalam suatu perjanjian kiran ya perlu mencantumkan suatu kalusula domisili. Sehingga bila
terjadi sesuatu masalah yang terjadi dengan perjanjian itu, maka orang tersebut dapat dituntut di Pengadilan
Negeri sesuai pemilihan domisili tidak perlu ditempat tinggaln ya karena mungkin tempat tinggaln ya ada di luar
kota).
Perjanjian Menyeluruh

Kalusula perjanjian menyeluruh berguna agar pernyataan para pihak yang sebelumnya yang
mungkin dimaksudkan untuk tidak dijadikan bagian dalam perjanjian itu tidak ditafsirkan sebagai
bagian (Term) dari perjanjian itu.

- Frehight/Carriage Paid To dan Freight/Carriage and Insurance Paid To

Istilah Frehight/Carriage Paid To yaitu bahwa penjual membayar biaya angkutan barang itu ke
tempat tujuan, tetapi dalam Frehight/Carriage Paid To, risiko kehilangan atau kerusakan daripada
barang termasuk kenaikan biaya dialihkan kepenguasaan perusahaan angkutan yang pertama (bukan
pada lambung kapal seperti halnya C dan F).

Sedangkan Freight/ Carriage and Insurance Paid To dapat t amb ahan kewajiban kepada penuj al an untuk m enut up
asuransi angkutan guna menjamin kehilangan atau kerusakan barang selama dalam pengangkut an .

- Free Carrier

Isi til ah Free Carri er ini sam a dengan F.O.B kecuali t ent ang l epasn ya t anggung j awab penj ual t erhadap barang
adalah sejak diserahkan barang itu kepada penguasa pengangkut an ditempat yang telah ditentukan.
Penutup Perjanjian

Kata-kata penutup perjanjjian di Indonesia umumnya sebagai berikut:

Dem iki anl ah perj anj ian i ni dibuat dengan rangkap empat yan g t erdi ri dari dua rangkap yang berm at rai cukup
merupakan doku m en asl i, sat u rangkap untuk pihak pert am a dan yan g l ai n ya unt uk pihak kedua, s ert a dua rangkap l agi
yang tanpa materai adalah merupakan tindasan untuk pihak-pihak yan g memerlukannya.

Pengert i an eks ekusi secara tidak fo rm al han ya m enunjukan b ahwa dokum en it u harus dit anda t angani t et api secara
form al pengert i an eksekusi m encakup s egal a sesuatu yang diperl ukan agar dokumen i tu berl aku s eecara s ah, t erm asuk:
menandatangani , mencap, ada saksi, acknowledgment, verification, notarization dan delivery/ p en yerah an.
• PERTANYAAN DAN JAWABAN BAB V
• 1. Apa isi dari suatu penutup perjanjian ?

• Demikianlah perjanjian ini dibuat dengan rangkap empat yang terdiri dari dua rangkap yang bermatrai cukup
merupakan dokumen asli, satu rangkap untuk pihak pertama dan yang lainya untuk pihak kedua, serta dua rangkap
lagi yang tanpa materai adalah merupakan tindasan untuk pihak-pihak yang memerlukannya .

• 2. Representation menurut Black’s Law Dictionary adalah?

• Representation menurut Black’s Law Dictionary adalah pernyat aan suatu fakta untuk memengaruhi pihak lawan agar
membuat perjanjian. Pengertian pernyat aan suatu fakta mencakup juga semua tindakan uyang dapat dianggap
sebagai suatu pernyat aan fakta (lihat Scandrett vs Greenhouse 244, WIS 108,11 NW.2d.510,512). Representation ini
dapat merupakan bagaian dari isi (Term) dari perjanjian dan dapat juga bukan dari isi perjanjian .
Sekian
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai