Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Rosales
Famili Moraceae
Genus Artocarpus
Spesies Artocarpus Elasticus
■ Karakteristik tanaman
Pohon berukuran sedang; tinggi 45-65 m, batang bebas cabang bisa mencapai 30 m dan
gemang batang hingga 125-210 cm. Banir mencapai tinggi 3 m di atas tanah. Pepagan
kelabu-cokelat, bagian dalamnya kekuningan hingga cokelat pucat; lateksnya berwarna
putih kekuningan.
Ranting-ranting tebalnya 8-20 mm, berambut rapat keemasan. Daun penumpu
membungkus ujung ranting, 6-20 cm, berambut panjang kuning hingga merah. Daun-
daun kaku menjangat, bundar telur jorong, 12,5-60 × 10-35 cm; pertulangan daun
dengan rambut kasar keemasan di sisi atas dan rambut keemasan rapat di sisi bawah;
ujungnya runcing hingga meruncing; bertepi rata hingga menggelombang; pangkalnya
membulat hingga menyempit.
Daun pada anak pohon berbeda bentuk, berbagi atau bercangap 7-9 taju, panjang 60-
120 cm.
■ Kandungan Kimia
Daun buah, kulit dan batang Artocarpus elasticus mengandung saponin dan polifenol.
Daun dan buah Artocarpus elasticus mengandung flavonoida
METODE PENELITIAN
Senyawa yang diisolasi Uji aktivitas sitotoksik
dikarakterisasi menggunakan menggunakan uji MTT
metode spektroskopi berdasarkan dengan tamoxifen
Spektrum IR dan Spektrum UV. sebagai standar.
Semprot dengan
DPPH. Amati
ALAT DAN BAHAN
Alat :
•Alat titik lebur tahap panas, model Leica Galen III, dilengkapi dengan
Uji Titik mikroskop dan titik lebur digital electrothermal.
Lebur
Sel :
Reseptor N-heksan, etil
Strain
Kulit kayu A. estrogen asetat,
Bakteri,
elasticus manusia metanol, Pereaksi
bakteri gram
Reinw. ex (ER+ dan ER- silika gel, n- DPPH
positif dan
Blume ) dan sel heksanaaset
negatif
manusia on (1:9)
normal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk pencarian
lanjutan dari konstituen bioaktif dari
spesies Artocarpus, pencarian senyawa
fitokimia lebih lanjut dilakukan
menggunakan kulit batang A. elasticus
yang menghasilkan isolasi empat turunan
flavonoid, termasuk dihydrobenzoxanthone
baru. , trivially bernama elastixanthone (2),
bersama dengan artonin E (1),
cycloartobiloxanthone (3) dan
artobiloxanthone (4) (Gambar 1).
Penelitian ini melakukan isolasi dan
karakterisasi struktural senyawa dan
aktivitas antioksidan, sitotoksik, dan
antimikroba.
A. Isolasi dan Penetuan Struktur
Senyawa yang diisolasi dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi dan dengan
perbandingan data penelitian sebelumnya. Data spektroskopi terperinci dari senyawa 1-
5 tersedia di bagian tambahan (Tabel 1-4). Senyawa 2 diisolasi sebagai bubuk kuning
dan menunjukkan pita serapan dalam spektrum IR untuk gugus hidroksil (3375 cm-1),
alkil (2972 cm-1) dan karbonil chelated (1644 cm-1). Spektrum UV dari senyawa 2
menampilkan maksimum penyerapan pada 379, 316, 208 dan 261 nm, yang konsisten
dengan kerangka dihydrobenzoxanthone. Rumus molekul C21H17O7 dikonfirmasi dari
HREIMS yang menunjukkan puncak ion molekul pada m / z 382.1047 (C21H17O7 calcd
untuk 382.1052). Struktur ditentukan terutama dengan membandingkan data
spektroskopi NMR dengan orang-orang dari artoindonesianin S, diisolasi sebelumnya
dari A. champeden oleh Syah et al., dengan perbedaan dalam ketiadaan kelompok
metoksil di C-4 '.
Puncak singlet yang tajam diamati pada δ 3,88
memverifikasi keberadaan satu gugus metoksil,
yang disimpulkan untuk dilampirkan pada
cincin A karena korelasi jarak jauh antara OMe-
7 ke C-7 serta H-8 hingga C-6, C-4a, C-8a dan C-
7 (Gambar 2a).
1. Hasil dari lanjutan penelitian Artocarpus elasticus didapatkan hasil dari isolasi pada
senyawa flavonoid mengandung 2 senyawa yaitu dihydrobenzoxanthone dan
trivially. Dari senyawa ini didapatkan turunan trivially yaitu artonin E (1),
elastixanthone (2), cycloartobiloxanthone (3) dan artobiloxanthone (4).
2. Dari pengujian aktivitas turunan flavonoid didapatkan hasil yaitu senyawa 1 ,2 dan 3
memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Sedangkan senyawa 4 tidak
menunjukan hasil pada ketiga uji aktivitas. Dari keempat senyawa, senyawa 1
memiliki aktivitas sitotoksik yang paling besar.